Backstreet With Ketos

By Mt4w1n_

86.4K 4.1K 224

Semua anak menginginkan keluarga sempurna, but not all children have it. "Sekarang lo pacar gue gada penolaka... More

Kenalan
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Cast
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21

Part 13

2.8K 171 9
By Mt4w1n_

Abaikan typo
Happy reading.


"Al, lo yakin?," tanya Dikta kesekian kalinya.

Kini mereka berada di Arena. Kalian tenang saja balapan yang di adakan oleh Rio itu resmi.

"Iya sayang," jawabnya dengan nada menggoda.

"Sayang-sayang gue tampol juga ya mulut lo!"

Tanpa mereka sadari,dari arah jam satu ada orang yang sedang melihat pada nya. Orang itupun melangkahkan kakinya mendekat pada kedua anak adam yang sedang berdiri di sebrang.

Prok

Prok

Suara tepuk tangan terdengar.

"Akhirnya orang yang gue tunggu dateng juga,"

Al dan Dikta pun menoleh pada sumber suara. Dikta hanya menghela napas kasar saat matanya bersirobok dengan mata orang di depannya,sedangkan Al ia hanya diam santai.

"Kapan belapannya di mulai." tanya Al tanpa ekspresi.

"Santai dulu dong,buru-buru amat." jeda Rio. "Gimana kalo ada taruhannya, pasti lebih seru." lanjutnya dengan menaikkan satu alisnya sambil tersenyum licik.

"Apa taruhannya?," tanya Al dingin.

Rio menatap mata elang Al,"Gini, kalo gue menang lo putusin Dikta," jedanya . Dikta yang mendengar itu mengerutkan keningnya.

Ia memutuskan tatapannya pada Alvaska dan beralih menatap orang yang lebih pendek darinya," dan dia jadi milik gue." ucapnya sambil mengelus pucuk kepala Dikta.

Al yang mendengar itu ia mengepalkan tangannya kuat sampai-sampai urat di bagian tangannya sangat tercetak jelas.

"Kalo lo kalah, berhenti gangguin pacar gue."

Mendengar itu ia pun tersenyum, itu tandanya orang yang sama tinggi dengannya sudah menyetujui taruhan yang ia berikan.

"Oke,"

Dikta yang sedari tadi diam menyimak akhirnya ia mengeluarkan suara," Ga, gue ga setuju,dan gue bukan barang, yang seenaknya kalian jadiin gue bahan taruhan," ucapnya berusaha tenang.

"Hahah, sangat di sayangkan baby, pacar lo aja udah setuju,taruhan ini ga bisa di batalin." jelas Rio setelahnya ia pun pergi dari tempat tadi ia berdiri menuju  motornya yang berada di garis start.

Dikta beralih menatap Alvaska," Batalin."

"Terlanjur," jawab Al.

Entah yang keberapa kali ia menghela napas, "Al gue bukan barang yang bisa kalian jadiin bahan taruhan," ucap Dikta sedikit memohon. Ia bisa saja putus dengan Al mungkin?,tapi ia tidak mau jadi milik Rio.

Mendengar itu Al memegang wajah Dikta lembut dan membungkuk, "Liat gue,"

Akan tetapi Dikta masih nggan menatap wajah kekasihnya.

"Dikta, liat gue," ucapnya penuh penekanan. Tak lama dari itu Diktapun menatap wajah Alvaska.

"Lo tenang aja,gue gabakal kalah dari si bocah tengik itu," ucapnya penuh percaya diri.

Dikta masih terdiam memandang wajah tampan kaka kelasnya. Al yang melihat keterdiaman Dikta, ia mencium pucuk kepala kekasihhnya lembut.

"Al lo bisa ga sih jangan perlakuin gue kaya gini ,bisa-bisa gue belok" ucap Dikta dalam hati.

Tapi kayanya si lo udah dik wkkk_author.

Tak lama dari itu Dikta pun tersadar.

"Kalo ada yang liat gimana," katanya dengan memukul pelan tangan Alvaska.

"Gabakal ada yang liat, tempat nya minim cahaya."

Memang benar Arena di sini sangat minim cahaya. Mungkin orang lain bisa melihat bayangan mereka akan tetapi tidak dengan muka.

Sedangkan yang di sebelah kanan tepat di sebrang jalan Aidan,Rey,Sastra dan Naufal,sedang memperhatikan interaksi mereka dari jauh.

