ILY Alfarel [END]

By GoresanPenaTarring

5.5K 293 2

WARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! S... More

Prolog
01. Menatap dari Jauh
02. Surat Cinta
03. Mencoba berani
04. Ketemu Kangen
05. Kenyataan Yang Menyakitkan
06. Gegana
07. Bangkit Kembali
08. Mengejar Cinta Alfa
09. Down
10. Berusaha Kembali
11. Kembali Mengejar
12. Misi Cinta Tera
13. Mengejar Ugal-ugalan
14. Camping
15. Malam Yang Meriah
16. Tidak Akan Menyerah
17. Tarik Ulur
18. Semakin Jatuh Cinta
19. Mencari Strategi Baru
20. Kerja Untuk Alfa
21. Datangnya Masa Lalu
22. Kilasan Masa Lalu
23. Bimbang
24. Mulai Lelah
25. Akhirnya Menyerah
26. Merasa Ada yang Hilang
27. Pingsan
28. Perasaan Alfa
29. Misi Pendekatan Ala Alfa
30. Menerima
31. Kencan Pertama
32. Aku Dan Kamu
33. Harapan Alfa
34. Bertemu Papa Alfa
35. Menginap Di Rumah Alfa
36. Mama Alfa
37. Ulang Tahun Alfa
38. Boneka Untuk Alfa
40. Pergi Untuk Selamanya
41. Rindu
42. Tak Terlupakan
Special Chapter : Dirimu yang Sempurna
ILY ALFAREL
Kisah Hidup Alfarel Garendra
Q & A

39. Kecelakaan

111 7 0
By GoresanPenaTarring


.
.
.

"Kamu mencintaiku terlalu dini sedangkan aku mencintaimu sedikit terlambat. Dan hanya kata menyesal yang bisa kurasa kan."

-Alfarel Garendra-

....

Samuel yang hendak masuk ke dalam rumah Mela harus berhenti saat melihat cewek itu berjalan keluar dengan wajah penuh amarah. Mela sudah tak bisa lagi menahan rasa cemburunya melihat kebersamaan kedua orang itu. Dan sudah saatnya Mela akan membuat Alfa dan Tera tak bersama lagi meskipun dengan cara yang salah. Karena bagi cewek itu, Alfa hanyalah miliknya.

Samuel berdiri tepat di hadapan Mela. "Lo mau kemana?"

Mela mendongak menatap Samuel dengan tatapan tajam. "Lo kagak usah ikut campur," ujar Mela ketus.

Samuel yang merasakan akan ada sesuatu yang salah bakal terjadi tak beranjak dari tempatnya berdiri. "Lo kagak boleh pergi!"

"Minggir Sam," usir Mela dengan mendorong tubuh Samuel dengan kasar.

Samuel menahan tangan Mela. "Jangan bilang lo mau nyelakain pacar Alfa?" tebak cowok itu.

Mela menghempaskan tangan Samuel kasar. Ia menatap tajam cowok itu. "Bukan urusan lo!"

"Cukup, Mel!" mohon Samuel.

"Kagak bisa Sam," tolak Mela.

Samuel memegang bahu Mela dengan erat. Matanya menatap lekat cewek itu. "Mel, tatap gue! "

Mela dengan malas menatap mata Samuel.

"Gue cinta ama lo Mel, jadi stop gangguin hidup Alfa! " tutur Samuel sendu.

"Gue kagak cinta ama lo Sam, " hardik Mela.

"Begitupun dengan Alfa Mel, dia kagak cinta juga ama lo. "

"Seberapa besar pun lo nunjukin sikap lo yang udah mulai berubah, apa lo pikir dia bakal ngeliat lo? Ngeliat perjuangan lo? Dia kagak bakal pernah suka ama lo, Mel. Cinta itu hubungan timbal balik, Mel! Kalo lo berjuang, Alfa juga harus berjuang. Bukan cuma lo aja! Kalo dia kagak berjuang, itu berarti Alfa kagak suka ataupun cinta ama lo." Samuel berkata dengan suara meninggi.

