Tak terasa sudah enam hari mereka berada di Maldives, esok hari mereka sudah harus kembali ke Jakarta. Meskipun sebenarnya mereka ingin sekali memperpanjang liburan mereka, namun apa daya mereka harus kembali bekerja setibanya di Jakarta. Sudah banyak pekerjaan yang tertunda dan tertinggal selama mereka liburan.
Setelah beberapa hari kemarin mereka habiskan waktu untuk berkeliling dan menjelajahi Fesdu Island, berbagai aktivitas juga sudah mereka lakukan, seperti snorkeling, paddleboarding, jetski, island hoping dan romantic dinner. Karena besok mereka akan pulang, mereka pun memustuskan hari ini untuk bersantai di dalam hotel saja. Mereka bangun cukup siang hari ini dikarenakan entah semalam mereka berapa ronde yang mereka lakukan.
"aaahh uhhmmm." Gianna mengerang di atas tempat tidur. Mereka tertidur dengan kejantanan Geraldo masih berada di dalam vagina Gianna. Geraldo masih tertidur pulas, perlahan Gianna mengeluarkan kejantanan Geraldo, Ia mengerang sedikit lalu kembali tertidur. Sepertinya Geraldo sangat teramat lelah.
Gianna pun juga merasakan badannya sakit, dan vaginanya terasa perih. Gianna pun turun dari kasur, dan mengambil lingerienya yang berada di lantai lalu memakainya. Gianna berjalan sedikit mengangkang karena vaginanya terasa perih. Tidak tahu berapa ronde yang mereka lalukan setiap kali having sex. Mereka seperti pengantin baru yang baru saja melakukan malam pertama.
Gianna pun memesan sarapan untuk mereka berdua agar dibawakan ke dalam kamar. Sambil
menunggu suaminya bangun Gianna duduk pinggir balkon sambil memandangi lautan. Ia pun mengelus perutnya, dan berdoa semoga setelah pulang dari sini ada kabar baik untuknya.
***
Hari sudah mulai sore, mereka pun memutuskan untuk berenang di private pool, sambil menunggu sunset. Karena selama mereka menginap disini mereka belum sempat menggunakan private pool mereka. Mereka turun perlahan ke dalam kolam. Duduk bersandar sambil memegang segelas wine. Matahari mulai terbenam langit semakin gelap.
Geraldo meraih tubuh mungil Gianna dan mengangkatkannya mendudukan tubuhnya di atas pahanya menghadap ke arah dirinya. Diciumnya bibir mungil sang istri, dan dilumatnya, lidah mereka saling bertautan. Tangan Geraldo dengan cepat membuka bra bikin Gianna dan meremas kedua payudara Gianna.
Tak lama mereka pun sudah berdiri di tengah kolam. Kaki Gianna bertaut di pinggang Geraldo, mereka masih berciuman dengan penuh gairah. Dengan sigap kaki Gianna menurunkan celana Geraldo membuat kejantanannya yang menegang langsung berdiri tegak. Organ intim mereka sudah saling bergesekan. Tangannya meraih kejantanan suaminya dan mulai memijatnya.
Geraldo mengerang nikmat, Ia langsung melepaskan celana Gianna dan memainkan vagina milik istrinya itu yang sudah mengeluarkan cairan lendir.
"aahh babyy "
Dengan cepat Geraldo mendorong Gianna ke tepi kolam dan langsung memasukan kejantanannya dan menggerakan tubuhnya.
"aahhh ohhh ahhh perihh." meskipun terasa perih tapi Gianna tetap menikmatinya. Geraldo menggerakan pinggulnya maju mundur.
"aahh ohhh babyyy fassteerr.."
Geraldo mempercepat ritmenya, karena di dalam air kecepatannya tidak bisa secepat di luar, namun Gianna tetap terlihat menikmatinya.
"aahh oohhh babyy aku mau keluaarr ahhh ohhhh."
Mereka pun mencapai klimaks dan mereka melakukan pelepasan bersamaan dan berciuman satu sama lain.
CROOTT.
Mereka berpelukan sesaat berdua diam dalam hening, hingga suara debur ombak terdengar jelas, sampai Gianna yang membuka suara terlebih dahulu.
"sayaangg ini pertama kalinya kita making love di kolam renang, ternyata seru juga ya sayang."
"iya sayangg, next kita akan explore untuk having sex di berbagai tempat ya sayang."
Gianna merangkul erat sang suami dengan tangan dan kakinya lalu menciumnya.
"Sayangg kenapa vaginaku perih banget yaa." ucap Gianna berbisik.
"Coba biar aku periksa sayang."
Geraldo mengangkat tubuh sang istri ke atas ranjang, dan segera memeriksa kondisi vagina istrinya. Memiliki suami seorang dokter obgyne membuat Gianna sangat senang, jadi apabila Ia ingin berkonsultasi masalah kewanitaan dan seksual tidak perlu ke dokter lain, karena ada sang suami yang menanganinya. Gianna pun akan merasa lebih nyaman ditangani oleh suami sendiri dibandingkan dengan dokter lain.
Terlihat vagina Gianna yang sangat memerah, dan ada sedikit luka, yang diakibatkan karena mereka terlalu banyak having sex.
