Hidden Love (BL)√END

By Shaziaqiraa_ziaa

705 69 10

"Aku rela menyembunyikannya selama kau masih tetap di sisiku!" "Bagaimana perasaan itu? Tolong jelaskan padak... More

Hidden Love
Nut dan Perasaannya
Setelah Libur
Marah
Baikan
Siapa?
Lihat! CP Baru
Rencana
Trust Me

Pulang

55 5 2
By Shaziaqiraa_ziaa

Usai acara utama, mereka masih melakukan serangkaian kegiatan lainnya. Hari ini benar-benar pekerjaan penuh dari pagi hingga malam.

Kelima pemuda itu sudah terlihat kelelahan, tapi mereka tetap profesional melakukan pekerjaannya.

Setelah semuanya selesai, kini mereka bersiap untuk pulang. Sang manajer menghampiri mereka sebelum semua bubar.

"Terima kasih untuk penampilan kalian hari ini. Semua memuaskan seperti biasa."

"Terima kasih, Phi. Ini semua juga berkat dukungan Phi dan para kru. Tak lupa para penggemar juga," balas Nut mewakili teman-temannya.

"Sekarang kalian bisa pulang. Besok kita ada acara di luar kota, tapi berangkatnya sore. Jadi kalian masih bisa istirahat dan bisa kuliah pagi."

"Kami pamit, Phi. Selamat malam."

Dengan kompak semuanya membungkuk untuk memberi salam pada sang manajer.

"Kabar lainnya akan aku bagi di grup chat kita. Selamat malam."

Mereka semua pun membubarkan diri. Sang manajer kembali ke dalam karena masih ada beberapa hal yang harus diurusnya.

Lego berjalan lebih dulu dengan menarik tangan Hong. Yang lain mengikutinya dari belakang dengan berjalan santai.

"Lego, kenapa kau buru-buru?" tanya Tui penasaran.

"Aku lapar, Phi. Mau ngajak P'Hong cari makan dulu sebelum pulang," jawab Lego tanpa menoleh.

Hong yang ditarik menurut saja tanpa memikirkan cara dirinya pulang. Sudah jelas jika rumahnya dan Lego beda arah.

"Hong, ayo pulang bersamaku!" seru Nut tiba-tiba.

Hong menoleh meski kaki masih ikut berlari mengikuti langkah Lego.

"Aku akan menemani Lego makan dulu, Nut. Kau boleh duluan bersama Tui."

"Kita bisa cari makan sama-sama, Hong. Setelahnya kita bisa pulang bareng."

Hong menepuk tangan Lego agar berhenti menariknya. Ia ingin bicara dengan Nut dulu tanpa acara berlari.

"Kau ingin makan di mana, Le?" tanya Hong yang menunda keinginannya untuk bicara pada Nut.

"Di mana saja boleh. Aku lapar, Phi, jadi tak perlu milih tempat makan yang penting bisa makan," jawab Lego dengan ekspresi menahan lapar.

Hong beralih menatap Nut. "Kau sama Lego beda arah. Kalo aku ikut mobilmu, nanti Lego bagaimana? Kau pulang duluan juga tak apa, Nut. Aku bisa menginap di rumah Lego lagi kalo tak ada yang jemput."

Sebelum membalas ucapan Hong, Nut menatap William yang berdiri di samping Tui.

"Will, kau ikut makan kan?"

"Kalo semua ikut, aku juga ikut."

"Baiklah, sudah ditentukan. Kita makan bareng!"

Sekarang ganti Nut yang menarik tangan Hong. Lego yang masih memegang tangan Hong yang satu lagi jadi ikut tertarik saat Nut mengajak Hong berlari.

"Astaga, bahkan tempat makannya saja belum ditentukan. Mereka malah main tarik-tarikan," ucap Tui sambil menggelengkan kepalanya.

"Biarkan saja, Phi. Asal mereka bahagia," sahut William yang langsung menarik tangan Tui untuk diajak berlari menyusul mereka.

