SHIBA

By star7j

21.6K 1.8K 81

Kisah keluarga mafia yang harus menyembunyikan identitasnya. Meski dihantui oleh masalah besar, kehidupan mer... More

Perkenalan
Sekolah
Dia
Bertemu Chika
Keusilan Zee
Meja makan
Ditinggal
Kemarahan Shani
Nasihat
Hukuman
Zee sakit
Manja
Mafia
Hasby
Pengganggu
Papa
Arga
Sepupu
Tak Suka
Piknik
Azeek
Aquarium
Surat Kaleng
Basket
PDKT
Janji Azeek
Siswi baru
apa ya?
mulai menjauh

Bandara

1.3K 79 1
By star7j

Setelah punggung anak terakhirnya tidak terlihat, Ardhan langsung menemui anaknya yang lain, yang sedang berkumpul di ruang tv.

"Halo anak-anak papa" Ardhan langsung duduk di sofa samping kanan Gracia, anak ketiganya. Sedangkan Shani duduk di samping sisi kiri Gracia. Sementara Zee duduk di bawah Shani sambil menyilangkan kedua kakinya.

Melihat papanya yang membawa tas besar, raut wajah mereka terlihat sedih, karena papanya akan pergi meninggalkan mereka lagi.

"Jam berapa pah?" Tanya Zee yang kemudian pindah duduk di samping papanya.

"2 jam lagi papa harus udah di bandara sayang" sambil mengelus dan mencium kepala anak keempatnya.

"Zoya, boleh bujuk adikmu ke sini? Papa ingin menikmati waktu bersama kalian sebelum pergi. Tadi papa bilang mau pergi hari ini, sepertinya dia marah" perintah Ardhan kepada Zoya panggilan kesayangan untuk Zee. Ia tahu jika Zoya yang bujuk, Christy pasti tidak akan menolak.

"Toya di kamar ya pah?" Tanya Zee dan dibalas dengan anggukan oleh papanya. Zee pun akhirnya pergi ke kamar kembarannya yang berada di lantai 2.

Di kamar Christy, ia sedang melamun sambil bersenderan ditempat tidur. Tak lupa tangannya yang selalu memeluk boneka ikan.

"Sampai kapan sih papa kerjanya gitu, cape tahu harus ditinggal terus" ucap Christy pada dirinya sendiri.

"Papa ga sayang apa sama anaknya, dikit-dikit ditinggal. Pulang bentar abis itu pergi lagi. Hufftt mana bahaya banget kerjaannya" Christy memang sudah tahu kerjaan papanya. Semenjak mengetahui kerjaan papanya, dirinya seakan tidak rela jika papanya harus pergi meninggalkannya dalam waktu yang lama. Dia tahu, jika papanya pergi lama artinya kasus yang ditangani oleh papanya sangat besar dan beresiko.

"Toy ayok, papa mau pergi" tanpa basa basi Zee langsung membuka kamar kembarannya itu. Dari pintu yang dibuka setengah, Zee mengajak Christy untuk turun ke bawah.

Ajakan Zee seakan tidak dipedulikan oleh Christy. Ia hanya menatap Zee sekilas dan tetap pada posisinya tak berubah sedikitpun.

Merasa ajakannya dihiraukan, Zee pun mendekati adik kesayangannya itu.

"Ayo kasian papa, kan mau pergi" ajak Zee sambil menarik tangan adiknya.

Tak butuh waktu lama, Christy pun akhirnya mengikuti kemauan kakanya itu. Christy memang tak bisa nolak jika sang kembarannya sudah bicara. Ia begitu sayang pada kembarannya.

"Zoy papa pasti pulang lagi kan?" Tanya Christy saat menuruni tangga dengan tangan yang selalu digandeng oleh Zee.

"Pastilah kan papa sayang kita" Zee tahu apa yang dikhawatirkan kembarannya itu. Jika boleh jujur, dirinya juga takut akan keselamatan papanya saat bekerja.

Setelah berada di ruang tv, Zee langsung duduk ke tempat semula dan langsung bergelendotan dengan papanya. Sementara itu, Christy hanya terdiam mematung.

"Kok diem, sini sayang" panggil Ardhan sambil menepuk pahanya.

Tak ada pergerakan, akhirnya Gracia bangkit dari duduknya dan menarik adik kecilnya itu.

"Papa mau pergi, masa kamu ga mau pelukan dulu" ujar Gracia sambil mendorong adiknya untuk duduk di sebelah papanya. Sementara dirinya duduk disamping Shani.

"Adek katanya mau beli ikan lagi kan? Nanti kita beli abis anterin papa mau ga?" Tanya Shani menenangkan Christy. Ia tahu jika adik kecilnya itu sangat mengkhawatirkan papanya.

"Satu bulan saja sayang, papa pasti pulang" kata Ardhan sambil mengelus pipi Christy.

