Menetap Diantara Cinta Mereka...

By Joosung09

18.4K 1.2K 72

Anton dan Fahim merupakan pasangan yang sudah hidup bersama selama 3 tahun lebih. Sejauh ini Fahim merasa bai... More

Tokoh
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 21
Episode 22
Episode 23
Episode 24
Episode 25
Episode 26
Episode 27
Episode 28 End

Episode 13

683 41 4
By Joosung09

ANTON POINT OF VIEW

Setelah apa yang Fahim lakukan sama gue tadi, nggak gue balas sama sekali. Jujur tamparanya lumayan perih di wajah gue. Sekarang gue udah di kantor, nggak semangat seperti biasanya. Masih teringat marahnya Fahim.

Salahkah gue mencintai orang lain selain Fahim? Tapi gue seneng kalau lihat Rama. Pagi tadi Rama berangkat lebih dulu bahkan saking paginya sampai gue nggak lihat dia. Gue khawatir kalau Rama jadi ngerasa bersalah sendiri.

Alhasil gue keluar kantor menuju tempat Rama kerja. Untunglah gue masih bisa lihat Rama lagi membuang sampah. Gue samperin Rama tapi mendadak dia hendak pergi, gue tahan lenganya.

“Gue cemasin lo, kenapa tadi berangkat pagi banget?” pertanyaan gue nggak di jawab langsung sama Rama.

Setelah beberapa detik Rama baru menjawabnya. “Aku nanti bakal pindah ke apartemen, aku udah dapat tempat tinggal sendiri.”

Dulu, gue rencana mau beli apartemen buat Rama. Tapi sampai sekarang belum bisa gue belikan sampai Rama bilang sendiri. Gue lihatin Rama yang juga sedang ngelihat ke gue. “Maaf kalau aku terlalu nuntut kamu selama ini.” Ucap Rama.

Rama hendak masuk ke dalam, tiba-tiba tangan gue nahan dia buat masuk. Gue dipandangi sama Rama tapi gue sama sekali nggak bisa ngebalas ucapanya. “Maaf kalau gue belum bisa terus terang sama hubungan kita.”

“Bukan salah kamu Mas, kamu benar seharusnya Fahim yang di utamakan dulu.” Ujar Rama.

Secara mendadak gue tarik Rama hingga gue peluk dari belakang. “Gue cinta sama lo.” Nggak ada balasan dari Rama. “Maaf gue nggak bisa ngasih yang terbaik buat lo.”

Rama membalikan tubuhnya, tangan Rama menyentuh rahang gue. “Kamu udah yang terbaik buat aku Mas, makasih buat semuanya.”

Gue tersenyum, bahkan senyuman gue begitu lebar mendengar ucapan Rama. “Gue anter ke apartemen lo.”

Rama seperti terkejut sama ucapan gue barusan. “Sekarang? Kamu kan kerja.”

“Emm gue lagi males. Pengen ngabisin hari ini sama lo aja.”

Sejenak Rama ngelihat ke pintu belakang yang terbuka, segera dia tutup kembali. “Aku juga nggak masuk kerja aja.” Senyuman Rama ngebuat gue lebih baik sekarang.

Gue kecup bibirnya sekali karena gue senang dia mau gue ajak ngabisin waktunya sama gue. Nggak gue sangka dengan baikanya gue sama Rama, gue ngelupain tentang Fahim tentang hubungan terlarang gue sama Rama. Sebelum itu gue baik-baik aja, gue bisa atur waktu sama Fahim dan juga sama Rama. Mungkin gue bisa atur keduanya setelah gue jujur ke Fahim.

Disini gue berada, apartemen yang mau di tinggali sama Rama. Menurut gue nggak bagus-bagus banget tapi lumayan buat tempat tinggal. Gue di ajak masuk ke dalam apartemen sama Rama. Masih komplit semuanya dan tertata dengan rapi.

Gue lihat-lihat ruangan yang ada di apartemen ini dan cukup bagus buat ngabisin malam berdua. “Gimana bagus nggak?” tanya Rama ke gue.

“Lumayan.” Balas gue. Kini gue meluk Rama dari belakang, meletakan dagu gue di bahunya. “Harganya berapa?”