Kedekatan mereka yang sudah seperti saudara memang terlihat sangat menyenangkan. Pertengkaran pasti ada, tapi mereka selalu berusaha menyelesaikannya dengan baik agar persaudaraan mereka tetap terjaga dan tetap kompak.

Sampai di tempat parkir, Lego yang memang masih mengantongi kunci mobil William pun langsung membuka mobil itu sebelum pemiliknya sampai.

Hong mengikuti Lego untuk masuk ke dalam mobil William sebelum tangan Nut menarik lengannya. Ia menoleh menatap Nut dengan heran.

"Kenapa, Nut?"

"Ikut di mobilku saja."

"Tak apa, aku ikut Lego dulu. Nanti selesai makan baru ikut mobilmu."

Hong melepas tangan Nut di lengannya dan mulai masuk ke dalam mobil William bersamaan dengan pemilik mobil.

Nut memutar tubuhnya dan mulai berjalan ke arah mobilnya sendiri. Meski ada sedikit rasa kecewa, ia tetap membiarkan Hong dengan pilihannya. Tui pun menyusul Nut masuk ke dalam mobil.

"Phi, cari restoran yang 24 jam aja ya! Makanan jenis apapun oke kok!" teriak Lego yang sudah menjulurkan kepalanya melalui jendela mobil.

"Kalian jalan duluan, aku ikut dari belakang," balas Nut tenang.

William mulai menghidupkan mobilnya. Lego mulai membuka aplikasi di ponselnya untuk mencari tempat makan yang masih buka. Hong di belakang duduk dengan tenang tanpa peduli dua orang di depannya.

"P'Hong," panggil William setelah melihat restoran tujuan yang ditunjukkan Lego.

"Apa, Will?" Hong masih enggan menatap dua manusia di depannya. Ia lebih tertarik dengan pemandangan lampu jalan.

"Kau tak ingin punya pacar?"

Lego menatap orang di samping saat telinganya mendengar pertanyaan bernada serius dari orang yang tak pernah serius.

"Kenapa kau bertanya? Kau mau nembak aku?"

Sekarang Lego berganti menatap kakak manjanya dengan alis mengernyit.

William tertawa sebelum menjawab pertanyaan dari Hong.

"Kau lebih cocok jadi kakakku dari pada jadi kekasihku, Phi."

"Tipemu seperti apa?"

Kini Hong sudah fokus menatap manusia di depannya. Ia tahu jika Lego menyukai William sejak lama karena Lego sering curhat padanya. Karena itu ia ingin mencaritahu tipe William agar Lego bisa bersiap dengan segala kemungkinan.

"Aku suka yang lebih tua, tapi bukan kau. P'Hong atau Lego terlalu imut. Kalo dijadiin kekasih nanti sering cemburu. Lelah, Phi."

"Model buaya banyak pilih kau! Kenapa gak sama Lego aja? Kalian cocok loh!"

William melirik Lego di sampingnya. "Lego baik, tapi aku takut nyakitin dia kalo dia jadi kekasihku. Terus kalo sampai kalian tahu aku nyakitin Lego, kalian bisa mengusirku dari grup. Bahaya, Phi. Aku tak mau ambil resiko segede itu."

Hong menatap Lego yang kini menampilkan wajah sedih. Ia membuka ponselnya untuk mengirim chat pada Lego.

"Kau cukup pengecut. Padahal model buaya!"

"Kau resek, Phi! Tak pernah menganggapku baik padahal aku sudah menganggapmu kakak."

"Tak perlu merayu, aku kenal siapa dirimu, Will!"

William tertawa. Memang diantara kakak lainnya, Hong-lah yang paling mengenalnya. Bisa dibilang Hong paling dekat dengan semua anggota karena sifat manja tapi selalu perhatian yang dimiliknya.

Hongshi
Jangan kecewa. Kau masih bisa usaha sebelum Will menemukan tambatan hatinya.

Legooo
Lalu bagaimana nanti jika dia sudah bertemu orang yang diharapkannya?

