Mohon memberikan dukungannya.....
Apa yang polisi perintahkan tentu saja tak Theo hiraukan, memangnya sejak kapan pengacara tengil itu mau menuruti perintah. Dia diam-diam masuk ke rumah Arvano setelah polisi duluan, bahkan Theo sendiri membawa senjata api untuk berjaga-jaga. Memang dia sangat nekat namun ini lebih baik daripada hanya diam menunggu kabar dari para polisi yang kurang Theo percaya.
Rumah tua ini mewah namun anehnya sepi, entah Arvano memang sangat yakin tidak ada polisi yang akan datang atau memang dia tak mampu membayar ajudan. Entahlah Theo sih tak peduli karena misinya hari ini adalah untuk menyelamatkan Vero. Tak terasa Theo sampai di tepi kolam renang, tanpa diduga terjadi keributan di atas balkon tepat di atas Theo sendiri dan Theo baru sadar kalau itu Vero. Dia melihat kekasihnya itu berantakan dan kemejanya koyak. Theo berusaha sembunyi dan berjalan mengendap-endap namun tetap mendengarkan ucapan Vero yang memilih bunuh diri dengan loncat ke bawah daripada harus dilecehkan oleh Arvano.
Dengan segera Theo menangkap Vero yang melompat ke bawah dan mereka berguling-guling ke tepi kolam. Vero jatuh pingsan namun Theo yakin wanita itu baik-baik saja.... dia sangat marah karena keadaan sang kekasih sangat buruk saat ini.
"Sialan sejak kapan lo disana bangsat!!"
Arvano memaki Theo dari atas balkon dan secepat mungkin hendak menembak Theo dengan pistolnya. Namun sebelum keinginan Arvano terjadi, polisi sudah menembak kedua kakinya hingga Arvano jatuh tersungkur dan segera ditangkap oleh para polisi.
"Anda kami tangkap karena kasus penculikan dan kekerasan tuan Arvano Mahaputra!!"
Tak mau membuang banyak waktu, Theo segera menggendong tubuh Vero dan berlari menuju mobil. Para polisi berhasil menangkap Arvano dan kedua anak buahnya. Tak disangka, anak buah Arvano sedang mabuk hingga keadaan rumah sangat hening. Kini ketiganya berhasil diringkus dan sudah diamankan dalam mobil yang telah disediakan.
Theo menutup tubuh Vero dengan jaketnya dan dia memeluk wanita itu sepanjang jalan. Theo tidak akan pernah membiarkan bajingan gila yang hampir memperkosa Vero hidup tenang. Pria itu mengepalkan tangan dan api kemarahan sangat berkobar di matanya. Beruntung tadi dia turun dari mobil petugas karena kalau tidak nyawa Vero bisa bahaya, bagaimana kalau wanita itu loncat ke bawah tanpa ada dirinya?
Dua jam kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Vero segera masuk ruang IGD untuk diperiksa serta di visum secara menyeluruh. Theo menunggu di depan ruang IGD dan berterimakasih pada para polisi yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik, yah meskipun di balik pekerjaan mereka Theo memberi uang yang banyak agar mereka bisa bekerja secara cepat.
"Kalau begitu kami akan kembali ke kantor polisi, semoga nona Veronica segera sadar yak Pak Theodore!" Ucap salah satu polisi pamit
"Terimakasih atas pekerjaan kalian dan sampaikan salamku untuk Arkana..."
Mereka segera pergi dari sana dan Theo duduk di depan ruang IGD begitu merasa bersyukur. Dia berjanji akan menjaga Vero semaksimal mungkin dan takkan pernah dia biarkan kejadian seperti ini terulang lagi. Sudah cukup semua kesialan ini terjadi dan Theo pastikan di masa depan hanya ada kebahagiaan saja antara dia dan Vero.
**************
"Key kamu kenapa sih selalu hindarin aku? Memang aku ada salah apa selama ini?"
Lingga mengejar-ngejar Keysha karena merasa aneh wanita itu menghindarinya. Bahkan hampir dua minggu Keysha tak bisa dihubungi sama sekali dan itu membuat Lingga sedikit frustasi. Memang aneh sekali dia, terlihat sangat membutuhkan Keysha tapi masih suka bersenang-senang dengan sembarang wanita. Lingga adalah pria yang plin-plan dan tak bisa menyadari perasaannya sendiri. Mungkin otaknya sudah usang karena tidak mampu berpikir dengan benar.
"Kita gak usah temenan lagi... anggap aja kita gak kenal" balas Keysha muak.
