6 lawan 4. Itulah yang terjadi di antara Wild Hunter dan rombongan Mark Lee yang terdiri dari Renjun, Junkyu dan juga Haruto. Jumlah yang tidak sebanding karena satu Wild Hunter saja bahkan sudah amat menyusahkan setiap dua dari mereka.
Srakkk /
Duagh !
"Junkyu, awas sebelah kirimu !" Teriak Mark saat sebuah rantai api mengarah ke arah Junkyu.
Junkyu yang mendengar peringatan dari Mark pun sontak mengeluarkan kekuatan anginnya untuk membuat rantai itu tak bisa mengenai dirinya. Tapi, api dan angin nyatanya bukanlah perpaduan yang bagus. Memang rantainya akan menjauh, namun kobaran api yang menyelimuti rantainya pun juga akan berkobar lebih besar lagi. Dan jika saja Mark tak mengeluarkan mantra yang membuat air tiba-tiba muncul dari dalam tanah, kobaran api itu mungkin saja tak akan bisa terhentikan dan Wild Hunter pun akan semakin menggila.
"Woah ! Bagus Kim, kau hampir saja membuat kita semua menjadi makanan panggang."Sindir Haruto pada sang kekasih setelah semua Wild Hunter yang baru saja tersiram mantra air Mark kini tergeletak pingsan di tempat.
Ya, meski statusnya kini adalah kekasih Junkyu, tetap saja Haruto masih suka untuk bersikap tengil dengan seringkali mengejek apa yang Junkyu lakukan. Pun dengan Junkyu, ia juga seringkali membalas ejekan Haruto dengan sumpah serapah yang lebih parah. Singkatnya, hubungan Junkyu dan Haruto itu tergolong unik.Keduanya seringkali saling berdebat, mengejek satu sama lain, terkadang bahkan berbicara kasar dan saling menyalahkan, tapi keduanya juga sama-sama tidak mau dipisahkan. Sangat mirip dengan serial Tom & Jerry yang ada di televisi.
"Kau pikir apa yang bisa kulakukan selain mengeluarkan angin milikku. Menunggu sampai suara melengking milikmu itu menolongku ? Yang ada kau akan membuat semua orang tuli, Watanabe bodoh Haruto." Balas Junkyu dengan seringai remeh di sudut bibirnya. Mark dan Renjun yang melihat tingkah kedua makhluk berbeda spesies itu hanya bisa menggelengkan kepala maklum. Sudah terlalu biasa dengan pasangan absurd yang bahasa cintanya berupa saling melontarkan kata-kata umpatan.
"Sudah jangan bertengkar, mumpung mereka semua pingsan, ayo kita segera menyusul Jeongwoo dan yang lain. Mereka pasti sedang berusaha keras menahan keretanya."ajak Mark pada ketiganya.
"Ya, dan tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak Wild Hunter yang menyerang mereka di sana."timpal Renjun sembari menatap bergantian pada Haruto, Junkyu dan juga Mark.
"Sekarang kita tahu mereka lemah dengan air. Kau harus kembali mengumpulkan energi untuk membuat gelombang air yang lebih besar, Mark Lee."Sela Haruto yang lantas diangguki oleh Mark. Dan setelah pembicaraan singkat itu, ke-empatnya pun berbalik, melesat dengan cepat menuju tempat dimana lolongan serigala Junghwan sempat terdengar.
.
.
.
.
.
Kevin menggeram. Sejak barisan para wild Hunter itu mulai berlari untuk menyerang teman-temannya, omega Jeongwoo itu tiba-tiba saja meledakkan semua energi bulan yang ada dalam tubuhnya. Membuat kekuatan darah campuran miliknya aktif tanpa harus menggunakan horns. Lihat, sepasang mata Kevin bahkan menyala dengan dua warna berbeda. Pertanda bahwa Jaehyuk dan Kevin telah melebur menjadi satu dan bersiap untuk menggunakan blood-bending miliknya.
Tentu, jika itu menggunakan horns, blood-bending hanya akan berefek pada makhluk-makhluk semacam Vampir, Werewolf dan juga Hwanung. Makhluk-makhluk yang di dalam tubuhnya mengalir darah segar dan sari-sari kehidupan. Tapi saat berada dalam fase darah campuran, Jaehyuk dan Kevin yang telah saling melebur menjadi satu mampu mengendalikan semua benda hidup yang ada di sekitarnya. Para Wild Hunter, pepohonan, rerumputan, hewan-hewan melata dan juga serangga, bahkan tanpa memandang apakah itu musuh atau kawan.
Awalnya, Jeongwoo mengira bahwa Jaehyuk dan Kevin tengah lepas kendali dan sebagai Alphanya, Jeongwoo telah bersiap untuk menggunakan kekuatannya demi menyadarkan kembali Jaehyuk dan juga Kevin. Tapi saat melihat barisan para wild Hunter itu tiba-tiba saja berjalan mendekati kereta dan menahan kereta yang hendak melaju, Jeongwoo sadar bahwa Jaehyuk telah berhasil mengendalikan dirinya.
