LIAR

By KucikiNaruki-chan

545 76 31

*Pdf sudah tersedia* Kematian sang kakak membuat Naruto harus muncul kepermukaan. Dia yang begitu menyayangi... More

Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4

Chapter 2

124 20 10
By KucikiNaruki-chan

◎◎◎🌺🌺🌺◎◎◎



    Hinata permisi untuk ke belakang karena tidak tahan melihat Himawari yang kelepasan memangil adik ipar sebagai sang ayah. Hati wanita ini sangat pilu melihat kedua buah hatinya harus kehilangan sosok sang ayah sedari kecil.


Mata safir Naruto melirik kepada Hinata yang agak terburu ke belakang. Dia sangat sadar dengan kesedihan kakak iparnya itu. Manik indah Naruto pun hanya bisa memejam sesaat karena merasa ikut sedih juga mengingat Menma.


"Boruto, Himawari, susul Okaa-chan kalian..." Wajah Naruto begitu serius mengatakan hal barusan. Dia memang mendidik sang keponakan untuk menjadi orang yang menguatkan sang ibu sedari kecil. Hinata sangat butuh semangat dari seseorang, terutama dari orang terdekatnya. Naruto berpikir kedua keponakannya lah yang tepat melakukan hal itu.


Mata safir saling menatap, maka kedua anak itu menghentikan makannya dan langsung turun dari kursi. Mereka berdua segera bergandengan tangan dan menyusul sang ibu ke belakang.


"Tetap di tempatmu, Hyuuga." Mata safir langsung menajam melihat Neji yang ingin menyusul si kecil. "Aku dan kalian adalah orang luar." Wajah cantik ini begitu dingin menatap sang Hyuuga yang terlihat tidak senang.


"Aku adalah kakak sepupunya..." balas Neji tajam saat dihentikan. 


"Kakak? Heh..." Bibir seksi ini menyanjung sinis. “Setelah kalian tidak menyetujui hubungan Hinata dan Kakakku, kau mengatakan diri sebagai seorang kakak sekarang?" Mata Naruto agak mendelik menyindir pria satu ini. Dia baru tahu jika hubungan Hinata dan kakaknya tidak disetujui oleh pihak Hyuuga selama ini.


Menma sendiri tidak pernah bercerita tentang hal itu padanya. Sang kakak hanya menceritakan betapa mereka hidup dengan senang setelah menikah dan dikarunia dua buah hati yang lucu. Andai Naruto mencari lebih rinci tentang masa lalu pernikahan kakaknya. Dia akan buat para Hyuuga itu bangkrut tujuh turunan.


"Menma Uzumaki memang akan menerima dengan lapang dada dengan perlakuan kalian, tapi tidak denganku. Kakak ipar dan dua keponakanku berada dalam naunganku sekarang. Kalian para Hyuuga jangan berani-beraninya mendekat." Ancaman Naruto berikan, wajah cantik itu gelap karena menahan amarah dalam dirinya. 


"Tapi Hyuuga tetaplah seorang keluarga dari Hinata—"


"Hei," Suara Naruto begitu dingin menghentikan ucapan Neji itu. "Kau kira aku siapa?" tanya Naruto menegaskan statusnya terhadap Hinata dan kedua ponakannya.


Mereka berempat terdiam serentak, wajah Naruto begitu kaku seakan ingin menerkam Neji saat ini juga. "Setelah Kakakku meninggal, kalian baru datang mendekat? Kenapa tidak sedari dulu? Apa harga diri kalian terkoyak jika melakukannya selagi Kakakku masih hidup? Apa kalian sekarang merasa bersalah dan butuh penerus?"


"Lancang sekali Anda, biar bagaimana pun ada darah Hyuuga dalam diri Boruto dan Himawari."


Mata safir memincing. "Darah? Darah itu kalian buang setelah membiarkan mereka memulainya dari nol." Bibir itu mengejek kepada pria yang berani-beraninya mendekati keluarga kakaknya sekarang. Naruto tidak akan sudi kedua ponakannya dalam asuhan keluarga Hyuuga sekarang.


Bibir Neji bungkam, dia diam menatap marah kepada Naruto yang duduk angkuh di kursinya itu.


