Love From Childhood (Hyuckren...

By shaahcx

3.8K 261 6

"Lo jadi pacar gua ya?" "Tiba-tiba?" Karena pertemanan dari kecil hingga besar, Haechan memiliki perasaan pad... More

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DEBUT LAGI GES
PEEEEE
WOEEE BOOK BARUUU

10.

433 26 0
By shaahcx






















Hari demi hari berlalu, Renjun masih merasa kehilangan sampai sekarang. Yang biasanya ada suara Ibun yang menyapa, kini sunyi.

Haechan juga tidak terus tinggal bersama Renjun, ia harus mengurusi perusahaannya. Bahkan saat Renjun sakit Haechan sendiri tidak tau karena Renjun sengaja tidak memberitahu.

Dan ini, kali ke-lima Renjun demam dalam 1 bulan ini dan tanpa Haechan mengetahuinya terlebih dahulu. Masalahnya ini lebih parah daripada sebelumnya, Renjun tak berdaya di kasurnya.

Ia hanya bisa memakan roti yang pernah ia beli untuk stok, karena tidak kuat jika harus memasak nasi dan lauk pauknya.

"Telfon Echan aja apa ya? Njun ga bisa sendiri..."

Renjun pun mengambil ponselnya dan segera menelfon Haechan dengan sisa tenaga yang ia punya.

"Halo, Echan sibuk?"

"Kaga Njun, baru aja pulang, kenapa?"

"Emm... Itu..."

"Bentar, gua kesana, lagi kangen juga."

"Ah engga usah,"

"Udah, anteng 10 menit lagi gua sampe."

Haechan mematikan telfonnya lalu memakai jaketnya dan bergegas menuju ke rumah Renjun menggunakan mobilnya.

Sesibuk apapun Haechan, tapi jika itu berkaitan dengan Renjun ia sangat cekatan. Membuat Renjun sangat beruntung memiliki Haechan.

Benar saja 10 menit saja Haechan sudah sampai di rumah Renjun. Haechan memasuki rumah Renjun dan melihat sekeliling.

"Kotor amat,"

Bahkan beberapa bahan makanan di dapur sudah membusuk, stok juga masih setengah. Karena tidak menemukan Renjun dibawah, Haechan pun berjalan menuju ke lantai atas dimana kamar Renjun berada.

"Njun," Panggil Haechan.

Sudah berkali-kali Haechan memanggil namun tidak ada sahutan dari pacar mungilnya itu. Ia yakin jika Renjun di kamar, karena sepatu atau sandalnya saja ada di rumah.

Renjun membuka pintu kamarnya perlahan dan melihat Haechan yang berdiri di depan pintu. Haechan menyapa dengan senyuman hangatnya pada Renjun.

"Echan,"

Renjun pun memeluk tubuh Haechan dengan erat untuk menyalurkan rasa rindunya pada Haechan.

"Loh, demam lagi?"

"Dikit kok,"

"Udah berapa hari?"

"Tiga,"

"Kebiasaan, kalo sakit bilang aja cil, sesibuk apapun gua tapi kalo lo sakit gua bisa kok kesini."

"Ish, nanti aja ngomelnya, Njun kangen Echan."

"Iya iya,"

Haechan menggendong tubuh Renjun dan membawanya ke kasur, lalu Haechan membaringkan tubuh Renjun.

"Istirahat, kalo mau apa bilang sama gua."

"Seharian tidur terus Echann, Njun mau dipeluk sama Echan ajaa."

Renjun kembali duduk dan merengek pada Haechan, kenapa pacarnya itu tidak tau kalau dia hanya ingin dipeluk seharian ini.

"Dasar bayi, gua mandi dulu ya, nanti gua peluk."

Haechan berdiri dan mengusap kepala Renjun lembut. Setelahnya Haechan mengambil bajunya dan mandi.

"Jangan lama-lama yaa?"

