'Turunkan Ekspetasi mu, nikmati saja hidupmu, ingat! Semua orang itu pembohong, bahkan dirimu sendiri.'
»»————>HAPPY READING<————««
2 tahun yang lalu...
Moza dan Victor merupakan sepasang kekasih yang saling mencintai, kedua nya terlihat begitu serasi, cantik dan tampan. Tidak akan ada yang bisa mendebat akan hal itu, hubungan kedua nya berjalan dengan baik sebelum akhirnya Victor mengatakan akan pindah Ke Canada karena bisnis ayah nya.
"Babe, kamu pasti untuk nolak kan? Please, jangan tinggalin aku di sini." Ucap Moza dengan tatapan penuh kesedihan, menatap pada Victor yang kini hanya terdiam.
Kedua nya tengah berada di taman belakang sekolah, Dua hari sebelum keberangkatan Victor ke Canada, laki-laki baru memberitahu Moza akan kepindahan nya.
"Ngomong Babe, jangan diem aja kayak gini! Bilang sama aku kalo kamu sebenernya gak mau kan pergi ke Canada?" Ucap Moza lagi dengan sedikit penekanan dan berhasil mengambil atensi Victor sepenuhnya, yang awalnya laki-laki itu hanya termenung diam menatap lurus ke depan.
"Gue gak bisa."
Hanya itu, hanya itu kata yang terucap dari mulut Victor, tidak menjelaskan apapun untuk bisa memenuhi hasrat Moza yang kini tengah bertumpuk pilu dan kecewa.
Moza diam membeku, laki-laki yang ia pilih menjadi kekasih nya itu pergi meninggalkan nya begitu saja, tanpa kata penjelasan, kata manis yang menenangkan, dan tidak ada sebuah kecupan atau pun pelukan hangat.
Bahkan hingga laki-laki itu kembali sekarang, masih menjadi sebuah teka teki bagi Moza, yang hampir bisa melupakan nya, kedatangan Sylus di empat bulan kepergian Victor ke Canada bisa dengan cepat mengobati luka di hati gadis itu.
Perjuangan nya yang cukup sulit untuk mendapatkan laki-laki dingin itu Moza membutuhkan waktu yang cukup lama, 1 tahun. Kalian tau? Dengan cara apa gadis itu sampai bisa menjadi kekasih Sylus? Yah, tentu saja bukan dengan cara yang murni.
Hingga semua kembali berakhir saat kedatangan Karina,
...
Keringat memenuhi wajah cantik Moza, yang baru saja selesai berlatih dance, gadis itu memilih untuk menyendiri di ruang ganti pakaian, Hanya dirinya berserta semua hal yang kini tengah ia pikirkan.
Kedatangan Victor, Hubungan nya dengan Sylus yang hancur karena Karina, dan juga sebuah akun instagram yang kini membuat dirinya cukup merasa cemas dengan apa yang Ia temukan.
Moza membuang nafas nya dengan kasar, seraya meraih ponsel nya, sebuah notifikasi pesan tertera paling akhir dari rentetan notifikasi like dan komen dari para pengikutnya di instagram, Moza segera membuka pesan masuk yang dikirim oleh Arthur.
💬ARTHUR
Za, Gue belum bisa nemuin siapa dibalik pemilik akun ini, keliatan nya dia cukup jago untuk nutup akses data dirinya, tapi gue bakal coba lagi.
Setelah membaca pesan itu, pikiran Moza semakin kalut dengan berbagai hal yang kini terlintas di benak nya.
"Sial! Siapa dia sebenernya?-" Moza kembali diam beberapa saat, Ia bangkit berdiri dan membuka loker milik nya lalu meraih sebuah kotak kecil berwarna biru tua, Setelah memandang intens kotak itu Moza lalu membuka nya dan terlihat sebuah kalung berliontin indah yang sama dengan foto yang ada di akun instagram misterius itu.
"Kalopun lo masih hidup,... Gue gak akan pernah biarin lo untuk membuka kebenarannya! Gue, akan melakukan apapun untuk ketenaran yang sekarang udah gue dapetin!"
"Za."
Suara itu berhasil membuat Moza tersentak kaget hingga kotak kecil itu terjatuh di dekat kaki Moza, Gadis itu sontak langsung mengambil kalung itu dan segera memasukkan nya kembali ke dalam kotak.