"Kakak ipar dan keponakanku tidak butuh warisan dari seorang Hyuuga. Karena aku bisa memberikan separuh hartaku kepada mereka bertiga." Terdengar sombong, begitulah Naruto kepada orang yang sudah berlaku buruk kepada kakaknya selama ini.


◎◎◎🌺🌺🌺◎◎◎



    Mata hijau menatap Naruto agak sungkan ketika ia rasakan manik di balik kacamata hitam itu melihatnya. "Nona, kita makan bersama bibi Sakura, yah?" Dengan senang Boruto mengatakannya, bahkan Himawari sudah memegang kaki celana Naruto untuk merayu sang bibi dengan mata besarnya itu.


Naruto diam sesaat, sebelum kepalanya mengangguk pelan. "Okey, pesan dulu kalau begitu..." kata perempuan ini tenang, maka Boruto dan Himawari dengan cepat menuruti perkataan bibinya. Meski Naruto memenuhi semua keinginan mereka, nyatanya mereka sadar si cantik tidak seramah sang ayah terhadap orang lain.


Setelah mendapatkan pesanan terlebih dahulu, Naruto menyuruh kedua ponakannya untuk mengikuti Sakura. Maka ia pun berdiri tennag karena sedang menunggu pesanannya sekarang di sini. Setelah mendapatkan makanannya, maka perempuan pirang ini langsung beranjak pergi dari sana. Naruto yang sejenak memerhatikan sekitar mulai duduk dengan anggun di sebuah kursi. Perempuan ini menatap sekitar sejenak dan mulai membuka kacamata hitamnya hingga seluruh wajahnya yang memesona itu bisa terlihat jelas.  


Mata safir yang indah mulai nampak di mata yang memandang. Naruto tidak menghiraukan lirikkan mereka, perempuan ini duduk di tempat lain seakan enggang berkumpul dengan orang asing. Boruto yang melihatnya begitu tidak enak hati, maka ia langsung menghampiri Naruto yang duduk sendirian. 


"Nona, kenapa duduk di sini? Ayo bersama kami di sana," tanya Boruto memegang lengan bibinya dengan mata agak sedih. 


"Boruto, di sana sudah penuh, jadi Nona di sini saja. Boruto makanlah yang puas di sana bersama Himawari, okey?" Mata safir menatap warna yang sama dengan maniknya itu. Bahkan Himawari sekarang menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan yang khawatir.   


"Apa Nona tidak suka dengan teman-teman Otou-chan?" Mata bulat menatap Naruto dengan sedih.


"Baby boy, Nona orang asing bagi mereka. Jadi Boruto tidak boleh memaksakan mereka untuk menerima kehadiran Nona." Naruto mencoba memberikan jawaban, padahal sebenarnya dia memang tidak mau bergabung di sana karena kesal dengan Neji Hyuuga itu.  


"Apa tidak apa-apa Nona sendirian?" tanya Boruto tidak enak hati kepada bibinya.


"Tentu saja tidak apa-apa, ayo cepat ke sana, kasihan Himawari menunggu untuk makan." Senyuman Naruto berikan, Boruto pun hanya bisa mengangguk kepala dan meninggalkan adik ayahnya itu sendirian lagi meski dengan hati tidak rela.


Setelah Boruto pergi, langsung saja mata safir Naruto menyapu semua orang yang berada di meja sana. Mereka yang tertangkap basah memerhatikan langsung dengan segera berpaling begitu safir Naruto menajam karena merasa terganggu diperhatikan. 


Naruto mulai menikmati hidangan di depannya dengan elegan setelah melepaskan jas hitam yang ia kenakalan. Kemeja yang juga berwarna hitam itu terlihat pas membungkus tubuh proposionalnya yang tinggi. Beberapa mata pria di sini melirik dirinya setelah menajamkan telinga jika dua bocah itu bukanlah anak si cantik. Boruto yang memangil Naruto 'nona' tadi membuat mereka senang.


Safir yang indah memerhatikan dua keponakannya yang makan dengan senang. Terlihat sesekali Himawari melirik dirinya, seakan takut dia pergi. Naruto nampak begitu tenang, namun insting mafia itu bekerja kapanmu. Merasa ada tatap dari arah sana juga, maka mata safir Naruto itu bisa melihat Uchiha Sasuke melirik dirinya dingin, datar.