"Iyaaa,"

Renjun memainkan hp Haechan sambil berbaring santai, ia juga mengirimkan foto yang belum pernah Haechan kirim padanya.

15 menit berlalu dan Haechan pun selesai mandi, ia memakai kaos hitam dan celana pendek yang biasa ia pakai.

"Echann," Renjun berdiri dan melompat ke gendongan Haechan.

Untung saja Haechan cekatan, ia menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh.

"Kangen banget emang?"

"Iyaa, banget banget banget."

"Gua kerja di rumah aja lah ya, nemenin lo seminggu ini."

"Boleh bolehh, tapi nanti temenin ketemu Ibun."

"Iyaa, istirahat dulu ya."

"Njun kan udah,"

"Gua yang istirahat hehe."

Haechan membaringkan tubuh Renjun dan ia menyusul berbaring di samping Renjun. Haechan memeluk pinggang Renjun erat sambil sesekali mengecup pipi, dahi dan bibir Renjun.

Yang di puk puk Renjun, yang tidur Haechan. Si submissive sudah tidak heran dengan hal itu, karena sudah sering begitu. Renjun juga tau pacarnya lelah karena mengurus perusahaan yang tidak hanya 1 cabang.

Setelah beberapa menit Haechan terlelap di mimpi, Renjun juga ikut terlelap pada mimpinya.

...

"Echan..."

"Hmm..."

"Bangun dulu ih,"

"Kenapa sayang? Masih ngantuk... 5 menit ya?"

"ECHAN MAH GITU HUAAAA..."

Haechan langsung terbangun dan memeluk pacarnya, siapa yang ga kaget kalau bangun tidur denger orang yang disayangi nangis.

"Hey, iya maap maap, ini gua bangun."

"Hikss... Echan ga s-sayang Njun... hikss..."

"Ga gitu, sayang banget ini, sayangg banget sama ini bayi rubah, kenapa sayang?"

Renjun masih menangis membuat Haechan bingung, antara masih mengantuk dan panik.

"Udah udah, jangan nangis ya?"

"Nanti gua beliin apa yang lo mau."

"Eskrim?"

"Kalo itu habis sembuh dulu ya?"

"Hikss..."

"Oke oke oke, nanti gua beliin jangan nangis lagi tapi."

"Beneran?"

Renjun menatap Haechan dengan penuh harap, membuat Haechan gemas karenanya.

"Iya beneran, Njun."

"Okayyy,"

Renjun tersenyum lebar setelah menangis, seakan-akan ia tak menangis sebelumnya.

"Kenapa bangunin?"

"Cacing di perut Njun demo tauu, Njun kasian sama mereka."

Haechan mengecup bibir Renjun sekilas dan mengacak-acak rambut pacarnya.

"Bilang aja kalo laper, makan diluar atau gua masakin?"

"Emm... Mau di masakin Echan,"

"Yaudah, mau ikut apa disini?"

"Ikutt, tapi digendong."

"Iya deh iya,"

Haechan berdiri dan sedikit memendekkan badannya agar Renjun sampai. Setelah Renjun mengalungkan tangannya pada Haechan, ia pun berjalan menuju lantai dasar sambil menggendong Renjun.

"Echan sayang Njun ga?"

"Sayang kok,"

"Ish, kalo sayang kenapa ga bilang i love you ke Njun?"

"Bukannya udah ya?"

"Belumm Echann, Echan belum bilang ke Njun."

"Kirain udah,"

Jawaban Haechan membuat Renjun kesal, si submissive cemberut karena sang dominan.

"Mau digendong terus gini?" Tanya Haechan saat sampai dapur.

"Iyaaa, pokoknya di gendong sama Echan teruss."

"Yang erat pegangannya, gua ga megangin lo soalnya."

"Iya iyaa, sana masak."

Haechan pun mengikuti perintah dari pacar mungilnya dan mulai memasak.