Mela menghempaskan tangan Samuel dari bahunya dengan kasar. Matanya menatap tajam cowok itu. Cewek itu mendorong dada Samuel kasar dengan jari telunjuknya. "Lo kagak usah ikut campur, karena itu bukan urusan lo."

Mela menyugar rambutnya. "Dan persetan ama rasa Alfa ke gue, gue kagak peduli! "

Samuel mengepalkan kedua tangannya, namun tatapannya sendu.

"Alfa cuma bisa jadi milik gue! " lanjut Mela.

Samuel memejamkan matanya frustasi. Helaan mafas kasar keluar dari bilah bibirnya. "Mel, dia punya hati Alfa dan lo kagak punya. Lo udah kalah telak," ucap Samuel dengan nada tinggi.

Mela menampar pipi Samuel dengan keras. "Gue bilang persetan anjing, gue kagak peduli. Alfa harus jadi milik gue," bentak Mela.

Samuel mengusap wajahnya kasar. Cowok itu menatap kecewa pada punggung Mela yang perlahan menjauh.

"Sampai kapan Mel? Sampai kapan lo harus terobsesi dengan Alfa dan ngeharapin cinta Alfa yang kagak pernah ngelihat lo? Padahal ada gue yang bener-bener sayang dan cinta ama lo dengan tulus." Samuel berteriak dengan putus asa. Sudah setahun Samuel mencintai Mela secara sepihak. Mencintai cewek yang begitu terobsesi dengan cowok bernama Alfa.

Mela berhenti melangkah. "Sampai gue bisa milikin Alfa!"

"Kalo mencintai Alfa buat lo jadi orang jahat, mending lo berhenti cinta ama dia Mel. Jangan jadi jahat hanya buat dapetin Alfa yang gak pernah mandang lo."

Mela terdiam.

"Ada gue Mel, ada gue yang tulus cinta ama lo!"

"Gue bakal ngejaga lo, gue bakal ngelindungin lo dari siapapun. Lo bisa bergantung ama gue, Mel! Gue bakal selalu ada buat lo! " Samuel melanjutkan.

Mela masih terdiam.

"Jadi berhenti Mel, berhenti buat hidup lo semakin rusak!"

Mela mengepalkan tangannya dengan rahang mengeras. Cewek itu berbalik menatap Samuel dengan tajam. "Lo kagak tau apa-apa tentang gue, Sam! Jadi yang seharusnya berhenti itu elo, Sam. Berhenti suka sama gue, karna gue kagak pernah harapin dicintai cowok kayak lo." Selepas mengatakan itu, Mela berbalik pergi meninggalkan Samuel yang mematung ke arah mobilnya yang terparkir.

Sedangkan di tempat lain, Tera menatap dirinya di cermin yang saat ini tengah bersiap-siap akan bertemu dengan Alfa di dekat taman yang tidak jauh dari rumahnya. Malam ini, mereka akan berkencan lagi untuk yang kesekian kalinya.

Namun setiap kali mereka akan berkencan, Tera sangat tidak sabaran. Ia akan memilih baju-baju cantik untuk berkencan dengan Alfa meskipun mereka hanya pergi ke tempat-tempat sederhana. Tapi bagi Tera itu sudah cukup asalkan bersama Alfa-nya.

Tak butuh waktu lama untuk berdandan dengan sempurna, Tera kemudian berjalan pergi meninggalkan rumahnya menuju taman yang tak jauh dari rumahnya dengan berjalan kaki sambil bersenandung.

Tera melirik ponselnya yang belum ada kabar dari Alfa setelah sampai di jalan raya. Helaan nafas keluar dari bibir Tera. Sudah hampir 20 menit ia menunggu kedatangan Alfa, tapi cowok itu masih belum tiba juga.

Tera cemberut. "Kemana sih? Kok lama banget!"

Cewek itu menghela nafas berat saat melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Padahal janjian mereka adalah pukul setengah sembilan. Cewek itu membuang nafas kasar.

"TERA! "

Tera menoleh ke belakang menatap Alfa di seberang jalan yang tengah melambai ke arahnya dengan senyuman lebar cowok itu. Tera menyunggingkan senyuman lebarnya. Cewek itu berbalik, ia berlari menuju Alfa. Namun dari arah berlawanan sebuah mobil sport hitam melaju kencang membelah jalan. Tubuh Tera yang berada di tengah jalan terhempas dengan kuat oleh tabrakan mobil sport hitam itu.

