~~~
*Pertemuan antara pimpinan negara dengan menteri pertahanan.
"Jadi apa yang kau inginkan", ujar pimpinan negara sembari memotong steak di hadapannya.
"Ini tentang korps marinir Hwang Yeji", jawab menteri itu dengan nafasnya yang sedikit tertahan.
"Kenapa? Apa kau membutuhkannya?", ujarnya lagi tanpa melihat kearahnya.
"Jadi begini ak-", ucapnya terjeda.
"Kau tidak bisa menggunakannya", potong pimpinan negara.
"Tapi kenapa? P,pimpinan tahu dia cukup berguna untuk kekuatan militer kita", ujarnya sedikit tergagap karena suasana yang terasa menegangkan.
"Ku akui dia cukup pintar, karena menyadari kita tidak akan melepaskannya begitu saja setelah misi jangka panjang itu, tapi...,ada yang tidak kusukai darinya", ucap pimpinan menjelaskan setelah menelan makanannya.
Menteri pertahanan hanya menatap kearah pimpinan negara dengan wajah bingungnya tanpa berani membalas ucapan nya.
Menyadari hal itu pimpinan menghentikan pergerakan tangannya lalu menatap kearah menteri pertahanan yang duduk bersebrangan dengannya.
"Karena dia memiliki pendirian yang kuat, kau tahu bagaimana cara dia bekerja, awalnya aku berpikir yang sama untuk menjadikannya alat pertahanan, tapi saat melihat sorot matanya...,kurasa dia bisa membunuh siapapun yang memperalat dirinya", ujarnya dengan pandangan serius.
"Lalu apa yang pimpinan lakukan padanya?"
"Seperti yang kau tahu, mengirimnya ke sel bawah tanah, juga memberikan sedikit pelajaran padanya karena pemberontakan."
"Tapi pimpinan, memastikan dia tidak bisa menggunakan senjata lagi selamanya, bukan kah itu sudah cukup?", tanya sang menteri.
"Kenapa? Kau tertarik padanya soo-jin??"
"Haha tentu saja tidak, hanya saja sayang sekali dengan wajah cantik seperti itu..."
Di selingi itu menteri pertahanan memberikan beberapa botol arak yang sangat sulit didapatkan, yang amat berharga bagi warga Korsel.
"Dasar...,apa kau terangsang karenanya soo-jin?", ujar pimpinan dengan senyumannya yang menyungging.
"Baiklah, kau bisa memilikinya."
Belum sempat membalas pertanyaan, pimpinan negara langsung memberikan keputusan.
"Sangat sulit mendapatkan arak ini..., aku tidak mungkin menolaknya, kau tidak boleh memintanya lagi setelah memberikan ingat itu soo-jin", ujarnya dengan wajah sumringah melihat kearah beberapa botol arak yang diberikan.
~~~
"Aku akan membunuhmu jika berani mendekat sialan!", ujar Yeji dengan nafas gusarnya saat beberapa tentara laki-laki masuk kedalam sel tahanannya.
"Dasar jalang! Kau masih jual mahal dalam kondisi seperti ini."
Ada tiga orang yang masuk, mereka semua melepas pakaiannya hendak melakukan hal keji pada Yeji.
"Cepat tahan tubuhnya dasar sialan!", ucap salah satu dari mereka.
Yeji sempat melawan namun itu tidak bertahan lama karena tubuhnya yang semakin melemah tidak ada asupan makanan atau minuman sama sekali, kini sudah memasuki hari ke tiga, tangannya juga belum bisa ia gerakkan.
"Ryujinh....hikss....", lirih Yeji dengan airmata yang mengalir.
Tubuh Yeji tertahan oleh dua pria dengan yang satunya mencium bibir Yeji kasar, juga memegang tubuh Yeji dengan tangan kotornya.
Yeji sama sekali tidak membalas ciuman pria itu, airmata terus mengalir dengan matanya yang terpejam.
'Brak!!....', suara benturan keras.
Gembok yang terpasang dari dalam sel hancur, membuat Yeji membuka matanya.
Ketiga pria itu langsung menghentikan aktivitasnya ketika mendengar suara benturan.
Dua orang dengan jaket hitam serta topi dan topeng yang menutupi wajahnya memasuki sel tahanan Yeji.
Hanya dengan tangan kosong salah satu dari manusia bertopeng itu menghajar ketiga pria yang ada di dalam sel habis habisan, serangan terus dilakukan membabi-buta.
Sedangkan manusia bertopeng yang lain langsung mengamankan Yeji, ia melepas jaket yang dikenakan untuk menutupi tubuh Yeji yang terekspos.