"sayaangg sepertinya vagina kamu lukaa. Maafin akuu ya gara-gara aku kamu jadi kesakitan."
"ngapain kamu minta maaf kan aku juga mau. kita sama-sama mau. justru aku yang harus minta maaf karena aku kesakitan jadi ga bisa puasin kamu lagi."
"aku udah sangat puas kok dengan permainan kamu 4 hari ini. You're the besst." ucap Geraldo sambil mencium bibir sang istri. Dan mereka berdua terlelap tidur dengan tubuh yang masih basah.
***
Hari terakhir di Maldives, mereka pun mulai bersiap dan berkemas. Vagina Gianna masih terasa perih.
"sayang vagina ku masih perih."
"iya sayang, setelah pulang dari sini aku obatin ya. Tapi kamu masih bisa jalan kan."
Gianna pun mengangguk
"semoga kesakitan aku ini ga sia-sia ya, ada hasil yang didapat." ucap Gianna sambil mengelus perutnya.
"iyaa aamiinn sayanggg."
Geraldo tersenyum melihat sang istri yang sudah ingin cepat hamil itu. Ia memeluk dan menciumi istrinya itu.
"sayang biasanya symptoms hamil tuh keliatan dari usia kandungan berapa sih."
"iya kalau itu sih tergantung masing-masing ya, ada yang dari awal hamil langsung keliatan, pernah aku dapet pasien, usia 20 minggu dia baru tahu kalau hamil."
"wahh 20 minggu 5 bulan yaa, untung gapapa ya baby nya."
"iya untungnya janinnya juga kuat jadi ga apa - apa deh."
Setelah berbincang panjang lebar masalah kehamilan, mereka pun bersiap untuk pulang. Buggy car pun sudah siap menjemput mereka untuk mengantar menuju area lobby hotel. Sesampainya di lobby mereka disambut dengan lagu perpisahan. Gianna pun terlihat sedih karena liburannya telah usai.
Setelah mengucapkan terimakasih kepada para staff hotel mereka pun menuju dermaga untuk naik boat menuju kota tempat airport berada.
***
Mereka pun tiba di Bandara International Soekarno Hatta, dijemput oleh supir pribadi mereka dan langsung menuju ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, Geraldo langsung pergi ke kliniknya untuk mengambil obat untuk luka vagina istrinya, sekaligus mengecek keadaan klinik selama ditinggal olehnya. Setelah urusan di klinik selesai Geraldo kembali ke rumah.
"Sayangg, ini aku udah bawain salep buat kamu. Sini aku olesin."
Gianna pun membuka celananya lalu tidur di atas kasur dan membuka kakinya lebar. Geraldo pun mulai mengolesi luka pada vagina istrinya sambil meniupinya agar tidak perih. Sifat jahil Geraldo pun muncul, Ia meraba lembut klitoris istrinya, membuat istrinya terangsang.
"aaahhh sayaangggg." Gianna mendesah manja
Geraldo tertawa terbahak-bahak.
"aku harus puasa lagi dehh hari ini." ucap Geraldo sambil tertawa.
***
2 minggu berlalu, sejak mereka honeymoon. Geraldo dan Gianna kembali ke rutinitasnya. Gianna yang baru saja melakukan acara launching buku terbarunya. Sementara Geraldo sedang mengadakan seminar di Bandung. Tidak hanya sebagai dokter Geraldo sering diundang sebagai pembicara di acara seminar dan talkshow kampus, untuk mengedukasi tentang seputar kesehatan reproduksi, seksual hingga kehamilan.
Masih belum ada tanda-tanda yang menunjukkan kehamilan untuk Gianna. Minggu depan adalah jadwal Gianna untuk datang bulan harap-harap cemas Ia berharap agar tidak datang bulan. Sebenarnya sejak minggu lalu Ia sudah membeli testpack namun Gianna ragu takut kecewa dengan hasilnya. Namun apabila menunggu minggu depan Ia sudah sangat tidak sabar.
Kegalauan menghantui pikirannya, apakah dia harus test sekarang atau nanti. Gianna pun gelisah tak karuan, entah kenapa dia juga bingung kenapa dia harus merasa seperti ini. Gianna menarik nafas dan menghembuskan kasar, lalu memutuskan untuk melakukan tespack sekarang.
Ia berjalan mengambil tiga buah testpack dan menuju kamar mandi. Setelah menampung urine kedalam wadah dicelupkannya ketiga testpack tersebut. Setelah menunggu sekitar 15 menit sambil berdoa, Gianna mengambil testpack pertama, tangannya gemetar dan menarik nafas panjang lalu memberanikan diri melihat hasilnya.
SATU GARIS
Gianna menghembuskan nafas panjang tanda kekecewaan, Ia mengambil testpack kedua, berharap hasilnya berbeda, dilihat perlahan testpack kedua.
SATU GARIS
Gianna pun sangat kecewa, tanpa melihat hasil testpack ketiga yang akan membuatnya tambah kecewa, dia membuang langsung ketiga testpack tersebut ke tempat sampah, dan kembali ke kamar. Gianna menangis sejadi-jadinya, hingga Ia kelelahan dan tertidur.
* to be continued *