Rea menyergit bingung melihat sikap teman nya yang terlihat gugup itu, Ia berjalan menghampiri Moza yang kini sudah memasukkan kembali kotak itu ke dalam loker milik nya.
"Lo kenapa?"
"Gue, Gak papa."
Rea masih terlihat bingung dan merasa sedikit curiga dengan benda yang tadi Moza sembunyikan dari nya, Rea melirik sekilas kearah loker milik Moza yang kini sudah terkunci rapat.
"Tadi apaan, kok lo keliatan takut banget gue liat? Hadiah dari Victor ya!" Tebak Rea mencoba menggoda, namun yang gadis itu dapatkan hanyalah tatapan datar Moza.
"Apaan sih! Udah dateng dateng ngagetin lo!" Ujar Moza kesal
"Ya maaf,"
Moza memutar bola matanya dengan malas menatap wajah Rea yang kini tengah di tekuk lesu, "Ada apa lo manggil gue?" Ucap Moza seraya menganti baju nya.
Rea mendudukkan bokong nya di bangku dekat teman nya itu, "Cuma mau ngasih tau, kalo nanti besok lo kepilih pemotretan buat perwakilan grup untuk event nanti."
Senyum tipis tercetak dari bibir seksi Moza, "Well, siapa lagi yang pantes untuk itu right?" Ucap Moza yang kini tengah menguncir rambut nya.
Rea bangkit berdiri, "kalo gitu gue balik ya, oh iya, di depan Victor nungguin lo tuh." Ucap Rea, membuat Moza membulat kan mata nya terkejut.
"What! Apa lo bilang?"
"Ya elah, santai kali Za, kayak gak pernah aja, ya udah gue duluan ya, bye." Ucap Rea seraya melayangkan flying kiss pada Moza yang masih diam dalam keterkejutan nya.
Di detik berikutnya suara langkah kaki dari hentakan suara sepatu milik seorang laki-laki terdengar memasuki ruangan, Ia datang dari bayangan gelap ruangan disana, hingga menemukan sedikit cahaya yang membuat nya kini bisa terlihat oleh Moza.
"Pulang sama gue ya."
Di dalam ruangan yang sepi itu, kedua nya saling menautkan tatapan mereka satu sama lain, mengisi ruangan hening itu dengan berbagai rasa yang berbeda dari kedua nya.
$♡$
Di Koridor utama Genus, Audrey tengah melangkah dengan tenang setelah bel pulang berbunyi beberapa saat yang lalu, namun langkah nya terhenti saat seseorang berdiri tepat menghalangi jalan nya, Audrey menatap pada wajah cantik yang tentu yang Ia kenali.
"Karina? Ada apa?"
Audrey semakin terlihat bingung saat melihat wajah Karina kini berubah menjadi cukup menakutkan dengan tatapan mata gadis itu semakin menajam,
"Balikin buku diary gue, Sekarang!" Pungkas Karina tajam dengan tangan yang terulur tepat di depan Audrey.
"Tapi kita belum jalan, kan? Sore ini, Gue janji bakal balikin buku diary lo, kita ketemu di Cafe Hipster Oke! Bye Rin!" Ucap Audrey seraya berlari pergi membuat Karina kini merasa semakin jengkel.
"Kalo cowok udah gue hajar tuh anak!" Gumam Karina penuh kekesalan.
Setelah meredakan emosinya, Karina membalikkan tubuh nya berniat untuk pergi dari sana namun kening nya menabrak dada bidang milik seseorang yang tengah berdiri tepat di belakang beberapa saat yang lalu, Karina meringis kecil memegangi kening nya yang terasa sedikit nyeri.
Saat gadis itu mendongakkan kepala nya untuk melihat siapa yang tengah berdiri di hadapan nya saat ini, Ia langsung di suguhkan oleh pemandangan yang cukup membuat detak jantung berdebar tidak normal dari biasa nya, Wajah tampan yang di kagumi kini tengah di hiasi oleh sebuah senyuman yang menawan disana, sang empu pemilik mata abu yang indah memberikan seluruh atensi nya pada gadis yang juga tengah menatap pada dirinya.
