Hai guys aku kembali lagiii, akhir akhir ini aku lagi ngga niat nulis😔 ditambah lagi dengan beredarnya informasi kalo ngga boleh buat cerita tentang atlet. Jadi ngga semangat lanjutinnya, tapi ngga tega ninggalin kalian.... Aku juga kecewa sama author favorit ku karena dia juga udah unpublished ceritanya😭... Tapi aku bakal tetap lanjutin cerita nya sampe denger informasi selanjutnya.... Dan aku juga ga enak sama mba Noa, disini dia jadi pelakor, tapi di dunia nyata mereka sweet banget kok, ngga kebayang kalo dia baca ini,,, tapi GAMUNGKIN dia download WP... Tetep aja aku ngga enak....
Yaudah deh, makasi yaa udah baca 😘
Happy Reading 💫.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Loh, sya? Kok Lo kesini? Katanya mau mantauin Rafael" ucap Kirana saat nata baru saj sampai ke cafe nya.
"Dia dirumah Sama adek nya, bosen gue dirumah...sesekali keluar dia juga gabakal marah kan." Ucap nata santai.
"Tapi gue takut kejadian semalam itu terulang lagi syaa, gue Gamau liat Lo sedih." Ucap Kirana yg ikut duduk didamping nata.
"Bentar, gue lupa nanya ke Lo... Foto itu, Lo dapat dari mana? Dan Lo kok bisa tau kalo Rafael disana?" Tanya nata tanpa menanggapi perkataan Kirana tadi.
"Gue ga sengaja liat dia masuk ke bar waktu gue mau pulang habis dari supermarket. Awalnya gue kira mereka cuma mau nongkrong aja, tapi gue baru inget kalo mereka kan atlet, ga seharusnya mereka kesana...terus gue diem diem ngikutin mereka kedalam, soalnya gue liat... Ada cewe yg ngebuntutin Rafael. Pas sampe didepan pintu, gue liat mereka ciuman, maksudnya Rafael... Yaudah gue fotoin biar jadi barang bukti dan gue kasih ke Lo. "Jelas Kirana panjang lebar.
"Gue ga nyangka Noa Setega itu ke gue, gue kira dia memang udah nganggap Rafael sebagai sahabatnya, tapi.... Gue ga percaya lagi sama dia." Ucap nata, tanpa sadar butiran bening turun dari mata hazelnya.
"Sabar ya syaa, gue tau Lo kecewa sama dia... Tapi Lo jangan salahin Rafael... Dia ngga salah, cuma cewe itu aja yg keganjenan." Ucap Kirana sembari memeluk sahabatnya itu.
"Bentar, i-itu Noa kan? Dia sama siapa? Kayaknya akrab banget" ucapnya saat melihat seorang wanita dan seorang pria berjalan masuk ke cafe milik Kirana.
"Itu tuh, cewe kemarin yg ngikutin Rafael" jawab Kirana.
"Gue harus ngomong sama dia!" Ucap nata sebelum ia berdiri, namun tangan nya ditarik oleh Kirana yg membuatnya terduduk lagi. "Kenapa?"
"Jangan main gas aja, kita harus cari tau siapa cowo itu..." Ucap Kirana .
"Bener juga, kita harus cari tau siapa cowo itu. Kalo itu pacarnya Noa, kenapa dia masih cari perhatian ke Rafael" jawab nata.
"Yaudah ayok" ucap Kirana.
Nata dan Kirana duduk tidak dan jauh dari Noa dan laki-laki yg bersamanya tadi.
Mereka mulai memata matai Noa dan pria itu.
"What are our plans? did it work?"
(Bagaimana dengan rencana kita? Apa itu bekerja?) Ucap pria misterius itu.
"Yes, it's a work in progress. Now Rafael's memory has not recovered, and I hope it never will"
(Iya, itu sedang dalam proses. Sekarang ingatan rafael belum pulih, dan aku harap tidak akan pernah pulih) jawab Noa.
"Good, it wasn't in vain that I ordered someone to sabotage his car. But I'm not yet satisfied with taking my revenge on him."
(Bagus, tidak sia sia aku menyuruh orang untuk menyabotase mobilnya. Tapi aku belum puas untuk membalaskan dendam ku padanya.) Jawab pria itu dengan seringai nya. Pria itu bernama Mike, sahabat Rafael, atau mantan sahabat Rafael.
"But don't overdo it, you know I love him very much. Don't you have any intention of harming his wife too?"
(Tapi jangan berlebihan, kamu tahu aku sangat mencintainya. Apakah kamu tidak punya niat untuk menyakiti istrinya juga?) Seru Noa.
"I also wanted to harm his wife, but she was not at fault for that incident. What made my parents dead was that bastard That"
(Saya juga ingin menyakiti istrinya, tapi dia tidak bersalah atas kejadian itu. Yang membuat orang tuaku mati adalah pria bajingan itu.) Jawab Mike.
"You are very stupid, it was his wife who suggested not taking responsibility after harming your parents."
