Jodoh Bagi Kookie (End)

By Mymphi

2.9K 123 7

Part 1-4 ada di toktok @MyMphiV More

Part 5
Part 6_Obrolan yang Panjang
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 14
Part 16
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23 End

Part 17

120 8 1
By Mymphi


Kookie perlahan terjaga, mengerjap di tengah cahaya matahari yang menembus jendela-jenderal besar apartemen Taehyung..... jendela kamar tidur pria itu.

Ia menggeliat, merasakan sprei satin licin meluncur di tubuhnya yang polos. Sensasi menggetarkan menerpanya, sensasi gairah, kenangan, dan sedikit kecemasan saat ingatan akan malam sebelumnya muncul serta memenuhi benaknya.

Taehyung menciumnya, menyentuhnya, menyatu dengannya.

Kookie menoleh, berharap melihat Taehyung, namun sisi ranjang pria itu kosong. Kekecewaan menusuk hatinya.

“Selamat pagi”

Kookie menoleh ketika mendengar suara Taehyung dan melihat pria itu muncul dari kamar mandi.
Pria itu sudah mandi dan mengenakan jeans pudar, rambutnya lembab dan dadanya telanjang.

Dia terlihat memesona sekaligus penuh semangat, sementara Kookie masih bermalas-malasan di ranjang dengan rambut kusut dan rias wajah kemarin malam mengering serta terasa lengket di wajahnya.

Ia menarik selimut semakin ke atas.

“selamat pagi”

Taehyung tersenyum dan melemparkan handuk yang Ia sampirkan di leher ke tiang ranjang.

“ Kopi?”

Kookie mengawasi saat Taehyung memilih kemeja di lemari di antara tumpukan pakaian yang tersusun rapi dan mengenakannya. Pria itu terdengar begitu energik.

“tentu, Biar kusiapkan”

Tapi ia tak bergerak karena tak ingin meninggalkan ranjang dalam keadaan polos dan tak bersemangat untuk kembali mengenakan gaun pesta kusut tadi malam.

“tak apa-apa, kopinya sudah tersedia” Taehyung mengancingkan kemeja, tersenyum pada Kookie begitu santai, sementara Kookie merasa sangat canggung.

Kookie menyelipkan sehelai rambut kebalik telinga yang sekarang kaku karena bekas pengeras rambut.

“oke. Kurasa aku mandi saja”

“bagus. Kau akan menemukan semua yang kau butuhkan di dalam sana.” kecuali pakaian

Taehyung menyusupkan jemari ke rambutnya yang lembab, sangat rileks, sementara Kookie merasa sedikit bingung dan sendirian. Sangat rapuh.

Ini hal baru dan ia tak tahu bagaimana harus bersikap atau merasa. 
Rasanya ia tak cukup kuat atau berani untuk bersikap seenaknya seperti biasa.

sembari melemparkan senyum cepat untuk terakhir kali, Taehyung meninggalkan kamar sambil bersiul tak jelas dan Kookie turun dari ranjang serta bergegas memasuki kamar mandi.

Pancaran air yang panas menyengat terasa menyenangkan, memulihkan, menghapus sisa-sisa rias wajah dan pengeras rambut, kecuali nyeri dalam hati Kookie.

Kemarin malam menyenangkan. Sebuah affair. Ia tahu itu, ia memahaminya, menerima syarat-syaratnya. Aturan-aturannya.
Taehyung menyatakannya dengan cukup jelas ketika memberitahu bahwa Kookie tak termasuk dalam daftar calon istrinya.

Pria itu kembali mengingatkan Kookie di pesta pernikahan ji-won : aku menginginkanmu, Kookie. Tapi aku tak mau kau terluka.

Kookie sama sekali tak bermimpi atau berfantasi akan hal itu.
Ini bukan cinta, bahkan bukan hubungan romantis. Jadi kenapa sekarang ia merasa kehampaan dalam dirinya, seakan ia bisa jatuh dalam kekelaman dan tak pernah kembali? Kenapa ia merasa begitu......sedih?

Kookie memejamkan mata dan membiarkan air membasuh tubuhnya.
Cinta selalu mengecewakanmu.

Kookie membuka mata, busa shampo mengalir dan menusuk matanya. Bagaimana kata itu bisa melintas di benaknya?
Ia tidak mencintai Taehyung.
Ia bahkan tidak mempertimbangkan hal itu. Ia tak mau mencintai Taehyung, tak mau membiarkan dirinya mengalami lebih banyak kekecewaan.

