Uzuki telah masuk ke dalam gerbang. Disaat ia melangkah, ia dapat melihat dengan jelas sebuah istana yang sangat besar namun kesannya cukup menyeramkan. Patut dijadikan istana hantu, mungkin?
Jalan menuju pintu masuk lumayan jauh dengan jarak Uzuki melangkah sekarang. Dijauh sana, ia dapat melihat ada banyak sekali pasukan yang berjaga-jaga disekitar istana.
Tiba-tiba salah satu dari mereka merasa seperti melihat seseorang yang berjalan kearah pintu masuk istana, ia lalu memperingatkan temannya.
“Hei, Kris! Lihat! ada yang masuk gerbang!” katanya. Temannya lalu berusaha untuk mengamati orang yang diberitahukan tadi.
“… heh? Bagaimana bisa? Apa dia tersesat?” kata penjaga yang bernama Kris.
Kemudian penjaga yang dipanggil Kris tadi mendongak keatas dan berkata, “hei, kau yang diatas! Aku pinjam teropongmu! Sepertinya ada yang tersesat dan masuk pintu gerbang tanpa izin!” Kata orang yang ingin meminjam teropong.
“Ini!” orang yang diatas tadi melempar teropongnya kebawah.
Orang yang dibawah menangkap teropong tersebut lalu memakai dan mencari objek yang ia cari.
Di dalam teropong ia bisa melihat seorang gadis berambut ungu, bermata merah, berbaju lengan pendek, sarung tangan setengah jari, dan yang lainnya lagi.
Penjaga itu lalu mengembalikan teropong tersebut pada pemiliknya. Ia kemudian memberitahukan temannya bahwa itu adalah gadis. Temannya lalu menyarankan dirinya agar berjaga-jaga dan membuat formasi, takutnya jika gadis itu tiba-tiba menyerang.
Beberapa menit kemudian, gadis itu mulai mendekati barisan formasi para tentara tersebut kemudian berhenti. Setelah gadis itu berhenti, ada satu orang yang berbadan kekar maju menghadap gadis tersebut.
Ia lalu berkata, “nona? Bagaimana mungkin kau bisa masuk kesini?” tanyanya. Gadis itu diam tak bergerak sambil melihat sekelilingnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Tak lama gadis itu mengarahkan tangan kanannya ke arah para penjaga namun tetap dalam keadaan diam.
“Apa yang dia lakukan?” Tanya salah satu penjaga pada teman-temannya. “Aku juga tidak mengerti,” jawab teman yang ada disampingnya. Mereka semakin waspada karena gerakan gadis itu sangat mencurigakan. Tiba-tiba…
“STORM!!”
Ckriit…
srett…
drrr…
JDAR!
Muncul sambaran petir yang sangat besar menyerang barisan formasi tentara Black Ghost Evil yang membuat formasi tersebut porak poranda.
“ARGHGGHH!!!”
Dalam waktu beberapa detik, semua tentara telah tewas tanpa ada bekas luka sedikitpun. tanpa memperdulikan apa yang baru saja ia lakukan, Uzuki langsung pergi masuk ke dalam istana.
.
.
.
Ke-7 sahabat itu sedikit lagi hampir sampai di istana Black Ghost Evil. Beberapa saat kemudian, mereka sampai didepan pintu gerbang.
Dapat dilihat dengan jelas ada banyak sekali tubuh-tubuh yang terbaring lemas tak berdaya. Ke-7 sahabat itu langsung turun dari pohon. Terlihat jika pintu gerbang telah hancur dan jauh di dalam sana terlihat dengan ada banyak sekali tubuh-tubuh yang terbaring tak bernyawa.
Satu-satunya kenyataan yang ke-7 sahabat itu ketahui adalah Uzuki telah mengalahkan mereka, sendirian. Ke-7 sahabat itu lalu masuk tanpa ragu dengan 2 tujuan, yang pertama mencari uzuki dan yang kedua adalah melawan Black Ghost Evil.
Mereka langsung masuk karena tidak ada satupun penjaga yang tersisa. Ketika berjalan menuju pintu masuk istana, Sora berkata, “Apa yang sedang Uzuki pikirkan?” kata-kata Sora yang sangat aneh.
“Nande?” Ashura bertanya balik.
“Entahlah… tapi bagaimana ia bisa melakukan hal sebesar ini?” jawab Sora yang disertai pertanyaan. Tiba-tiba…
Bumm…
Ada suara ledakan didalam istana tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang. “Uzuki?” pikir Ashura.
Ke-7 sahabat itu langsung berlari dan masuk ke dalam istana. seketika mereka berhenti karena melihat sesuatu. Mereka melihat Uzuki yang berdiri tenang dengan menyerang banyak sekali monster besar serta pasukan Black Ghost Evil yang jumlahnya tidak sedikit.
