Selamat membaca..
Keesokan harinya, gito dan yang lainnya sudah selesai sarapan pagi.
Mereka sedang berada di ruang tamu untuk sekedar ngobrolin hal-hal random.
Hari ini mereka berencana ketemu dengan 3 orang mekanin tim gito saat aktif balapan dulu.
"Niel, hari ini mereka mau ketemu jam berapa?" Tanya gito.
"Jam 1 siang nanti git." Ucap oniel.
"Gua kira pagi ini." Ujar gito.
"Mereka masih kerja git, lu tau lah mereka buka bengkel juga disini. Pas siang jam 1 nanti baru mereka bisa luang waktunya." Jelas oniel tentang keadaan ketiga teman mereka itu.
Gito hanya mengangguk saja, dia tahu bagaimana mereka kalau sibuk tidak bisa diganggu.
"Berarti bisa dong kita jalan-jalan sebelum ketemu sama temannya abang." Ucap indah.
"Mau kemana emangnya dek?" Tanya gito.
"Kemana aja bang bebas, asal pergi jalan-jalan deh. Daripada di rumah terus, yang ada bosan bang." Ucap indah penuh harap.
"Yaudah, kalian sana siap-siap biar kita pergi jalan-jalan." Titah gito.
Indah, olla dan chika pun pergi langsung menuju kamar mereka untuk mengambil barang yang perlu dibawa.
Sedangkan gito, oniel dan olla mereka hanya menunggu di ruang tamu. Karena mereka tidak banyak membawa barang untuk sekedar jalan-jalan.
Gak berselang lama, ketiga cewek itu pun sudah kembali ke ruang tamu.
"Yuk bang." Ajak indah.
"Iya." Ucap gito dan beranjak dari duduknya.
Mereka berenam pun langsung berangkat, setiap sudut kota mereka keliling.
Berbagai jajanan pun mereka coba, setelah kenyang mereka pergi ke mall untuk bermain dan keliling cuci mata.
Setelah puas melakukan semuanya, jam juga sudah menunjukkan pukul 1 siang.
Mereka bergegas menuju ke daerah tempat balapan akan mereka lakukan esok hari.
Sesampainya disana mereka melihat teman-teman gito yang sudah menunggu.
Disini dibuat bahasa indonesia semua ya, maklum gak bisa bahasa korea hehehe..
Lanjut.
"Hai kalian sudah lama disini?" Ucap oniel yang lebih dulu menghampiri temannya.
"Ah oniel, kami baru juga sampai." Ucap seorang wanita.
Disini teman gito, oniel dan ollan itu 2 cowok dan 1 cewek. Dan mereka ahli mekanik terbaik yang membawa gito menguasai podium juara dunia nascar selama 6x.
"Eh gitoooo." Ucap salah satu teman cowok disana.
"Hai suwon." Ucap gito dan menghampiri lelaki itu.
"Bagaimana kabarmu brother." Ucap suwon.
"Baik, dan selalu baik pastinya." Ucap gito.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya gito balik.
"Sama selalu baik setiap harinya." Ucap suwon.
Saat temannya asik ngobrol, tatapan ollan tertuju pada mobil yang menurutnya masih baru dari pabrik.
"Ollan, tumben dirimu diam begini." Ucap suwon ke arah ollan.
"Ah maaf suwon, aku terlalu fokus ke mobil yang kalian bawa." Ucap
"Oh mobil itu, itu mobil baru kami beli untuk dibangun ulang." Ucap suwon.
Lamborghini Aventador
"Ngapain di bangun ulang?" Tanya gito tiba-tiba.
"Buat nambah speednya gito, kita mau buat untuk balapan disini aja." Jelas suwon.
"Suwon gitu, dia pengen mencoba hal baru gito." Ucap seorang wanita yang menyapa oniel tadi.
"Kamu benar nara, suwon pasti begitu kalau sudah menyangkut balapan." Ucap oniel yang juga gabung sama obrolan gito, suwon dan ollan.
"Ollan, kamu mau mencoba membawanya? Tenang saja jalanin ini tidak akan di ganggu sama warga, karena ini sudah tidak ada izin sebagai perlintasan umum." Ucap salah satu lelaki yang baru nongol.
"Apa itu tidak masalah bong-gu?" Tanya ollan.
"Silakan ollan, kami dengan senang hati untuk kamu mencobanya. Mobil ini masih dalam setelan pabrik." Jelas bong-gu.