Namun ketika membiarkan Taehyung menyatu dengan tubuhnya, Ia membuka pintu menuju hatinya.
Dan sekarang bukan hanya menimbulkan kekecewaan tapi sesuatu yang jauh lebih buruk.

Luka. Derita, patah hati.

Itulah kenapa mesti dengan kenikmatan yang luar biasa itu, tadi malam terasa seperti kesalahan. Penyesalan.

Dan Kookie tak tahu bagaimana bersikap  pagi ini. Taehyung jelas tidak merasakan keraguan yang sama.
Demi Tuhan, pria itu bersiul. Dia terlihat bersemangat dan efisien serta energik. Itu membuat Kookie takut, ia tak tahu bagaimana menanggapi hal tersebut, ya tak tahu apapun.

10 menit kemudian, dengan tubuh yang hampir terkelupas karena pancaran air panas secara konstan, Kookie keluar dari kamar mandi.
Dia mengeringkan tubuh dengan handuk dan melirik putus asa ke sekeliling kamar tidur Taehyung untuk mencari pakaian dalamnya yang berserakan.

Ia tak ingin mengenakan salah satu kemeja Taehyung, bersikap manis dan menggoda. Ia merasa kacau.

Akhirnya Kookie menemukan pakaian dalam tersebut dan berusaha melicinkan kerut-kerut di gaunnya.
Ia mengenakan gaun itu, dengan susah payah menarik resleting di bagian punggung, kemudian menyisir rambut serta menegakkan pundak, siap semampu yang ia bisa menghadapi Taehyung.

Pemandangan pengikat stocking serta stockingnya yang berserakan di ruang tamu kembali mengirimkan tusukan nyeri sekaligus gairah dalam diri Kookie. Ia menyingkirkan perasaan itu sembari memasukkan stocking ke tas dan mengenakan sepatunya. lalu mencari Taehyung , ia sangat membutuhkan kopi.

Taehyung mengerjap kaget ketika Kookie memasuki dapur.

“kau bisa meminjam salah satu pakaianku” katanya tenang, mengulurkan secangkir kopi mengepul pada Kookie.

Kookie mencengkeram cangkir itu, bersyukur atas kehangatannya.

“aku baik-baik saja,” katanya, menyesap kopi.

Suaranya terdengar kaku, Ketus dan Taehyung menyadari hal itu. Ia menaikkan kedua alis dengan gaya bertanya, tatapannya menelusuri Kookie. Kookie tahu dirinya terlihat menggelikan.
Gaunnya , kakinya telanjang, dan rambutnya basah. Lebih buruk lagi, ia tiba-tiba merasa ingin menangis.
Tak Mungkin ia bisa menggoda atau bercanda untuk menutupinya, dan dari raut wajah Taehyung, pria itu tahu.

“ Kookie,” kata Taehyung. “ kemarilah”

“apa...?”

Taehyung meletakkan  cangkir serta membentangkan lengan, dan Kookie mengerjap kaget selama beberapa detik sebelum kakinya bergerak otomatis dan ia melangkah.

Lengan Taehyung mendekap Kookie sembari menarik garis itu mendekat sehingga pipi Kookie menempel di bahunya dan ia menghirup aroma menenangkan pasta gigi dan kopi serta aroma khas tubuh Taehyung.

“aku tak tahu bagaimana caranya” Kookie mangakui, menghela nafas di kemeja Taehyung.

“jadilah dirimu sendiri”

Kookie menjauh untuk mendongak ke arah Taehyung, melihat kebaikan hati pria itu lewat matanya, senyum samar di sudut mulutnya.

“tapi aku tak yakin kau bahkan suka saat aku menjadi diriku sendiri”

“Suka?” kening Taehyung tiba-tiba mengernyit
“Apa yang kau bicarakan, Kookie?”

Kookie menyelipkan sehelai rambut basah ke balik telinga dan berupaya menjauh dari pelukan Taehyung. Pelukan Taehyung semakin erat, pria itu tak bersedia melepaskannya.

“jujurlah, Taehyung” kata Kookie tapi ia tak yakin dirinya ingin pria itu jujur.
“kau selalu sedikit tak setuju dengan sikapku. Menurutmu aku tak bisa berubah dan konyol dan entah apalagi. Aku tak___”

Kookie mengenyahkan pikiran itu, bibirnya terkatup rapat. Aku bahkan tak termasuk dalam daftar. Mengapa Ia berpikir seperti ini? Mengapa ia peduli?

Ia seharusnya meninggalkan kamar tidur Taehyung dengan mengenakan kemeja pria itu dan sepatu hak tingginya serta mengibaskan rambut ke balik pundak, menggoda Taehyung mengenai bagaimana ternyata pria itu sama sekali tidak membosankan.

