Keluarga Prahara

By pluviaee

774 97 5

Keluarga bukanlah rumah yang nyaman bagi kami. Keluarga tidak memeluk ketakutan kami, tidak menguatkan hati k... More

Sedikit Kalimat
2: Pendekatan
3: Tama Tidak Sendiri
4: Pram Merasa Bersalah
5: Pantai dan Kejadiannya
6: Pendekatan (sedikit berhasil)
7: Gagal Lagi (katanya)
8: Gandy senang, kak!
9: Abang dan Adik
10: Aku Sebut Dia Ana
11: Hari Pertama
12: Surat Dari Masa Depan
13: Tentang Ana
14: Kelulusan Kakak
15: Kesehatan Abang Nomor Satu!
16: Kepergian Ana
17: Sayang Abang
18: Tidak Bisa
19: Surat dari Tama
20: Terima Kasih

1: Perkenalkan

144 10 0
By pluviaee

Kalian pasti sudah baca sedikit tentang kami, bukan? Benar sekali, keluarga kami. Keluarga Prahara.

Lihat foto kami? Yang disebelah kanan namanya Adyatama Danantya artinya yang pertama dan berani berkorban. Panggil saja kak Tama. Dulu sih dipanggil Ady, tapi katanya Ady terlalu keren tidak cocok dengannya. Padahal menurutku ia lebih cocok dipanggil Ady, alisnya yang tebal dan rahangnya yang tegas membuatnya makin gagah dengan sebutan Ady. Tapi ya sudahlah, ia lebih ingin dipanggil Tama.

Kak Tama sangat penyabar dan penyayang, ia tidak pernah marah. Buktinya waktu aku tidak sengaja memecahkan vas bunga kesayangan Bunda kak Tama lah yang menolongku. Kak Tama bilang, "Adek jangan nangis ya, Bunda gak akan marah ke adek," Kak Tama benar. Bunda tidak marah kepadaku, tapi kak Tama yang dimarahi bahkan dipukuli. Kak Tama melindungi aku dari amukan Bunda dengan cara memberitahu bahwa kak Tama lah yang memecahkan vas bunga kesayangan Bunda.

Saat itu aku sadar untuk lebih berhati-hati, karena teriakan kak Tama benar-benar sakit sekali. Tapi setelah itu kak Tama malah memelukku dan tersenyum seolah tidak ada apa-apa. Ternyata vas bunga itu lebih beruntung dari kak Tama, benda itu sangat disayang sampai ketika pecah kak Tama lah yang hancur.

Foto kedua dari kiri itu adikku, lebih tepatnya saudara kembarku. Kita lahir selisih 3 menit. Namanya Prama Shankara yang berarti, terakhir pembawa keberuntungan dan kebahagiaan. Panggil saja Pram, adikku memang beruntung, diantara kami bertiga Pram lah yang paling pintar. Ia sering memenangkan olimpiade. Adiku itu suka sekali menyendiri, ia lebih suka untuk belajar ketimbang bermain bersama teman-temannya.

Pram sangat ambisius. Pram pernah dirawat di rumah sakit karena ia selalu begadang untuk belajar. Ia sangat ingin terlihat membanggakan untuk Ayah dan Bunda. Tapi Pram tidak seberuntung itu, keberuntungannya sangat kecil ketika bersama Ayah Bunda. Ketika ia sakit hanya aku dan kak Tama yang menemaninya di rumah sakit. Ayah Bunda sibuk, mereka sibuk dengan pekerjaannya. Katanya nanti Pram juga sembuh. Padahal, Pram sangat butuh Ayah dan Bunda. Sebagai gantinya kak Tama dan aku yang memeluk Pram agar ia tidak sedih.

Selanjutnya aku, namaku Gandy Maitreya yang artinya matahari yang ramah dan bersahabat. Panggil saja aku Gandy, tapi aku lebih senang dipanggil Gan. Soalnya keren, hehehe. Aku anak tengah dari tiga bersaudara. Aku sebenarnya bingung kalau bercerita tentang diriku sendiri. Yang jelas aku tidak punya kesabaran setebal kak Tama dan otak yang pintar seperti Pram. Aku biasa saja.

Kalian mau tau Ayah Bunda kami?

Ayahku bernama Tarachandra, artinya lahir dibawah sinar bulan dan bintang. Sedangkan Ibuku bernama Kaneisha yang berarti kehidupan. Ayah dan Bunda sangat cocok, mereka tidak pernah berdebat. Kenapa? Kalian pikir kalau tidak pernah berdebat tandanya keluarga harmonis? Kalian salah. Sangat salah.

