Pak Sui yang merasa ditatap pun mengerti, lalu membuka suara.
"Oh, mau sekarang kah? Kalau iya, saya ceritain."
------------------------
"Iya, silakan." Balas Rion.
"Jadi kemarin kebetulan saya lagi on duty, nah tiba-tiba ada alarm yang ngarah ke tol kiri kan, dan tempatnya itu percis didepan rumah kita ini. audah, saya sama rekan saya pergilah ke sini." Jelas pak Sui
"Terus saya tanya kan, kenapa kok bisa luka begini? Nah, mereka jawabnya 'biasalah pak, lagi main depan rumah terus jatuh.' begitu kira-kira. karna saya lagi on duty, saya iya-in aja." Lanjut pak Sui
"Loh? Mereka anak-anak kita kah?" tanya Riji.
"Nah yang jadi masalahnya, mereka bukan dari anak-anak kita." Dibalas oleh Rion sambil mengambil sebuah rokok dari kantung celananya.
"Hah? Terus siapa?" sekarang ditanya oleh Souta.
"Kurang tau sou, tapi saya kemarin lihat ciri-cirinya laki-laki berambut ungu, rambutnya mirip Jaki." Jawab pak Sui.
Semua langsung melirik ke arah Jaki, lalu mereka semua berfikir bersama, mengingat apakah mereka pernah kenal dengan seseorang yang rambutnya mirip dengan Jaki atau tidak.
Jaki sendiri sempat terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Garin menepuk pundaknya.
"Woi Jak!" ucap Garin, suaranya berbisik.
"Eh sorry ngelamun, kenapa Rin?" balas yang dipanggil.
"Do you know who is he?"
"Mm.. i don't know, kamu sendiri? Tau?"
"Nope."
Sempat hening sejenak, mereka sibuk memikirkan siapa 'dia' ini, berani-beraninya meng-claim bahwa rumah ini adalah rumah mereka. Tentunya seluruh anggota TNF tidak terima, siapa juga yang terima rumahnya diakui oleh orang lain?
"Jadi, adakah diantara kalian yang kenal?" tanya Rion memecahkan keheningan diantara mereka.
"Ngga, papi." Semuanya menjawab dengan kalimat yang sama.
"Cari ngga sih, pi?" celetuk Mia.
"Iyalah, yakali ga dihantem." Balas Rion.
Jaki dan Garin kembali bersandar ke sofa, mereka baru saja datang malah disuguhi masalah. Caine yang menyadari mereka kelelahan akhirnya menyuruh mereka untuk beristirahat, lalu mereka pergi ke kamarnya masing-masing. Sedangkan yang lainnya disuruh untuk melanjutkan aktivitas nya kembali.
Sesampainya Jaki dikamar, ia menaruh kopernya, tidak berniat untuk membereskannya. Ia langsung merebahkan dirinya ke kasur, lalu menutup matanya sejenak.
'Apa itu dia, ya?' ia membuka matanya, menatap langit-langit sambil memikirkan ciri-ciri dari pak Sui tadi, ia merasa tidak asing dengan ciri-cirinya.
'Kemungkinan besar iya, tapi ga mungkin sih..' ia kembali menutup matanya, badan dan juga pikirannya sudah lelah, perlahan ia mulai tertidur.
Saat ia terbangun, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia berniat untuk pergi mandi, tetapi ia mengurungkan niatnya saat mendengar ponselnya berbunyi 4 kali, menandakan ada pesan masuk. Ia mengambil ponselnya dam mengecek siapakah yang mengirimkan pesan kepadanya.
Dia terdiam beberapa menit saat membuka pesan itu, matanya terbelalak kaget. Ia mencoba untuk tenang, lalu menjawab pesan itu.
TBC.
-------------------------
hellourr, gimana? suka gaa sama ceritanya?
kira-kira siapa ya yang bikin masalah? terus siapa ya yang chat jaki? hmhmhmmm..
btw jangan lupa di vote yaa! thank you!
kalau ada saran or something bilang ya, nanti
aku perbaiki. maaf kalau ada typo dan sebagainya.
see u on the next chapter!