“!??”
Ke-7 sahabat itu terperangah ketika melihat salah satu mata Uzuki mengeluarkan darah.
“Terlalu banyak tenaga yang Uzuki gunakan!” Sora berpikir bahwa Uzuki terlalu banyak menggunakan tenaga dan kekuatannya untuk melawan musuh sendirian.
Ashura mengepalkan tangannya. Ia tidak bisa menahan amarahnya melihat salah satu mata Uzuki yang mngeluarkan darah karena terlalu banyak monster dan pasukan musuh yang menyerang. Lelaki itu seketika meloncat dan berdiri tepat disamping Uzuki. Uzuki kaget dengan kedatangan Ashura yang tiba-tiba. Tanpa pikir panjang Ashura langsung menyerang musuh.
“HYAGG!!” Ashura memukulkan tangannya ke lantai istana. Seketika ada tanah lancip yang mengenai bagian bawah beberapa monster yang kemudian membuat para monster tersebut ter lempar dengan keras.
Beberapa pasukan melihat Ashura menyerang para monster, mereka marah karena ada yang membantu Uzuki. Tanpa pikir panjang mereka berganti arah berlari dan mulai menyerang Ashura.
Seketika Uzuki menatap Ashura, “kenapa kau menyerang mereka?!”.
“Bahkan, jika kau lebih kuat dariku, aku akan tetap melindungimu, Uzuki…” lelaki itu langsung melesat begitu kalimatnya selesai dan tinggalkan bekas senyuman tulus dibenak Uzuki.
Tess…
Seketika darah yang terkumpul di dagu Uzuki menetes kelantai istana. Uzuki tak bergerak sedikitpun karena bilah matanya menatap lekat ke arah Ashura yang sedang bertarung dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
“Is it promise to me, Ashura?” kalimat itu tiba-tiba saja muncul dikepalanya. Uzuki tanpa sadar larut sendiri dalam pikirannya. Hingga…
Ctakk…
“!?” tiba-tiba ada suara benda bertabrakan tepat di samping telinga uzuki membuatnya terjingkat, ia tidak sadar bahwa barusan ada yang menyerangnya.
Ia lalu melihat ke bawah, ternyata benda yang bertabrakan tadi adalah kunai berbalut bayangan hitam dan suriken api milik Uzuma. Suriken api tersebut kembali ketangan Uzuma. Uzuki membalikkan badan dan melihat semua sahabatnya berlari akan menyerang musuh.
Penyerangan dimulai oleh Akichi, ia mengincar monster bercapit yang cukup besar. Akichi mengarahkan kedua tangannya kearah monster itu lalu…
“SPREAD OUT!”
Seketika muncul akar berwarna hijau dengan duri yang begitu besar serta tajam. Akar itu membelit seluruh seluruh tubuh monster tersebut.
“HYAH!!” Akichi mengepalkan tangannya.
Seketika duri yang melekat pada akar menancap dan membesar pada tubuh monster tersebut.
“RAUUGGHH!” monster tersebut seketika meraung begitu keras. Tubuh monster itu robek disana disini dan seketika ambruk dan mati saat itu juga.
Ditempat lain, Yanaka membangkitkan kekuatannya. ia membuat pusaran lalu masuk ke dalamnya. Ia berkonsentrasi dengan menutup matanya.
Sring…
Ketika membuka mata, warna pupil matanya berubah menjadi merah muda. Saat itu juga Yanaka menghilang. Pusaran anginnya semakin membesar, dan telah menghilang entah kemana.
Tidak ada satupun orang yang mengetahui keberadaannya. Yanaka berjalan dengan santai dan mencari tempat yang tepat, yaitu tepat dibelakang pasukan musuh. berhenti dan berdiri menghadap pasukan musuh yang tak mengetahui keberadaanya. Tak lama kemudian ia mengangkat tinggi-tinggi kipasnya lalu…
WHUUSS…
Angin yang sangat besar menyerang pasukan musuh yang membuat seluruh pasukan porak poranda. Uzuki melihat jelas semangat semua sahabatnya. Ia perlahan menyadari kesalahannya.
Sekarang ia tahu, bahwa kekawatirannya tak terlalu berarti. Ia terlalu meremehkan mereka. Uzuki lalu meloncat maju dan ikut menyerang.
Di dalam pikirannya ia berkata, “thanks for your promise Ashura, aku tak menyangka kau bisa mengatakan hal seperti itu pada gadis sepertiku. And friends... arigatou, minna!”
Cring…
Mata Uzuki berubah dengan aneh, hanya salah satu matanya yang berubah warna menjadi ungu. Karena tinggal 1 monster saja yang tersisa, Uzuki langsung meloncat keatas monster tersebut dan…
“HYAA…!”
BUAAKKK…
Uzuki memukul tubuh monster tersebut hingga hancur.
.