Perempuan ini mana mau peduli, dia hanya membalas tatapan itu tidak kalah datar dan menguyah dengan pelan. Seakan dia sama sekali tidak terpesona dengan wajah tampan itu. Tatapan Naruto sudah barang tentu suka merehkan orang di mata pria Uchiha tersebut. Sasuke pun baru mengalihkan matanya ketika dirasa Sakura mengajaknya bicara entah apa itu.


Bibir seksi Naruto menyesap jus jeruk yang ia pesan. Setelah rasa haus hilang dia pun mengelap mulut dengan tisu yang disediakan. Tubuh yang sudah mendapatkan asupan ia senderkan di kursi dengan elegan. Mata safir sedikit melirik keluar, melihat keadaan di sana yang lumayan ramai.


"Permisi..." Seorang pria yang lumayan tampan datang menghampiri dari arah samping Naruto. Ia tersenyum ramah dengan membawa seorang teman di belakangnya. Namun senyum dari pria menawan itu tidaklah bertahan lama. Senyuman ringan mereka semakin bertambah luntur ketika melihat empat orang pria bertubuh tinggi kekar sudah berada di belakang Naruto begitu cepat.


Perawakan mereka yang tinggi membuat beberpa mata mendongak menatap. Mata para bodyguard yang tajam langsung membuat nyali seseorang menciut. Apalagi melihat lengan dan tubuh mereka yang berotot di balik kaos maupun kemeja lengan panjang yang dikenakan.


“Ada urusan apa dengan Nona kami?” Suara seorang pria yang begitu berat terdengar. Ke dua pria itu hanya bisa menelan ludah dengan kuduk yang merinding.


"Ma-maaf mengganggu..." ujar pria yang menyapa Naruto lebih dulu. Mereka yang berada di sini langsung menelan ludah melihat empat orang berbadan besar yang sigap berada di dekat bosnya. Dan pada akhirnya mereka hanya bisa mengurungkan diri untuk mendekati Naruto Namikaze yang masih begitu tenang duduk di tempat.


Naruto hanya menatap mereka yang mulai takut, mata indah memandang para pria yang langsung mundur dengan teratur. Untung saja para pengawalnya tidak mengeluarkan senjata api, kalau tidak cafe ini bisa gempar.  


Di tempat Boruto, mereka berhenti bergerak karena tidak menyangka perempuan itu dikawal oleh orang yang begitu menyeramkan. Tenten dan Sakura berhenti menyuap makanannya sesaat, bahkan Neji dan Sasuke terdiam melihat bodyguard Naruto yang begerak begitu cepat. Seperti begitu terlatih sekali. 


Andai mereka menyinggung gadis itu, apa para bodyguard Naruto akan mematahkan tulang mereka pikir Tenten ngeri. Kalau mereka tahu jika Naruto membawa senjata api di balik pakaiannya itu, mungkin melirikpun tidak akan berani mereka lakukan.


Naruto mulai berdiri dan membawa jasnya di lengan. Dia mendekati Boruto dan Himawari yang sudah menyelesaikan makan dan hendak pamit. Melihat hal itu, Sakura hanya bisa ikut bangun saat menatap Naruto berdiri di belakang keponakannya.  


"Arigatou, Nyonya Uchiha..." Senyum lebih ramah Naruto berikan, maka bibir cerry Sakura mengembang manis mendengar suara adik ipar Hinata yang agak bersahabat di telinga.


"Sama-sama, Namikaze-san."


"Ayo, pamit..." kata Naruto mengusap kedua surai keponakannya yang halus. Maka Boruto dan Himawari langsung menurut dan memeluk Sakura sebentar. Terlihat sekali keluarga kakaknya ini dekat dengan sang Uchiha.

TBC

Cerita ini hanya saya upload sedik saja untuk setiap chapter yah. Cerita aslinya jauh berbeda dan panjang.


Link pemesanan pdf bisa kalian lihat di postingan saya.


Salam.... Haruki




Continue Reading

You'll Also Like

744K 59.3K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
YES, DADDY! By

Fanfiction

324K 2.1K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
172K 12.4K 87
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
203K 10.9K 49
Noa baru saja di pecat dari perusahaannya, karena kesulitan mencari pekerjaan ia terpaksa menerima pekerjaan merawat pria dewasa yang tengah berjuang...