"Mereka menyatu ?"tanya Jihoon dengan tubuh serigalanya yang terus berada dalam posisi menahan kereta, tidak bisa menggerakkan tubuhnya meski sekeras apapun ia berusaha. Tidak hanya Jihoon, yang lain pun juga begitu.
"Ya. Jaehyuk dan Kevin menyatu, hyung. Aku harap Renjun dan yang lain akan segera tiba karena Jaehyuk dan Kevin tidak mungkin bertahan lebih lama lagi."sahut Jeongwoo yang kebetulan berada tepat di sebrang Jihoon. Keduanya berbicara dengan menggunakan mindlink.
Jeongwoo, meski kini seluruh tubuhnya tak mampu di gerakkan, namun pandangannya sama sekali tak lepas dari sang kekasih. Omega yang kini berdiri dengan kedua tangan setengah membentang dan dilingkupi oleh energi bulan itu terlihat hampir mencapai batasnya lantaran ingin melepaskan lebih banyak lagi kekuatan yang ia punya. Entah apa maksud tindakan Jaehyuk dan Kevin itu, yang jelas perubahan mulai terjadi.
"Apa yang terjadi ! Jaehyuk, Kevin Aaaaaaa !!!"Seru Hyunsuk begitu tiba-tiba saja tubuhnya terpental ke belakang. Di ikuti dengan terpentalnya tubuh Doyoung, Junghwan, Jihoon dan yang terakhir Jeongwoo. Ke-lima orang itu melayang bermeter-meter menjauh dari kereta hingga menabrak beberapa fasilitas kampus.
"Oh Dewa. Teman-teman lihat ! Wild Hunternya merusak kereta !" Teriak Doyoung yang sontak membuat semua orang terbangun. Melihat ke arah para barisan Wild Hunter yang tengah merusak kereta mereka sendiri dengan rantai api yang mereka punya.
"Yoon Jaehyuk....Kevin.....kalian berhasil."lirih Jeongwoo dengan senyum bangganya. Bukan hanya bangga, rasanya Jeongwoo benar-benar tak menyangka bahwa Jaehyuk mampu memegang penuh kendali diri saat ia berada dalam fase darah campurannya. Jaehyuk bahkan telah bisa memisahkan antara musuh dan juga kawan.
"Yoon Jaehyuk ! Kevin ! Bertahanlah, kalian pasti bisa !" Teriak Hyunsuk menyemangati. Entah Kevin dan Jaehyuk bisa mendengarnya atau tidak yang jelas, kekasih Jeongwoo itu terlihat begitu berusaha untuk mempertahankan pengendaliannya. Terus membuat para Wild Hunter bergerak mengikuti apa yang ia perintahkan.
Brakk !
Braak !
Hampir separuh badan kereta telah hancur akibat ulah para Wild Hunter itu sendiri. Mesin kereta bahkan telah mati hingga membuat kereta tak lagi bisa melaju keluar dari gerbang Genkaisaga. Jaehyuk dan Kevin, semua orang tahu bahwa omega itu begitu berusaha untuk terus mempertahankan pengendaliannya. Tapi besarnya energi yang telah ia keluarkan dan belum berpengalamannya dirinya dalam menggunakan kekuatan darah campuran membuat tubuhnya tumbang bahkan sebelum gerbong kereta sepenuhnya hancur.
Tubuh Jaehyuk limbung dan hampir saja tersungkur mencium tanah jika sosok sang Alpha, Park Jeongwoo, tidak lekas melesat dan menangkap tubuhnya. Membawa tubuh Jaehyuk menjauh dari para Wild Hunter yang telah kembali mendapatkan kesadaran mereka dan bersatu dengan Wild Hunter yang sempat pingsan karena terkena kekuatan Mark. Terlihat sangat marah karena kereta yang harusnya membawa para makhluk malam menuju neraka itu kini justru hancur dan rusak, tak lagi bisa digunakan. Yang lebih mencengangkan lagi, hancurnya kereta itu berhasil membawa kembali orang-orang yang sempat menghilang lantaran di culik oleh para Wild Hunter. Kembali ke tempat di mana terkahir kali mereka sempat berada.
Menyadari bahwa mereka tak lagi bisa mengandalkan kekuatan Jaehyuk yang sudah tidak sadarkan diri, Jihoon, Jeongwoo dan Junghwan berinisiatif untuk melakukan perlawanan. Namun, sebelum ketiganya memulai, Renjun dan rombongannya telah lebih dulu sampai. Meminta Jeongwoo, Jihoon dan Junghwan untuk mundur bersama dengan yang lain karena seseorang akan segera memunculkan diri dan membawa kembali Wild Hunter menuju alam di mana orang mati seharusnya berada.
"Park Jae-Hoon...."lirih Jihoon yang untuk pertama kalinya melihat penampakan sosok saudara kembar yang sempat tidak ia ketahui keberadaannya.
Munculnya Jae-Hoon membuat tanda purnama di kening Renjun menyala hingga tubuh sang omega sontak jatuh tertidur di dekapan sang kekasih, Mark Lee. Membiarkan kakak dari Park Jihoon dan Park Jeongwoo itu meminjam energi kehidupannya untuk bisa memunculkan wujud solidnya.