"Sylus."
Dia Sylus, laki-laki jangkung yang kini harus sedikit menundukkan kepala nya untuk menatap Karina, membiarkan tatapan mata elang milik nya itu terpaku di dalam kelopak mata berlensa amber milik Karina.
Sylus mengangkat satu lengan nya yang tengah memegang sebuah buku berwarna coklat ke hadapan Karina, "Ini punya lo kan?" Ucap Sylus
Karina menyergit bingung melihat Diary milik nya ada pada Sylus, Gadis itu langsung meraih buku diary itu dari tangan Sylus.
"Kok bisa sama lo?" Tanya Karina, Sylus tersenyum simetris dengan terkekeh kecil mendengar nada suara Karina yang selalu terdengar sama jika berbicara dengan nya, Ketus dan tajam.
"No intention to say thank you or a sweet sentence, aren't you? thats must ettitude to someone who has helped you, Sweetie."
Saat Karina hendak membalas ucapan laki-laki itu, Suara teriakan dari beberapa orang mengalihkan atensi kedua nya sekaligus.
"SYLUS!" Teriak Sehan dan Caleb bersamaan dengan sangat heboh, hingga membuat beberapa siswa lainnya ikut berhenti karena terkejut.
Kedua nya bersama dengan Jake sontak menghentikan langkah mereka serempak, Saat melihat siapa yang saat ini sedang bersama dengan Sylus,
"Damn it! Mati lo berdua, Gue balik duluan!" Ucap Jake yang langsung melarikan diri, meninggalkan kedua teman nya yang kini terlihat gugup dan bingung harus melakukan apa karena sudah merusak momen antara Sylus dengan gadis yang di tebak oleh mereka adalah gadis yang telah memikat hati ketua mereka itu.
"Lo sih bego! Bacot gede banget!" Umpat Sehan menyalahkan Caleb yang kini menatap dirinya dengan tidak percaya
"Wah, ternyata bener gak ada yang nama nya sahabat sejati! Brengsek lo!" Sahut Caleb memaki Sehan penuh kekesalan.
Sehan mengabaikan makian teman nya itu, Ia melemparkan senyum pertahanan diri pada Sylus seraya melambaikan tangan nya, "Ketua, kita pamit mau nyari gorengan tahu hamil ya, semangat meraih Cinta ketua!" Ucap Sehan masih dengan senyum kuda nya.
Caleb hanya pasrah mengikuti apa yang Sehan lakukan, lalu tersenyum ke arah Karina, "Ketua kami baik, tidak sombong, dan kaya kok, percaya deh." Ujar Caleb dan langsung di sahuti anggukan heboh dari Sehan.
Sylus menghela nafas nya dengan lelah seraya memijit pangkal hidung pelan, "Gue balik sekarang, dan inget,-" Sylus kini kembali menghadap kan tubuh dan pandangan nya pada Karina, "Untuk selalu membalas pesan dari gue, Are you understand, Kitten?" Ucap Sylus
Karina terkekeh geli, menatap nyalang pada laki-laki yang entah mengapa selalu suka mengatur dirinya itu," I don't want it, bruh!" Ucap Karina tajam,
Karina melangkah mundur saat Sylus melangkah semakin dekat, hingga Sylus meraih satu pergelangan lengan Karina membuat gadis itu berhenti bergerak, Sylus mensejajarkan wajah nya dengan wajah Karina dengan jarak yang cukup dekat lalu bergerak mendekat pada telingga gadis itu.
"Kalo gitu, Gue harus langsung ke rumah lo nanti." Bisik Sylus yang kini sudah kembali menegakkan tubuh nya setelah melemparkan smirk nya pada Karina dalam jarak yang dekat tadi, Karina menatap tajam pada Sylus saat mendengar apa yang baru saja laki-laki katakan pada nya.
"Jangan bilang,-"
"I know all about you, Sweetie."
Lensa abu dalam mata elang milik Sylus beradu sempurna dengan iris amber cantik milik Karina, Tatapan mata yang selalu terjadi saat kedua nya bertemu, menampilkan pemandangan yang terlihat indah dari kedua nya.
$༶•┈┈⛧┈♛TO BE CONTINUE♛┈⛧┈┈•༶♡