Gairah Terlarang (Tamat)

By littlenovi

139K 213 0

Khusus DEWASA πŸ”ž Patricia pulang dari luar negeri untuk menolong ayah tirinya, Ronald, yang sudah tidak memil... More

*Free* Chapter 1. Kembali
*Free* Chapter 3. Clairvoyance
Chapter 4. Penggoda
Chapter 5. Pengorbanan Cinta
*Free* Chapter 6. Menjadi Seorang Istri
Chapter 7. Honey Moon
Chapter 8. Pengkhianatan
Chapter 9. Sang Perawat
Chapter 10. Sayang
Chapter 11. Kebohongan Besar
Chapter 12. Persimpangan Hati
Chapter 13. Malam Panas
Chapter 14. Daddy's Little Secret (TAMAT)
⚠️⚠️⚠️DISKON PAYDAY⚠️⚠️⚠️

Chapter 2. Horny

26.5K 47 0
By littlenovi

Masuk Chapter 2 nih, semoga kalian suka 😊

* Novi mau infoin klo cerita ini ada di karyakarsa dengan judul Cinta Terlarang (judul beda tapi isi cerita tetap sama kok)

Patricia dan Ronald memulai lembaran baru di dalam kehidupan mereka. Kekosongan yang ditinggalkan oleh sang mamah coba ditutup oleh Patricia. Kini Patricia mengurus semua urusan rumah tangga. Masak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan mengurus segala keperluan Ronald menjadi rutinitas hariannya.

Sementara itu Ronald mulai merintis usaha sendiri. Dirinya bertekad untuk lebih banyak meluangkan waktu bagi keluarga. Kesalahannya di masa lalu tidak ingin ia ulangi kembali. Kini dia memiliki Patricia yang harus dia jaga dengan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan Patricia. Patricia ingin menjaga orang yang paling berharga di dalam kehidupan mendiang ibunya.

Satu tahun berlalu, usaha yang dirintis oleh Ronald sudah mulai berkembang. Kini dia dapat memantau usahanya dari laptopnya. Dengan demikian Ronald dapat meluangkan waktu lebih banyak di rumah bersama dengan putrinya. Namun kini ada satu hal yang membuatnya khawatir. Dia memikirkan Patricia.

Selesai sarapan pagi, Ronald termenung sendiri seperti sedang menatap piring kosong yang ada di hadapannya. Namun bukan makanan yang ada di benaknya. Ronald sedang memikirkan putrinya Patricia. Sejak Patricia kembali ke rumah ini Patricia selalu menghabiskan waktu di rumah. Mengurus semua urusan rumah tangga. Rasa senang dan bangga memiliki putri seperti Patricia selalu ada di pikirannya namun kini kekhawatiran mulai timbul di benak Ronald. Bagaimana jika kelak Patricia akan hidup sendiri? Tanpa teman, tanpa pasangan. Bagaimana kalau Ronald tidak ada? Apakah Patricia dapat hidup sendiri?

"Cia sini donk, temenin papah."

"Ada apa pah?"

"Ngga, papah cuma mau nanya. Cia ga bosen di rumah terus? Kalau Cia mau pergi buat maen sama temen boleh kok. Atau Cia mau balik lagi ke Sydney?"

"Gak ah males, Cia mau di rumah aja. Ke Sydney juga ngapain, kan gak ada papah. Cia males lah. Cia happy di sini bisa sama papah tiap hari."

"Ehmmm... papah ga ngusir Cia kan?"

Ronald terkejut dengan pertanyaan Patricia.

"Mana mungkin papah ngusir Cia, papah seneng kok Cia ada di sini. Cuman..."

Ronald terdiam, ia sungkan untuk mengutarakan apa yang ada dipikirannya.

"Cuman apa pah?"

"Ehmmm... papah cuman khawatir ngeliatin kamu di rumah terus, harusnya seumuran kamu tuh banyak di luar. Maen, ngumpul bareng sama temen. Cari pacar mungkin?"