Sekarang kata-kata itu bergolak dalam dirinya, tapi ia tahu sudah terlambat karena dirinya mengatakan terlalu banyak.
Mengungkapkan terlalu banyak tentang apa yang sebenarnya ia rasakan, apa yang ia takutkan, dan sekarang ia merasa terekspos, rapuh, serta menyedihkan.

Inilah alasannya ia menghindari hubungan romantis, mengapa ia mengatakan pada Taehyung dirinya tak tertarik pada cinta.

Cinta memiliki kekuatan untuk melukaimu, karena cinta takkan pernah sesuai dengan harapanmu.
Kau membiarkan seseorang melihat kelemahan serta ketakutanmu, kau membuka dirimu terhadap segala jenis penderitaan ketika mereka tidak merasakan seperti yang kau rasakan, atau mereka tidak bertindak seperti yang kau inginkan atau mereka meninggal....... Seperti ibunya, meninggalkan ayahnya berduka selama 20 tahun lebih.

Syukurlah aku tidak benar-benar mencintai Taehyung, pikir Kookie dengan perasaan lega. Ini saja sudah cukup buruk.

“aku tidak merasa kau tak bisa berubah” kata Taehyung

“Kalau begitu, konyol”

“ Kookie __”

Taehyung menghembuskan nafas keras, dan Kookie bisa membayangkan betapa menjengkelkan percakapan mengenai perasaan ini bagi Taehyung. Ini bukan bagian dari kesepakatan mereka.

“Biar kubuatkan kau sarapan,” kata Taehyung, dan Kookie tahu lebih baik tidak memaksanya.

Ia tak ingin mendengar Taehyung mengatakan padanya bahwa pria itu setuju dengan segala sesuatu yang baru saja ia katakan dan kemudian mengakhirinya dengan pertanyaan ‘’Lantas kenapa?”

“ oke,” kata Kookie, dan kemudian mengoreksi jawaban yang agak ketus itu dengan
“terima kasih. Biasanya aku sarapan roti panggang pada pagi hari”

“itulah kenapa kau banyak makan saat makan malam” kata Taehyung, melirik geli pada Kookie. Kookie mengakui hal itu dengan senyum kaku.

“Aku akan memasakkan telur untukmu. Itu satu-satunya makanan yang bisa ku masak. Kau mau sarapan lengkap?”

Kookie tak tahu berapa banyak yang bisa ia telan, tapi setidaknya jika mereka makan mereka tak akan mengobrol. Mengatakan hal-hal yang tak ingin Ia dengar.

“Mengapa tidak?” katanya, mengibaskan rambut, tapi rambutnya basah dan berat hingga gerakan itu sama sekali tidak menunjukkan gaya acu tak acuh yang ingin Ia tampilkan.

Taehyung menyadarinya, karena pria itu mengernyit sedikit sebelum berbalik ke kompor.

Taehyung berkonsentrasi saat memecahkan telur di penggorengan. Ia tak ingin Harus melihat kebimbangan di mata hijau jernih Kookie.
Tentu saja, pagi setelah bercinta akan terasa aneh, terlalu banyak yang mereka alami bersama supaya hal itu terasa normal.

Namun memeluk Kookie terasa terlalu alami. Terlalu tepat. ia menarik Kookie dalam pelukannya tanpa memikirkan atau mempertimbangkan apapun, ia hanya melakukannya.
Dan itu terasa menyenangkan. Dia suka bagaimana tubuh Kookie terasa pas dalam pelukannya, ia suka bagaimana hal itu terasa baginya.

Pikiran itu membuatnya gelisah. Ia kak ingin memikirkan tentang perasaan.
Ini hanya affair, harus begitu.
Kookie memahami hal itu begitu pula dirimu. Namun sekarang dengan kenangan tadi malam masih bergolak dalam tubuhnya, ia tahu dirinya tak ingin membiarkan Kookie pergi.

**

Telurnya enak, tapi Kookie tak sanggup menelan sedikitpun. Saat-saat dalam pelukan Taehyung membuatnya lega sekaligus cemas. Ia peduli pada Taehyung, dan ia tak bisa membiarkan dirinya melakukan itu.

“Jadi,” kata Kookie, menelan roti panggang dengan susah payah.
“Bagaimana kau akan memilih wanita idealmu itu?”

“apa maksudmu?”

Kookie melemparkan senyum menggoda.

“istrimu, Taehyung. Kau menyebutkan tentang daftar calon__”

“sebenarnya tidak. Kau yang menyebutkannya”

Taehyung tidak terlihat senang dengan perubahan arah percakapan.

