Marriage For Business Purpose...

By wisruby

30.8K 2.5K 1.7K

Demi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia meneri... More

1. Kepulangannya
2. <Flashback on>
3. Memalukan
4. <Flashback off>
5. Gara-gara pencuri
6. Moon I
7. Moon II
8. Flower
9. Produksi
10. Tidak pernah
11. Drive
12. Undur diri
13. Kemustahilan
14. Jangan..
15. Kerap kompak
16. Mangga
18. Di kolam renang
19. Periklanan
20. Komputer/laptop
21. Lagi dan lagi
22. Pisah
23. Bau
24. Silver wedding (anniversary) I
25. Silver wedding (anniversary) II
26. Roti sobek
27. Kecanggungan menjalari
28. Sang mafia tanah
29. Tak bersalah
30. Saya menggendongmu saja, ya?
31. NICU
32. Rambut kepang
33. Air mata di pipi bersemayam
34. I am so mentally exhausted
35. Jika aku tidak bisa memilikimu
36. Unboxing
37. Come again?
INFO

17. Program infotainment

791 62 43
By wisruby

Please vote and leave a comment! Thank you 💐

***

Nyaris seluruh program infotainment di televisi menayangkan sejumlah potret kegaduhan Klarybel dengan Rasti. Menariknya, dalam potret itu diperlihatkan bahwa Klarybel belaka yang mencari keributan. Adegan Rasti menyiram Klarybel atau sesuatu yang dapat dijadikan sebuah ihwal bahwasanya Rasti turut memancing keributan nihil. Kumpulan potret benar-benar memperlihatkan seakan-akan Rasti korban dan Klarybel pelaku.

Klarybel tidak mengawali pagi dengan penghirupan udara segar. Melainkan, perasaan dongkol terhadap Rasti dengan mengecap dalam hati; perempuan keparat. Meski demikian, berita yang manakala menghambat kedatangannya ke kantor tersebut tetap ia tonton di ruang tengah. Melekati setelan pakaian formal yang sesungguhnya hendak bekerja.

"Halo, pemirsa." Sapa seorang wanita pembawa acara. "Cekcok antara anak dari pemilik Moon dengan penerus generasi ONE belum selesai. Jika dilihat dari background mereka yang sama-sama pemilik Perusahaan handphone, nampaknya, kedua dari mereka adalah pesaing bisnis. Benarkah keributan Klarybel versus Rasti di kelab malam itu tak lain karena bisnis atau ada 1 pria yang sedang mereka perebutkan?" Ia tertawa kecil lantas menoleh ke kamera sebelah.

"Walau tidak tahu pasti yang sebenarnya, dari penelusuran tim kami, Rasti berstatus tidak single alias telah mempunyai seorang suami. Di laman media sosialnya, Rasti sering menggunggah kemesraan dirinya bersama suami. Namun, sudah 3 tahun, foto-foto Rasti bersama suaminya tidak lagi menghiasi media sosialnya. Pemirsa, kalau benar perselingkuhan terjadi antara suami Klarybel dan Rasti, tidakkah lucu jika pesaing bisnis justru menjalin asmara?"

"Dari foto terlihat Klarybel yang menyerang Rasti. Hm, jangan-jangan Rasti adalah orang ketiga dalam prahara rumah tangga Klarybel dengan suaminya yaitu Albar? Apa Rasti memiliki hubungan gelap dengan Suami Klarybel? Atau kah pertengkaran murni karena bisnis? Tetap di sini bersama saya, ya." Tutup pembawa acara kemudian menampilkan iklan.

"Sayang, aku sudah belajar masak. Tapi kenapa masakanku masih hambar..?" Ungkap sedih wanita berusia kepala tiga.

"Sabar. Mungkin lama-lama masakan kamu bisa enak, sayang. Jangan murung, dong."