"Ga mau!" jawab Patricia tegas.

"Males banget pah, Cia senengan kaya gini. Gini aja Cia udah happy kok."

"Lagian kan ada papah yang nemenin, itu udah cukup kok." kata Patricia sambil tangannya dikaitkan ke tangan Ronald dan kepalanya disenderkan ke bahu Ronald.

Mendengar itu Ronald pun tidak dapat berkata-kata lagi. Patricia sudah dewasa dan dia sudah bisa memutuskan sendiri apa yang terbaik untuk hidupnya pikir Ronald. Ronald pun mengelus-elus kepala Patricia, dan memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan itu.

Sementara itu, Patricia merasa nyaman berada di dekat Ronald. Dirinya langsung membayangkan masa lalu, saat mereka berkumpul bersama. Betapa bahagianya saat itu. Kenangan itu menguatkan keyakinan Patricia bahwa Ronald adalah orang yang telah membuat mamahnya bahagia hingga akhir hidupnya. Keyakinan itulah yang membuat Patricia ingin berada disamping Ronald setiap saat dan menjaganya sepenuh hati. Karena Ronald memiliki arti penting bagi ibunya semasa hidupnya.

Hari berganti hari. Usaha Ronald sudah semakin stabil. Kini Ronald hampir setiap hari ada di rumah. Pagi itu Ronald tidak keluar dari kamarnya. Sementara Patricia sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Sarapan sudah selesai dibuat, namun Ronald belum terlihat batang hidungnya. Patricia mencoba mencarinya.

"Papah, sarapan dulu!"

Tidak ada jawaban sama sekali. Patricia menengok ke kiri dan ke kanan untuk melihat ke ruangan lain. Ronald tidak ada di sana. Papah di mana yah? pikir Patricia dalam hatinya. Tiba-tiba pikiran buruk melintas dalam benak Patricia. Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan papah pikirnya. Patricia langsung berlari menaiki tangga mencoba mencari di atas. Mungkin papah ada di kamar, semoga dia ga kenapa-kenapa. Dipenuhi rasa khawatir, Patricia berlari secepat mungkin . Napasnya terengah-engah karena dia begitu tergesa-gesa.

"Papah... papah..."

Masih saja tidak ada jawaban. Patricia berlari menuju kamar Ronald dan langsung membuka pintu. Ternyata Ronald masih ada di atas ranjang. Dia sedang duduk di atas ranjang sambil bertelanjang dada dengan earbuds menempel di kedua telinganya. Seketika itu juga Ronald terkejut dan bingung melihat Patricia membuka pintu kamarnya dengan tiba. Ronald bingung, kenapa Patricia terburu-buru seperti itu. Ronald pun melepaskan earbuds yang ia kenakan.

"Ada apa Cia? Kena..."

Belum selesai dengan ucapannya, Cia sudah naik ke atas ranjang dan langsung memeluk Ronald. Ronald tidak sempat menyelesaikan ucapannya, ia hanya bisa memeluk putrinya dan berusaha menenangkannya.

Patricia berlari dengan diliputi ketakutan, pikirannya sudah membayangkan hal-hal yang buruk terjadi pada Ronald. Ketika ia melihat Ronald sedang duduk di atas ranjang hatinya menjadi sedikit lega. Patricia langsung memeluk Ronald, dia bersyukur karena hal buruk yang ia pikirkan sebelumnya tidak menjadi kenyataan.

Sambil memeluk Ronald, Patricia berusaha menenangkan dirinya dengan mengatur tarikan napasnya. Tenang-tenang, kata-kata itu berulang kali Patricia lontarkan dalam pikirannya. Setelah berhasil menenangkan diri ia pun melepaskan pelukannya.

"Papah kok dipanggilin dari tadi ga jawab sih?"

Cia memasang wajah cemberut karena ia sedikit kesal, Ronald sudah membuatnya khawatir.

"Nih, papah kan lagi pake ini," kata Ronald seraya menunjukkan earbuds yang ada di gengamannya.

"Aaaaaa..."