"Anjr bucin ga tau tempat,"

"Lo juga bisa noh sama ka Sastra," timapal Rey sambil menyenggol bahu Aidan pelan.

"Bacot"

Balik ke Al dan Dikta.

"Sono gih,temen-temen lo dah nunggu."

"Awas lo kalo kalah," setelah mengatakan itu, Dikta melangkahkan kakinya menjauh dari tempat nya berdiri tadi.

Setelah kepergiam Dikta. Al juga berjalan menuju garis start,di sana motornya dan motor Rio sudah terparkir dengan apik.

☆☆☆

"Taruhan apa yang mereka buat Dik?," tanya Aidan penasaran,saat Dikta berada di sampingnya.

"Iya Dik apa?," timpal Rey. Sedangkan Sastra dan Naufal mereka hanya diam menyimak pembicaraan adik kelasnya.

Dikta menghela napas pelan sebelum menjawab," Gue."

Rey mengangguk-nganggukkan kepalanya tak lama dari itu ia pun tersadar,"Lo?,maksudnya gimana?".

"Pacar lo lemot ajg," bisik Sastra pada Naufal.

"Diem."

"Ya, gue jadi bahan taruan mereka berdua," jelas Dikta.

"Coba jelasin," pinta Aidan.

"Kalo si Rio menang, Al suruh mutusin gue dan dia bakal lebih gencer lagi deketin gue,

"Trus trus," sela Rey memotong ucapan Dikta.

"Teras terus teras terus,lo bisa diem ga nyimak aja gitu," marah Aidan tiba tiba.

Sedangkan yang di marahi hanya menyengir tanpa dosa,"Sorry."

"Trus Al setuju sama persyaratan yang Rio kasih. Tapi klo Si Rio kalah dia nyuruh Rio jangan gangguin gue lagi." jelasnya.

Rey dan Aidan yang mendengar penjelasn itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

☆☆☆

Sedangkan tepat di garis Start, dua anak adam saling melemparkan tatapan tajam. Walaupun tidak terlihat jelas karna helm full face yang mereka pakai,akan tetapi itu masih bisa terlihat.

"Inget perjanjian kita," ucapnya Rio.

Sedangkan Al ia diam,dan beralih manatap jalanan di depannya.

"SIAP SEMUA?!,"

"One"

"Two"

"Three"

"GOOOO!!"

Suara riuh mulai terdengar,semua orang berteriak meneriaki jokinya masing-masing.

Sedangkan di sisi lain Dikta yang menyaksikan pertandingan itu, ia tak tenang. Aidang yang paham ia langsung merangkul pundak temannya.

"Lo tenang, gue yakin ka Al pasti menang," ucap Aidan berusaha menenangkan. Sedangkan Dikta ia hanya mengangguk.

☆☆☆

Di lain tempat, Alden sedang mencari keberadaan putranya, semua sudut ruangan sudah ia cari akan tetapi tak kunjung menemukan Dikta.

Alden menghela napas kasar, ini sudah jam 02 :02 kemana putra nakalnya pergi?.

Alden mengepalkan tangannya kuat,sampai-sampai urat di bagian tangannya sangat tercetak jelas.

"Nakal hmm?." gumamnya dengan senyuman yang sulit di artikan.

☆☆☆


"Pertandingan kita sama,jadi taruhan yang kita buat ga berlaku."

Ya,pertandingan yang mereka buat berakhir seri.

"Karna kita sama, jadi gue masih banyak peluang buat rebut pacar lo," ucap Rio.

"Jangan beraninya lo rebut dia dari gue!," amarah Al meluap seketika.

Bughh

Karna emosi, Al menonjok wajah Rio dengan keras sampai-sampai mengeluarkan darah di ujung bibir tipisnya.

Bughh

Rio juga tidak tinggal diam,ia balik menonjok wajah tampan Alvaska.

"ANJING!!"

Bughh

Dan berakhirlah mereka saling tonjok menonjok. Semua orang yang berada di dalam circuit hanya diam menyaksikan perkelahian mereka.Dikta yang melihat keributan itu ia berlari menghampiri mereka.

"AL UDAHH!," triak Dikta,karna posisinya masih lumayan jauh dengan mereka. Karna Al tidak mendengarkan triakannya, Dikta dengan berani mendekat pada kedua anak adam yang saling tonjok menonjok.

