Suasana pesta perusahan akan segera berlangsung dalam besok malam. Camellia Shannon Philips menantikan acara dimana suaminya, Ronan Samuel Philips akan mendapatkan pujian dari para pembisnis lainnya. Ia sampai harus melakukan penerbangan di hari sebelumnya dari New York dan São Paulo. Dibalik kesuksesan Samuel ada campur tangan Camelia yang menjadi pemegang saham tertinggi.
"Kenapa tidak ada namaku disini?" ucap Camelia saat melihat ke arah meja yang di khususkan untuk keluarga Philips.
Tidak ada nama Camelia sebagai Mrs. Philips melainkan, nama Simona Laila yang berstatus sekretaris suaminya yang justru berada di samping kursi Ronan Samuel Philips.
"Aku tanya kepada kalian. Kenapa tidak ada namaku di meja ini!" bentak Camelia menatap kepada pekerja yang menata meja. Bagaimana mungkin mereka tidak tau bahwa Camelia akan hadir, Camelia selalu datang dalam perayaan apa pun meskipun dirinya dalam perjalanan bisnis.
"Mr. Philips yang meminta kami untuk mengubahnya, Mrs."
"Samuel?" ulang Camelia dengan sedikit tertawa kecil. "Tidak mungkin. Simona hanyalah sekretarisnya, tidak seharusnya ia bersanding bersama Samuel yang jelas- jelas suamiku," sambungnya.
"Jika bukan disini. Di mana aku harus duduk?" cetus Camelia lagi melihat sekeliling meja, mencari di antara nama- nama yang telah terpasang pada setiap meja.
"Mrs. Apa anda ingin kami mengubah posisi? Kami akan mengganti dengan nama anda," sahut salah satu pekerja hotel memberi saran kepada Camelia.
"Haruskah kau bertanya lagi akan hal ini? Mungkin semua ini keliru, tapi ubahlah dengan secepatnya. Aku tidak ingin kesalahan ini kembali terulang," sambung Camelia masih berbaik hati. Sebelum kakinya melangkah pergi meninggalkan ballroom dan melangkah masuk ke dalam lift.
Saat lift terbuka mata Camelia justru menangkap pemandangan yang tidak asing. Seorang pria membukakan pintu mobil untuk seorang wanita, lalu tubuh itu juga ikut masuk ke dalam mobil yang sama.
"Samuel?"
Camelia yakin itu suaminya. Tanpa berpikir panjang ia berlari dengan cepat masuk ke dalam mobilnya, Camelia mengendari dengan cepat mengikuti pergerakan mobil suaminya yang berada di depannya.
"Dengan siapa dia pergi?" gumam Camelia masih terus memantau pergerakan mobil Samuel, berbelok menuju suatu kawasan perumahan elite yang merupakan mansion utama milik mereka.
Camelia memparkirkan mobilnya jauh dari mansion. Dia biarkan dulu Samuel masuk ke dalam mansion dengan wanita itu, barulah kemudian Camelia datang. Dadanya bergemuruh, jantungnya berpacu dengan cepat. Pikirannya sudah membayangkan hal yang tidak- tidak tentang suaminya.
Setelah menunggu hampir tiga puluh menit. Camelia mengendari mobilnya masuk melewati pintu gerbang, wajah para pelayan terlihat ketakutan. Seperti ada yang di sembunyikan, tapi Camelia tetap ingin memastikan sendiri dengan kedua matanya.
"N-nyonya. Kapan ada kembali," ucap pelayan gugup saat menyambut kedatangan Camelia.
"Dimana Tuan Samuel?" imbuh Camelia yang tidak peduli dengan pertanyaan pelayan.
"Tuan berada di atas Nyonya tepatnya --"
Kaki Camelia melangkah dengan cepat menaiki anak tangga menuju lantai atas. Camelia bergelut dengan emosinya, ia mencoba untuk terlihat tenang. Di depan matanya ada sebuah pintu yang menjadi kamar utama miliknya dan Samuel. Sedikit mengintip dari cela pintu yang terbuka, Camelia tersenyum sumbang saat melihat dengan kedua matanya Samuel sedang bermesraan bersama Simona Laila! Simona duduk di atas tubuh Samuel dengan tubuh yang hampir telanjang sepenuhnya sedangkan, Samuel hanya menyisakan celana kainnya. Suara decapan bibir yang saling beradu terdengar dengan amat sangat menjijikan.
