Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.
Setelah Reza mengantarkan Raya pulang. Mereka semua pun pulang secara berpisah karena lawan arah. Billa berakhir bersama Al walaupun tadi sempat cekcok dengan Aiden sebentar. Lalu Nathan yang mengantar Zai dengan motor Nathan yang dibawa oleh Dio dan motor Dio dibawa oleh Aiden. Kris tetap pulang bersama Jenny. Sudah hak paten kalau mereka berdua. Sedangkan Vian dan Agam mereka pulang tanpa ada hambatan.
Ada yang mau di gonceng sama bang Vian dan Bang Agam kasian mereka sendirian.
"Lo kok mau mau aja sih disuruh Dio." Zai melirik kesal Nathan yang sedang menyetir mobilnya.
Entah kenapa terlihat tampan di mata Zai saat ini Nathan.
Zai langsung menggeleng dengan cepat akan pemikiran yang tiba-tiba terlintas di otaknya ini.
"Sekalian, Mama Papa Lo juga suruh gue kesana." Balas Nathan dengan santai melirik sebentar Zai lalu kembali fokus ke depan.
"Kok bisa?!"
"Bisalah, Mama Lo ngechat gue. Lo di chat Mama Lo gak dibales makanya dia nge chat gue." Ujar Nathan.
Zai mendengus kesal. Kenapa juga sang Mama mengirim pesan kepada Nathan.
"Hp gue mati. Emang Mama gue ngechat apaan segala suruh Lo kerumah segala."
"Ya gak tau lah Zaidan Padantya.. makanya gue kerumah Lo." Nathan lama-lama gemas dengan gadis disampingnya ini.
Zai mengangguk saja, ia lelah jadi ia tidak memperpanjang lagi masalah ini.
Keadaan di mobil pun hening Nathan yang fokus menyetir mobil dan Zai menatap luar jendela sesekali ia terkantuk-kantuk.
15 menit perjalan mereka sudah sampai. Mobil Zai memasuki pekarangan rumah yang mewah dan besar. Zai langsung keluar dari mobil, ia ingin cepat-cepat masuk kedalam kamar. Badannya sudah lengket dan ia lelah.
"Kuncinya kasih ke Pak Dedeng." Ujar Zai sebelum masuk kedalam rumah.
Nathan hanya melongo melihat tindakan Zai yang langsung meninggalkan dirinya diluar. Menutup pintu mobilnya lalu menyerahkan kunci mobilnya pada satpam setia keluarga Padantya.
Ia pun langsung masuk kedalam rumah mewah yang sudah sering kali ia masuki ini tetapi akhir-akhir ini memang ia jarang karena urusan di markas.
Jangan salah paham. Nathan sebenarnya teman masa kecilnya Zai. Sudah sedari bayi sampai SD mereka saling bersama tetapi ada satu konflik dimana Zai diharuskan pindah rumah ke kota lain. Mereka pun berpisah dan hanya meninggalkan sebuah janji kepada Zai.
Janji dimana Nathan akan ikut pindah rumah juga untuk menemui Zai. Tetapi janji itu hanya janji sesaat. Nyatanya sudah 2 tahun setengah Zai menunggu Nathan tetapi ia tidak kunjung menemui dirinya.
Hal itu membuatnya membenci teman masa kecilnya tersebut dan ada hal yang membuatnya sangat membenci Nathan.
Karena ternyata Nathan sudah berada di satu kota dengannya bahkan satu perumahan dengannya sejak 1 tahun yang lalu.
Zai tidak sengaja melihat seseorang yang mirip dengan teman masa kecilnya. Setelah di selidiki ternyata benar orang itu adalah Nathan teman masa kecilnya sedang asing berbincang-bincang pada teman-temannya.
Zai pun saat itu hanya bisa menatap tajam Nathan karena telah berbohong kepada dirinya. Bertepatan saat ia kelulusan dan selesai pendaftaran murid baru. Keluarga Nathan berkunjung ke rumah miliknya.
Zai pun hanya diam menatap datar teman masa kecilnya itu. Ia tidak mengeluarkan satu kata apa pun sampai ditegur oleh kedua orangtuanya pun Zai hanya melirik malas lalu berlalu masuk kedalam kamarnya.
Sejak saat itu pun jika kedua orangtuanya pergi keluar untuk menjalankan bisnis, mereka akan menitipkan Zai kepada Nathan. Meninggalkan dirinya bersama dengan Nathan di rumah sebesar ini. Tentu Zai sangat menolak dengan keras dan melakukan segala cara untuk Nathan keluar dari rumahnya ini.
"Kalau kalian mau pergi ya pergi aja gak usah sok peduli dengan suruh dia jaga gue. Dulu pun kalian pergi selama bertahun-tahun pun gue masih bisa ngejaga diri gue sendiri. Jadi, gak usah sok buat kebaikan gue apa pun itu udah gak berguna lagi! Suruh dia pergi atau gue yang pergi!!!"