"Masakan kamu tidak enak? Tidak ada rasa?" Seru wanita wanita berumur lima puluh tahunan yang tampak adalah mertua dari wanita. Muncul tiba-tiba sebagaimana konten iklan. "Pakai bumbu ini saja! Tidak usah menambah racikan lain sudah enak! Tuangkan 1 sachet atau setengah -"

Klarybel mematikan kanal televisi. Iklan produk bumbu masakan itu belum usai sesungguhnya. Ia kemudian menempelkan gawai di telinga kiri kala panggilan telah tersambung. Langsung menanyakan sesuatu setelah sapaan Cia terlontarkan.

"Hey, where are you at?" Tanya Klarybel.

"Di mobil mau berangkat kerja. Kenapa pagi-pagi nelvon?"

"Stasiun televisi you, menayangkan berita sampah tentangku tau."

"You masuk berita karena apa memang?"

"Gue dan Rasti di kelab beberapa tahun lalu seolah gue yang menyerang perempuan gila itu. Mm, walau gak salah semuanya."

Cia tertawa terbahak-bahak. "Kejadian sangat lama ya Tuhanku!"

"Lo tau kan Cia apa yang harus lo lakukan..?"

"Hapus berita buruk tentang, lo, kan?"

"Yups."

"Iya, iya. Gue bicara nanti sama tim program infotainment gue sehabis panggilan kita berakhir."

Klarybel menoleh ke kolam renang dengan perasaan dongkol yang belum reda.

"Sayang banget.. gue belum lihat beritanya udah main ditarik aja." Guyon Cia diakhiri tawa. "Tapi gue bakal lihat channel TV lain mungkin masih ada."

"Tentu ada."

"Ha? Lo belum bayar media untuk menghapus berita, elo? Gue bercanda kali sebelumnya."

"Gue membiarkan channel TV lain."

"How come?"

Semburat senyum Klarybel terlukis. "Dia selain gila juga bodoh. —"

"Rasti maksud, lo?" Cia memangkas ucapan Klarybel.

"Yes."

"Keep going."

"Rasti sudah membungkam media lebih dulu supaya foto-foto dia gak tersebar. Setelah berita tayang, ternyata dia meninggalkan kebodohannya. Dengan dia bungkam media lalu hanya menampakkan foto gue aja, sama aja dia membuat berita miring tentangnya sendiri." Klarybel berjeda sekejap. "Orang akan beranggapan kalau dia punya hubungan gelap sama Albar."

Ia tersenyum simpul. "Alasan itu memang bukan satu-satunya kenapa gue menyerang Rasti. But at least, gue senang kalau dia mencemari namanya seperti ini." Lanjut Klarybel.

"Oh, I see. Pantas lo tenang-tenang aja-gak membungkam media." Cia mencicit.

"Apa? Tenang kata, lo?" Klarybel mendengus kesal. "Gue memotong jam kerja gue untuk kasus ini tau."

"Okelah. Separuh masalah sudah beres. Lo bisa pergi bekerja sekarang, bukan?"

"Ya. I tutup."

"Wait." Sergah Cia. "Suami you gimana? Dia akan marah habis-habisan, kah?"

Klarybel ber-ekspresi ogah. Dalam bersamaan, kerutan dahi dan lengkungan bibir tergambar di wajah. Ia sesungguhnya malas membahas perihal ini seakan Albar merupakan penguasa dan mengendalikan segalanya. Namun, sebab yang menanyakan Cia maka ia pun menjawab, "Udah pasti iya."

"Wah," Cia tersenyum renyah. "Kasih tau gue sama Vivi kalau telinga lo panas, ya! Kita akan bawa elo ke pesta untuk menetralkan telinga agar dingin." Sindirnya sekaligus meledek.

"Telinga gue gak pernah gue izinkan untuk mendengar dia bicara yang nggak-nggak. Tapi ... oke, kita ke pesta setelahnya kalau dia memarahi gue." Terdengar gelak tawa kecil Cia dari arah seberang. "Ah, ya. Lo jangan sebut Albar 'suami you' lagi di depan gue. I hate to hear that, Cia."