“400 juta, udah aku DP dulu 20 juta setelah itu bisa aku cicil.” Jelasnya Rama ke gue.

Gue ngeluarin ponsel, Rama yang tiba-tiba aja tau dengan apa yang mau gue lakuin langsung di cegah sama dia. “Kamu mau ngapain Mas?”

Tangan Rama terus meraih tangan gue yang megang ponsel tapi gue tetap ngejauhinya, sampai tangan kiri gue meluk dia. “Ssstt.. udah nurut aja.”

Jari gue cekatan langsung ngirim uang ke rekeningnya Rama sebanyak 700 juta. “Udah, gausah ngelawan.” Gue kantongi lagi ponsel gue dan sekarang gue peluk badan Rama menggunakan kedua tangan gue.

“Kebiasaan banget, nanti aku kembalikan setengahnya ya?”

“Enggak!” balas gue.

“Kenapa? Ini masih bisa dicicil.” Ujarnya.

“Pokoknya enggak, lo nurut aja sama gue dan jangan coba-coba ngembalikan uangnya.” Gue cium lehernya bahkan gue gigit.

“Iya.. iya.. aduh jangan digigit dong.”

Bukanya gue berhenti, sekarang gue angkat tubuhnya Rama. Gue bawa ke ranjang dan gue jatuhkan Rama. Gue cium dulu bibirnya lalu gue lanjut ke bagian lehernya. Perlahan gue buka bajunya Rama hingga kedua dada montoknya terlihat.

Dilanjut gue ngejilatin kedua putingnya Rama hingga sekarang dia udah nungging. Gue ngemanjakan Rama karena gue udah buka baju dari tadi dan saatnya gue memadu kasih sama dia. Di apartemen baru ini saksi bisu gue sama Rama di ranjang.

Desahan Rama terdengar tanpa harus di tahan seperti malam-malam sebelumnya. Gue semakin menikmati tubuhnya hingga gue keluar di dalam lobangnya Rama.

Pukul sepuluh gue masih di atas ranjang, berpelukan sama Rama menikmati cuti kerja kami. Tiba-tiba ada yang nelfon ke ponsel gue. Segera gue angkat dan mengganggu tidurnya Rama.

“Halo!” Sapa gue lebih dulu.

“Halo Pak Anton, maaf mengganggu waktunya. Pak Anton tidak menyuruh saya buat jemput Mas Fahim sama Dio kan?” tanya sopir kepercayaan gue.

“Enggak, ada apa emangnya?” tanya gue penasaran.

“Tadi saya lihat Mas Fahim sama Dio di dalam bus. Saya kira lupa buat jemput kalau Mas Fahim ada acara.”

Mendadak gue bangun dari tidur gue, bahkan Rama juga terbangun sambil memandangi gue. “Ada apa Mas?” tanya Rama.

“Fahim pergi dari rumah.”

Gue sama Rama saling menatap, pasti Rama juga dengar yang tadi gue ucapkan. Gue tutup sepihak panggilan telfonya dan gue taruh di atas nakas. “Kemana?” tanya Rama ke gue.

“Nggak tau, bangsat emang!” gue emosi setelah mendengar Fahim pergi dari rumah.

“Mungkin dia lagi mau ke tempat mana gitu.” Rama mencoba nenangin gue.

“Fahim nggak pernah pakai bus kalau pergi.” Sial emang harus cepat-cepat cari dia terlebih lagi ada Dio yang entah diajak kemana.

“Atau mungkin Fahim ketemu sama pria itu.” Ucapan Rama membuat gue mulai berpikir demikian.

“Mirza?” Rama menganguk. “Nggak mungkin, Fahim nggak pernah ketemu dia.”

“Nyatanya kemarin malam dia datang ke rumah Mas. Sama halnya waktu aku sama kamu dulu.” Ujar Rama.

---

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 4.7K 23
21+ Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu. Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik...
2.4M 237K 58
📌Spin off "Kiblat Cinta". Disarankan untuk membaca Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengenal masing-masing karakter tokoh di dalam cerita Muara Kiblat...
5.9K 215 24
**Boys Love Alert!!!** Lucky menderita Quarter Life Crisis di usia transisinya menuju kedewasaan. Depresi, kekosongan, dan kehampaan yang ada dalam d...
1M 75.2K 56
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...