TRANSMIGRASI NOVA

By Sakhabill

96 5 1

[FOLLOW SEBELUM BACA] [NO PLAGIAT!] Tidak ada dijalan pikiran NOVA DYXIE, bahwa dirinya akan mati konyol karn... More

TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 1
TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 2
TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 3
TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 5
TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 6
TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 7

TRANSMIGRASI NOVA πŸŽ€ 4

11 1 0
By Sakhabill

🐾

🐾

🐾

Happy Reading

🐾

🐾

🐾


"ANNYEONG ! TEMPAT TINGGAL BARU!!"

Teriak Nova mengundang banyak pasang mata menatapnya. Nova menyatukan telapak tangannya dan mengucapkan maaf.

"Aduh Nov, jangan buat malu dong" gumamnya dengan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Oke, sekarang kita kemana?"

Nova menatap kedepan, tangannya menunjuk jalan kanan, kiri, depan, belakang.

"Okeh jalan kedepan, belok kanan"

Nova menatap jalan yang cukup ramai, pandangannya teralihkan dengan seorang yang berdiri dengan bersender dinding pembatas yang tak terlalu tinggi.

"Wih, kayaknya kaya plus ganteng nih" Nova mesem-mesem melihatnya.

Orang itu menggunakan kacamata hitam dengan baju berwarna hijau lengan pendek, celana hitam dan bibir yang datar. Jangan lupakan tangannya yang dimasukan kedalam saku celana. Membuatnya terlihat cool.

Nova berjalan mendekat, "Ehm" dehem Nova

Orang itu mendongak tanpa menurunkan kacamatanya.

Nova mengerjap aneh menatap Orang itu. "Kok?"

"Iya neng?" Orang itu menurunkan kacamatanya dengan menyengir.

"Astaghfirullah" kaget Nova spontan dengan memegang dadanya.

Dua gigi depan atas yang maju, Orang itu masih dengan sukanya Menyengir.

"Kenapa neng? Mau Abang peluk?"

Orang itu merentangkan kedua tangannya dengan bibir monyong.

Plak!

Sumpah! Nova replek menempeleng wajah orang itu.

"Sakit neng~~~"

Nova bergidik ngeri mendengar rengekan orang itu, lalu setelahnya,,,

"ORANG GILA AAAAAAAA"

Nova berlari kencang menghindari orang gila itu. Semua orang yang ada disana menatap kasihan namun juga ngakak bersamaan.

"MAMA! TOLONGIN NOVA!!"

"NENG TUNGGUIN A'A NENG~~~"

"NAJIS! GAMAU!"

"IYA, LOP YOU TU NENG~~~"

Nova ngos-ngosan dibuatnya, tanpa dia sadari ternyata dia ada di tengah jalan raya.

Otak nya tak berfikir jernih. Kakinya pun terasa lemas seperti jelly. Nova meneguk salivnya susah payah, melihat truk yang melaju kearahnya.

"Kenapa alurnya berjalan cepat banget? Gue baru masuk ke tubuh ini, masa iya mau mati lagi?"

Bruk!

Brak!

Duar!

"Gue mati..... Lagi??"


































"Hey?"

Nova tersentak lalu mengedipkan kedua matanya berulang kali.

"Dirinya tidak koid?"

"Hey?"

Nova mengerjap lalu menatap orang yang menepuk pundaknya berulang kali. Pandangannya teralihkan pada sebuah truk yang menabrak pohon besar yang ada di pinggir jalan. Banyak orang berkerumun disekitar truk, menolong sang supir.

"Kamu gapapa? Tadi hampir aja kamu tertabrak loh"

Nova mengangguk-angguk, dirinya masih syok berat. Jantungnya berdetak dengan kencang.

"Ayo duduk dulu disana, kamu masih syok kayaknya"

Saat dituntun menuju kursi taman pun dirinya masih diam, seperti orang linglung.

"Minum dulu"

Orang itu menyodorkan satu botol air putih bermerek Mineral , segera Nova terima lalu meminumnya hingga tandas.

Detak jantungnya sudah mulai beraturan. Tak secepat dan sekencang tadi.

"Em-makasih"

Orang itu mengangguk dan masih setia mengelus bahu hingga punggung Nova.

"Nama kamu siapa? Kamu habis dari mana mau kemana?"

Nova mendongok. Sejenak dirinya terpana menatap wajah wanita itu. "Kakak bidadari?" Celetuknya tanpa sadar.

