Setelah kedua pria tersebut pergi, Anda terlihat tengah menghubungi pegawainya
“Untuk proyek yang ada di Chiang mai aku percayakan padamu. Laporkan semuanya dengan detail pada Omphat” ucapnya dalam telpon
Setelah itu Anda memutuskan untuk kembali ke Bangkok. Ia sudah tidak tertarik lagi berbisnis dengan orang yang pandai menjatuhkan oranglain. Ia memberikan pekerjaan tersebut pada pegawainya yang berada di kantor cabang Chiang mai. Setelah sampai Bangkok, Anda tidak langsung ke Kantornya ia saat ini sudah berada di EVR Company.
Kedatangan Anda tentu saja membuat pegawai EVR terkejut karna selama ini merkea hanya melihat Anda dari layar kaca atau portal berita di media sosial. Sosok Anda memang sangat berkarisma walau tatapannya sangat dingin.
“Maaf Khun Anda ingin bertemu dengan siapa?” tanya Resepsionis
“Saya ingin bertemu dengan Khun Anan” sahut Anda
“Apa Khun Anda sudah membuat janji” tanyanya lagi
“Katakan saja jika saya ingin betemu” titah Anda membuat sang resepsionis menelpon asisten Khun Anan
“Maaf Khun. Khun Anan tidak bisa dihubungi” Anda terlihat terkejut
“Apa beliau sedang ada meeting diluar?” tanya Anda
“Kata asisten nya sejak sampai kantor, beliau sama sekali tidak keluar dari ruangannya” ucap reseptionis
“Bodoh!” umpat Anda
“Dilantai berapa ruangannya?” tanya Anda lagi
“Lantai 30” tanpa menunggu lagi Anda langsung masuk kedalam lift dan menekan lantai 30
Setelah sampai di lantai 30 dan disana hanya ada satu ruangan dan itu ruangan Direktur Utama.
Anda berjalan tanpa mempedulikan asisten Ananda yang mencegahnya
“Lepas!” tegas Anda sambil menghempaskan kasar tangan Asisten Ananda
“Direktur sedang tidak bisa di ganggu” sahut asisten Ananda
“Golf Pichaya” Anda membaca ID card milik Asisten Ananda
“Silahkan kembali esok hari” titahnya
“Lepaskan aku atau kau akan tau akibatnya” ancam Anda. Anda menghempaskan tangan Golf lalu menerobos masuk kedalam ruangan Ananda
Anda POV
Betapa terkejutnya aku saat berhasil masuk melihat calon mertuaku sudah tergeletak diruangan nya
“Brengsek!!!!”
“Uncle bangun uncle!!” Aku menekan dadanya memberi pertolongan pertama yang aku bisa
“Uncle aku mohon bangun” Aku mengeluarkan ponselku dan menghubungi ambulance
Tak lama petugas kesehatan datang dan memberikan pertolongan pada Papa mertuaku.
“Tolong bawa ke Bumrungrad International Hospital” pintaku. Mereka menandu papa menuju ambulance. Di depan ruangan aku masih dapat melihat Golf yang berdiri tanpa berbuat apapun
“Aku akan meminta perhitungan padamu brengsek!” aku mendorongnya dengan kasar.
Aku ikut turun dan ikut kedalam ambulance. Didalam ambulance aku masih sempat menghubungi sahabat sahabatku untuk menyusul kerumah sakit, tiba tiba wajah Lookkaew melintas di bayanganku. Aku tidak sanggup melihat wajah sedihnya.
15 menit kami sampai di rumah sakit. Para petugas kesehatan membawa papa ke IGD
“Tolong dokter!”
“Ya? Apa yang terjadi?”
“Pria usia 50 tahun pingsan diruangannya. Diperkiraan beliau pingsan sejak 20 menit lalu” ucap sang petugas
“Baik bawa ke sana” titah seorang dokter
Wajah Lookkaew terus terbayang dibenak ku. Sungguh aku tidak sanggup untuk menghubunginya
“Anda?” suara itu? Aku tidak berani menghadapnya aku sangat takut
“Hei sedang apa disini? Siapa yang sakit? Bukahkah kau sedang di Chiang mai?” aku memutar tubuhku dan memberanikan diri untuk menatapnya
“Siapa yang sakit? Apa Phi Faye kambuh? Atau Daddy dan Mommy?”