Sejak itu pun kedua orangtuanya hanya meminta tolong untuk Nathan memantau Zai dan menjaga secara jauh.
Nathan hanya menuruti apa yang diucapkan kedua orang tua Zai. Bahkan ia tidak tahu mengapa Zai bisa membenci dirinya. Saat pertama kali bertemu pun Zai melihatnya seakan-akan dia pernah melakukan kesalahan dan membuat Zai begitu kecewa.
Berpuluh-puluh kali Nathan mencoba mendekati Zai dan mengatakan apa kesalahannya tetapi Zai selalu diam dan menghindari nya. Hal itu membuat Nathan pusing tujuh keliling.
Meskipun hal itu Nathan tetap berhubungan baik kepada kedua orang tua Zai dan berusaha mendekati Zai walaupun hanya tolakan dari Zai.
###
Zai mengintip dari atas melihat kegiatan apa yang sedang Nathan lakukan dibawah sana. Sudah 1 jam Zai tidak keluar dari kamarnya. Ia hanya tidak ingin berurusan dengan ketiga orang yang sedang berbincang-bincang dibawah sana itu.
Bahkan Zai tidak menghiraukan keadaan perutnya yang sedang meronta-ronta agar cepat diberi makanan.
Zai mendengus kesal. Kapan Nathan pergi dari rumahnya?
Jika begini lamanya ia akan mati kelaparan didalam kamar. Zai pun kembali masuk kedalam kamar setelah mengintip sedikit dari atas tangga.
Ia pun membuka ponselnya dan mencoba meminta tolong kepada kawan-kawannya. Siapa tahu mereka bisa menolongnya bukan.
Tim Slegu-Slegu
8 Anggota
Anda
Tolong beri saran agar bisa makan tetapi tidak turun dari tangga.
+ Tanpa diketahui orang yang masih berada dibawah.
Tolong cepat dibalas dan beri saran
Terima kasih🙏🏻
Billa Lolaaaa
Minta Bi Titin dong gitu aja gak tahu🥴
Aiden berisik
Pale
Pale
Pale
Pale
Pale
Pale
Pale
Pale
Pale
Mak Jenny😍
Diem gak Lo!
Hari Raya😘
Gak usah nge spam
Diopucek
Halo neng Raya
Neng Raya sudah sampai rumah dengan selamat?
Anda
Heh! Gue minta tolong kasih saran bangkek!
Gue lapar ini huaaa😭
Replay Billa Lolaaaa
Kalau bisa udah dari tadi Billa dan gue gak akan mintol saran😬
Diopucek
Kenapa sih ni bocah?
Minta Nathan dong kan dia disuruh Mak Lo ke rumah kan nah mintol nah sama dia
Anda
Heh! Diem deh!
Aiden berisik
WHAT! APA NEH?!!!!
Diopucek
Fakta kalek!
Dah lah turun aja Zai tinggal turun terus ke dapur aja
Tapi kalau Lo gak mau ya tinggal mintol sama Nathan siapa tahu friendzone nan Lo bisa berhenti
UPS keceplosan maap🤭
Mak Jenny😍
LAH! ZAI LO(☉。☉) ☞☞☞
Anda
DIOOOOOOOOOO
ASU YA LOO!!!
KELUAR GAK LO!!!!
Aiden berisik
Berita sangat menggemparkan
Ternyata Zai bisa suka juga sama orang
Vian suhu🙏🏻
^2
Agam🥶
^3
Hari Raya😘
^4
Mak Jenny😍
^5
Billa Lolaaaa
^6
Gue udah chat Al Zai
Gue suruh Nathan bilangin Bi Titin tolong anterin makan ke kamar Zai soalnya dia malu sama males ke bawah gitu
Anda
BANGSAT LO PADA!!
EMANG TEMAN BANGSUL LU!!!
ARGHH AWAS LO PADA BESOK SENIN DI SEKOLAH!!!
Read 7
Tok
Tok
Tok
Bertepatan Zai melempar ponselnya ke kasur karena kesal akan Dio dan Billa. Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
Anjir siapa tuh? Semoga beneran Bi Titin. Batin Zai yang benar benar berharap dan berdoa semoga dibalik pintu ini Bi Titin.
Cklek
Hangus sudah harapan Zai. Didepannya ini Nathan yang sedang tersenyum lebar menatap dirinya.
Zai langsung mengumpat dalam benaknya. Mengucapkan sumpah serapah semua seisi kebun binatang dan dimohon untuk tidak meniru kelakuan Zai ini.
"Kalau lapar turun aja, Zai. Mama Lo udah nunggu dibawah sana bokap Lo. Yok turun sekalian kita makan malam."
Dih sokab banget!
"Hmm."
Zai pun terpaksa turun karena sudah tidak bisa menahan rasa laparnya lagi. Yah, masalah perutnya nomor satu dari segala banyaknya masalah. Ingat ya ia ter.pak.sa.