Wanita itu terkekeh kecil, "iya nih, aku bidadari yang baru turun dari kereta kuda"

Nova mengerjap bingung. "Jadi, nama kamu siapa?"

Nova tersenyum kecil, "Sebelumnya makasih kak, aku berhutang Budi sama kakak. Kalo aja engga ada kakak, mungkin aku udah mati lagi,"

"Gak usah merasa berhutang Budi, tadi kakak kebetulan lewat kok. Sebenarnya kakak gedek sama orang-orang yang bukannya bantu kamu malah diam kayak patung,"

"Mereka pikir kamu badut yang ditonton apa?"

Nova terkekeh, "oh ya," ia menyodorkan tangannya, "Aku Nova dy-- Novaya Eliza, sebelumnya aku belum pernah kesini, jadi aku sedikit bingung."

Wanita itu menganggukan kepalanya faham, "Kalo kakak?"

"Aku Hazel."

"Btw, umur kamu emang berapa?"

"Umur aku,,,, 17 sih kak"

Hazel mengangguk, "masih kecil banget yah? Kamu sendirian?"

Nova tersenyum kecil, "Sebenarnya aku kabur dari rumah kak. Aku mau cari keberadaan orang tua aku di kota ini"

"Jadi kamu belum ada tempat tinggal?"

"Kebetulan mau nyari kak"

"Gimana kalo kamu tinggal di rumah kakak?, kebetulan kakak sendirian"

Nova menggeleng, "gak usah kak, aku bisa hutang banyak sama kakak"

Hazel terkekeh, "Hutang? Emang bayar? Gratis kok,"

Menatap Nova yang tampak tak enak hati, Hazel faham. "Ya udah gini aja, kamu mau kerja di kantor kakak? Setengah gajinya bisa buat bayar sama kakak, dan setengah nya buat kehidupan kamu. gimana?"

Nova menimang-nimang sejenak lalu mengangguk, "Boleh deh kak"

"Ya udah, ayo Let's go!"

"Ok, Let's go!"

Mereka tertawa dan berjalan sambil bergandeng tangan yang diayunkan.

••••

"Ini rumah kakak, kak?"

Mata Nova berbinar takjub, rumah minimalis yang nampak nyaman itu mampu membuat Nova terpana.

"Iya, ayo masuk"

Lagi dan lagi Nova dibuat takjub dengan isi rumah ini. Barang tersusun rapi, dan warna cat dinding yang terasa tenang.

"Kamu duduk dulu, kakak mau buat minum ya?"

Nova mengangguk dan menurut untuk duduk. Lima menit Nova duduk dengan bosan, Nova pun beranjak.

Banyak foto-foto di atas meja. Nova menatap satu persatu, salah satunya ada foto Hazel dengan seorang lelaki.

"Apa kak hazel udah nikah?, tapi gak ada foto pernikahan, tapi banyak foto kak hazel sama cowok." Batin Nova bertanya-tanya.

"Mungkin pacarnya kali ya?"

"Pastilah pacarnya, siapa lagi?" Balasnya sendiri.

Nova menatap sekeliling, terasa nyaman. Sungguh, Nova seperti sedang dirumahnya sendiri.

Brak!

Nova terlonjak kaget, lalu menatap sesosok lelaki yang baru saja masuk membuka pintu depan dengan keras.

"SAY---"

Nova dan lelaki itu saling pandang cukup lama. Hingga tanpa sadar lelaki itu sudah ada didepan Nova.

Nova mengerjapkan matanya, "apa ini? Pangeran turun dari kereta kuda juga?"

"Ha--"

"Akh---"

"Lo siapa hah?" Bentak lelaki itu didepan Nova.

Nova menepuk-nepuk tangan lelaki itu keras. Tenggorokan dan nafasnya tersekat.

"Ape-apean ni orang, datang-datang nyekek gue"

"S-sakit," lirih Nova

Mata Nova memerah saking sakitnya. Hampir saja dirinya kehabisan nafas. Hazel datang menyelamatkan nya.

"TEO! LEPASIN DIA!" Teriak Hazel menatap tajam pria bernama Mateo yang tak lain adalah pacarnya.

"Dia siapa? Mau maling ay, dia" Tunjuk Mateo dengan satu tangan lainnya.