.
.
Ruang utama Black Ghost Evil
Aloin, Taku, Kinara, tamoi, dan juga adik Aloin, Korio yang pikirannya dikendalikan oleh Taku. Aloin sedang mengatur strategi untuk mengalahkan Uzuki dan semua rekan-rekannya. Mereka berlima telah menyiapkan banyak sekali pasukan dan monster yang sekiranya bisa membuat salah satu rekan Uzuki tewas.
“Siapa yang akan kita incar?” Tanya Kinara pada Aloin. “Orang yang dapat membuat Uzuki goyah…” kata Aloin sambil menyentuh hologram gambar seseorang.
“Aku tahu bagaimana sifat Uzuki dan tidak mungkin salah.” kata Aloin sambil memperjelas penjelasannya. Aloin lalu menjelaskan rencananya, Ia kemudian meminta semua untuk segera melaksanakan rencana tadi.
“Berpencar!” perintah Aloin. “Baik!” jawab semua serempak.
.
.
.
Aloin melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah. Dimana kunci dunia ini tengah ia tahan. Yah… itu Tania. Gadis yang seharusnya menjadi penerus tahta kota ini, telah berada di genggamannya. Gadis itu memiliki setengah kuncinya. Dan sialnya, setengah dari kunci tersebut ada pada diri Uzuki.
Aloin tak menyangka semua akan serumit ini. padahal dia hanya ingin mimpi untuk mengambil alih dunia impiannya terwujud, tapi semua terhambat oleh Uzuki dan teman-temannya.
Dunia ini adalah dunianya. Dunia dibawah kendalinya. Dunia dimana jika kau berhasil duduki tahkta tertingginya, semua mimpi yang kau inginkan akan terwujud. Bukan hanya karena Aloin ingin hidup bersama adik tercintanya, Korio. Tapi juga hidup dalam keindahan dan keasrian dunia. Jika ia tak dapatkan kuncinya, maka impian terbesarnya tak akan terwujud.
Semua adalah sampah. Aloin akan buat dunia baru dimana semua orang akan dibawah kendali dan hukumnya. Lalu ia akan menetapkan seluruh hukum terbaik agar masyarakatnya damai. Cukup bagus bukan?
Sial sekali Aloin harus menerima tahkta kosong karena kuncinya belum ditemukan. Apalagi ia harus rela dirinya digerogoti kegelapan dunia ini. yah… selagi itu untuk tujuan mulianya, tak masalah. Ia akan ciptakan dunia yang jauh lebih baik dari yang pernah ada.
Sesampainya diruang bawah tanah, Aloin berjalan mendekati penjara tempat Tania ditahan. Dapat dilihat dengan jelas, Tania duduk sambil merangkul kedua kakinya dan menunduk.
“Hei kau! bangun!” perintah Aloin pada Tania supaya bangun. Tania lalu berdiri sambil menunduk dan merasa takut.
Braakk…
Pintu penjara terbuka dengan keras tanpa ada yang menyentuhnya sama sekali. “!?” Tania sedikit tersentak dan semakin ketakutan.
Aloin melangkah memasuki sel. “Ikut denganku.” Ujar Aloin dengan suara datar. Ia menggenggam pergelangan tangan Tania lalu membawa pergi Tania dari tempat tersebut dengan paksa.
Diperjalanan menuju lantai atas, Tania memberanikan diri untuk bertanya, “Apa salahku? Apa salah Uzuki dan semua teman-temannya?” Tanya Tania dengan nada membentak.
Aloin berhenti melangkah dan berbalik menatap mata Tania.
“Kenapa kau tanyakan hal itu?” Tanya Aloin pada Tania dengan nada dingin.
“… karna kau melakukannya tanpa alasan yang jelas!” jawab Tania dengan membentak. Aloin berbalik menghadap depan dan kembali berjalan tanpa menjawa pertanyaan dari Tania.
Genggaman tangannya semakin erat.
“Ugh…-” Tania sedikit mengerang karena tangannya terasa sakit. Sambil menahan sakitnya, Tania bertanya pada Aloin,
“Bukankah kau kakak Uzuki? Kenapa kau membencinya?” Tanya Tania dengan nada yang meyakinkan.
Aloin kembali berhenti tanpa menghadap kebelakang. Aloin cukup terperangan dengan pertanyaan yang tidak mungkin keluar dari mulut orang yang baru Uzuki kenal. Aloin langsung balik bertanya pada Tania tanpa menjawab pertanyaannya terlebih dulu.
“Dari mana kau tahu hal itu?”.
“Uzuki lebih jujur daripada dirimu!” jawab Tania dengan sedikit membentak. “Kau tidak perlu tahu,” jawab Aloin tanpa memberi ekspresi yang berarti. Saat itu juga ia melanjutkan jalannya menuju lantai atas.
.
.
.