Bukankah lebih baik aku menyerah sekarang sebelum nanti bertambah sakit?

Hong menatap Lego dengan perasaan iba. Inilah salah satu alasan kenapa dirinya enggan merasakan perasaan lebih untuk para sahabatnya. Ia tak ingin merasa kecewa.

Padahal sangat dekat, tapi sangat sulit menjangkaunya.

"P'Hong, kenapa kau tak bersama P'Nut saja?"

"Kenapa Nut?"

"Kalian cocok. NutHong."

"Kau sama Lego juga cocok. WilliamLego."

Lego yang menjadi pendengar sedari tadi kini menggaruk pelipisnya. Mendadak ia bingung dengan dua orang yang kini bersamanya.

"Ini kenapa kalian jadi mencocokkan nama?" tanyanya.

"Will yang duluan, Le!"

"Eh, P'Hong yang ikutan!"

"Sudahlah, ayo keluar. Aku lapar."

Mobil mereka memang sudah berhenti di depan restoran dari tadi. Bahkan Nut dan Tui juga sudah keluar dan menunggu mereka di depan mobil.

Hong membuka pintu dan langsung berlari keluar menghampiri Nut. Ia langsung mengadu tentang apa yang terjadi di dalam mobil William.

Lego sudah tak peduli dengan para kakaknya. Sekarang yang ia inginkan hanya makan. Jadi ia berjalan lebih dulu memasuki restoran.

Hong yang menyadari kepergian Lego langsung saja menarik Tui untuk menyusulnya. Kenapa Tui? Karena ketiganya selalu yang memilih jenis makanan. Sedangkan dua lainnya ikut saja makan apa yang sudah dipesan.

Setelah pesan, mereka kini sedang menunggu makanan mereka datang. Mereka duduk memutar di satu meja yang sama. Hong dan Lego tentu saja selalu berdampingan. Lalu Nut pasti akan memilih duduk di samping Hong lainnya. Sebelah Nut ada Tui. Kalo William duduk di samping Lego.

"P'Hong," panggil Tui Hingga Hong mendongak menatapnya.

"Kau mau tambah makanan?" tanya Hong karena biasanya memang seperti itu.

Tui menggeleng. "Lanjutin cerita yang tadi. Jadi William sukanya yang gimana?"

Hong melirik William sebelum menjawab pertanyaan Tui.

"Dia tak suka sama yang imut cantik macam Lego, tapi suka yang lebih tua."

"P'Hong kan lebih tua?"

"Sayangnya dia tak suka sama aku. Katanya aku terlalu manja. Dia malah nyuruh aku sama Nut. Katanya nama NutHong bagus dan cocok."

Nut yang ikut disebut menatap Hong dengan wajah tenangnya. Padahal dalam hati ia senang dengan saran William.

"Terus Phi mau sama P'Nut?"

Lego ikut menatap Hong saat pertanyaan itu terlontar. Ia ingin tahu jawabannya langsung dari pada menebak-nebak.

Sama halnya dengan Lego, Nut dan William pun menatap Hong karena penasaran. Tui yang memberi pertanyaan pun cukup penasaran. Yang mereka tatap hanya mengangkat bahu.

"Entahlah. Aku hanya merasa persahabatan kita sudah lama terjalin. Jika mungkin perasaan lain muncul untuk mendominasi, apa kita akan tetap seperti sekarang?"

Makanan yang mereka pesan akhirnya datang. Sejenak pembahasan tentang perasaan terputus di tengah jalan.

Mereka menikmati makanannya dengan tenang. Masih seperti biasa, Hong yang selalu manja dengan meminta makanan milik yang lain. Atau Lego yang selalu merecoki William yang sangat tidak suka makanan pedas. Tui lebih tenang jika tak menjadi target keduanya. Kalo Nut akan selalu memberikan apapun yang diminta Hong.

"P'Hong, jadi intinya kau tak ingin menjalin hubungan dengan salah satu dari kita?" tanya William usai makanan mereka habis.