Camelia tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. Ronan Samuel tidak pantas membalas kebaikan Camelia, Samuel hanya pria miskin yang tidak tau malu mendapatkan cinta, harta serta tubuh di prioritaskan melebihi dirinya. Bahkan setelah di bantu oleh keluarga Camelia, ia justru berselingkuh dengan Simona Laila perempuan ular yang di bantu karena belas kasihan Samuel.
Dada Camelia semakin bergemuruh melihat perselingkuhan Samuel dan Simona membuatnya murka.
"Samuel. Kapan kau akan menyingkirkan Camelia?"
"Secepatnya."
Suara itu terdengar dengan sangat jelas di pendengaran Camelia. Camelia menyaksikan semuanya, Samuel dan wanita tidak tau malu itu bercinta di atas ranjangnya. Ranjang suci yang biasanya di tempati Camelia dan Samuel.
"Samuel!" teriak Camelia membuka pintu dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Tawa geli Simona sempat terjeda. Mereka langsung panik saat melihat kedatangan Camelia yang secara tiba- tiba. Camelia masih menatap tajam kedua orang yang tidak tau malu, menjijikan terlihat menunjukan wajah polos.
"Camelia."
"Jangan sentuh aku! Sialan!" bentak Camelia menepis tangan Samuel.
"Kau dan perempuan menjijikan itu. Keluar dari rumahku!" teriak Camelia menunjuk ke arah wajah Samuel dan Simona yang menutup wajah telanjangnya.
Alih- alih mendengarkan ucapannya Samuel dan Simona justru tertawa keras di depan wajah Camelia. Simona berdiri dengan selimut memeluk Samuel dari samping, mereka bermesraan di depan Camelia seakan tidak ada yang terjadi.
"Kau yang keluar dari rumah ini! Kau sudah tidak punya apa pun lagi Camelia! Kau miskin dan menjijikan," ucap Samuel dengan tersenyum smirk.
Camelia tertawa sumbang. Tidak, tidak mungkin dia miskin. Camelia pewaris dan memiliki kekayaan yang tidak akan habis tujuh keturunan, omong kosong saat mendengar Samuel mengatakan bahwa dirinya telah jatuh miskin.
"Omong kosong Samuel. Kau pria miskin yang tidak tau malu! Seharusnya aku tidak membantumu waktu itu," balas Camelia masih tertawa kencang di hadapan Samuel.
Samuel geram tangannya dengan mencekik leher Camelia mendorong tubuh itu sampai membentur tembok. Tatapannya menyala penuh amarah, mencekik kencang leher Camelia tanpa perduli air mata yang terus mengalir dari wajah wanita itu.
"Mati. Matilah Camelia, aku membenci sikap sombongmu! Kau harus mati," imbuh Samuel terus mencekik leher Camelia sampai wanita itu kehabisan napas.
Camelia berusaha memberontak tapi ia kesulitan. Dadanya sesak, air mata terus mengalir membasahi pelupuk matanya tatapannya terus menatap wajah Samuel dengan penuh kebencian.
Samuel melepaskan cekikan pada leher Camelia. Tubuh wanita itu terjatuh di atas lantai dengan keadaan lemas.
"Karena kau sudah mengetahui semua tentangku dan Simona. Tidak ada pilihan selain membunuhmu Camelia," ucap Samuel dengan nada dingin dan menusuk.
Samuel menerima uluran stik golf dari Simona kekasihnya. Tanpa berpikir panjang, ia memukul kepala Camelia dengan stik golf tidak hanya sekali berulang kali dia lakukan sampai darah segar mengalir dari kepala Camelia.
"Camelia Shanon aku membencimu sejak lama. Aku tidak akan meminta maaf, kau yang sudah merusak kebahagiaanku! Kau putri sulung yang sombong, aku harus terpaksa harus menikah denganmu. Setelah ini aku akan hidup tenang tanpa dirimu." Samuel tertawa bersama kekasihnya.