"Njun,"

"Apa apa?"

"Cara ngomong gua ke lo gapapa kaya gini?"

"Eung? Maksudnya?"

"Ya rata-rata orang pacaran mah aku-kamu, sampe sekarang aja selalu gua-lo."

"Kalo Echan nyaman ya sudah, Njun juga suka Echan yang gini kok."

"Gua yang gini?"

"Emm... Echan kalo mode serius Njun itu..."

"Salting ya?"

"E-engga kok, si-siapa bilang?"

"Gua kaya gitu disituasi tertentu aja, apa lagi ntar kalo kita nikah."

"Jauh banget bahasnya,"

"Biar lo ga diambil orang, cantik."

"Njun itu ganteng tau,"

"Mana ada, cantik gitu."

"Ishh."

Haechan segera menyelesaikan kegiatan masaknya karena perut Renjun yang terus berbunyi.

"Udah minum obat?"

"Belum,"

"Kenapa?"

"Hehe, udah abis."

"Tapi pagi tadi udah kan?"

"Belum, kan dari pagi habisnya,"

Haechan mendudukkan Renjun pada kursi yang berada di meja makan, lalu melanjutkan kegiatannya yang hampir selesai itu.

Haechan melanjutkan kegiatannya sambil bersenandung kecil, lalu meletakkan makanan pada piringnya dan memberikan pada Renjun.

"Makan anteng ya, gua ambilin dulu obatnya,"

"Ambil?"

"Dokternya kenalan orang tua gua sayang, dah ya, bentaran doang kok."

"Iyaa, jangan lama-lama."

"Siap bos."

Renjun pun menikmati makanan yang sudah Haechan siapkan, hanya dengan begitu ia sudah bahagia.

Keberadaan Haechan membuat hidupnya sangat berubah, meskipun terkadang masih teringat pada Ibun, namun Haechan berhasil membuat Renjun tidak sedih lagi.

Haechan sedang menikmati suasana malam hari, untung saja rumah dokter itu tidak terlalu jauh dari rumah Renjun. Jadi ia bisa segera membeli dan kembali lagi ke rumah.

Hanya butuh beberapa menit, Renjun sudah menyelesaikan makannya. Sekarang ia duduk di depan televisi, menunggu Haechan sambil menonton kartun yang tayang.

Karena merasa bosan menunggu Haechan, Renjun pergi ke kamar dan mengambil hp Haechan untuk bermain game yang ada.

"Ish, lama banget sih? Tadi katanya bentar kok,"

Renjun mendudukkan dirinya pada sofa, meskipun televisi menyala Renjun tetap memainkan game pada hp Haechan.

Saat sedang fokus memainkan game, ada notifikasi pesan masuk.

"Mark lee? Siapa? Kok minta maaf gitu?"

Memang jiwa kepo Renjun sudah mendarah daging, ia langsung membuka room chat milik Mark lee.

Mark lee.

Bear?
Hey, lama ya ga chat
Hyung minta maaf sama kamu
Maafin Hyung ya?
Nyatanya ga ada kamu hyung bermasalah
Mau ngulang semua dari awal lagi?
Mau ya? Kita balik kaya dulu lagi
Hyung bener" minta maaf sama kamu
Maafin hyung ya?
Bear?
Kenapa di read doang?
Ah, hyung belum jelasin ya, tiba" banget minta balikan

Renjun menatap bingung pada orang itu, kenapa dia seperti itu? Kenapa memanggil Haechan dengan sebutan 'Bear'?

Mark lee.

Jadi, ternyata Yeri deket sama hyung cuma mau harta yang hyung punya
Dia bahkan hamil anak hyung, tapi itu demi dia bisa nikah sama atasan hyung.
Hyung turun jabatan belum lama ini
Hyung butuh kamu bear, balik ya?

"Sayang?"

"Huh?"