Park Jae-Hoon, entah apa yang akan Alpha itu lakukan, yang jelas, sosoknya kini hanya berdiri di tengah-tengah halaman. Menunggu para Wild Hunter itu menyerbu ke arahnya hingga ketika jarak keduanya terlampau dekat, Jae-Hoon mengurung dirinya bersama dengan para Wild Hunter dalam sebuah perisai yang ia ciptakan sendiri. Perisai itu sekilas mirip kekuatan Renjun. Namun dari dampak yang bisa di lihat mata, perisai itu berbeda. Perisai itu, seperti sebuah lorong waktu yang mampu menyedot para Wild Hunter untuk kembali ke tempat asalnya. Membawa pergi para Wild Hunter menghilang dari Genkaisaga tanpa ada satupun yang tertinggal.
"Wild Hunter telah kembali ke neraka. Dan semua makhluk malam yang berada di pemberhentian telah kembali ke tempatnya masing-masing. Jangan khawatir, ingatan mereka akan pulih bersamaan dengan berjalannya waktu."ucap Jae-Hoon pada Jihoon, Jeongwoo dan semua teman-temannya itu.
"Wah ! Apa kau benar Park Jae-Hoon ? Kau benar-benar tampan. Lebih tampan dari Park Jihoon. Jika kau masih hidup mungkin aku akan lebih menyukaimu dibandingkan Jihoon." Celetuk Junkyu yang lantas dihadiahi cubitan keras di pipi bulatnya dari seorang Haruto. Vampir bangsawan itu benar-benar tak habis pikir dengan sikap centil kekasihnya yang terkadang terlalu tidak memiliki rem.
"Jae-Hoon Hyung, apa kau tidak ingin bertemu Renjun Hyung ? Dia satu-satunya yang belum pernah melihatmu."sela Doyoung tiba-tiba. Ia teringat dengan keinginan yang sempat terucap dari bibir Renjun beberapa hari lalu setelah pengakuan Mark, Jeongwoo dan Jaehyuk yang melihat kemunculan seorang Park Jae-Hoon.
"Kami tidak ditakdirkan untuk saling melihat, adik. Kami hanya ditakdirkan untuk saling melindungi. Dan tanpa harus melihatku pun, aku akan senantiasa melindungi Renjun. Tentu saja, bersama seseorang yang sekarang begitu menyayanginya."senyum Jae-Hoon pada Mark Lee. Hwanung muda itu juga tengah menatap ke arah Jae-Hoon dengan senyum yang tak kalah hangatnya.
"Sekarang, kau akan pergi Hyung ?"tanya Jihoon yang sontak membuat Jae-Hoon menoleh ke arah adik sekaligus saudara kembarnya itu. Menatap lamat-lamat wajah Alpha yang sekilas memang mirip dirinya. Alpha yang tampan, Alpha yang kuat dan kini menggantikan posisi dirinya sebagai calon King Alpha Eclips.
"Ini bukan rumahku. Sejak kematian ku aku telah ditunjuk oleh semesta untuk menjaga keseimbangan antara Akhirat dan Dunia. Aku hanya akan datang, jika tanda bulan milik Renjun telah memanggilku dan memberi jalan untukku berada di alam yang seharusnya tidak lagi bisa kupijak."
Jawaban itu lantas membuat Jihoon menghambur ke pelukan Jae-Hoon. Memeluk tubuh Alpha yang terlahir dalam waktu yang hampir bersamaan dengan dirinya itu dengan begitu erat. Mencoba melampiaskan kerinduan yang entah sejak kapan mulai melingkupi dada. Ah, jika saja Jaehyuk telah baik-baik saja, Jeongwoo mungkin akan melepaskan dekapannya sejenak di tubuh sang Omega dan ikut memeluk sang kakak. Tapi tidak, Jaehyuk kini lebih membutuhkan dirinya.
"Selamat jalan, temui aku dan Jeongwoo jika Hyung kembali nanti..."bisik Jihoon tepat sebelum dirinya melepaskan pelukan di tubuh sang kakak. Membiarkan cahaya putih dari tanda bulan purnama di kening Renjun mengaburkan eksistensi sang Hyung hingga perlahan menghilang dari pandangan. Dan menghilangnya Park Jae-Hoon, membangkitkan kembali kesadaran Renjun yang rupanya muncul bersamaan dengan kesadaran Jaehyuk yang juga telah sama-sama kembali.
Ah, semua sudah selesai. Hal-hal buruk telah berlalu. Dan akan segera berganti dengan hal-hal baik. Benarkan ? Sudah seharusnya begitu kan ? Atau....semua ini justru baru awal karena bagaimanapun kehidupan akan terus berputar, dan tidak ada satupun makhluk semesta yang tahu bagaimana takdir akan terus berjalan. Tapi apapun itu, mau baik ataupun buruk, selama mereka bersama, semua akan selalu berakhir baik-baik saja.