Annyeonghaseo! Seo Hanna imnida.
Temen-temen mulai sekarang panggil aku Hanna aja, ya. Gausah thar thor thar thor. Aku bukan anggota the Avengers soalnya, hehe.
Ini projek selama bulan puasa, so bisa dipastikan bakal tamat secara otomatis saat bulan puasa berakhir.
Insyaallah, mudah-mudahan aku masih hidup sampai puasa selesai, aamiin.
Here we go!
SM High school.
Nama sekolah yang sudah pasaran kan, ya? Memang sekolah ini sudah berdiri sejak lama sekali. Kalian tau Yunho TVXQ? Dulu dia sekolah di sini, tau. Kalian tau Suho EXO? Dia dulu juga lulusan sekolah ini, bahkan sekarang bisa jadi kepala sekolahnya.
Keren.
Tapi meskipun sudah berdiri lama, tidak menjadi jaminan bahwa murid-murid di dalamnya 100% baik dan pintar.
4 orang lelaki centil ini contohnya. Hobinya ngelabrak adik kelas, malakin adik kelas, bolos kelas, ga pernah piket kelas, beban kelas. Untung aja cakep.
Siapa aja mereka? Sini, Hanna kasih tau;
Taeyong Mahendra
- panggil aja Taeyong si pentolan geng.
- yang tertua diantara yang lain.
- jangan ketipu sama muka soft-nya, aslinya suka malakin adek kelas.
- Suka banget sama batagor. bilangnya ke kamar mandi, aslinya jajan batagor di depan gerbang.
"Ten, tu anak jajan mulu dari tadi. Mintain duitnya, yok"
"Woi, beliin gua batagor ceban, gih"
"Bapak ngalah dong ama murid. Saya udah laper, nih"
Ten Aprilio
- panggil aja Ten. Simple kan?
- mukanya cakep betul. Tapi mulutnya kasar bukan main, blak-blakan pula.
- bandel, keluar masuk BK mulu. Untung gurunya bisa diajak kerja sama.
- gaya sok keras, di suruh lari keliling lapangan langsung kicep.
"Merah amat tu bibir, ke sini mau belajar apa mau jadi ani-ani?"
"Pak, jangan skors saya dong. Nanti saya ajak Taeyong ke sini deh"
"Saya gak bisa rol depan, pak. Gimana dong?"
Doyoung saputra
- panggil Doyoung aja. Kalo dipanggil duyung, bisa kena jambak lu.
- mulutnya 11 12 Ten. Tapi dia kayaknya lebih ke gibah sih.
- ga berani berulah di kelas PKN. Gurunya serem, katanya.
- selalu patuh di kelas PKN tapi tetep sering di suruh menghadap guru pengampu.
"Kalian liat ga, cewe yang itu? Roknya ketat banget, mana sering ganti-ganti cowo. Eww"
"Yong, lu ada bikin tugas PKN, ga? Gua lupa, anjir"
"Gua di panggil ke kantor lagi, males banget sumpah"
Winanda Nikol
- panggil Winwin aja.
- bukan siapa-siapanya jepri nikol.
- keliatan cool, tapi aslinya polos nyerempet bego.
- suka ngadu ke ketiga temennya kalo di jahatin orang.
- selalu dilindungi temen-temennya yang lain, soalnya dia polos banget. Mana suka digangguin guru Matematika pula.
"Masa tadi ada yang nyerobot Winwin pas mau beli es serut. Kan sebel"
"Ten, film biru itu avatar kan? Soalnya tadi Winwin di suruh nonton film itu"
"Tadi pak Yuta ngajakin Winwin belajar bareng"
🏫🏫🏫
Mereka berempat ini sudah berteman sejak kelas 10. Suka buat onar juga, kecuali Winwin. Mereka ngajakin Winwin karena Winwin lucu dan gemesin.
Hampir semua guru nyerah sama kelakuan mereka. Mau dikeluarin juga tidak bisa, orang tua mereka donatur sekolah, soalnya. Mana mau Suho melepas bank berjalannya.
Tapi ketika mereka naik ke kelas 12, mereka pun ketemu sama guru baru yang belum mereka temui di kelas sebelumnya. Nah, dari sinilah mereka mulai kewalahan. Soalnya guru-gurunya ini tegas, galak, disiplin.
