Hari ini Reina berangkat sekolah dengan Reihan, sekitar jam 7 tadi Reihan sudah berada di depan rumah nya. Tepat setelah tiba di sekolah banyak orang yang memerhatikan mereka, termasuk risk6dan Elina yang baru saja tiba di sekolah. Lagian beberapa hari sebelumnya mereka bertengkar dan kemarin juga kelihatannya kondisi mereka tidak baik-baik saja, tapi sekarang mereka malah ke sekolah barengan.
Reihan turun dari motornya, menatap ke arah Reina. Lalu menjulurkan tangannya ke arah Reina. Gadis itu melirik ke arah tangan Reihan, wajahnya seketika terheran, kemudian melirik kembali kearah Reihan.
"Ayo." Ajak Reihan tersenyum.
Di saat itu juga Reina paham maksudnya. Dia membalas senyuman itu dan menggenggam tangan Reihan dengan erat. Kini mereka berdua berjalan di koridor sekolah sampai tiba di depan kelas Reihan. Namun Reihan tetap berjalan yang membuat Reina bingung, padahal sudah di depan kelas, kenapa Reihan tidak masuk? Ketika tepat di depan kelas Reina, laki-laki itu melepaskan genggamannya dan menatap kearah Reina.
"Masuk. Aku cuma ngantar kamu sampai selamat di depan kelas mu." Ujar Reihan. Hal itu membuat Reina baper yang membuat dia tersenyum-senyum.
"Iya makasih pak satpam." Ujar Reina sambil tertawa kecil.
"Sama-sama." Senyum Reihan, kemudian pergi dari sana.
Kini Reina memasuki kelasnya dan duduk di tempatnya. Riska yang saat itu duduk bersebelahan dengannya langsung bertanya-tanya ada apa dengan mereka berdua, maklumlah Riska penasaran sama mereka berdua, begitu juga dengan Elina.
Awalnya Reina tidak ingin bercerita, tapi karena teman-temannya sangat penasaran barulah Reina bercerita. Sesaat setelah mendengar cerita dari Reina membuat mereka berdua kaget sekaligus senang, mereka tidak menyangka jika Reina dan Reihan akan berpacaran. Soalnya mereka tau lah gimana problem mereka akhir-akhir ini dan juga sifat Reihan terhadap Reina. Tapi ujung-ujungnya mereka jadian juga.
Sekarang penasaran mereka telah terjawab, pantas saja kenapa saat itu Reihan mencari keberadaan Reina saat Reina tidak masuk sekolah.
***
Reina, Riska dan Elina saat ini sudah berada di kantin. Kinan si ketua osis pun ikut bergabung dengan mereka, walaupun tidak satu kelas, Kinan ini dekat dengan Elina. Makanya itu dia bergabung dengan mereka. Di sana tidak hanya ada mereka berempat di satu meja itu, ada dua orang lainnya juga kok, temen sekelas Reina juga.
Saat tengah asik dengan obrolan mereka, Reihan tetiba datang sambil membawakan semangkuk mie bakso dan duduk di samping Reina. Kebetulan ada kursi kosong disampingnya. Semuanya melirik ke arah Reihan yang tiba-tiba datang sambil duduk di samping Reina. Hal itu tidak lagi di bingung kan oleh Riska dan Elina, lagian mereka udah tau hubungan Reihan dan Reina. Tapi tidak untuk Kinan dan dua temannya yang lain.
"Ngapain kamu?" Tanya Kinan, terlihat tidak suka akan kehadiran Reihan di sana.
"Makanlah." Jawab Reihan ketus.
"Kan bisa di tempat lain."
"Disini kursi nya kosong, kenapa? Gak boleh aku duduk di sini?"
Semua orang terdiam ketika Reihan dan Kinan berbicara dengan nada yang agak ngegas. Terlebih tatapan mereka seperti saling tidak menyukai. Reina langsung menenangkan suasana di sana agar mereka tidak bertengkar.
"Udah udah, mending kamu makan aja itu mie bakso nya. Dingin ntar." Ujar Reina pada Reihan.
"Iya." Ujar Reihan datar, kemudian memakan makanannya.