Aidan dan Rey yang melihat itu panik, "Dik!," triak Aidan. Setelahnya ia dan yang lainnya berlari menghampiri kerumunan itu.

"Al udah," ucapnya sedikit berteriak. Dikta memberanikan diri mendekat.

Kini Dikta berada di tengah antara Rio dan Alvaska.

Bughh

"Akh" ringisnya.Satu tonjokanpun menganai wajahnya,ntah ulah siapa. Ia mengabaikan rasa sakit di bagian pipi sebelah kanannya.

Niat hati ingin menghentikan perkelahian malah berujung ia yang terkena tonjokan.

"Al udah ajg!!"

"Rio!!"

Karna mereka sudah di selimuti dengan amarah,mereka tidak mau ada yang mengalah dan menghentikan perkelahiannya.

Bughh

Lagi dan lagi ia terkena tonjokkan, kali ini bukan area wajahnya tapi pada bagian dadanya . Dikta merasakan sakit ,rasa sakitnya melebihi apapun ,Dikta memegang dadanya yang terkena tonjokkan tadi,karna tak kuat menahan sakit di bagian dadanya Dikta pun terjatuh dan untungnya ada Naufal yang menangkap tubuh mungil Dikta.

"Dikta" pekik Aidan, ia pun berjongkok.

"UDAH BEGO!!,DIKTA YANG KENA KARNA ULAH KALIAN!," triak sastra emosi.

Mendengar itu Rio dan Alvaska menghentikan aksinya dan menoleh pada orang yang terduduk lemas.

Tak lama dari itu pun Al berjongkok di susul oleh Rio mereka berduapun menyamakan tingginya dengan Dikta.

Al mengambil alih Dikta dari dekapan Naufal.

"Gue bilang udah!," lirih Dikta saat berada di dekapan Al.

"Iya sayang, maaf, maafin gue," ucapnya penuh kekhawatiran.

Semua orang yang berada di sana terkejut saat mendengar kata sayang?. Mereka tidak bodoh, hanya orang yang mempunyai hubungan yang akan memanggilnya dengan sebutan sayang. Mereka semua mengenal Alvaska, akan tetapi tidak dengan Al.


"Al gue sold out cuy" ucap salah satu siswi.

"Iya anjr, pantes ka Al sering manggil Dikta buat keruangannya."

"Dikta gue udah ada yang punya," ucap dominan itu pada temannya.

"Ya ga mungkin juga kan dia belum punya,orang imut gitu,siapa yang ga mau coba," balas temannya.

Sedangkan salah satu dari mereka hanya menyimak bisikan-bisikan itu. Restu menyaksikan pertandingan dari awal sampai akhir. Ya ,orang itu Restu Anighrata si Wakil Osis.

Tak lama dari itu Dikta pun meringis kembali, "Akh, sa-sakit." adunya sambil memegang dada nya dan meremasnya kuat.

Semua orang yang berada di sana pun ikut khawatir.

"Kita kerumah sakit ya?," bujuk Al pada Dikta.

Akan tetapi Dikta menggeleng, ia trauma dengan bau rumah sakit sejak kepergian mamanya.

"Kita kerumah sakit ya?," bujuknya lagi.

"Ga Al, gue gamau hiks gue gamau." Lirih Dikta di barengi dengan tangisan.

"Udah jangan paksa dia,dia gabakal mau, dia punya trauma," jelas Aidan, ia tau kalau Dikta trauma dengan bau rumah sakit.

Semua orang yang mendengar itu kaget. Orang senakal Dikta mempunyai trauma?.

Al pun sama terkejutnya ,lalu ia memeluk Dikta erat," I-iya ngga,udah jangan nangis sayang," ucapnya menenangkan.

Next?...

Votee
Komen
Follow

Komen dongggggggg

See Youuuu.

Continue Reading

You'll Also Like

AV By s h e y

Teen Fiction

4.1M 313K 51
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...
2.8M 32.4K 95
"Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal tersebut me...
609K 41.1K 28
Dinda, gadis yang berusia 15 tahun, hidup sebatang kara dan diharuskan untuk menjalani kehidupan ditengah-tengah kerasnya kota. Dinda merupakan gadis...
772K 47.8K 46
Ratu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah...