Dark Aura {our story together}

By Xsta_A

292 54 3

"Sher, cepetan! Keburu guru BK lewat tahu!!" Jeffila Attaya "Ck lama banget sih Lo! Tinggal lompat doang ini... More

~Dark Aura (1) 🐧
~Dark Aura (2) 🐺
~Dark Aura (3) 🐈
Dark Aura (4) 🐝
~Dark Aura (5) πŸ‡
~Dark Aura (6)πŸ¦•
~Dark Aura (7) 🐻
~Dark Aura(8) 🐯
~Dark Aura (9)🦊
~Dark Aura (11) 🦝
~ Dark Aura (12) πŸ¦“
~Dark Aura (13) 🦌
~ Dari Aura (14) πŸ¦›
~ Dark Aura (15) πŸ¦…
~ Dark Aura (16) πŸ¦”

~Dark Aura (10) 🐘

6 2 0
By Xsta_A

Selamat Membaca Readers
.
.
.

Setelah Clara mendapatkan penanganan dari dokter, tak berselang lama Clara sadar dan mulai membuka matanya perlahan, melihat Asyera yang sudah ada di sampingnya juga Tito pacarnya.

"Kamu udah sadar, kamu gak papa kan?!" Tanya Tito dengan wajah khawatirnya seakan tak mengetahui apapun

Clara menatapnya dengan mata berkaca-kaca masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja ia alami, "k-kamu!!"

"Clara, Lo kenapa?! Siapa yang udah ngelakuin ini sama Lo!!" Sahut Asyera memotong ucapan Clara

"Tadi gue cariin Lo di sekolah dan ada orang yang ngomong kalau dia liat Lo masuk ke kamar mandi yang ada deket gudang sekolah, tapi pas gue kesana Lo gak ada!"

"Sekarang ngomong sama gue, siapa pelakunya?!! Lo gak usah takut Ra, gue bakal buat perhitungan sama orang yang udah buat Lo kayak gini!! Jadi ngomong aja siapa??!!" Ucap Asyera menatap mata Clara penuh kemarahan

Clara menatap sahabatnya itu dengan mata yang berkaca-kaca, ia perlahan mengalihkan pandangannya ke arah pacarnya yang sudah sedari tadi memelototinya seakan memberikan isyarat agar tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Clara makin dibuat tak percaya oleh perilaku pacarnya itu yang membuat tak mampu lagi menahan air mata yang ingin jatuh dari matanya.

"Lo gak usah takut Ra, ngomong aja sama gue siapa pelakunya?!!" Asyera tetap memaksa Clara untuk berbicara

"Atau jangan-jangan ini perbuatan tiga cewek gila itu, cuma mereka yang punya dendam sama kita dan cuma mereka juga yang berani ngelakuin perbuatan gila kayak gini!!"

"Iya kan, pasti mereka yang udah buat Lo jadi kayak gini, ngomong Ra!?!" Desak Asyera dengan penuh kemarahan

"Bener mereka kan!!" Desak Asyera lagi

"I-iya" ujar Clara dengan terbata-bata dan memalingkan wajahnya enggan menatap sahabatnya ataupun pacarnya

"Udah gue duga, mereka bener-bener cewek gila!!! Siapa dari mereka yang udah berani buat Lo kayak gini, ngomong Ra!!"

"J-jeffila" ucap Clara setelah terdiam cukup lama

"Dia benar-benar gak tau diri!!!! Belum cukup pelajaran yang gue kasih buat dia, liat aja...dia pasti bakal balik ke kamar mandi itu buat hapus bukti-bukti disana gue bakal kasih dia pelajaran yang bisa buat dia sadar!!" Ucap Asyera penuh kemarahan di matanya dan berjalan keluar

Di dalam ruang rawat itu tinggal tersisa Clara dan Tito yang mendekatinya perlahan, "makasih, makasih karna udah mau ngelindungin aku, kamu emang pacar yang terbaik buat ku" ucap Tito mengelus rambut Clara pelan

Clara hanya bisa diam dan menangis, ia benar-benar tak menyangka bahwa Tito akan melakukan ini padanya, Clara terus menangis dalam diam merasa sakit juga bersalah pada Jeffila karna sudah menjadikannya kambing hitam dari kesalahan yang bahkan tak pernah Jeffila lakukan, "maaf Jeffila, maaf!" Ucap Clara lirih

~Flashback Off~

"Masih mau pura-pura gak tau hmm?!" Tanya Jeffila dengan nada bicara yang dingin dan tatapan mata tajam

"D-darimana Lo dapet video itu?!!" Ucap Clara panik

"Darimana gue dapet video ini gak penting yang penting gimana bisa Lo jadiin gue pelaku dari semua kejadian yang nimpa Lo!" Ujar Jeffila masih dengan nada dingin

"G-gue bingung mau nyebut siapa lagi selain Lo, maaf" ucap Clara sembari menahan tangisnya

"Kenapa Lo harus bingung?! Lo tinggal sebut aja nama pacar Lo, tohh juga emang dia kan pelakunya!"

"Gue tau tapi...gue gak bisa" ucap Clara menundukkan kepala

"Kenapa gak bisa?! Lo gak tega sama pacar kesayangannya Lo itu, iya?!"

"Ra! Sadar deh!! Dia aja tega buat jadiin Lo bahan taruhannya!! Kenapa Lo sendiri malah nutupin kesalahan dia dan buat dia seakan-akan bukan pelakunya!! Lo mengharap apa sih dari cowok sampah kayak dia!!.... Dia aja gak bisa ngelindungin Lo dari kegilaan temen-temennya!!!! Sadar Ra!!!"

"Huh Maaf kalau gue agak kasar sama Lo, tapi gue minta tolong sama Lo..... Tolong jangan biarin cinta buat Lo buta sampai gak tau mana yang benar dan salah!!" Ucap Jeffila dengan nada tegas masih menatap Clara dingin

Bersamaan dengan itu pintu ruang rawat Clara tiba-tiba terbuka dan Tito masuk kedalam ruangan, melihat kehadiran Jeffila serta Jeffila kaget juga marah.

"Lo!! Lo ngapain disini?!! Lo mau nyakitin Clara lagi, gara-gara Lo dia jadi kayak gini, dasar cewek sampah!!!" Seru Tito berjalan mendekati Jeffila dengan sarkas

Jeffilo yang mendengar Tito menghina kembarannya pun tak terima dan ingin maju membalas, namun langkahnya terhenti ketika Jeffila meliriknya seakan memberi isyarat bahwa dia bisa menghadapinya sendiri.

"Yang sampah itu siapa?! Lo!! Atau gue?!" Balas Jeffila santai menatap Tito dengan tajam dan dingin

"Lo itu pikun atau emang Bego sih?!!"

"Pura-pura gak tahu padahal dia nya sendiri yang pelaku!!" Ujar Jeffila menatap Tito dengan senyuman sinis

"Lo pikir gue gak tau soal kejadian aslinya gimana, Tito Mahendra!" Ucap Jeffila menatap Tito dengan sinis nan tajam

Tito yang mendengar ucapan Jeffila kini membelalakkan matanya lebar, nafasnya mulai tidak beraturan seperti emosi yang ada di dalam dirinya mulai meluap dan meledak-ledak.

Ia mendekati Jeffila dengan tatapan mata yang penuh dengan kemarahan seperti siap untuk menerkam mangsanya

"Lo bener-bener cewek GAK TAU DIRI!!!!" Tito geram dan ingin memukul Jeffila, namun pukulannya berhasil di tangkis oleh Jeffilo yang sudah siap berdiri di depan dan melindungi kembarannya itu

"Berani Lo sentuh dia.....habis Lo sama gue!!" Ucap Jeffilo penuh penekanan

Jeffila tersenyum sinis dan menatap Tito remeh, "bawa dia keluar" suruh Jeffila kembali menatap ke arah Clara

Tanpa pikir panjang Jeffilo langsung meraih kerah belakang jaket Tito kasar dan menyeretnya keluar dari ruang rawat Clara.

"Saran dari gue, sebaiknya Lo putus sama dia, buat apa Lo mempertahankan cowok kayak dia, gue juga tau kok kalau dia itu orang yang gampang marah dan udah beberapakali main tangan sama Lo, tapi kenapa Lo masih mau sama dia sih!!"

"Apa spesialnya dia dimata lo sampai Lo mau buat mempertahankan dan melindungi dia yang jelas-jelas udah buat Lo kayak gini!"

"Pacar yang seharusnya melindungi malah dia sendiri yang menyakiti!!..... Dan menurut gue, hubungan Lo sama dia itu bukan hubungan sehat tapi lebih ke hubungan yang toxic, hubungan sehat itu kalau dia merasa bahagia begitupun juga Lo, tapi ini enggak.... cuma dia yang merasa bahagia tapi gimana sama lo?! Apa Lo bahagia sama dia?! Enggak kan!!"

"Jadi mendingan berhenti, sebelum terlanjur makin tersakiti!!" Jelas Jeffila masih tetap dengan gaya bicaranya yang dingin dan penuh ketegasan

Clara yang mendengarnya penjelasan dari Jeffila hanya bisa menunduk dan menangis, sembari mencoba mencerna saran dari Jeffila itu.
.
.
.

Sedangkan diluar ruangan, Tito terus memberontak dan memaksa untuk kembali masuk kedalam ruang rawat Clara, namun sayangnya Jeffilo tak membiarkannya.

Ia menghempas Tito kasar ke tanah dan menatapnya dengan tatapan dingin serta senyuman miring khasnya yang membuat Tito terdiam sejenak.

"L-lo berani sama gue hah!!!"

"Lo gak tau siapa gue!! Gue anggota geng Phoenix's!!!" Teriaknya dengan mata melotot

Jeffilo menghela nafas dan kembali menatap Tito remeh, "cuma anggota kan bukan ketua!!" Jawab Jeffilo santai tapi terkesan meremehkan Tito

"Berani Lo macam-macam sama gue, habis Lo sama anggota geng gue!!"

"Apa Lo bilang?! Gak salah?!!"

"Lo pikir gue gak tau kalau Lo itu cuma anggota bawah yang sama sekali gak punya kuasa di geng Lo, sadar bro!! Lo itu... cuma babu!!" Jeffilo menatap Tito sinis

Tak berselang lama Asyera datang dan melihat kehadiran Jeffilo sedikit terkejut, "Lo?!! Lo kembarannya Jeffila kan, ngapain Lo kesini?!!!" Sahut Asyera dengan nada marah

"Tunggu, kalau Lo disini...berarti...!!!" Ucap Asyera langsung masuk ke ruang rawat Clara

Saat Tito ingin berjalan mengikuti Asyera masuk, lagi-lagi dengan santainya Jeffilo menarik kerah belakang jaket Tito dan menghempaskannya menjauh dari pintu.

"Ettss tidak semudah itu wahai babu!!" Sahut Jeffilo dengan senyum tengilnya yang menyebalkan
.
.

Asyera masuk ke dalam ruang rawat Clara dan melihat Jeffila yang berdiri di samping ranjang rawat Clara tajam nan sinis.

"Mau ngapain lagi lo?! Mau nyakitin Clara lagi!!! Dasar cewek gak tau diri!!" Seru Asyera mengahampiri Jeffila dan hendak menamparnya

Namun beruntungnya Jeffila dapat menangkis tangan Asyera dengan begitu mudah dan balik menatap Asyera datar nan dingin.

"Lo bilang kalau gue orang yang udah buat temen Lo jadi kayak gini, terus mana buktinya hmm?! Mana?!!"

"Kita pikir pakai logika aja deh, kejadian Clara ini samaan sama kejadian dimana Lo nginjek kaki gue sampai bengkak dan Lo pikir dengan keadaan kayak gitu gue bisa ngejar-ngejar Clara apalagi lukain dia gini?!!"

"Makannya mikir tuh pakai otak bukannya pakai dengkul, Bego!!" Ujar Jeffila sinis

Jeffila menatap Asyera sinis serta dingin sebelum mengalihkan pandangannya pada Clara, "gue kesini cuma mau jelasin semua itu sama Lo, soal keputusan akhirnya... Itu ada di tangan Lo, gue harap Lo bisa berpikir dengan jernih dan bisa ambil keputusan yang baik buat diri Lo sendiri!" Jelas Jeffila lagi

"Dan kalau Lo butuh bantuan buat ngejauhin pacar gak guna itu dari Lo buat sementara waktu gue bisa bantuin Lo!" Jeffila menatap Clara masih dengan tatapan dinginnya

"Makasih dan... Gue bener-bener minta maaf sama Lo, gue janji... Gue bakal selesaiin masalah ini secepatnya" balas Clara dengan sesenggukan dan air mata yang masih mengalir deras dari matanya

"Sebelum gue pergi, gue mau tanya sesuatu sama Lo, apa saat kejadian itu Lo sempat masuk ke kamar mandi yang ada di dekat gudang olahraga itu?!"

"Enggak, saat kejadian itu gue gak ada di sekolah, cerita yang gue ceritain di video itu murni cuma karangan" jawab Clara

"Hmm oke, Kalau gitu gue pamit!" Ucap Jeffila melangkah menuju pintu

Bersamaan dengan itu pintu terbuka dan terlihat Tito yang memaksa masuk dengan Jeffilo yang mencoba menangkapnya, Jeffila menatap datar laki-laki itu sembari masih berjalan mendekatinya.

"Ikut gue!!" Ucap Jeffila dengan tegas menarik kerah belakang jaket Tito dan menyeretnya keluar ruangan diikuti Jeffilo dari belakang dengan senyuman bangga melihat keberanian kembarannya itu
.
.
.

Di luar Rumah sakit, Jeffila menghempas Tito dengan kasar sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap Tito remeh serta sinis.

Jeffila menatap Tito intens seperti tengah fokus melihat aura yang ada di dalam diri laki-laki yang tengah sibuk melayangkan sumpah serapah untuknya itu, "auranya hitam tapi gak terlalu pekat, berarti sebelum Clara udah ada cewek lain yang jadi korban kegilaan dia sama temen-temennya!" Ujar Jeffila dalam hati

"Udah berapa cewek yang Lo jadiin mainan?!!" Sahut Jeffila dengan nada yang dingin dan mulai mengeluarkan auranya yang sangat khas serta mencekam

"Bukan urusan Lo!!! Lo itu..." Belum sempat Tito menyelesaikan perkataannya Jeffila sudah langsung mengeluarkan sedikit aura mencekamnya dengan tatapan yang begitu tajam sampai mampu membuat Tito terdiam seribu bahasa

"Haha Jeffila kok dilawan, sekali Jeffila ngeluarin aura gelapnya makhluk halus pun bakal tunduk sama dia!! Siapa dulu?!! Kembaran gue!!" Ujar Jeffilo dalam hati tersenyum bangga pada Jeffila

"Sampai Lo berani nekan Clara lagi.... Habis Lo sama gue!!" Ucap Jeffila masih dengan aura gelapnya yang khas dan dengan nada bicara yang tegas sebelum berjalan pergi
.
.

Sampai di rumahnya, Jeffila langsung berjalan masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya mencoba untuk menenangkan diri serta kembali menarik aura gelapnya yang mungkin akan berbahaya untuk orang di sekitarnya.

Jeffilo yang sedari tadi mengikuti kembarannya itu dari belakang hanya bisa terdiam dan mencoba memberi sedikit ruang untuk Jeffila, "huh Lo masih belum bisa mengendalikan kekuatan Lo ya?!! Nanti kalau Lo udah mulai tenang kita bicara ya?!" Seru Jeffilo dari luar kamar Jeffila dengan nada yang penuh perhatian serta kekhawatiran

Tak ada jawaban yang terdengar dari dalam kamar Jeffila, membuat Jeffilo semakin khawatir tapi juga bingung karna ia tidak bisa berbuat apapun di keadaan seperti ini dan hanya bisa diam serta memberikan waktu untuk Jeffila menenangkan dirinya sendiri.

Tak berselang lama akhirnya Jeffila keluar dari kamarnya dengan ekspresi wajah yang sudah cukup tenang.

Jeffilo yang sedari tadi masih berdiri di depan kamar Jeffila pun langsung memeluk hangat kembarannya, seakan merasa lega karena Jeffila baik-baik saja.

"Udah tenang?" Tanya Jeffilo dengan nada lembut khasnya sembari mengusap-usap punggu Jeffila

"Hmm udah, maaf tadi gue kebawa suasana" jawab Jeffila hanya diam dan tak membalas pelukan Jeffilo

"Gak papa, gue ngerti kok" ucap Jeffilo menepuk-nepuk punggung Jeffila pelan

"Gue mau minta tolong sama Lo" Jeffila dengan nada cukup serius

Jeffilo melepaskan pelukannya dan menatap Jeffila penasaran.

"Tolong selidiki masalah ini dan kalau bisa kasih orang-orang itu peringatan biar mereka gak ngelakuin hal keji ini ke cewek lain lagi!" Ujar Jeffila serius

"Tentu aja bisalah, Lo tunggu aja mereka bakal dapet balasan yang setimpal" balas Jeffilo

"Hmm makasih"

"Gak perlu makasih, gue bakal lakuin semua hal asal itu buat lo bahagia, bahkan kalau lo mau gue bisa kasih nyawa gue buat Lo!"

CETAKK

Jeffila menyentil dahi kembarannya itu dengan cukup keras dan kembali menatapnya datar.

"Gak usah ngaco!!" Sahut Jeffila

"Sakit Fila!! Lagian kenapa sih?! Gue kan cuma ngomong apa yang gue pikirin!!"

"Terserah, pokoknya gue gak suka sama pemikiran Lo itu, udah sana pergi gue mau tidur!" Ujar Jeffila masuk ke dalam kamarnya sembari mengusap-usap dahinya yang terasa panas

Jeffilo yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah kembarannya itu sembari ikut mengusap-usap dahinya.

>>><<<

Keesokan harinya, Jeffila selesai memarkirkan motornya di parkiran sekolah dan hendak berjalan masuk ke sekolah.

"Hais baru juga mau liburan malah udah di suruh masuk aja!"

"Kenapa juga si Clara harus buat video klarifikasinya malam tadi! padahal kan gue udah bilang gak usah cepet-cepet, ehh malah udah di buat aja...kan jadinya hukuman skorsing gue dicabut dan gue harus masuk sekolah lagi!" Ucap Jeffila di sepanjang jalannya
.

"JEFFILA!!" teriak Shervita dari belakang Jeffila yang langsung berlari dan merangkul temannya itu diikuti dengan Rexia yang berjalan di sampingnya

"Santai dong!! Kaget tahu!!" Sahut Jeffila menatap Shervita sinis

"Hehe, sorry"

"Lagian kenapa sih?! Lo kangen ya sama gue?!"

"Dihh enggak ya!! Ge'er!!!" Seru Shervita langsung melepaskan rangkulannya

"Hah gelud aja terus!!!" Seru Rexia menggelengkan kepalanya heran melihat kedua temannya itu

"Gue seneng Lo gak jadi dihukum, karna gue tahu Lo itu bisa buat selesaiin masalah Lo sendiri" ucap Rexia tersenyum kecil pada Jeffila

"Hmm makasih" balas Jeffila tersenyum

"Kemarin gue hampir aja bilang ke ayah gue soal masalah Lo, tapi sebelum gue ketemu sama ayah gue video klarifikasinya Clara muncul, yaudah gak jadi bilang gue!!" Ucap Shervita

"Kan gue udah bilang, gak perlu! Gue bisa selesaiin masalah gue sendiri dan kalau pun gue butuh bantuan kalian, gue pasti bakal ngomong kok" jelas Jeffila

"Apa gue bilang!! Ngeyel sih Lo!!" Sahut Rexia menatap Shervita

"Kan gue cuma mau bantuin temen gue aja, emang salah!!"

"Tunggu, emang gue temen Lo?! Kok gue gak merasa jadi temen Lo ya!!" Sahut Jeffila tersenyum jahil

"Ohh gitu!! Yaudah kita gak usah temenan lagi!!" Seru Shervita dengan nada cukup tinggi menatap Jeffila sinis

"Yaudah, gak masalah juga, ya gak Jeff!" Balas Rexia berjalan dengan merangkul Jeffila meninggalkan Shervita yang menatap mereka tak percaya

"Anjir jangan gitu dong!!!" Seru Shervita langsung berlari menyusul kedua temannya itu, melepaskan rangkulan Rexia dan berjalan  ditengah-tengah Jeffila serta Rexia

Mereka bertiga berjalan bersama menuju ke kelas dengan tawa di sepanjang jalannya.

Sebelum benar-benar berjalan pergi, Jeffila sempat melirik ke arah lain dimana seorang gadis dengan aura gelap yang pekat berada disana tengah menatap ke arahnya dengan dingin serta menusuk.

Gadis itu terus menatap ke arah ketiga sahabat itu seakan tak suka melihat keharmonisan mereka, sampai akhirnya dia memalingkan wajah dan berjalan pergi menuju ke atap sekolah yang tidak lain adalah tempat favoritnya.

Di atap sekolah yang cukup luas, gadis itu berdiri di pinggir pembatas dan melihat ke bawah yang begitu tinggi dan curam tanpa rasa takut.

"Ternyata dia berhasil buat selesaiin masalah ini"

"Cih menarik!" Ujar gadis itu dengan senyuman miring di wajah datar tanpa ekspresi itu

~Flashback On~

Seorang gadis berdiri di depan pintu kamar mandi yang disana tertera papan peringatan bahwa toilet sedang rusak dan tidak bisa digunakan.

Dengan perlahan gadis itu mengambil papan peringatan itu membuangnya ke sembarang arah sebelum membuka pintu kamar mandi dengan paksa dan masuk ke dalam.

Dia menatap kamar mandi yang kotor, gelap dan cukup mencekam itu dengan senyuman lebar seakan senang telah menemukan sebuah tempat yang nyaman baginya.

Ia berdiri di depan kaca besar yang ada di toilet itu dan mengangkat buku bersampul hitam miliknya yang sedari tadi dibawanya.

Gadis itu melihat isi dari buku berjudul 'Death Note' dan kembali tersenyum melihat daftar yang ada di dalam buku tersebut, dia membalik setiap halaman yang penuh dengan coretan-coretan, sampai akhirnya ia berhenti pada halaman yang bertuliskan 'MATI' gadis itu tersenyum seperti anak kecil sebelum merobek halaman tersebut.

"Mati adalah kata yang tepat untuk kalian!!" Ucap gadis itu dengan suara seperti anak kecil yang senang karna menemukan mainan baru

Sebelum akhirnya dia menaruh sobekan kertas itu dan menatap kearah cermin besar yang ada di dalam toilet itu dengan tatapan tajam nan kosong.

Senyuman senang bak anak kecil tadi kini tiba-tiba lenyap dan digantikan dengan senyuman miring yang bahkan mampu membuat bulu kuduk berdiri.

Gadis itu meraih cater kecil dari dalam sakunya, menatap cater tajam yang ia pegang di tangan kanannya itu dengan senyuman senang.

Ia mengangkat tangan kirinya membuka lengan bajunya perlahan dan dengan perlahan menggoreskan cater miliknya itu pada lengan kirinya bahkan saat melakukan hal menakutkan itu gadis itu sama sekali tak menampakkan ekspresi kesakitan ia malah tersenyum puas seakan sangat menikmatinya.

Setelah merasa puas telah menyakiti tangannya sendiri, gadis itu menatap sebuah coretan berbentuk huruf T yang berlumuran dengan banyak darah dan menoleh menatap cermin lebar di depannya dan tersenyum miring.

Dia mengoleskan darahnya sendiri ke cermin itu dan menulis kata 'MATI' yang besar sampai hampir memenuhi cermin, serta dengan senyuman puas seperti tengah asik bermain.

Tanpa merasa perih ataupun sakit dia mencakar luka yang ia buat sendiri itu hingga darahnya mulai sedikit berkurang.

Dia menatap tulisannya di cermin itu dengan sangat puas, sampai sebuah langkah kaki terdengar dari luar kamar mandi, membuat gadis itu langsung menoleh ke pintu dan menatapnya dingin.

Ia juga langsung mengambil buku bersampul hitamnya miliknya, seeta mengambil sobekan kertas bertuliskan 'MATI' itu dan membuangnya ke sembarang arah baru ia berjalan masuk ke salah satu bilik toilet.

"Ukkh s-sakit!!" Ujar gadis itu yang sepertinya baru merasakan sakit di lengannya sebelum merapihkan seragamnya dan menyembunyikan caternya yang juga berlumuran darah dan ekspresi wajahnya seperti tidak terjadi apapun

Dan gadis itu tidak lain adalah..... Tira.
.
.

Serta saat ia izin untuk pergi ke kamar mandi pada Shervita dengan alasan ingin membersihkan noda yang ada di lengannya itu.

Ia kembali ke toilet yang sama dan menghapus coretan darah pada cermin serta mengembalikan papan peringatan itu ke pintu seperti semula, seakan berusaha menghapus jejak dari kejadian yang ia lakukan di tempat itu.

Dan saat ia mendengar mengenai masalah yang tengah menimpa Jeffila juga tempat yang di sebutkan Clara sama dengan tempat dimana ia melukai dirinya sendiri, gadis itu hanya tersenyum miring serta tetap diam tanpa berniat untuk ikut campur.

~Flashback Off~

.
.
.

Terimakasih, Sudah Membaca Cerita Saya!!
Jangan Lupa Follow and Vote ya Readers!!
(\ /)
(•_•)
(>🧀

Continue Reading

You'll Also Like

14.8K 779 10
[Complete] Cerita ini aku ambil dari cerita kkn di desa penari yang sedang booming saat ini. MainCast : Lisa : Hantu Penari Rose : Nur Jisoo : Widiya...
1.5M 45.7K 60
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
962 92 29
FOLLOW DULU SEBELUM BACA. Mengagumi perempuan selama dua tahun dan tak berani menyatakannya memang seperti pengecut. Begitulah yang Langit Megandrian...
16.3K 1K 41
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] _HAPPY READING_ Shanaya Adison seorang perempuan kuat yang menyembunyikan semua lukanya di balik senyumnya. Keprib...