"Serius banget, kenapa?" Haechan mendudukkan dirinya di samping Renjun dan merangkulnya.

"Mark lee siapa?"

"Mark lee? Ohh, mantan. Kenapa emangnya?"

"Nih," Renjun memberikan hp pada Haechan.

Haechan menatap bingung dan melihat hpnya. Hampir saja ia mengeluarkan kebun binatang di depan Renjun, namun ia berhasil menahannya.

"Bentar ya," Ucap Haechan lembut sambil mengusap surai Renjun lembut.

"Mau kemana?" Tanya Renjun saat Haechan hendak berdiri.

"Ke depan bentar, bentarr doang serius."

Haechan langsung berlari kecil menuju keluar rumah, ia membalas pesan Mark dengan 1 voice note.

'Mampus lo anjing, nyakitin gua jadi lo disakitin balik kan? Mampus kata gua, mampus. Selamat ya, karena jabatan lo turun dan harta lo menipis. Mau lo minta maaf semelas apapun kaga bakal gua maafin dan terima ajakan lo buat balikan, karena gua udah punya pacar jadi stop chat in gua mulu. Paham kan? Kalo ga paham malu-maluin, udah gede juga.'

Haechan menghela nafasnya lega, karena ucapan yang ia tahan untuk Mark selama ini bisa keluar juga akhirnya.

Saat membalikkan badan, Haechan terkejut karena Renjun berdiri di belakangnya.

"Anjing kaget, maap."

"Ish, Njun bukan anjing yaa."

"Ga gitu, spontan tadi tu, kenapa ikut keluar?"

"Ah iya, ini..."

Renjun menunjukkan tangannya yang luka itu, Haechan membelalakan matanya terkejut. Hey? Baru ia tinggal sebentar? Kenapa sudah berulah?

"Lo ngapain Njun? Sampe luka gini?" Tanya Haechan sambil menuntun Renjun untuk masuk kembali ke dalam.

"Ituu, Njun pengen itu, eh ternyata ada pisau di samping. Terus srettt gituu, Njun juga baru sadar kalo luka."

"Dalem ga?" Haechan langsung mengecek luka yang ada ditangan Renjun.

Ia bernapas lega karena lukanya tidak dalam, untung saja. Kalau dalam makin bingung Haechan. Kelakuan pacarnya ini memang sulit ditebak.

"Cuci tangan dulu ya, nanti gua bersihin."

"Gamauuu, perih nantii," Renjun berlari menjauh dari Haechan.

Sedikit membuat Haechan kewalahan, namun ia tidak bisa marah juga jika seperti ini. Pacarnya sangat menggemaskan jika harus dimarahi.

"Sayangg, jangan lari gitu sayangg. Iya iya ga usah dicuci,"

Mendengar itu Renjun berhenti dan berbalik untuk menatap Haechan.

"Bener?"

"Ya kalo mau tangan lo jadi infeksi terus sampe menghitam gitu, sampe bau gitu ya terserah, gua ga ikutan."

"SEREM DONG?"

"Ya gitu lah,"

"Bersihin bersihin bersihin bersihin bersihin bersihin bersihin bersihin bersihin bersihin."

"Nahh, gitu dong, sini."

Haechan pun membersihkan darah yang mengalir dari luka itu dan mengeringkan tangan Renjun terlebih dahulu.

Haechan membersihkan dan mengobati secara telaten tanpa ada yang terlewatkan sedikit pun. Renjun awalnya menangis karena kesakitan, tapi setelah Haechan beri permen jadi anteng.

"Dah, hati-hati lain kali."

"Iya bawell,"

"Yaudah, gua tinggal ya?"

"JANGAN JANGAN, GA BOLEH GA BOLEH."

Renjun langsung mengambil kunci mobil yang ada di meja dan memasukkannya ke dalam kantong celananya.

"Kenapa ga boleh?"

"Nanti Njun kangen sama Echan, kan jadi kasian Echan."

