Happy reading....
Jangan lupa follow guys, soalnya aku suka bagi-bagi voucher buat book yg ada di Karyakarsa😋
.
.
.
.
"Mama!"
Mata Sarada membesar ketika melihat Sakura yang tak sadarkan diri dibopong oleh seseorang yang tak dikenal, meski ini situasi yang membingungkan tapi Sarada tahu jika orang-orang di sana berniat jahat pada mamanya. Ia sudah mendengar suara keributan dari ruang tamu, oleh karena itu ia masuk ke sini karena merasa ada yang tak beres.
Benar saja, ada kejadian tak terduga di sini. Sontak saja sharinggan Sarada bangkit dan dengan cepat ia menarik kunai dari tas kecil di belakangnya dan melemparkan kunai itu pada orang itu.
Trang.
Orang itu berhasil menangkis kunai milik Sarada.
"Jangan berlama-lama di sini, kita harus segera membawanya." Salah satu dari mereka bersuara dan mereka bertiga mulai melompat keluar melalui jendela.
"Hei!" Namun Sarada tak akan tinggal diam, segera ia melompat melalui jendela itu juga dan mengejar mereka.
Tiga orang yang membawa Sakura berlari lebih dulu di depan Sarada, melompati atap rumah penduduk dan berlari menuju arah utara. Pergerakan mereka cepat membuat Sarada harus bergegas mengejarnya.
"Mama," ucap Sarada khawatir ketika melihat tubuh Sakura terombang-ambing dalam gendongan penculik itu.
"Papa di mana?" Sarada mengedarkan pandangannya pada sekitar dan terkejut ketik melihat ada kobaran api yang besar di sudut desa. "Apakah ada penyerangan?" gumam Sarada lagi. "Atau itu hanya pengalihan?"
Gadis berkacamata itu menggeleng kemudian kembali memfokuskan perhatiannya pada orang yang menculik Sakura. "Ini tak bisa dibiarkan!"
"BERHENTI!" teriak Sarada kencang. Ia mempercepat langkahnya hingga ia bisa menyusul orang-orang itu.
Tapi sepertinya mereka menyadarinya hingga dua orang yang berada paling belakang berhenti dan mencegatnya, sementara satu orang yang membawa Sakura masih berlari menjauh. Ah, orang-orang ini sengaja mengehentikan Sarada.
"Lepaskan Mamaku!" desis Sarada. Mata gadis 12 tahun itu memandang marah pada dua orang di depannya.
Dua orang yang memakai penutup wajah itu tak berbicara banyak, mereka hanya langsung melesat ke arah Sarada dan menyerang gadis itu dengan pedang yang mereka bawa. Mereka membawa banyak senjata.
Sarada bertarung dengan dua orang itu dengan keadaan tak fokus, sesekali ia menatap cemas Sakura yang semakin jauh dibawa oleh musuh. Ia benar-benar cemas, ia tak tahu motif apa yang membuat orang-orang ini menculik mamanya.
Dan Papanya ... Di mana? Sarada benar-benar membutuhkannya sekarang.
Putri Uchiha Sasuke itu menunduk ketika orang itu hendak menyerang kepalanya, kemudian Sarada mengepalkan tangannya lalu menghantamkan tinjunya itu ke perut salah satu dari mereka.
"Shannaro!"
Bugh!
Orang itu terlempar beberapa meter dari rumah penduduk dan jatuh ke jalanan, kini tersisa satu orang lagi yang harus ia selesaikan sebelum menyusul mamanya. Sarada berbalik badan dan di saat bersamaan ia melihat anak panah melesat ke arahnya, dengan cepat Sarada menghindari itu sampai tiba-tiba ia melihat sekelebat bayangan hitam muncul dari langit di susul dengan pedang yang melesat di udara.
Sratt!
"Argh!"
Pedang itu melesat dengan cepat menuju pria asing, menusuk tubuh pria itu dan di susul oleh jerit kesakitan ketika daging di perutnya robek. Detik itu pula mata Sarada berbinar penuh harap ketika menyadari siapa yang baru saja membantunya.
"Papa!" seru Sarada.
Sasuke tak menjawab, ia menghampiri pria yang ambruk di atas atas rumah penduduk itu lalu mencabut pedangnya. Belum sempat Sasuke bertanya lebih lanjut, pria itu sudah mati.