"Baiklah, aku akan mencobanya." Ucap ollan dan mengambil kunci mobil itu.
Yang lain masih asik mengobrol, sedangkan indah, chika dan olla hanya diam aja. Mereka bingung sama obrolan gito dkk.
Gito pun menghampiri mereka bertiga, karena gito sadar kalau indah dkk hanya bisa menyimak saja.
"Kalian kok diam aja?" Tanya gito.
"Kami gak ngerti sama obrolan kalian bang." Ucap indah.
"Emang mereka siapa bang?" Tanya chika.
"Oh mereka mekanik tim kami saat balapan dulu, sekarang mereka hanya mekanik dari sebuah bengkel terbesar di kota ini." Jelas gito dan dianggukin mereka bertiga saja.
"Bang, itu mobil yang bang ollan pakai untuk dibuat balapan besok?" Tanya olla.
"Gak kok, mobil itu gak digunakan untuk balapan besok malam. Ollan hanya mau test drive aja, mereka mau lihat seperti apa mobil itu setelah dipakai sama abang kamu." Jelas gito.
"Gua kirain mau dipakai buat balapan malam ini bang." Ucap olla sedikit lega.
"Tenang aja, mereka gak senekat itu buat ikut balapan malam ini." Ucap gito terkekeh pelan.
M
ereka pun ngobrol berempat, gito menjelaskan semua tentang ketiga teman gito yang sedang bersama oniel dan ollan.
Malam pun tiba, mereka sudah berada di penginapan. Setelah selesai makan malam, oniel dan ollan pun pergi ke garasi untuk mencek ulang mobil yang mereka pakai besok malam.
Sedangkan indah dan olla berada di dapur mencuci peralatan makan yang mereka pakai.
Lalu gito bermain dengan ipadnya di taman depan, dan chika mendatangi gito yang sedang duduk sendirian.
"Hai bang ger." Sapa chika.
"Oh hail bulan, sini duduk." Ucap gito menggeser tempat dia duduk ke kiri.
Chika pun duduk disamping gito, keheningan sempat terjadi di antara mereka. Karena rasa canggung itu tiba-tiba datang ke diri chika.
"Kamu kenapa?" Tanya gito melihat chika diam saja.
"Oh gak papa kok bang." Ucap chika menyembunyikan kecanggungannya.
"Santai aja bulan, gak perlu canggung gitu. Kayak baru kenalan 5 menit yang lalu aja kita." Jelas gito dengan santainya.
"E-eh gak kok bang." Ucap chika yang masih gugup.
"Gimana kerjaanmu sama ci gre dek?" Tanya gito yang kembali melihat ipadnya.
"Udah resign kok bang." Ucap chika.
"Apa kata ci gre?" Tanya gito kembali.
"Dia gak masalah kok bang, cuma dia sedikit kecewa aja karena baru kerja aku harus resign darisana." Ucap chika sedikit lesu.
"Maaf ya, karena aku kerjaanmu sama ci gre harus berakhir." Ucap gito sedikit merasa bersalah.
"Gak kok bang, aku juga gak papa kok. Lagian ci gre juga bilang gak akan menghalangi keinginanku buat ikut sama kalian." Jelas chika agar gito tidak merasa bersalah.
"Tapi bang, abang yakin mau bawa aku untuk proyek keliling indonesia itu?" Tanya chika ke gito.
"Yakin, mana mungkin aku ragu untuk membawa kamu ikut ke dalamnya." Ucap gito menatap chika.
Chika yang ditatap sama gito sedikit malu, mukanya yang merah saat gito melihat kearahnya. Hal itu juga bisa dilihat gito dengan jelas.
"Kamu kenapa? Kamu sakit ya dek?" Tanya gito yang heran melihat wajah merah chika.
"Gak kok bang, bulan gak kenapa-kenapa kok." Ucap chika menutup salah tingkahnya.
Sebenarnya gito tahu kalau chika lagi salah tingkah, tapi dia pura-pura tidak menyadarinya.
Mereka sempat kembali diam beberapa saat, karena chika mengatur dirinya agar tidak salah tingkah kembali.
"Bang, bulan gak yakin bisa memenuhi ekspektasi abang soal membawa bulan untuk ikut balap jalanan keliling Indonesia itu." Ucap chika yang sedikit minder.
Oh iya, disini chika dipanggil rembulan atau bulan sama gito. Sedangkan gito dipanggil gerhana sama chika.