Siapa mereka? Sini Hanna kasih tau;
Taeil Mardika
- panggil pak Taeil aja (27).
- guru PKN.
- tegas, disiplin banget. Kalau ada yang tidak taat peraturan di kelasnya, siap-siap hormat tiang bendera 2 jam.
- tapi dia suka murid yang patuh. Doyoung contohnya— eh.
- cukup dekat sama kepala sekolah a.k.a Suho.
"Yang tali sepatunya ga full hitam, ke depan"
"Yang ga kerjain tugas, hormat tiang bendera"
"Siapa yang suruh kamu bicara?"
"Doyoung, kamu mau diam atau keluar?"
Johnny setiawan.
- panggil pak Johnny (26).
- guru PJOK a.k.a olahraga.
- lumayan santai, tapi suka ngehukum anak-anak secara random.
- suka jahilin anak-anak nakal, kayak Ten.
- kalo lagi peregangan, ga boleh main-main.
"Siapa yang baju dalamnya warna pink, lari keliling lapangan"
"Peregannya yang serius! Nanti kalian yang patah tulang, saya yang repot"
"Ten, sini deh. Coba kamu lari sprin 3 putaran"
Yuta askara
- panggil pak Yuta aja (25).
- guru matematika.
- sahabatnya anak murid, soalnya santai banget, banget, banget.
- tutur katanya manis banget.
- memastikan seluruh siswanya pinter matematika, kadang buka les gratis.
- paling ga di sukain sama Taeyong, Ten, dan Doyoung. Soalnya suka modusin Winwin.
"Silahkan bagi yang mau makan di kelas atau mau jajan dulu"
"Sin cos tan, sayang. Bukan sin cos cosan"
"Winwin, kamu mau les privat bareng saya? Gratis, lho"
Jaehyun pangestu
- panggil pak Jaehyun aja (24).
- guru BK
- sering ketemu Taeyong, soalnya sama-sama suka jajan batagor.
- udah bosan parah sama muka Ten.
- sebenarnya dia tegas, tapi selalu bisa diluluhin. Soalnya Ten suka jual nama Taeyong.
"Lah, mang? Saya duluan yang pesen kok dia duluan yang di kasih?"
"Kamu lagi, Ten? Saya muak banget sama muka kamu, lho"
"Kamu ga jadi saya hukum, tapi ajak Taeyong ke sini, ya?"
Doyoung sedang melengkapi catatan PKN-nya. Pak Taeil suka meriksa catatan secara random, takut saja kalau tiba-tiba catatan Doyoung di periksa.
Tiba-tiba Taeyong yang duduk di belakangnya berdiri.
"Doy, batagor, yok. Laper, nih. Winwin ama Ten juga belum balik dari kamar mandi" ujar Taeyong sambil mengelus perut ratanya.
"Nantian aja, Yong. Bentar lagi jam pak Taeil, nih. Catatan gua belum lengkap" jawab Doyoung masih sambil menulis.
"Elah, catatan gua juga ga lengkap. Ayok, lah"
Akhirnya Doyoung pun setuju untuk menemani Taeyong beli batagor. Entahlah, sepertinya kalau anak itu tidak makan batagor sehari saja, bisa meninggal.
Sesampainya di gerbang depan, mang Ujang stand by di gerobaknya.
"Mang, batagor ceban. Kayak biasa, ya"
"siap, dek Taeyong"
Saking seringnya beli, mang ujang sudah hapal betul pesanan Taeyong. Kayak templet di otaknya.
"Nih, dek"
Baru saja pesan, sudah langsung di kasih. Taeyong segera memberi uang pada mang Ujang.
"Lah, mang? kan saya yang pesen pertama, kok dia yang dapet duluan?" pak Jaehyun yang sedari tadi main hp menunggu pesanannya, jengkel karena diserobot gitu aja.
"Bapak pesen 50 ribu. Adek ini cuma 10 ribu. Ya, saya duluin dia dong" jelas mang Ujang.
"Tau nih, pak. Ngalah dong sama murid sendiri" ujar Taeyong lalu melenggang pergi.
