"Bahkan jika kau yang terkuat, kau tak memiliki darah dari keturunan asli. Antella, tak akan pernah memilih seseorang yang bukan dari tempat ini, Shin Yechan-ssi."
**
(cr. Lovesome_jh)
**
Wajahnya terlihat tenang, namun rautnya tetap menunjukkan keseriusan. Kim Jaehan menatap ke arah mate-nya yang mulai kepayahan.
Luka tak seberapa, tapi tampaknya dua-duanya sama-sama kelelahan dan itu cukup kentara.
Ada darah menetes, tapi Jaehan yakin itu akan segera baik-baik saja.
Seperti yang sudah diduga, Taedong bukanlah lawan yang bisa begitu saja mereka remehkan.
Dulu, Alpa itu pernah ia kalahkan. Kini, Jaehan berharap Yechan bisa segera menguasai pertarungan.
Selain kemenangan, ada harga diri yang Jaehan pertaruhkan di sini.
Namun, tak bisa ia pungkiri bahwa kalimat yang Taedong katakan cukup mengusik pikiran, menimbulkan kegelisahan.
Shin Yechan, meski dalam dirinya ada Kim Yechan, tapi darahnya memang bukan murni berasal dari Antella.
Jaehan menggigit bibir, jemarinya saling meremat seiring dengan serangan Taedong yang semakin keras dan tajam.
Di sisinya, Sebin yang menyadari memberi usapan pelan.
"Tenanglah, Hyung ..."
Mengatakan begitu dengan suara yang tak meyakinkan, Sebin sendiri menghela karena ketidak-yakinannya, mulai menyadari betapa tak berguna dirinya.
"Sebin-ah ..."
Suara Hyuk terdengar, Sebin menoleh tanpa memberi jawaban. Akan tetapi, jelas ... pria itu mendengarkan.
"Apa yang akan terjadi jika Yechan kalah di sini?"
Perasaan Jaehan yang juga mendengar perbincangan keduanya semakin tak karuan.
"Nasibmu, nasib adikku ... mungkin akan bergantung pada Taedong saat itu."
Leader pack mempunyai hak-hak istimewa. Mereka bisa lolos hingga sekarang pun karena Jaehan lah pemimpin sebelumnya. Kini, jika Taedong yang memenangkan perebutan posisi ini, kebijakan bisa saja berubah.
"Kita tak pernah memiliki masalah dengan Kim Taedong. Jadi, mari berharap bahwa semua akan baik-baik saja ..."
**
Sebelum bertanya, Hyuk yang sejak tadi mengamati mulai bisa membaca situasi. Yechan benar-benar terpojok di sini.
Lama tak keluar dari jeruji, Hyuk bertanya-tanya sejak kapan Taedong bisa menjadi sekuat ini.
Bahkan Enigma yang seharusnya memiliki kekuatan di atas rata-rata, bisa kewalahan dibuatnya.
Ini cukup mencengangkan, mengagumkan, dan mencurigakan di saat yang bersamaan.
Sementara itu di sisi Yechan,
"Mengalah saja, Yechan-ah ..."
"Apa?" Yechan mengernyit, memprotes melalui mindlink yang memang selalu terhubung dengan Enigma yang tersegel dalam dirinya.
"Aku memang berharap salah satu dari kita masih berada dalam jajaran penguasa Antella, akan tetapi jika kau menang, aku tak yakin itu akan aman." -Tapi, di saat yang sama, tak memiliki apa-apa juga pasti akan berbahaya.
Bagi Kim Yechan, kalimat Taedong terdengar seperti sebuah peringatan bagi Kim Yechan yang memang pernah menjalin persahabatan.
Alpha itu pengamat yang tajam. Jelas ia tahu sesuatu dan ingin memperingatkan dirinya tentang itu.
Sejak tadi ia terdiam, ingin melihat situasi sekaligus memikirkan arti tersirat dari pesan yang Taedong sampaikan.
Melihat Jaehan, Kim Yechan tahu bahwa kekalahan bukanlah hal yang kakaknya harapkan.
Kembali memejamkan mata, pada akhirnya Kim Yechan tak lagi mengatakan apa-apa.
Raut kecewa yang Jaehan tunjukkan cukup menjelaskan, bahwa Shin Yechan harus tetap bertarung hingga titik darah penghabisan.
Apapun itu, pastikan nyawamu masih ada bersamamu ...
Shin Yechan sejenak terdiam, lalu menyeringai saat tahu bahwa ia sudah diberi kebebasan.
"Kim Yechan, akan aku tunjukkan apa itu kemenangan."
"Cih! Dasar sombong, Sialan!"