Setelah satu jam bercengkrama di ruang tv, mereka akhirnya pergi ke bandara untuk mengantarkan papanya. Papanya tak memberitahu ia akan pergi ke mana, hal ini untuk menjaga kerahasiaan dan kelancaran pekerjaannya.

Di dalam mobil, si kembar Zoya Toya tidak sedikitpun melepaskan pelukannya. Zee, Christy dan Ardhan duduk bertiga di belakang. Sedangkan Gracia duduk di samping Shani yang sedang mengemudi.

"Zoya mau apa? Nanti pulangnya papa belikan" tanya Ardhan memecah keheningan pada anak yang kelakuannya hampir mirip dengan dirinya.

"Emm apa ya, gatau bingung, kalau Toya?" Tanya Zee pada sang adik.

"Pengen papa cepet pulang" suaranya sedikit serak karena dari rumah hingga diperjalanan air matanya terus menetes.

"Papa sedih loh kalau kamu gini, kan ada cici" ucap Ardhan yang tidak henti mengusap air mata anaknya.

"Papa di sana baik-baik ya, sering-sering kabarin kita" ucap Gracia sambil membalikan badan untuk melihat papanya.

"Iya sayang tentu, kamu jaga adik-adik kamu ya, harus nurut juga sama cici" jawab Ardhan dengan senyum lebar.

"Itu Zoya juga pah susah banget dibilanginnya, pusing aku" adu Shani pada papanya.

Dari ketiga adiknya, Zee memang berbeda. Dia memang tidak pernah melawan cicinya, namun dia juga sering tidak mendengarkan apa yang cicinya perintahkan.

"Cici apaan sih, Zoya anak baik yaaa, tuh Ci gre yang gangguin aku terus" Jawab Zee sambil menyembunyikan wajahnya di dada sang papa.

"Heh kam.." belum selesai bicara, papanya langsung memotong pembicaraan Gracia.

"Udah-udah pokoknya kalian harus baik-baik, ikuti apa kata cici, cici juga harus sabar, jagain mereka juga" lerai Ardhan.

Setelah memakan waktu 30 menit, akhirnya mereka sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Semenjak turun dari mobil hingga memasuki bandara, tangan Ardhan selalu merangkul anak terakhirnya itu.

"Jangan nangis lagi, nanti papa ga tenang perginya" ucap Ardhan sambil memegang kedua pundak Christy.

"Iya toy, kan ada aku" ucap zee sambil menepuk dadanya.

Saat papanya berpamitan dan mulai meninggalkan mereka, Christy tiba-tiba berlari dan memeluk sang papa.

"Papa hati-hati, toya sayang papa, cepet pulang ya" ucap Christy didalam dekapan Ardhan.

"Iya sayang, coba ayo foto dulu baris" perintah Ardham sambil melepaskan pelukan Toya.

"Cantik-cantik banget sih anak papa" puji Ardhan pada anak-anaknya yang memang memiliki paras cantik.


Saat melihat hasil jepretannya, Ardhan menyadari jika si kembar memasang wajah yang murung.

"Zoya toya, ayo dong senyum kaya cici, masa murung gitu" ucap Ardhan pada anak kembarnya.

"Senyum dek ayo" ajak Shani pada Zoya dan Toya.

"Nah gitu dong, kan cantik" ucap Ardhan sambil melihat gambar anaknya.

"Ya memang cantik" jawab Zee sambil mengibaskan rambutnya menggunakan tangan.

"Ih jelek bangett" kata Gracia dengan memasang muka kagum saat melihat tingkah laku adik kesayangannya. Ucapan tersebut berhasil membuat Zee marah dan mengadu pada Ardhan.

"Ck Gee jangan mulai deh" lerai Shani saat melihat muka Zee kembali murung.

Setelah puas berfoto, kini Ardhan benar-benar pergi. Saat punggung Ardhan tak terlihat lagi, Shani, Gracia dan sikembar akhirnya meninggalkan bandara.

"Okee mau makan dulu ga?" Tanya Shani saat memasuki mobil.

"Aku terserah ci" jawab Gracia sambil menggunakan seat belt.

"Adek mau makan atau mau kemana dulu gitu" tanya Shani pada kedua adik kembarnya.

"Aku mau pulang" jawab Christy dengan mata yang terus melihat pesawat.

Sementara Zee hanya mengangguk menyetujui pendapat Christy.

"Okee lets Go.. kita pulang" kata Shani dan mulai menyalakan mesin mobil.

Nextt...

Gimana? Maaf jika kurang suka

Continue Reading

You'll Also Like

8.1K 545 5
Baca aja males nulis deskripsi.
57.1K 5.5K 45
Salahkah aku hadir di dunia ini?, aku tak tau mengapa aku memilihmu. Namun yang kutau engkaulah yang memberiku harapan untuk hidup. Jangan salahkan a...
89.9K 14.4K 29
Tentang Azizi Shanara Cavandra dan kedua kakak perempuannya.
4.3K 615 11
Michaela Azzara. U. si gadis periang yang menyimpan banyak luka didalamnya. Based on a true story.