"Kenapa gua yang kasian?"

"Ya masa Echan mau lari-lari dipikiran Njun, kan kasian Echan, pasti cape."

"Sini, duduk sini."

Renjun mengangguk dan mendekat pada Haechan. Ia mendudukkan dirinya dipangkuan Haechan lalu mengalungkan tangannya pada leher Haechan.

Tanpa aba-aba, Haechan mencium bibir Renjun lembut. Renjun yang terkejut ingin memundurkan badannya namun tidak bisa, karena tenaga mereka yang berbalik jadi Renjun meremat rambut Haechan.

"Nghh... mphhh... "

Haechan memeluk pinggang Renjun erat, seakan-akan tidak boleh ada yang mengambil Renjun darinya.

Haechan melepaskan ciuman itu dan menatap mata Renjun dengan lembut.

"Ke-kenapa natepnya gitu?"

"Gapapa kok, gua masih ga nyangka aja."

"Huh?"

"Waktu pertama liat lo pas tk dulu, jujur gua iri sama lo, tapi ternyata lo mau temenan sama gua. Bahkan SD, SMP, SMA kita bareng, yaa... meskipun gua harus pindah, tapi emang semesta udah takdirin lo buat gua."

"Iri? Kenapa iri?"

"Lo dulu gampang dapet temen, bahkan semuanya mau deket sama lo, sedangkan gua? Selalu mojok kaya anak ilang. Lo kenapa mau deket sama gua waktu itu?"

"Njun tertarik aja buat temenan sama Echan, jadi Njun deketin Echan."

"Ciee tertarik,"

"Ish ga gituu, Njun liat Echan waktu di les nyanyi itu, suara Echan bagus terus vibe Echan selalu kasih semua orang ketawa sama kelakuan Echan. Dari situ Njun makin yakin kalo mau temenan sama Echan."

"Yang penting sekarang lo pacar gua, punya gua, calon gua nanti. Jangan sampe ada orang lain yang ngambil lo dari gua,"

"Harusnya Njun yang bilang gitu, Echan terlalu ganteng. Pasti banyak yang suka sama Echan,"

"Banyak yang suka itu biarin, toh gua maunya lo bukan orang lain."

Renjun kembali memeluk Haechan dengan erat, ia tak tau harus mendeskripsikan bahagianya bagaimana lagi. Ia sangat sangat sangat sangat sangat sangat bahagia bersama Haechan.

Haechan pun juga sangat bahagia, karena orang yang ia cintai berhasil menjadi miliknya.

"Gua janji lo bahagia sama gua, sampai kapanpun."





































HAI SHASHINIE SEMUAAAAAA
maafff shaa baru sempet up lagi

sha abis kecelakaan 😞😞
kalo udah pulang aku bakal rajin up koo
soalnya aku belum tau bisa balik kapan

KALIAN KALO BAWA MOTOR ATAU BONCENG TEMEN SPEK ROSSI BILANG JANGAN NGEBUT OKEEEE

aku agak trauma jadi gitu lah
pokoknya kalian hati" dan kalo dibonceng minta hati" juga oke oke

do'ain shaa biar cepet pulih dan up kaya biasanya

bye bye shashinie semuaaa


Shaahcx

Continue Reading

You'll Also Like

23.9K 2K 11
untuk pertama kalinya haechan pacaran sama LAKIK
32.5K 1.6K 19
aku hanya ingin merasakan bagaimana dicintai dan dijaga sama kamu seperti kekasih kamu yang kamu begitu cintai dan sayangi. ini kisah dimana renjun y...
8.8K 733 5
Donghyuck membuka matanya sebentar kemudian menatapnya dengan heran, tangan masih menempel di rahangnya. Ten memiringkan kepalanya sedikit ke sampin...
35.1K 3.3K 5
Hwang Renjun harus bertahan diantara dunia yang selalu membuatnya terasingkan.