"Gue gak nyebut di depan, kok. Gue nyebut Albar suami lo di jarak yang jauh. You're at home, I'm in the car."

"Gue gak mau menjelaskan maksud gue. Because I know you're joking."

"Oke, one last question. Jadi, suami lo tadi berangkat ke kantor sendirian?"

"Cia!" Emosi Klarybel bercampur sedikit nada rengek.

***

"Stasiun TV CIZ menghapus berita tentang Klarybel, lho." Desas-desus wartawan.

"Bener. Dimana-mana udah gak ada lagi berita Klarybel di CIZ." Timpal wartawan lain pula.

"Kenapa dihapus? Gue baru selesai bertapa, nih." Tanya wartawan lain.

"Anak pemilik CIZ itu, temen deket Klarybel. Namanya Cia. Selain tajir melintir, mereka juga punya channel. Jadi mudah aja bagi Klarybel ngatur media."

"Tapi kita gak akan di sini bukan kalau media dibungkam?"

"Itu dia masalahnya. Gue juga gak tau kenapa CIZ doang yang menarik artikel beritanya."

Si wartawan menghela napas lelah. "Kenapa konglomerat sering buat penasaran?"

"Gue kira lo bakal nanya 'kenapa konglomerat sering buat masalah'."

"Bukan. Kenapa mereka sering mengalami kabar angin?"

"Menurut gue karena mereka konglo. Kalau mereka orang biasa yang berpenghasilan UMKM justru masalahnya beda. Banter cicilan rumah menumpuk, uang cuma singgah. Apa ini yak yang dimaksud Tuhan adil?"

"Lalu maksud lo, tiap orang punya masalahnya sendiri?"

"Yes."

"Bahkan Klarybel yang gak pernah kekurangan soal finansial dan hidup berlimpah harta?"

"Exactly."

"... ah. Gue masih gak yakin Klarybel menganggap berita ini sebuah masalah. Dia pasti lagi kerja seperti biasa di kursi empuk kantornya atau bersantai-santai di rumah bak istananya untuk menghindari wartawan."

"Ada benernya yang lo bilang. Walau kasihan, pasti dia memulihkan jiwanya dengan berkeliling dunia, menjelajahi tempat wisata populer, belanja, huft. Sepertinya yang harus dikasihani gue."

"Dan gue.. eh! Udah datang udah datang." Seluruh wartawan serentak bergerak menyiapkan segala perlengkapan wawancara. Gawai, mikrofon, kamera digital dan semacamnya.

Kerumunan para wartawan telah hadir lebih cepat yakni dua jam dari waktu yang semestinya ditetapkan pengacara Albar. Jumpa pers diselenggarakan tertutup di gedung Moon. Manakala jam kerja tengah berlangsung. Di lantai satu pada ruang yang telah dipersiapkan dan diarahkan oleh penjaga dengan ketat. Tiap wartawan pula wajib menunjukkan bukti kartu pers kepada satu orang penjaga agar dapat masuk ke ruangan.

Mengapa pengacara Albar dan bukan pengacara Klarybel lantaran, Albar lah yang membereskan kekacauan tersebut. Status Albar sebagai Suami Klarybel pun mewajarkan ia guna mengambil jalan itu. Bila ditanya Klarybel ke mana? Klarybel tidak ke mana-mana alias tidak ke segala tempat. Wanita itu berada di ketidakpedulian sebab berita miring tentangnya menyangkut pencemaran jelek nama Rasti. Itulah sebabnya, ia tiada mengutus pengacara.

"Saya selaku pengacara Albar Abrisam yang mana Suami dari Klarybel Abrisam, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas berita miring yang menimpa Istri klien saya. Foto yang beredar memang telah terjadi. Yaitu sekitar 2 tahun yang lalu." Kemudian pengacara pria tersebut mengeluarkan segenap potret beserta video yang mereka ambil diam-diam di media sosial Vivi.