"LEPASIN DULU!!!" Teriak Hazel histeris. Bagaimana tak histeris? Hazel melihat Nova yang sayup-sayup menutup mata. Dia tak mau ada pembunuhan dirumahnya.

"Ck,"

"Huh. Hah. Huh. Hah"

"S-sakit kak," Tangan Nova mencari apapun untuk berpegangan. Dengan panik Hazel menuntun Nova untuk duduk di sofa.

"Maafin pacar kakak ya Nov?" Nova mengangguk-angguk saja, meskipun didalam hati terus saja mengumpat dan menyumpah serapahi cowok itu.

"Dia siapa sih ay?"

"Nanti aku ceritain, sekarang kamu kenalan dulu sama Nova. Dia sekarang jadi adik aku,"

"Adik kamu?" Cowok itu nampak kaget. Terlihat dari raut wajahnya yang mirip anak kodok. UPS, maaf Nova keceplosan.

"Wajah Lo biasa aja kali" Jengah Nova yang tak tahan untuk tak mengeluarkan kata-kata itu.

"Awas Lo!" Tunjuk Mateo pada Nova.

Cowok itu nampak berjalan menuju dalam rumah. Dilihat nya sih seram, tapi sifatnya kekanakan. Pikir Nova

"Kakak kok mau sih pacaran sama dia kak? Udah jahat, kasar lagi. Pasti kakak tertekan, iya kan kak?"

Pertanyaan beruntut dari Nova membuat Hazel menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Bingung mau menjawab apa.

"EHM!"

Nova dan Hazel menatap kebelakang, tepatnya didapur ada Mateo. Sepertinya Mateo mendengar ucapan Nova.

"Umur berapa sih dia kak?" Bisik Nova

"21"

"Lebih tua satu tahun sama aku," Lanjut Hazel

"Pantes suka marah-marah udah tua toh!" Nova sengaja mengeraskan suaranya supaya Mateo dengar. Sepertinya Nova memiliki hobi baru di kehidupan keduanya ini. Mengganggu Mateo dan membuatnya kesal.

Di Novel My Dear Nara, Mateo dideskripsikan sebagai cowok cool, wajahnya selalu datar. Namun dibalik itu, jika bersama dengan seorang yang dia sayangi, dia akan lembut, dan perhatian. Ah, jangan lupakan. Jika Mateo adalah kakak dari Karel! Sosok cowok yang akan menjadi target suaminya dimasa depan. Hehe

"Udah hampir malam, kamu tidur gih. Kamar kamu dilantai dua, pintu warna coklat. Sementara kamu diruang tamu dulu ya? Nanti Kakak minta tolong pacar kakak untuk bantu renovasi kamar kamu."

Nova mengangguk, "Makasih banyak ya kak"

"Iya sama-sama, sana gih"

"Oh ya kak,"

Hazel menaikkan satu alisnya bertanya, "Kenapa?"

"Dia suka nginap disini kah? Kalo iya, aku gak enak aja kak, plus,,,, aku gak mau jadi nyamuk" Ucapnya pura-pura marah. Entahlah, kenapa sifatnya cukup banyak berubah. Yang pasti, Nova nyaman didekat Hazel.

"Suka sih, tapi gapapa kok. Kalo ada kamu janji deh gak jadiin kamu nyamuk"

"Trus jadiin aku apa?"

"JADI BABI"

"APAANSIH LO!" Teriak Nova pada Mateo yang menyahut pertanyaannya.

Hazel tertawa mendengarnya, ya setidaknya rumah jadi hidup kembali. Sepertinya membawa Nova bukanlah hal buruk, namun hal baik, karna kedatangan Nova membuat rumah menjadi terasa hidup kembali.

"Sana gih udah malam, tidur."

"Okey, Malam Princess, Malam pangeran Kodok!"

"Apa Lo bilang?" Ucap Mateo ngegas, Lalu menunjukkan jari tengahnya pada Nova.

Nova memeletkan lidahnya meledek. "Dadah pangeran kodok!"


🐾

🐾

🐾

Too Be Continued

🐾

🐾

🐾

Aing nulis apaan cuy 😭

Continue Reading

You'll Also Like

651K 37.9K 31
Aku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di de...
933K 3.8K 24
21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard A...
177K 9.9K 24
Kisah seorang Andrea si bodyguard tampan tapi Manis yang selalu menarik perhatian tuannya . "Tidak ada yang aneh, hanya saja kamu terlihat menarik di...
2.1M 127K 64
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...