"Akhirnya turun juga kamu Zai, sini makan. Kita makan sama-sama ya, udah lama kita gak makan sama-sama kan." Ujar Mama Aly yang tengah menata makanan di meja makan dibantu oleh BI Titin.
"Bukan udah lama tapi emang gak pernah." Balas Zai dengan nada datar.
Seketika aktivitas mereka berhenti dan suasana mulai canggung. Mama Aly serta Papa Candra menatap Zai dengan tatapan penuh penyesalan. Nathan hanya duduk dengan canggung dan menatap Zai kasihan?
"Ayo kita mulai makan malamnya ya." Ujar Mama Aly memecah keheningan walaupun kecanggungan masih ada.
Mereka pun makan dengan keadaan hening kembali dan hanya suara dentingan sendok mengenai piring.
Alyssa Dara Anggraini atau biasa dipanggil Mama Aly adalah seorang pemilik toko perhiasan dan bekerja sama dengan perusahaan milik suaminya Candra Guana Padantya. CEO Pad'ty Crop yang sama sejajar dengan perusahaan keluarga Raya.
Mereka dikenal sebagai sepasang suami istri yang sibuk dengan dunia pekerjaan dan selalu terlihat berdua.
Keduanya selalu mendahulukan pekerjaan dari pada anak sematawayangnya ini. Bahkan Zai dulu di asuh oleh Bi Titin tanpa tau bahwa mereka kedua orangtuanya karena ia selalu ditinggal oleh mereka berdua. Zai bertemu dengan keduanya saat ia menginjak umur 5 tahun.
Hebat bukan?
Maka dari itu Zai menjadi tidak dekat dengan keduanya bahkan setelah itu mereka tetap selalu meninggalkan dirinya sendiri entah 1 tahun 2 tahun atau berpuluh-puluh tahun pun Zai tidak peduli sama sekali sekarang.
Zai bukan tipe anak yang suka mengeluh. Dulu saja saat ia tidak didampingi oleh keduanya ia tidak sama sekali tidak mengeluh karena Bi Titin selalu berucap bahwa keduanya bekerja untuk kehidupannya agar terjamin.
Kata-kata itu yang selalu Zai percaya dulu sampai ia remaja pemikirannya berubah. Ya mereka sibuk akan bekerja dalih agar dapat menjamin kehidupan selain itu mereka sepertinya agar tidak bertemu dengan ku karena mungkin mereka benci dengannya bukan.
###
"Gue pulang dulu ya."
"Hmm."
Jika tidak dipaksa Mama dan Papanya mungkin Zai juga tidak mau sama sekali mengantar orang ini.
Nathan menghela nafas dengan tatapan sendu. Ia kira Zai sudah memaafkan dirinya sejak ia bawa Zai ke taman waktu itu.
"Jangan dingin dingin sama bokap nyokap Lo, Zai. Kasian mereka." Ujar Nathan tetap menatap Zai. Walaupun Zai menatap kearah lain.
Zai langsung menatap dengan tatapan tajam Nathan. "Apa hak Lo ngomong gitu?"
"Ya gue sahabat Lo sejak kecil jadi gue ya peduli sama Lo."
Zai berdecak dan tertawa pelan, "Sahabat sejak kecil?" Zai pun tertawa.
Nathan mengangkat alisnya bingung.
"Gak usah membual deh Nat. Sahabat kecil gue itu udah gak ada sejak ia gak menempati janji nya itu dan Lo--" Zai menunjuk sampai mengenai bahu Nathan.
"Lo bukan siapa-siapa gue. Lo gak tau apa apa, Lo gak tau apa yang gue rasain selama ini dan Lo gak berhak buat sok nasehatin gue. Keluarga Lo cemara jadi gak bisa ngerasain apa gue rasain!" Zai menatap tajam Nathan tepat di matanya.
Tatapan Zai menyiratkan bahwa ia sudah muak dan lelah akan semua ini.
"Jadi kalau Lo mau baik ke mereka ya udah Lo aja gak usah ajak-ajak gue."
"Zai, Lo gak tau mereka---"
"APA YANG GAK GUE TAHU HAH?!" Bentak Zai.
"Lo bahkan gak tau gue nunggu janji Lo yang mau datang nemuin gue dan nemenin gue disaat mereka tanpa pedulinya ninggalin gue sendiri dirumah sebesar ini. Bahkan sampai sekarang gue masih berharap Lo tau dan mencoba bujuk gue kek dulu tapi nyatanya gak sama sekali!! Seandainya kalau gak ada Bi Titin dan Pak Dadang mungkin gue udah mati!! LO YANG GAK TAHU APA APA BANGSAT!!!! SEKARANG GAK USAH SOK PEDULI SAMA GUEE!!!"
Zai langsung berpaling dan masuk ke dalam rumahnya saat ia masuk, terdapat kedua orangtuanya yang berdiri di sana dan dipastikan bahwa keduanya mendengar apa yang ia ucapkan. Tanpa memperdulikan mereka semua, ia berjalan menaiki tangga masuk kedalam kamarnya.
TBC