"Kenapa kau jadi membahasnya lagi?" Hong bertanya balik dengan tatapan heran.

"Penasaran, Phi."

"Katamu kan kita sudah seperti saudara. Lalu jika menjalin hubungan lain yang beresiko menyakiti, itu akan berdampak pada tali persaudaraan kita? Bukankah itu sudah cukup menjelaskan?"

"Tapi, P'Hong, kalo itu P'Will memang kemungkinan itu bisa saja terjadi. Akan berbeda jika kita bisa saling menjaga dan memahami tanpa mempertaruhkan persaudaraan kita," celetuk Lego. Perutnya sudah kenyang jadi ia minat ikut dalam pembahasan.

"Kau mungkin benar, Le. Seperti Nut yang lebih tenang. Mungkin jika dia yang menjalin hubungan, apa yang kau katakan bisa terwujudkan. Nut dengan Tui misalnya."

Uhukk...uhukkk.

Tui yang sedang meminum jusnya langsung saja tersedak. Ia tak pernah menyangka namanya akan ikut terseret dalam pembahasan hubungan.

"Tunggu dulu, Phi! Kenapa aku? Kenapa bukan P'Nut dengan P'Hong saja?"

"Aku hanya merasa tak bisa. Jika memang Nut bisa dan aku yakin pasti mampu melakukannya, aku justru tak yakin. Misalnya nih aku menjalin suatu hubungan dengan Nut, lalu aku marah sama dia, nanti pasti marahku akan sampai ke kalian juga. Paham kan?"

Mereka yang mendengarnya mengangguk paham. Nut sangat mengerti, karena itulah ia rela menyembunyikan perasaannya.

"Menurut Lego, jika hubungan itu terjalin nyata, aku yakin P'Nut tak akan pernah membuatmu marah."

"Kenapa?" tanya William.

"Karena P'Nut bukan orang yang egois. Dia pasti akan memikirkan kita juga sebelum membuat P'Hong marah. Benar kan, Phi?" Lego menatap Nut diikuti yang lainnya.

Nut menghela napas sejenak. "Akan kujawab saat aku sudah benar-benar menjalin suatu hubungan dengan salah satu di antara kalian."

"Jangan dalam waktu dekat ya, Nut. Aku masih nyaman denganmu yang sekarang. Kalo kau sudah menjalin hubungan, kita tak akan bisa sedekat sekarang!"

Hong menatap Nut dengan binar mata penuh harapan. Nut menyadarinya dan ia hanya mengangguk saja.

"Akan tetap dekat kalo P'Nut menjalin hubungannya dengan P'Hong."

"Setuju!"

"Aku juga setuju!"

William dan Tui ber-tos ria setelah mengucapkan persetujuan dengan kalimat Lego.

"Nut, ayo pulang. Aku ngantuk. Aku nginep di rumahmu ya! Rumah Tui juga boleh."

Hong sudah berdiri dengan menarik tangan Nut. Mereka berjalan keluar lebih dulu meninggalkan para adiknya.

'P'Hong hanya menghindari perasaannya. Aku yakin itu!'

'P'Nut terlihat lebih tenang saat kami menjodohkannya dengan P'Hong.'

'Mereka pasangan yang cocok. Apa mereka bisa bersatu nantinya? Aku pasti akan mendukung mereka jika hal itu terjadi.'





















Menghalu itu menyenangkan ya🤭🤭

Selamat membaca, Guys❤️

Jangan lupa vote n komennya⭐💞

See you next chapter....

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 119 5
kinnporsche x cutie pie korn x lian
3K 197 12
remake Action yg dipublikasikan 2013 Thai Vers. Ini story aku buat di jaman kegelapan dimana baru awal nulis selama beberapa tahun yang diup dan dib...
1M 76.7K 57
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
780 101 5
5 jalan 6 bulan itulah usia kehamilan Jin Ling sekarang ini, Tidak lama lagi Lan Sizhui akan menjadi seorang ayah. Di usia kehamilannya Jin Liing, La...