Dengan tubuh yang bergemetar Yeji tidak bisa memikirkan apapun, pikirannya terasa kosong, detak jantung berpacu sangat cepat. Tubuh Yeji shock karena perbuatan yang dilakukan ketiga pria itu, ia hanya terus melihat kebawah dengan pandangannya yang kosong.
"Sudah cukup! Kita harus mengamankannya", ujar manusia bertopeng itu menahan tubuh komplotannya yang menyerang ketiga pria itu yang sudah terkapar lemas di tahan.
Nafasnya memburu karena emosi yang sangat kuat, manusia bertopeng yang sudah puas menyerang melihat kearah komplotannya yang sedang berusaha untuk menenangkan Yeji.
Beberapa detik manusia bertopeng itu melihat kearah Yeji dengan matanya yang memerah, deruan nafasnya terus terdengar.
Ia berjalan mendekati keduanya, manusia bertopeng itu langsung mengangkat tubuh Yeji di kedua lengannya, membawanya keluar dari sel, sedangkan yang satunya berjalan terlebih dahulu.
Mereka sempat berhenti diluar gerbang sel bawah tanah, seorang pria paruh baya melihat kearah kedua manusia bertopeng itu.
Salah satunya mengangkat topengnya saat berhadapan dengan pria paruh baya yang merupakan menteri pertahanan yang hendak mengambil Yeji dari sel tahanan.
"Appa....,terimakasih sudah membantuku", ujar manusia bertopeng itu setelah menunjukkan wajahnya yang tertutup oleh topeng.
"Aku akan membawanya mulai dari sekarang, terimakasih atas bantuannya Letjen soo-jin", ujar manusia bertopeng yang satunya, yang tengah membopong tubuh Yeji di lengannya sedari tadi.
(Letjen = Letnan Jenderal, -gelar menteri pertahanan)
"Yuna....,terimakasih atas bantuan mu, aku tidak akan pernah melupakan kejadian hari ini", ujarnya dengan tulus kepada keduanya.
( Ya benar sekali manusia bertopeng yang menyelamatkan Yeji adalah Yuna dan Ryujin )
Yuna membalas senyuman Ryujin dengan tulus, menteri pertahanan yang merupakan ayah angkat Yuna ikut tersenyum pada Ryujin.
"Ryujin aku mendengar banyak tentangmu dari Yuna....,jaga dia dengan baik Ryujin", ujar soo-jin sang menteri pertahanan.
Keduanya memberikan hormat pada Ryujin sebelum ia benar-benar pergi dari tempat itu.
~~~
Mobil Ryujin melesat cepat menuju rumah sakit, sesampainya disana, Ryujin mematikan mesin mobil hendak membawa Yeji kedalam rumah sakit.
Tubuh Yeji terlihat masih bergemetar, Ryujin memegang tangan Yeji dengan lembut namun Yeji langsung melepaskan genggaman Ryujin.
"Sayang.....,ini aku Ryujin...", ujarnya melepas topeng yang ia kenakan.
Mendengar ucapan itu Yeji mengangkat kepalanya perlahan melihat kearah sumber suara.
"R,ryujinh....", ujarnya menatap kearah Ryujin dengan suara lemahnya.
Pandangan keduanya bertemu, mereka tidak bisa menutupi rasa sedih yang menyelimuti keduanya.
Air mata terus mengalir, beberapa detik mereka saling bertatapan, mencurahkan rasa sedih tanpa sepatah kata apapun.
"aku merindukanmu Ryujin....", ujar Yeji dengan pandangannya yang teramat dalam.
Ryujin tidak bisa Menahan tangisnya, ia langsung memeluk tubuh Yeji setelah mendengar kalimat itu darinya.
Yeji terisak tangis didalam pelukan Ryujin, keduanya tidak bisa berkata-kata hanya ada deraian air mata yang berjatuhan diantara keduanya.
"Jangan tinggalkan aku lagi Yeji....,aku sudah cukup tersiksa dengan semua ini.
_______________________________________________
Yeji segera ditangani pihak rumah sakit setelahnya, Ryujin juga diobati karena luka bakar yang ada di bahunya terkena pukulan.
Keduanya harus menjalani beberapa pengobatan untuk bisa pulih sepenuhnya.
Ryujin tidak dirawat inap, hanya perlu melakukan beberapa pertemuan untuk mengecek kondisi bahunya yang masih dalam proses penyembuhan, sedangkan Yeji harus dirawat inap karena dampak dari penahanan nya.
_______________________________________________
*****
Sebentar lagi cerita ini Tamat^^
Jangan lupa VOTE nya ya kawan-kawan!
Love u all<3