“hanya karena aku bukan salah seorang dari mereka”

Taehyung mengatupkan bibir, sekarang pria itu terlihat sangat jengkel, dan Kookie lah penyebabnya. Ini sama sekali bukan jenis percakapan pagi setelah bercinta. Ia memancing pertengkaran karena itu lebih baik daripada menangis, dan ia hampir melakukan hal itu.

” Aku rasa percakapan ini tak ada gunanya”

“apa harus ada gunanya?”

“ Kookie __”

“kupikir kita hanya mengobrol. Kau kan datang ke sini untuk menemukan istri? Itu urusan pribadimu kan?”

“seperti itulah,” aku Taehyung sesaat kemudian.

“Tapi karena kau di sini bersamaku, kau pasti tak terlalu beruntung”

“tidak. Aku sama sekali tak merasa beruntung,” bentak Taehyung

“kenapa kita membicarakan hal ini, Kookie? Kupikir kita berdua tahu apa yang kita lakukan tadi malam__”

“tentu saja. Kau merayuku. Selesai”

Taehyung menghembuskan nafas kesal.

“Suka sama suka, atau sepertinya begitulah yang kukira”

Kookie menyunggingkan senyum cepat pada Taehyung.

“tentu”

“apa kau nyesel? Berpikir ulang?” tanya Taehyung, kata-kata itu terlontar bagai peluru peluru tajam.

Ya. Dan itulah hal terakhir yang akan Kookie akui pada Taehyung sekarang. Kookie turun dari kursi.

“Tentu saja tidak,” katanya ringan

“Kenapa aku melakukan itu? Sudah kubilang aku tak pernah ingin menikah dan jelas bukan denganmu”

Kookie tahu kata-katanya terdengar kekanakan tapi ia  tak bisa menahan diri untuk tidak mengatakannya. Atau perasaan terluka yang terdengar dalam suaranya, terlihat dalam matanya. Ia benci terlihat rapuh.

Mata Taehyung menyipit. “Kalau begitu tak ada masalah”

“tak ada sama sekali”

Kecuali fakta Kookie merasa seolah dirinya akan hancur berkeping-keping kapan saja.

Masih tersenyum, ia berbalik dan meninggalkan dapur. Taehyung mengikutinya keluar menuju ruang depan, mengawasi saat Kookie menggapai mantel dan mengenakannya.

“ kau mau ke mana?”

“ada banyak hal yang harus kulakukan” sahut Kookie, membelakangi Taehyung, suaranya acuh tak acuh.

“Aku tak bisa menghabiskan sepanjang hari di sini, Taehyung”

ia akan menghabiskannya dengan meringkuk di ranjang dengan sekotak tisu.

“ Baiklah,” Taehyung menyetujuinya setelah sesaat.

“Sampai bertemu lagi di kantor hari Senin”

Kookie tak menjawab karena ia tak tahu apakah ia akan masuk kerja hari Senin. Ia punya firasat dirinya mungkin berpura-pura sakit.

Masih membelakangi Taehyung, Kookie menekan tombol lift. Keheningan mencekam di antara mereka diperburuk ketegangan dan kata-kata yang tak terucapkan.

“ Kookie __” kata Taehyung, tepat saat pintu lift terbuka.

Kookie cepat-cepat masuk, hanya berbalik untuk menggoyang-goyangkan jemari pada Taehyung saat pintu itu tertutup.

“ bye.”

Pintu tertutup, namun Kookie masih sempat melihat Taehyung menatapnya. Wajah Taehyung mengeras, matanya menyipit seakan berusaha memahami permainan apa yang Kookie mainkan.

Kookie bersandar Ke dinding saat lift meluncur turun. Semoga Taehyung tak akan pernah tahu betapa berat 10 menit terakhir baginya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 77.5K 50
Aku hamil. Dua kata yang Nafisah ketik di ponselnya kemudian ia kirim ke nomer teman masa kecilnya. Tapi kenapa setelah itu keluarga dosennya malah...
586 75 3
"Kook gw suka sama lo"-KTH "Tapi Taehyung lo lupa kita itu temen"-JJK "Yeah, but friends don't say words that Make friends feel like more than just F...
1.5K 121 4
Lanjutan dari BAD FRIEND aku merasakan euphoria sendiri saat menemukanmu. meski ini bukan degup yang pertama. tapi saat menatap matamu, aku sadari ki...
33.8K 2.2K 12
Jungkook tak lagi ceria, ia banyak diam setelah hubungan dengan kekasihnya kandas.. sepertinya ada luka yang terlalu dalam dihati jungkook.. Ia tak m...