Malam berlalu sampai pagi kembali hadir. Queenzha duduk di kursi dekat ibunya untuk sarapan bersama. Di meja makan pagi ini, hanya ada suara bising sendok yang menyatu dengan piring. Mereka sama sama diam dan fokus sarapan, sampai tidak lama kemudian Rio berdeham kecil, dehaman yang mampu membuat Queenzha melirik ke arah pria itu.
"Kamu, udah setuju soal perjodohan ini, queenzha?" Pertanyaan yang paling Queenzha hindari itu, akhirnya terlontar kan oleh mulut sangat ayah.
"Queenzha, kakek kamu sangat berharap. Kamu tau kan, dia sayang banget sama kamu, kalo kamu nerima ini, pasti Kakek bakal bahagia banget," kata Mamahnya Queenzha. Menimpali.
Queenzha masih diam, tangan yang memegang garpu dan sendok itu, kembali di letakan. Sebetulnya Queenzha belum yakin untuk menerima perjodohan ini, apa lagi jika mereka akan langsung di ikatakan dalam ikatan pernikahan, itu tidak pernah ada di bayangan Queenzha sebelum nya. Dan Queenzha pun tidak bisa setuju soal perjodohan ini.
"Kita bakal terima apapun kemauan kamu, Queenzha." Itu kata Rio. Dengan suara tenang nya.
"Perjodohan nya, masih Queenzha pikirkan. Tapi Queenzha pengen kuliah dulu sebelum menikah," jelas Queenzha pada akhirnya.
Rio sedikit tertawa mendengar hal itu. Ia tahu jika anak nya ini sangat tidak suka jika masa depan nya di atur atur.
"Ayah akan menunggu, kalo kalian siap nikah, besok juga akan terjadi," celetuk Rio.
"Yah, nathan juga belum ada kabar, soal setuju atau gak nya," balas Queenzha.
"Nathan, akan setuju, cowok itu cinta mati sama kamu, pasti setuju Queenzha."
Ayah nya benar. Tanpa Queenzha tunggu pun, nathan akan setuju dengan perjodohan ini, di lihat bahwa Nathan masih mencinta Queenzha sepenuh hatinya, sudah di pastikan jika cowok itu setuju tanpa di tanya pun, nathan akan setuju, sebab semalam Queenzha dapat melihat, binar bahagia di mata Cowok itu benar benar terlihat dengan jelas.
"Queenzha," panggil Rio.
Queenzha menoleh ke arah ayah nya.
"Kamu sudah di jodohkan, maka dari itu, ayah mau kamu putus," kata Rio tegas. Membuat Queenzha tersedak air minumnya.
"Agares bakal marah, ayah tau itu. Tapi kamu sudah ada ikatan sama Nathan, Putus ya, atau mau ayah yang putusin," sambung Rio membuat Queenzha menatap ayahnya tidak percaya.
"Aku bakal putus kok, hari ini," balas Queenzha.
"Bagus lah, ini baru putri ayah, bilang sama ayah, kalo kamu kenapa napa,"
Queenzha tidak akan melakukan itu. Dia akan putus dengan Agares, tapi Queenzha tidak akan bilang apa apa kepada Ayah nya, jika terjadi sesuatu. Queenzha hanya takut, jika Ayahnya akan langusng melenyapkan nyawa cowok itu.
"Queenzha berangkat dulu," pamit Nya.
"Hati hati ya, nanti ayah jemput kamu,"
"Gak usah yah,"
"Ada sesuatu, jadi nurut aja,"
"Iya, oke,"
Queenzha menarik nafasnya dalam dalam, lalu membuangnya kecil. Setelah merasakan lega barulah dia berjalan pergi menuju gerbang, di sana sudah terlihat Affa yang menunggu nya. Cewek itu terlihat kegirangan di sana, ia seperti ingin menjerit saat Queenzha berdiri di samping nya.
Tidak menunggu lama lama, keduanya masuk kedalam mobil. Di sini Affa mulai menunjukan ke terkejutanya.