Lanjut.
"Kenapa gitu?" Tanya gito.
"Bulan takut nanti bang ger kecewa sama bulan." Ucap chika yang masih meragukan dirinya.
"Aku gak mengharapkan kalian memenangkan setiap balapan itu bulan, aku hanya ingin melihat potensi kalian di luar balapan jakarta." Jelas gito untuk kembali meyakinkan chika.
Chika yang mendengar itu sedikit tenang, dia mengira kalau gito akan menjadi lelaki perfect yang hanya memikirkan kemenangan saja.
"Tapi bang, kalau aku kalah terus di setiap balapan gimana?" Tanya chika bimbang.
"Ya gak masalah, kamu kira aku itu orang yang selalu memikirkan soal kemenangan ya. Kamu salah bulan, aku itu lebih memikirkan potensi tapi kalau masalah menang itu nilai plusnya aja."
"Aku juga belajar bulan dari masa lalu, saat aku pertama kali menjadi pembalap. Kemenangan adalah hal mutlak bagiku, tapi itu tidak sesuai dengan harapanku. Kemenangan tidak pernah menemuiku, setelah 1 tahun aku merasakan frustasi karena kalah. Aku kembali berfikir untuk tidak memikirkan kemenangan menjadi hal mutlak, aku mengevaluasi semuanya dan pada akhirnya aku mengajak oniel sama ollan bergabung. Setelah bergabungnya mereka, aku menyadari sesuatu yang membuatku belajar. Yaitu potensi kemenangan ku besar, tapi mobilku tidak mendukungnya. Mekanik ku tidak pernah mengikuti semua yang ku inginkan, setelah mereka gabung semua berjalan menuju hal positif. Dari situ aku sadar, evaluasi potensi mobil dan driver lebih penting daripada sebuah kemenangan." Jelas gito tentang semua yang dia rasakan selama menjadi pembalap.
Chika benar-benar terkagum sama semua cerita pengalaman gito, dia kembali percaya diri untuk mau ikut dalam tour balapan yang dibuat sama gito.
"Percayalah pada dirimu sendiri, masalah mobil biar aku, oniel, ollan dan olla yang ngurus. Kamu, indah, ci shani, dan bang gen hanya perlu fokus untuk balapan. Masalah kemenangan itu bukan hal penting, kita bisa mengevaluasi semuanya secara perlahan." Jelas gito kembali.
"Terimakasih bang, bulan akan berusaha sebisa mungkin tidak akan buat kalian kecewa." Balas chika dengan tersenyum manis ke arah gito.
Gito melihat itu pun membalas senyuman chika, dia yakin chika bisa mengatasi semua keraguan dalam dirinya.
Selama ini, gito terus memantau chika melewati aran. Dia sebenarnya ingin membawa chika kembali ke kompetis rally, dan dia ingin membuat chika dan indah menjadi teman duet satu mobil.
Chika yang jadi drivernya dan indah yang akan menjadi navigatornya, begitu juga shani dia akan membuat cicinya itu ikut dalam balapan rally. Shani yang akan jadi navigatornya dan genandra yang akan menjadi drivernya.
Tujuan gito lainnya adalah membuat azizi dan christy ikut dalam kompetisi nascar. Tapi diantara adik kembarnya itu, lebih berpotensi besar azizi yang akan menjadi pembalapnya.
Sedangkan christy, dia ingin menjadikan christy sebagai partner azizi dari balik layar.
Itulah keinginan terbesar gito, dia ingin adik kembarnya yang melanjutkan estafet pembalap nascar yang gito tinggalkan.
Dia akan membuat tour street race untuk azizi dan christy, dia akan melakukan itu di luar Indonesia. Berbeda dengan shani, indah, chika dan genandra yang tour indonesia.
Malam itu, chika diberikan nasehat dari pengalaman gito untuk mempercayakan semuanya pada dirinya sendiri.
Chika yang awalnya ragu dan ingin membatalkan semuanya, gito membuat keraguan dalam wajah chika menghilang. Dia percaya chika termasuk pembalap terbaik yang akan dia poles bersama indah, shani dan genandra.
Sekian dulu ya..
Maaf kalau alurnya sedikit tidak menarik hehehe..
Terimakasih buat yang selalu mampir, jangan lupa untuk bantu votenya biar semakin rame..
Maaf juga kalau banyak typo bertebaran hehehe..