"Akan kita kenakan jasad Camelia?" tanya Simona kepada Samuel.
"Kau tenang saja. Aku sudah menyiapkan pemakaman yang terindah untuk putri tersayang Shanon."
***
Di malam yang begitu dingin. Suara deburan ombak terdengar bagaikan lagu pengantar tidur, sebuah mobil yang di kendari oleh Samuel berhenti dia atas jurang yang curam. Ia keluar dengan wajah dingin ditemani kekasihnya yang sempat mengecup bibir Samuel.
"Tunggu disini sayang," ucapannya kepada Simona.
Samuel membuka bagasi mobil dan mengeluarkan tubuh Camelia yang terbungkus selimut. Dengan kasar Samuel meletakan tubuh Camelia di atas berbatuan, suara ombak dan angin yang kencang teramat sangat dingin.
"Sayang, apa kau yakin akan membuang jasad Camelia disini?" Simona menyentuh tangan Samuel meskipun ia membenci Camelia. Tapi Simona masih punya rasa kasihan kepada wanita malang yang harus mati karena kesombongannya.
"Kau merasa kasihan kepadanya?" balas Samuel menilik dalam ke dalam mata Simona. "Tidak ada waktu untuk kasihan kepadanya. Lagipula dia sudah mati! Kita akan menikah segera setelah dan mendapatkan asuransi dari kematiannya," sambung Samuel mengingatkan tujuan mereka.
Mata Simona menyala saat mendengar kata uang. Ia mengangguk dan menyetujui semua usulan Samuel, tiba- tiba saja turun hujan suara petir terdengar menyambar berkali- kali di atas langit. Simona membantu Samuel mengikat batu sebagai pemberat pada kaki Camelia, agar tidak ada yang menemukan jasad Camelia.
Samuel dan Simona adalah wujud iblis dalam rupa malaikat. Demi harta dan tahta, mereka rela melenyapkan nyawa orang lain. Tidak perduli dengan takdir tuhan, bagi mereka tuhan tidak ada! Faktanya mereka akan menjadi pasangan kaya raya. Samuel akan menjadi billionaire dan Simona akan menjadi ratu yang mendamping Ronan Samuel Philips.
"Selamat tinggal sayang, pergilah ke neraka bersama kedua orang tuamu. Kami berdua akan menyusul setelah puas berjalan- jalan ke surga dunia," kata terakhir yang di ucapakan Samuel setelah mendorong tubuh Camelia ke dalam jurang dan jatuh ke dasar laut.
Simona memeluk erat tubuh Samuel mereka seperti habis merayakan perayaan. Saling mengecup dan berciuman seperti pasangan yang tak terpisahkan, setelah itu mereka berdua kembali masuk ke dalam mobil. Meninggalkan lokasi kejadian tanpa merasa bersalah, besok akan menjadi drama baru bagi Samuel dan Simona yang akan merekayasa kematian Camelia.
Camelia sebenarnya masih hidup. Hanya saja tubuhnya lemas, ia mendengar semua perkataan keji dari mulut kedua iblis dalam wujud manusia. Dadanya semakin sakit, saat pasokan air semakin menenggelamkan tubuhnya, air yang begitu dingin seakan seakan mengantar Camelia Shannon Philips dalam kehidupan yang kejam ini.
Putri yang terhormat harus mendapatkan penghianatan yang begitu menyakitkan dari pria dia cintai sepenuh hati. Mati, meskipun dia akan mati berkali- kali Camelia bersumpah akan lahir kembali! Camelia bersumpah akan membalaskan semua rasa sakit yang tak tertahankan, sebanyak air mata yang jatuh di pipinya.
"Tuhan, aku ingin hidup! Untuk membalaskan semua rasa sakit hatiku," batinnya dengan menahan rasa sakit di ujung nyawanya.
****
Visual silahkan cek di ig author
📌Jinggamatahari888
Tinggalkan vote dan komen kalian
Spam here
100 vote + 100 komen.