"Gue merasa mimpi, kalo lo di jodohin sama Nathan, gilaaa mimpi apa gue semalam woy!" pekik Affa heboh.
Queenzha hanya diam, sesekali ia memutarkan matanya malas.
"Biasa aja Fa," balas Queenzha.
"Eh, tapi lo setuju soal perjodohan nya? Terus agares gimana? "
"Gue bakal putus sama dia sekarang. Soal setuju atau enggak nya, itu rahasia,"
"Humm lo mah, selalu rahasia rahasia, eh tapi lo harus traktir gue sih, kan udah balikan sama mantan, jalur perjodohan,"
"Berisik Fa,"
"Lucu woyy,"
Dalam perjalan mereka, Affa terlihat sangat heboh dan bahagia mendengar perjodohan antara Queenzha dan Nathan. Dua orang yang saat ini, telah menjadi mantan. Ini sangat di luar dugaan Affa, ia tidak meyangka bahwa sepasang mantan kekasih bisa kembali bersatu, dalam ikatan serius.
✰✰✰
"Gue pengen kita Putus,"
Tidak ada hujan tidak ada petir, kedatangan Queenzha yang tiba tiba meminta putus itu, berhasil membuat Agares menoleh ke arah nya. Cewek itu sekarang berdiri tegak di depan meja para Anggota Agares di kantin.
"Kamu jangan bercanda sayang,"
Ada rasa berat hati saat harus melakukan ini, karena bagaimana pun, Queenzha sebenarnya masih mencintai Agares. Tapi karena dia sudah di jodohkan, terpaksa dia harus putus.
"Gue cuman minta, kita putus," ucap nya tegas.
Agares menggeleng sambil tersenyum. "Jangan bercanda, lo pikir dapetin lo itu mudah, sampai seenak itu lo minta putus," tuturnya sedikit di tekan.
"Gak ada yang nyuruh, gue cuman mau putus sama lo," elak Queenzha kukuh.
"Karena Nathan, iyakan, lo minta putus karena cowok itu kan?" tuduh Agares.
Queenzha menggelengkan kepala nya, ia tidak akan jujur soal ini, dirinya terlalu takut jika Agares dan Nathan benar benar saling bertarung.
"Jangan bohong Queenzha," kata Agares. Sedikit menahan diri untuk tidak meluapkan emosinya.
"Gue gak bohong, ini gak ada sangkutan nya sama Nathan. Gue cuman mau kita putus," tutur Queenzha.
"Gue gak mau, dan gak akan setuju, kalo kita putus," tegas Agares, tanpa mau di bantah.
"Res, kita harus putus!"
"Memang nya kenapa, kenapa lo minta kita putus,"
Agares menatap tajam mata dingin Queenzha. Tangan cowok itu mengapal kuat terlihat wajah nya juga sedikit marah. Karena kesal melihat Queenzha segampang itu menyuruh keduanya untuk mengakhiri hubungan mereka.
Dari arah jauh, Nathan dan teman teman ya baru sampai di kantin, nathan langsung menoleh ke arah dimana Queenzha berdiri di depan anggota Agares. Kening Nathan mengerut kecil melihat itu. Tapi sedetik kemudian, senyuman lebar tercetak jelas di wajah nya. Saat mendengar Agares dan Queenzha resmi putus.
"Oke, gue terima tawaran lo, kita putus. Tapi gue bakal cari tau, apa yang membuat lo sekukuh itu, pengen putus,"
Begitu jawaban Agares, saat kalah berdebat dengan Queenzha. Di sisi lain Queenzha terdiam cukup lama, ia tidak akan takut jika Agares tau soal perjodohan. Tapi Queenzha hanya takut jika Agares akan melakukan apapun untuk membuat Queenzha kembali dalam genggamannya. Namun, Queenzha perlu ingat jika Nathan, bahkan lebih mengerikan dari pada Agares.
"Dia bukan milik lo,"