Tiba-tiba Patricia teriak sambil menutup mata dengan kedua tangannya.

"Kenapa? Kenapa?" Ronald kebingungan sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Tidak ada hal yang aneh, lantas kenapa Cia berteriak? Ronald masih berusaha menerka-nerka.

"I-itu..." kata Patricia seraya menunjuk ke arah Ronald.

Ooopsss... Ronald pun ikut terkejut, ternyata yang Patricia lihat adalah batang kemaluan Ronald. Batang kemaluan itu menyeruak keluar dari balik selimut. Ronald langsung menarik selimutnya untuk menutupi kemaluannya. Rasa malu yang dirasakannya membuatnya menjadi kikuk. Wajahnya memerah karena menahan rasa malu.

"Eeee... itu... papah lagi..."

"Papah lagi maen yah?" potong Patricia.

Ronald hanya bisa menjawab dengan sebuah anggukkan.

"Apa papah kesepian? Papah mau cari istri baru?"

Ronald langsung terperanjat. Wajahnya kini terangkat menatap Patricia.

"Ngga kok, papah ga kesepian. Cuma barusan papah lagi kepengen aja melakukannya," kata Ronald mencoba menjelaskan.

"Papah yakin? Cia ga keberatan kok klo papah mau cari pengganti mamah."

Ronald menggelengkan kepalanya. "Papah yakin sayang,"jawab Ronald sambil tangan kanannya mengusap pipi Patricia yang berada di hadapannya.

Patricia menutup matanya sambil merasakan kelembutan tangan Ronald. Seketika itu juga hatinya menjadi tenang. Bukan karena usapan di pipinya melainkan karena jawaban yang dilontarkan oleh Ronald.

Satu tahun bersama dengan Ronald ternyata telah menumbuhkan rasa sayang dalam hati Patricia. Patricia merasakan kehangatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Perasaan tidak ingin berpisah dari Ronald begitu kuat tertanam dalam dirinya. Namun dia tidak dapat mengungkapkannya. Mau bagaimanapun juga Ronald adalah ayah tirinya. Patricia hanya bisa berharap ia bisa berada di samping Ronald setiap saat.

Patricia kemudian membuka matanya. Dia melihat bahwa di balik selimut yang Ronald kenakan masih ada benda yang menonjol.

"Astaga, papah kan tadi lagi main. Kasian banget, aku jadi ngegangguin papah. Kira-kira aku harus ngapain yah?" pikir Patricia.

"Papah, papah mau Cia temenin main?

***Cut***

Emang boleh? -Author-

Chapter 2 💦💦💦 (lengkapnya) bisa dibaca di karyakarsa yah. Link ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-terlarang-ch1

Untuk kalian yang ga mau ketinggalan cerita lainnya bisa langsung follow LittleNovi di karyakarsa. Selamat menikmati!
https://karyakarsa.com/littlenovi

Sekarang Novi punya cerita Oneshot juga loh. Langsung TAMAT pastinya.
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-sang-pelayan-tamat

Klo Oneshot yang ini ada unsur pemaksaan  dan pelecehan. Khusus buat yang suka aja
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-tubuhmu

Tentang mertua?  ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-mertuaku-teman-ranjangku-ch1-2

Tentang bintang film panas? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-aksi-panas-sang-bintang-ch1-ch2

Tentang anak tetangga? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-anak-gadis-tetangga-ch1-2

Continue Reading

You'll Also Like

8.1K 53 13
Laki-laki berkharisma itu ayahku.
11.1M 135K 51
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
24.6K 137 6
πŸ”žπŸ”žπŸ”ž zona kenikmatan. Cici adalah seorang gadis yang sangat baik hati walau terkadang dia brutal, setelah lulus SMA dia berusaha melamar pekerjaan...
11.5K 921 14
"Raksa, dunia ternyata sekompetitif itu, ya? Kamu nggak capek?" "Kadang capek, sih, tapi mau gimana lagi ..., dunia secara nggak langsung nuntut aku...