(Kau sangat bodoh, justru istrinya yang mengusulkan untuk tidak bertanggung jawab setelah mecelakai orang tua mu.) Jawab Noa yg mencoba membuat Mike percaya.
"It's impossible for his wife to suggest such a stupid plan, but there's also something that I'm a little suspicious of, that at that time I didn't see the two of them in the car they were driving."
("Tidak mungkin istrinya menyarankan rencana bodoh seperti itu, tapi ada juga yang membuatku sedikit curiga, yaitu saat itu aku tidak melihat mereka berdua di dalam mobil yang mereka kendarai) ucap Mike yg merasa sedikit janggal atas tragedi itu.
"Hah? Ma-maybe You saw wrong"
(Hah? Mu-mungkin kamu salah lihat) jawab Noa yg sedikit gelagapan. Bagaimana tidak? Justru ia yg sebenarnya telah mencelakai kedua orang tua Mike, untuk memfitnah nata dan rafael. Agar ia mudah menghasut Mike bahwa mereka lah yg melakukan nya dan membuat Mike percaya bahwa nata dalang dari semua ini. Ini semua juga tujuannya agar ia lebih mudah menyingkirkan Nata dari kehidupan Rafael.
"What I saw was the woman in the car, but it wasn't very clear."
(Yang aku lihat justru wanita di dalam mobil itu, tapi tidak terlalu jelas.") Ucap Mike yg mulai ragu takut salah sasaran.
"Don't think about it, what is certain is that Nata caused the accident, and Rafael too.
(Jangan dipikir-pikir, yang pasti kecelakaan itu disebabkan oleh Nata, begitu juga Rafael)
"OK, I'll carry out the next plan. And of course with your help too."
(Oke, saya akan melaksanakan rencana selanjutnya. Dan tentu saja dengan bantuanmu juga.")
Sementara itu nata yg mendengar semua percakapan itu sedikit terkejut atas tuduhan Noa padanya dan Rafael. Karena, ia dan Rafael tidak pernah mencelakai seseorang, bahkan sampai tidak bertanggung jawab.
"Mereka lagi ngobrol apaan sih sya?" Tanya Kirana karena tidak mengerti dengan apa yg mereka bicarakan.
"Mereka bilang, kecelakaan Rafael itu ulah mereka yg mau balas dendam ke Rafael dan gue, dan Noa bilang kami yg udah mencelakai orang tua cowok itu." Jawab nata.
"Hah? Kelewatan sih, lu udah rekam percakapan mereka?"
"Astaga, gue lupa naa, gimana dong? Duh ceroboh banget sih gue" ucap nya cemas karena ia tidak merekam pembicaraan itu sebagai barang bukti nantinya.
"Ihh kan syaa, mereka keburu pergi tuh" jawab Kirana.
"Pokoknya kita harus cari tau dan juga mata matai mereka!" Tambah Kirana.
"Gue takut ,Kirana" ucap nata yg tampak cemas.
"Udah Lo ga usah takut, nanti gue sama viona bantuin Lo, atau gimana kalo Lo juga minta bantuan Justin dan Ivar?" Usul Kirana.
"Boleh juga, nanti gue kasih tau mereka" jawab nata.
-
-
-
-
-
-
-
"Good, it wasn't in vain that I ordered someone to sabotage his car. But I'm not yet satisfied with taking my revenge on him"
kata kata itu terus berputar dalam kepala nata, ia tak pernah mengira jika kecelakaan itu adalah ulah noa dan pria tadi. Dan mengapa Noa tega mencelakai Rafael jika ia benar-benar mencintai Rafael. Perempuan keji, bahkan ia tampak sangat polos seolah olah bukan ia pelakunya.
Nata pulang dengan taksi, ia tidak membawa mobil karena memang tidak pandai mengendarai mobil.
Gerak gerik supir itu tampak sedikit mencurigakan, nata yg merasa jika ia ditatap melalui kaca spion dalam mobil langsung memalingkan wajahnya. Kecurigaan itu terus bertambah saat supir taksi itu membawa nata ke tempat yg tidak sesuai dengan tujuan.
"Loh, pak... Kok lewat sini? B-bukan lewat sini rumah saya pak" seru nata saat mendapati ia berada di jalan yg sepi.
"Tenang saja Bu, ini jalan pintas" jawab supir itu santai.
Hingga mereka sampai di depan rumah besar yg berada terpencil dari rumah warga.
"Ini bukan tujuan saya pak! Kenapa kesini!! Kamu jangan macam-macam ya!!" Ucap nata panik saat supir itu turun dari mobil dan menghampiri nata di kursi penumpang.
"Kamu harus menemui seseorang" ucapnya sembari memaksa nata keluar dari mobil itu.
"Apa apaan ini!! Kamu bisa saya laporkan ke polisi ya!!" Bantah nata saat tangannya ditarik paksa oleh supir itu.
"Kamu membuat saya harus melakukan kekerasan padamu" ucapnya sebelum ia menutup mulut nata menggunakan kain hingga pingsan.
"Gadis malang" ucap supir misterius itu. Pria itu langsung membawa nata masuk ke rumah besar dan mewah itu.
(Bersambung)