Aku melihatnya menatap ruang tindakan dan dari matanya aku melihat keterkejutan sambil menatapku dengan tatapan tanya nya.
“Papa?” gumamnya dan berjalan menghampiri papanya yang sedang ditangani oleh dokter lain
“Praewa apa yang terjadi?” tanyanya yang masih dapat aku dengar
“Pasien usia 50 tahun ditemukan pingsan dan diagnosanya pasien mengalami serangan jantung. Beruntung karna pasien tepat waktu sampai di rumah sakit” jelas dokter yang Lookkaew panggil dengan nama Praewa itu
“I-ini papaku” aku mengerti posisinya saat ini. Sebagai dokter ia di tuntut harus profesional dan menekan rasa emotionalnya sendiri.
“Beliau baik baik saja Phi” sahut Praewa
Setelah mendapatkan penanganan Lookkaew meminta papa nya dirawat inap untuk beberapa hari dan tentu aku sangat setuju.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya nya saat kami duduk di depan ruangan papa nya. Aku pun menjelaskan semua yang terjadi sampai aku bisa menemukan papa nya pingsan di dalam kantornya
“Ja-di?”
“Lookkaew!” kami berdua menoleh dan melihat Mama yang datang dengan tergesa gesa
“Apa yang terjadi dengan Papa?” tanyanya dengan wajah panik
“Papa mengalami serangan jantung Mam dan Anda yang membawa nya kesini” sahut Lookkaew
“Terimakasih banyak ya nak” ucapnya
“Wanita ini yang telah membuat direktur pingsan” Kami serentak memandang seorang pria yang sudah berada di dekat kami
“Sebelum wanita ini datang keadaan direktur bak baik saja” tanganku mengepal saat mendengar ucapannya
“Siapa kau?” tanya Lookkaew
“Perkenalkan saya Golf Pichaya Asisten dari Direktur” sahut pria bernama Golf itu
“Golf? Dimana Tao? Setau saya, Asisten pribadi suami saya bernama Tao” Aku menatap pria itu dengan tatapan curiga. Pria ini benar benar mencurigakan
“Sebaiknya kau pulang. Papaku sudah baik baik saja” pinta Lookkaew
“Jika kalian ingin menuntut apa yang terjadi pada Direktur saya siap memberikan kesaksian”
“Berhentilah berbicara omong kosong” geramku mendengar ucapan pria brengsek ini
Aku melihat ia menatapku dengan sinis sebelum ia pergi meninggalkan rumah sakit.
“Mama sebaiknya masuk dan temui papa. Masih ada yang ingin aku bicarakan dengan Anda” pinta Lookkaew membuat mamanya masuk kedalam ruang perawatan papanya
“Ceritakanlah!” titahnya
“Apa kamu akan percaya dengan apa yang aku ucapkan sedangkan asisten papa mu bilang jika aku penyebab sakitnya papa mu?” tanyaku
“Anda untuk saat ini kamu adalah orang yang sangat aku percaya. Tidak mungkin jika kamu ingin menyakiti papaku justru kamu juga yang membawanya kerumah sakit” Mendengar penuturannya akhirnya aku menjelaskan apa yang terjadi. Bagaimana bisa aku membatalkan jadwalku di Chiang mai sampai aku pergi menemui papa nya di kantor. Setelah mendengar penjelasanku ia terisak menangis, Aku menariknya kedalam dekapanku dan mengusap rambut panjangnya yang indah itu
“Dia berniat membunuh papa” lirihnya
“Papa menyimpan semua kesusahannya sendirian, An. Aku tidak berguna sebagai anaknya” ucapnya sambil terisak didalam pelukkanku
“Aku akan menyelesaikan masalah ini untukmu. Kau hanya perlu mendukungku dan fokus pada penyembuhan papa” sahutku
“Tapi An....”