Kesal tentu saja, Jaehyun kemudian berdiri dan bertanya pada mang Ujang.
"Siapa namanya, mang?"
"Taeyong, pak"
Mereka jadi terlambat masuk, astaga. Pak Taeil sudah duduk di meja guru, bahkan anak-anak yang lain sudah mengucap salam padanya.
Doyoung takut kena jemur, nih. Bisa gelap muka dia nanti.
Mereka berdua sembunyi dulu di balik pintu, mengumpulkan mental untuk izin masuk. Tapi terlambat, Taeil sudah lihat mereka duluan.
"Itu yang berdua di luar, mau masuk atau saya coret nama kalian"
Akhirnya mereka pun masuk. Rajungannya si Taeyong ini, dia malah mendorong Doyoung agar masuk lebih dulu.
Otomatis Doyoung lah yang kena duluan oleh Taeil.
"Kenapa terlambat?" tanya Taeil.
"Dari kamar mandi, pak" bohong Doyoung sedangkan Taeyong sibuk menyembunyikan batagornya.
"Lihat jam, lain kali. Mana buku catatan kamu? Saya mau lihat"
Mampus sudah kehidupan Doyoung hari itu. Catatannya saja yang diperiksa, Taeyong tidak. Kan catatan dia belum lengkap, alhasil Taeil pun menyuruh Doyoung hormat tiang bendera 1 jam pelajaran.
Sial, tidak lagi lagi Doyoung mendengar ucapan Taeyong kalau perihal mata pelajaran PKN.
🏫🏫🏫
Ten dan Winwin sedang berjalan menyusuri koridor mau ke kamar mandi. Winwin sih yang mau ke kamar mandi, Ten hanya menemani saja. Tapi untung ditemani, karena sekarang saja pak Yuta; guru matematika mereka mencegat mereka.
"Mau kemana, nak?" tanyanya ramah tapi matanya hanya melihat Winwin saja.
"Ke kamar mandi, pak" jawab Winwin dengan senyum manis.
"Hari ini ada pelajaran matematika, ga?"
Winwin tampak berpikir sebentar sedangkan Ten memutar bola matanya jengah. Pak Yuta ini menyebalkan sekali.
"Kayaknya ada deh, pak" kata Winwin.
"Bagus deh. Jangan lupa tugas dikerjain"
"Iya pa—"
"Iya-iya, pak. Ini Winwin udah kebelet banget, pak. Kami permisi, ya. Takut Winwin ngompol di sini" Ten langsung menarik tangan temannya itu pergi meninggalkan Yuta.
"Win, kamu kalo digoda tuh jangan di ladeni. Mana mukanya ngeri banget" Ten menasehati Winwin dengan penuh kesabaran.
"Pak Yuta baik tau, Ten" ucap Winwin dengan polosnya.
Mereka pun sampai di kamar mandi. Sementara Winwin masuk, Ten menunggu di luar. Asik bermain hp sampai tidak ngeh kalau ada pak Johnny di depannya.
"Ekhem"
"E-eh, pak John. Pagi, pak" Ten tersenyum kikuk dan menyimpan hpnya.
"Bagus, ya. Main hp terang-terangan begitu" ucap Johnny dengun senyum berarti.
Ten menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lompat jongkok 10 kali, cepat"
"Tapi, pak—"
"Cepat"
Ten mendengus lalu melakukan lompat jongkok sebanyak 10 kali dengan engap. Ia kesal, masih pagi tapi dia sudah keringetan saja.
Melihat wajah kesal Ten, Johnny tersenyum jahil.
"Lain kali kalau mau main hp, jangan terang-terangan begitu" ujarnya lalu berlalu pergi.
Ten mencak-mencak kesal, tentu saja.
"Ih, nyebelin banget tu guru. Badan gua jadi keringetan"
"Loh, Ten. Kok engap keringetan gitu?" tanya Winwin yang baru keluar dari kamar mandi.
"Bodo ah, ayo balik ke kelas"
Halo, readers!
Ini cerita aman dan bersih, ya. Dan latarnya juga ka kemana-mana. always di sekolah.
Sederhana dan ringan, lumayan buat nemenin hari kalian, atau ngabuburit. Hehe.
Jangan lupa tinggalin jejak!