"Ck, dia mati!" kata Sasuke dengan nada dingin.
Sarada melompat mendekati Sasuke. "Papa," ujarnya lagi.
Segera Sasuke menoleh pada putri semata wayangnya lalu mengangguk kecil. "Sarada," katanya. "Ayo kita kejar sebelum ia membawa ibumu lebih jauh."
"Ya!" Sarada mengangguk tegas.
Dan dua ayah anak itupun berlari mengejar ketertinggalan mereka dengan Sakura yang semakin jauh.
~~~
Sakura membuka matanya dengan susah payah, entah kenapa kelopak matanya terasa berat untuk diangkat selain itu ia juga merasakan tubuhnya lemas luar biasa.
Dalam keadaan setengah sadar Sakura menatap sekitarnya, alisnya berkerut ketika ia merasakan pusing di kepalanya akibat pergerakan di tubuhnya dan penglihatannya yang bergetar. Selain itu dunia gelap yang ia pandang juga terbalik.
"Ugh!" Sakura mencoba menggerakkan tangannya. Tapi tak berhasil membuat gadis itu mengeluh dan menutup matanya.
Ketika ia menutup matanya, mendadak Sakura menyadari jika seorang asing masuk ke kamarnya dan menyerangnya. Sontak saja mata Sakura melebar ketika ia menyadari ini adalah orang yang sama dengan orang yang menyerangnya.
Sekarang orang ini menculiknya!
"Ini tak bisa dibiarkan, Shannaro!" Sakura membatin sambil berusaha mengumpulkan chakra di tangannya. Setelah cukup Sakura segera menghantamkan tinjunya pada punggung pria itu.
Duag!
Pria itu tersungging ke depan dengan cara yang mengenaskan, begitu pula dengan Sakura yang terlempar je udara sebelum akhirnya berguling-guling di atas tanah.
"Sialan!"
Bisa Sakura dengar pria itu mengumpat dan berusaha untuk bangkit, sementara Sakura juga melakukan hal yang sama dengan sisa tenaganya. Ia harus bangkit dan melawan orang yang berniat buruk padanya.
"Ugh, sial. Di masa yang damai ini masih ada penculikan?" gumam Sakura sambil menatap pria itu yang sudah berdiri di depannya.
Oke, Sakura akui sekarang ia kalah tenaga. Pria itu memberinya obat yang tak Sakura ketahui apa, ia masih merasa lemas saat ini dan ia hanya bisa terbaring lemas sambil menatap pria bertopeng itu.
"Kau, bagaimana kau masih sadar?!" Pria itu berteriak padanya, tampak marah.
Sakura belum menjawab, ia hanya berusaha fokus pada chakra di tubuhnya. "Apa maksudmu?" desis Sakura tanpa ingin terlihat lemah di depan pria itu.
Pria itu mengepalkan tangannya. "Sudahlah, aku hanya harus membawamu, mungkin dia punya solusinya." Pria itu menunduk, hendak menarik tubuh Sakura lagi. Tapi ketika tangannya baru menjulur di udara, mendadak muncul dua orang dengan mata merahnya yang menyala.
"Jangan menyentuh istriku!"
Nada berat itu terdengar mengancamnya. Membuat ia segera menoleh ke arah suara, di sana ia melihat Uchiha Sasuke dan Sarada sudah berdiri tegak dengan aura intimidasi. Seolah-olah siap untuk menyerangnya kapan saja dia ia meletakkan tangannya di atas tubuh wanita merah muda ini.
Sebelum ia merespon, secara mendadak gadis kecil yang memiliki mata yang sama dengan ayahnya itu melemparkan beberapa shuriken dan kunai padanya.
"Sial!"
Si penculik itu menghindari serangan Sarada. Ia meneguk ludahnya ketika ia sadar Sasuke bukan lawan yang sepadan dengannya. Pria itu terlalu kuat.
Dengan cepat ia melarikan diri, tanpa Sakura. Ia harus kabur dan mencoba kesempatan di lain waktu.
Sasuke hendak mengejar, tapi suara keluhan dari Sakura mengehentikan niatnya untuk mengejar orang itu.
"Ugh!" Sakura memegangi lengannya yang mendadak terasa sakit.
"Mama!"
"Sakura!"
.
.
.
Bersambung....