Alfa berdiri kaku. Ia lalu berlari ke tengah jalan menghampiri tubuh Tera yang tergeletak tak berdaya. Untuk sementara, Alfa lupa caranya bernapas dengan benar. Jantungnya berpacu dengan cepat, dengan tangan gemetar ia secara perlahan menarik tubuh Tera untuk didekap. Air matanya menetes mengenai wajah Tera.

"Ra," panggil Alfa dengan lirih.

"A-alfa," lirih Tera.

Mata Tera yang masih terbuka perlahan-lahan tertutup dengan tubuh yang semakin melemah. Membuat Alfa semakin gelisah dan panik. Cowok itu menepuk-nepuk pipi Tera berusaha menyadarkan cewek itu.

Alfa mendekap tubuh Tera yang sudah lemah itu ke dalam pelukannya. "Ra, buka mata lo!" pungkas Alfa dengan suara bergetar. Air mata Alfa semakin deras. "Ra, gue mohon! Buka mata lo!" Cowok itu semakin mendekap tubuh yang sudah lemah itu dengan erat sambil memejamkan matanya.

***

Suara roda brankar yang beradu dengan lantai terdengar nyaring di koridor rumah sakit. Panik, gelisah terjadi disana. Tera yang terbaring di brankar tetap setia memejamkan matanya. Tak menyadari betapa khawatirnya Alfa.

"Lo harus bertahan Ra, " ujar Alfa seraya memegang tangan Tera erat. Mata hitam legam itu tak pernah lepas menatap wajah pucat Tera.

"Mohon tunggu disini," tahan seorang perawat saat Alfa hendak ikut masuk ke ruang operasi.

Alfa mendudukkan pantatnya ke kursi yang berada di depan ruang operasi. Ia menggenggam tangannya yang berlumuran darah Tera satu sama lain dengan perasaan campur aduk. Namun lebih dominan khawatir dan takut.

"Semesta gue kagak boleh kenapa-napa!" Alfa menatap berkaca-kaca ke arah ruang operasi.

Dua jam berlalu, operasi masih berjalan. Belum ada tanda-tanda operasi selsai. Hingga akhirnya, sang dokter keluar dari ruang operasi. Alfa yang saat ini sudah temani Gavin berdiri dan menghampiri sang dokter yang membuka maskernya.

"Gimana dok? " tanya Alfa dengan perasaan campur aduk. Rasa gelisah membuatnya tak bisa berpikir rasional lagi.

Helaan nafas lega keluar dari bilah bibir sang dokter.

"Pasien sudah berhasil melewati masa kritisnya, kita tinggal memantau kondisi pasien selanjutnya. Siapa tau saja ada komplikasi setelah operasi?!"

Alfa terdiam dengan kepala menunduk. Tepukan pada pundaknya membuat Alfa mendongak menatap sang dokter. "Dia pasti akan baik-baik saja?"

Alfa hanya tersenyum tipis. Dan Gavin yang juga berada di sana berusaha menguatkan Alfa dengan memegang pudaknya.

------------


JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

50.2K 5.1K 12
❝kalo manggil sayang aja boleh gak?❞
Lucas By Elshiii___

Teen Fiction

48.6K 1.3K 42
VIGOUR UNIVERSE Kenzi Lucas ✔️✔️✔️ Leon Andrew Gilang saya sarankan baca terlebih dahulu cerita Kenzi. --- Ini tentang Lucas dan Aylen. Sang ketua pe...
4.3K 561 47
Bagi Vanka, hidup ini bukan hanya tentang cinta belaka. Menurutnya, buat apa cinta ada hanya akan meninggalkan luka? Buat apa cinta ada jika harus ad...
523K 44.9K 79
Jika dirinya Bintang, Dia adalah Bulan. Jika dirinya Kakak, Dia adalah Adik. Lantas, kenapa sosok adiknya sangat berkuasa? ** Tara, begitulah orang m...