“Kenapa hmm?” tanyaku sambil mengurai pelukkan kami dan menghapus airmatanya
“Kamu sudah cukup sibuk dengan pekerjaanmu dan aku tidak ingin kamu semakin sibuk dengan permasalahan perusahaan papa” sahutnya
“Percayakan semuanya padaku, oke?” ucapku mencoba meyakinkannya
Anda POV end
Setelah selesai berbicara dengan Anda, Lookkaew pamit untuk mengecek pasiennya karna jam kerjanya masih belum usai. Sementara Anda sedang menunggu bodyguardnya untuk menjaga kamar Papa mertuanya.
“Sawadee khap Khun Anda” sapa 2 orang pria bertubuh tegap
“Sawadee Kha. Aku meminta kalian untuk menjaga kamar ini. Periksa siapapun yang ingin masuk kedalam dan jangan biarkan pria ini masuk kedalam kamar direktur” Anda memperlihatkan sebuah foto kepada kedua bodyguard itu
“Siap Khun!” tegas mereka
“Baiklah selamat bertugas” ucap Anda lalu meninggalkan mereka.
Anda membeli kopi untuk menenangkan pikirannya dan ia duduk di taman rumah sakit sambil menunggu sahabatnya. Anda terlihat mengeluarkan kotak rokok dari saku celananya, sesuatu yang sangat jarang Anda lakukan tetapi saat ini sangat ingin ia lakukan.
“Berat sekali sepertinya permasalahanmu” Anda tau suara siapa itu
“Phi Faye aku ingin meminta bantuanmu” ucap Anda
“Apa yang bisa aku bantu hmm?” Sahabat sahabat Anda sangat paham dengan sifat Anda
“Bisa pulihkan memori CCTV yang hilang kan Phi?” tanya Anda
“Bisa” sahut Faye
“Tolong pulihkan memori CCTV di kantor papa nya Lookkaew” pinta Anda
“Baik kau kirimkan saja data data nya” sahut Faye
“Apa yang sebenarnya terjadi An?” tanya Freen. Anda kembali menceritakan kejadian yang ia alami hari ini.
“Apa motif dia?” tanya Noon
“Itulah yang sedang aku selidiki.” Sahut Anda
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Faye
“Aku akan mencari keberadaan Asisten Pribadi papa nya Lookkaew karna yang aku tau asisten sekarang itu bukan asisten papa yang biasa nya” sahut Anda
“Jika kau butuh sesuatu jangan sungkan kabari kami” ucap Freen
“Dan matikan rokokmu. Kau sudah habis 3 batang” omel Noon. Anda tersenyum mendengar omelan sahabatnya.
Setelah ngobrol dengan sahabatnya Anda kembali masuk kedalam rumah sakit untuk menemui Lookkaew. Lookkaew terlihat sudah mengunakan baju biasa itu pertanda jika jam kerjanya telah usai.
“Hei” sapa Anda. Lookkaew menatap Anda sambil mengerutkan keningnya
“Kenapa menatapku seperti itu” tanya Anda sambil memperhatikan menampilannya
“Kau merokok?” Anda terdiam mendengar ucapan Lookkaew. Jangankan rokok kopi saja Lookkaew melarangnya
“Maaf” lirih Anda
“Pulanglah bersihkan dirimu lalu istirahat” titah Lookkaew
“Aku ingin menemanimu” sahut Anda
“An aku tau kamu banyak pikiran jadi kali ini saja aku memohon kepadamu” pinta Lookkaew dengan tatapan memohonnya
“Hmm baiklah. Jika kau butuh sesuatu atau terjadi sesiuatu dengan Uncle langsung hubungi aku ya” sahut Anda yang di angguki Lookkaew sebagai jawaban
“Yasudah aku pulang ya kamu jangan terlalu lelah, Oke?” pesan Anda
“Kamu juga” sahut Lookkaew
Semenjak hari itu Lookkaew tidak lagi bertemu dengan Anda. Bahkan Anda juga sudah sangaaat jarang mengirimkannya pesan. Papanya hari ini sudah diperbolehkan pulang karna kondisinya sudah stabil
“Mama sudah tidak pernah melihat Anda. Kemana anak itu?” tanya mama
“Anda sedang sibuk mam” sahut Lookkaew
Karna serangan jantung yang papa nya terima mengakibatkan beliau mengalami stroke juga dan harus melakukan terapi.