Reina hanya menghela nafasnya, kemudian mereka melanjutkan makan mereka. Namun saat itu Ria membuka suara, teman Reina yang duduk di sebelah Kinan.
"Kalian pacaran ya?"
Reina terdiam sejenak, menatap kearah Riska dan Elina kemudian beralih ke arah Ria. Kinan yang mendengarnya pun ikut menatap ke arah Reina. Belum sempat Reina ingin menjawab, Reihan lebih dulu menjawab pertanyaan tersebut.
"Iya, Reina pacar aku." Jawab Reihan penuh percaya diri. Kemudian menatap ke arah Reina sambil tersenyum.
"Sejak kapan?" Tanya Siska, yang duduk di sebelah Reina.
"Kemarin." Jawab Reihan lagi.
Tepat saat itu juga Kinan pergi dari sana, padahal dia belum selesai makan. Elina yang melihat kepergian Kinan begitu saja langsung memanggilnya, namun tidak ada respon sama sekali. Bisa di liat dari reaksi Kinan ketika mendengar ujaran soal tadi, dia kelihatan tidak suka dan kesal. Reina bukan tipe orang yang pintar membaca bahasa tubuh, tapi dari sikap Kinan Reina bisa melihatnya.
Kini mereka semua kelar makan di kantin. Reihan sudah pergi lebih dulu karena harus mengganti seragam olahraga nya, karena sebentar lagi jam olahraga tiba. Reina hanya mengangguk dan kini sudah berada di dalam kelas nya untuk belajar.
Jam pulang pun tiba. Reihan yang sudah menunggu di depan gerbang kini di hampiri oleh Reina sambil tersenyum kearahnya.
"Ayo pulang bareng." Senyum Reihan dan Reina membalas senyuman tersebut yang kemudian naik keatas motor.
Selama di perjalanan pulang Reina membawa motor nya dengan santai dan Reina yang duduk di belakangnya sambil memeluk dirinya.
"Aku udah baca surat yang kamu kasih kemarin." Ujar Reina sambil tersenyum.
"Gimana? Suka?"
"Suka banget, tapi lucu." Tawa Reina.
Mendengar Reina yang tertawa membuat Reihan juga ikut tertawa. Iya sih lucu isi surat nya, lagian orang mana sih yang bisa-bisanya terpikirkan ide seperti Reihan? Reina aja tidak menyangka jika surat yang di berikan Reihan kemarin bakal berisi sebuah teks sumpah pemuda.
Setiba di rumah Reina, Reihan memberhentikan motornya. Gadis itu turun dan berdiri di samping nya. Senyum manis terpasang di wajah Reina yang membuat Reihan memasang wajah heran.
"Kenapa liatin nya begitu?" Tanya Reina yang ikutan heran.
"Heran kenapa kamu bisa cantik banget pas senyum." Ucap Reihan.
Mendengar gombalan dari Reihan membuat Reina tertawa sekaligus baper. Bisa ya ternyata Reihan selalu seperti ini, kadang bersikap manis, lucu dan juga suka menggombali nya tiap kali ada kesempatan.
"Jangan senyum-senyum di depan umum apa lagi ketawa." Sambung Reihan.
"Kenapa?" Tanya Reina bingung.
"Soalnya senyum kamu manis, kalo ketawa kamu cantik." Jawab Reihan. Lagi-lagi Reina tertawa mendengar ujaran Reihan. Sedangkan Reihan hanya tersenyum melihat tingkah Reina.
"Iya enggak." Ucap Reina, tersenyum ke arah Reihan.
"Yaudah aku pamit, assalamualaikum." Pamit Reihan sembari mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam." Jawab Reina, membalas salam tersebut.
Reihan kembali menghidupkan motor nya, lalu pergi dari sana meninggal Reina sendirian. Setelah kepergian Reihan, gadis itu masuk kedalam rumah nya.
***
Sumpah Pemuda
- Pertama : "kita Reihan dan Reina Bandung, mengaku telah berpacaran pada 10 November 1989."
- Kedua : "kita Reihan dan Reina mengaku bahwa kami sudah saling mencintai."
- ketiga : "kita Reihan dan Reina mengaku akan menjunjung tinggi perasaan kami dalam tempo yang selama-lamanya."
***
Minggu, 23 Juni 2024