Diam-diam sebab bila izin maka Vivi dapat saja memberi tahu Klarybel. Sahabat Klarybel memiliki rasa sungkan terhadap Albar sejujurnya. Namun, dalam konteks persahabatan tentu akan berpihak kepada Klarybel. Lagipula, unggahan potret dan video di media sosial dengan akun yang tidak tergembok sama halnya bersedia untuk diunduh. Menurut Albar.

"Ini cuplikan video 2 tahunan lalu." Si Pengacara menyuguhkan rekaman video Klarybel dan kedua sahabatnya di dalam kelab.

Dalam video Vivi memvisualisasikan suasana kelab. Merekam sepatu hak tingginya lantas Klarybel yang kala itu hendak menyilangkan kaki dan Cia memegang gelas. Berikut video kedua, menyuguhkan wajah Cia dan Klarybel dengan berawalan wajah Vivi yang pertama terekam. Tampak nyata momentum video kedua tengah mengobrol santai seraya tangan Vivi mengabadikan keadaan tersebut.

Pakaian, tata rambut, latar, waktu dan tanggal kejadian turut serta diperlihatkan. Usai perhatian kepada dua video yang masing-masing durasi sepuluh detik belaka, beralih ke sebuah potret. Bergambar Klarybel yang berfoto sendirian lantas ibu jari dan telunjuk Vivi membentukkan love. Tulisan 'medusa versi sahabatku' tertera di tengah-tengah. Potret satunya pula, tatkala ketiganya berfoto setengah badan. Menghadap panggung pertunjukan tetapi kepala menoleh ke belakang yakni kamera.

Pengacara menggiring opini lewat video di gawainya beserta potret berupa salinan cetak yang kini telah ia letakkan di atas meja. Di atas dua lembar kertas salinan cetak pula gawainya berada. Kemudian ia meninggikan kepala mikrofon agar sejajar dengan mulut.

"Setelah kejadian di kelab, Istri dari klien saya tidak pernah bertengkar lagi dengan R. Untuk masalah penyebab kejadian di kelab, biarkanlah mereka saja yang tahu, ya. Kita berikan ruang privasi untuk mereka. Ada yang ingin bertanya?"

Sungkan bertanya. Para wartawan sempat bungkam lantaran Pengacara menutup alasan perihal pertengkaran. Sehingga mereka pun menanam pertanyaan dan menanyakan yang lain namun, masih terlingkup.

"Pak, apakah perkelahian mereka karena R orang ketiga di rumah tangga Klarybel?"

"Bukan." Jawab singkat Pengacara sertaan senyum agar tidak terlihat ketus.

"Bener gak Pak bahwa Klarybel dan R adalah rivalitas bisnis?" Timpal wartawan lain.

"Semua profesi mempunyai rival."

"Pak, benar atau tidak kalau R mencurangi Moon jadi foto di kelab karena Klarybel memberi R perhitungan?"

"Kita doakan saja supaya semuanya damai-damai, ya." Ujar Pengacara sembari membereskan barang bawaannya ke dalam tas.

"Pak, benar tidak yang ditanya teman kita tadi?"

"Mohon doanya." Pungkas pengacara seusainya berdiri. Panggilan-panggilan Pak serta serbuan pertanyaan berhenti pada detik ke enam belas. Teguh pendirian bahwa privasi merupakan segalanya menembus dinding kesungkanan wartawan.

Continue Reading

You'll Also Like

331K 6.7K 34
Liam had lost his mom in a car crash when he was eleven. His father made it perfectly clear he didn't want him anymore. He has been abused by his fat...
363K 13.7K 29
When Joshua Crane's life begins to crumble around him, him and his brother must move to London. The new place and people don't comfort him at all. He...
88K 4.8K 50
Jimin goes abroad for a year but comes back completely different. -------------------------- ⚠️ WARNING ⚠️ • Angst • Eating disorder • Self-harm • Su...