Karena kecocokan itu Ayah dan Bunda sangat kompak ketika memarahi kami dan menghukum kak Tama. Aku kurang suka dengan Ayah dan Bunda, mereka kasar dan tidak peduli terhadap kami. Tapi kata kak Tama, itu cara mereka menyalurkan kasih sayang. Kak Tama itu bodoh, ia terlalu baik.

Kita lanjut ke pekerjaan Ayah dan Bunda. Ayah merupakan direktur diperusahaan ternama dan Bunda merupakan dokter bedah disalah satu rumah sakit ternama. Keren bukan? Tapi menurutku tidak sama sekali. Ayah dan Bunda memilih untuk merahasiakanku sebagai anaknya. Katanya karena aku anak yang tidak bisa diharapkan. Kak Tama sudah di didik untuk melanjutkan perusahaan Ayah dan Pram berprestasi sehingga bisa dibanggakan oleh Bunda di tempat arisannya.

Kak Tama sangat tidak terima atas perlakuan Ayah dan Bunda. Ia membelaku mati-matian agar Ayah dan Bunda juga menganggapku anak mereka. Kak Tama bahkan dipukuli, dicambuk, dan dikurung di kamar mandi karena membelaku terus.

Jahat sekali. Aku tidak tega melihat kak Tama diperlakukan seperti itu. Jadi, aku bilang kalau aku tidak akan berbicara dengan kak Tama jika ia terus membelaku. Hatiku sakit ketika Ayah dan Bunda tidak menganggapku, tapi lebih sakit ketika kak Tama yang harus dihajar habis-habisan karena membelaku.

"Adek Gandy adeknya kak Tama, abangnya Pram, anaknya Ayah dan Bunda." Kak Tama selalu berkata seperti itu ketika aku dimarahi Ayah Bundan karena nilaiku jelek.

Jujur saja aku sudah tidak peduli dengan omelan dan caci maki Ayah Bunda. Tapi aku peduli kak Tama.

"Lo gak kasihan liat kak Tama? Lo gak sakit denger teriakan dia yang dipukuli Ayah karena nilai lo jelek?!" Pram sangat marah saat itu.

"Yang salah itu Ayah, nilai gue yang jelek tapi kenapa kak Tama yang dipukul?!" Aku tak kalah meninggikan suaraku.

"Itu karena kak Tama yang sulung. Kak Tama bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan! Lo gak mau kak Tama kesakitan? Jangan cari ulah. Belajar biar nilai lo bagus." Pram tersenyum sinis.

"Kak Tama maafkan Gandy, maaf karena kak Tama selalu terluka karena Gandy. Kak Tama kenapa gak pernah marah ke Gandy? Kak Tama harusnya marahin Gandy, pukulin Gandy. Biar kak Tama gak sakit sendirian." Aku memukul tembok kamar hingga tanganku terluka. Aku sangat kalut.

"Gandy gak salah. Kak Tama harusnya lebih banyak waktu buat ngajarin Gandy. Gandy adeknya kak Tama, gak mungkin kak Tama pukulin Gandy. Gandy anak pintar, terus berjuang bareng kak Tama ya?" Kak Tama memelukku dan mengusap kepalaku lembut. Ia menguatkanku bahkan saat tangannya masih bergetar dan tubuhnya penuh luka cambukan.

"Kak Tama maaf... maaf Gandy selalu nyusahin kak Tama... maaf Gandy selalu bikin kakak sakit." Lirihku memeluk tubuh kak Tama yang hangat.

"Gandy dan Pram gak pernah nyusahin kakak. Kak Tama sayang sekali sama kalian berdua. Adik-adiknya kak Tama yang lucu," kak Tama tertawa getir karena rasa sakit mungkin masih menyelimutinya.

--------------------------------------¤¤¤---------------------------------

Kuat sekali ya Tama, hebat bukan?
~viaee☆

Continue Reading

You'll Also Like

269K 26K 50
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan...
358 66 12
Yang ada dipikiranku hanyalah kemana aku melangkah, aku tak punya pertanyaan lain selain itu. Jadi jangan membuatku berfikir dengan menanyakan akan j...
2.1M 54.9K 14
"fuck you" "fuck me" "w-what?" *smut* short chapters but that's the style of the book.
3.3M 40.6K 9
PART SUDAH TIDAK LENGKAP. Tersedia di Karyakarsa #1 ceritapendek (15 Desember 2019) #1 pendek ( 30 Desember 2019) #1 fanfiction (29 Januari 2020) #1...