"Mana bisa kayak gitu Key... ada salah apa aku tiba-tiba kamu gak mau ketemu dan gak mau anggep aku teman lagi?"
Keysha kesal sekali kenapa Lingga masih saja tak bisa menyadari perasaannya. Memangnya rasa suka Keysha pada Lingga tak terlihat sama sekali? Apa mungkin pria itu pura-pura tidak tahu?
"Aku suka kamu bodoh!! Kenapa kamu gak sadar juga?"
Keysha berteriak di depan lingga hingga pria itu kaget. Lingga diam sejenak karena tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta dari seorang wanita. Sejauh ini Lingga memang selalu tidur dengan banyak wanita namun itu murni urusan bisnis saja dan tak pernah melibatkan perasaan.
"Key... aku aku...." ucap Lingga gagap.
"Udahlah lagian aku juga gak berharap kamu bales perasaan aku!!" Balas Keysha kesal.
Keysha segera masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Lingga yang terdiam seperti orang bodoh. Namun kemudian pria itu sadar, dia harusnya pergi mengejar Keysha bukan malah diam seperti ini. Tanpa membuang banyak waktu pria itu segera menyetir dengan kecepatan tinggi dan tidak akan lagi membiarkan Keysha menghindari dirinya. Bagaimana mungkin Lingga melewatkan wanita secantik Keysha yang menyatakan cinta padanya duluan? Bahkan dalam puluhan tahun momen ini belum tentu akan terulang.
**************
"Gimana keadaan kamu sekarang?"
Theo bertanya pada Vero yang saat ini sudah sadar dan dipindahkan ke ruang rawat. Wanita itu baik-baik saja hanya kaki dan tangannya luka-luka serta bagian lain seperti leher yang lukanya tak parah. Vero segera menggenggam tangan Theo dan menangis karena bisa selamat. Tanpa membuang banyak waktu, Theo memeluk Vero dengan erat dan berjanji akan membahagiakan wanita itu dengan sekuat tenaga.
"Jangan menangis... semuanya baik-baik aja, ingat kamu punya aku sweety..."
Theo mencium kening Vero dengan lembut dan menghapus air mata wanita itu. Theo juga akan memastikan bahwa Arvano mendapatkan hukuman seberat mungkin. Tak akan Theo biarkan pria jahat itu menghirup udara bebas lagi sepanjang hidupnya.
"I am scared...." ucap Vero lemah.
"I know sebab itu aku datang menjemputmu dari tempat itu...."
Vero terus menangis dan Theo berusaha terus menghiburnya. Tak lama pintu ruang rawat dibuka dan maminya Theo datang kesana. Beliau juga membawa banyak buah-buahan dan Vero sedikit kaget karena maminya Theo datang tiba-tiba.
"Oh my god gimana keadaan kamu nak?" Tanya Nyonya Gunawan cemas karena Theo terlihat seperti mayat hidup.
"Mami kok bisa tahu aku disini?" Tanya Theo heran.
"Tentu saja mami tanya ke Abraham... sudahlah mami sudah tahu segalanya... sekarang kamu lebih baik mandi dan bersihkan tubuh soalnya kamu keliatan kusem banget..."
Nyonya Gunawan duduk di kursi dan segera menggenggam tangan Vero. Beliau terlihat prihatin dengan keadaan ini dan berharap wanita didepannya ini baik-baik saja. Sedangkan Theo duduk di pinggir ranjang dan dia belum bisa tenang meninggalkan Vero sendiri meski Arvano sudah ditangkap.
"Makasih tante sudah datang......." ucap Vero sedikit canggung.
"Jangan tante.. mulai hari ini kamu panggil mami ya soalnya mami putuskan kalian akan menikah secepatnya..."
Theo kaget bukan main dengan gebrakan sang mami yang tiada habisnya. Maminya itu memang selalu melakukan hal-hal tak terduga, tapi syukurlah karena sang mami mau menikahkan dia dan Vero.
"Mami serius?"
"Mami ingin kamu bahagia Theo... sepertinya mami yakin kalau nona ini bisa menjadi istri yang baik buat kamu... mami gak mau lagi egois dan mendukung pilihan kamu"
Vero pun terkejut bukan main karena nyonya Gunawan benar-benar definisi ibu-ibu rempong yang ada saja gebrakannya. Bahkan Vero sedikit iri karena maminya Theo terlihat sangat menyayangi sang anak....
Bersambung....
Barangkali mau mampir