Heal You

By ubimanis2024

10.5K 1.4K 111

Giantara Cakrawala bertemu dengan Katherine Seraphina Jatmoko saat ia sedang mendesign rumah kliennya yang te... More

The Cast
Giantara Cakrawala
Katherine Seraphina
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Chat POV
25
AU Bumi Gendhis
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
EPILOG
Extra Part 1
Extra Part 2
Gian Core
Photos
New Story

30

225 28 2
By ubimanis2024

Hari pernikahan pun tiba. Katherine sudah berdandan sejak pagi tadi. Joy pulang dari Amerika untuk menghadiri pernikahan sahabatnya tersebut, sekaligus menjadi bridesmaid Katherine.

"Joy, aku deg degan banget." Ucap Katherine sambil memegang tangan Joy.

"Tenang Kate, kamu cantik banget hari ini, mana calon suami kamu ganteng banget lagi. Aku kapan yaaa." Tanya Joy

"Mas Gian punya banyak temen, nanti aku cariin satu ya."

Joy tertawa.

"Becanda Kate, tapi kalo ada juga gapapa sih aku mau."

"Halahhh." Ujar Katherine

Tok...tok...tok

Sebuah ketukan terdengar, dan kepala Gendhis menyembul dari sana.

"Akkkk!! Gendhiss!!" Seru Katherine

"Kate!! Cantik banget!!"

Katherine menggunakan gaun sabrina, dengan rok yang mengembang. Gaun itu berat karena menggunakan banyak kain, juga ditaburi oleh swarovski. Katherine menggunakan tiara yang dipesan khusus dari Inggris oleh Dirga. Makeup yang simple dan elegan menambah kecantikan sahabatnya itu.

"Ndhis, malam pertama sakit gak sih?" Tanya Katherine

"Sakittt banget, tapi enakkk." Kata Gendhis terang-terangan

"Astaga ndhisss!" Ucap Katherine dan Joy

"Ya iyalah kalo gak enak, Abimanyu gak akan lahir."

Mereka bertiga tertawa.

"Pokonya harus dinikmatin ya Kate malam pertamanya, jangan ditolak. Apalagi Mas Gian kayaknya gak akan kasih ampun sama kamu loh."

"Ihhh aku takut, Ndhis." Ucap Katherine sambil mendekati Joy

"Tapi dijamin enak kok, Kate. Percaya deh sama aku." Ucap Gendhis dengan wajah bangga

"Huuu mentang-mentang nikah sama om-om."

Tok..tok..tok

"Mbak, sudah waktunya." Ucap seorang wanita yang menjadi petugas WO

"Ahh deg deg an." Ucap Katherine

"Siap ya." Ucap Joy

Katherine mengangguk, dan ia membuat tanda salib, lalu mantap melangkah menuju ke gereja.

Joy mengecek gaun, veil, makeup juga rambut Katherine. Ia meminta beberapa lembar tissue, jika nanti Katherine menangis di altar.

"Siap Kate?"

"Siap Joy."

Gendhis sudah ada di dalam gereja menanti dua sahabatnya itu masuk.

Gian menanti dengan berdebar di altar. Ia menatap dengan tak sabar pada pintu gereja yang belum terbuka sedari tadi. Akhirnya petugas wo pun mengangguk, lalu dirigen naik ke atas mimbar.

Organ dimainkan, pintu dibuka perlahan, dan lagu pernikahan pun berkumandang.

Saat itulah Katherine masuk perlahan ke dalam gereja. Dada Gian sesak, ia tak percaya bahwa ia berdiri disini, di gereja , di altar, menanti seorang wanita yang ia cintai sebentar lagi akan mengikat janji dengannya dan menjadi miliknya selama-lamanya.

Matanya memanas, hidungnya mulai berair, tatkala Katherine berjalan dengan anggun. Sekalipun wajahnya tertutup mantilla veil, tapi ia percaya wanita itu sangat cantik karena Katherine selalu cantik di matanya.

(Semacam gini gaes)

Air mata Gian semakin deras mengalir, ketika Katherine disambut ayahnya lalu diserahkan pada Gian. Andreas menepuk dan meremas pundak Gian, dan ia mengerti lalu mengangguk.

Gian mengulurkan tangannya dan disambut oleh Katherine. Mereka duduk di sebuah kursi yang disiapkan di depan altar. Joy membetulkan letak veil dan gaun dibantu oleh pihak wo.

Misa pemberkatan pun berlangsung khidmat. Gendhis tak bisa menahan air mata bahagianya, Bumi merangkul dan mengelus-ngelus pundak istrinya.

Akhirnya saat yang dinanti tiba, Gian dan Katherine akan menyebutkan janji suci pernikahan mereka.

"Saya mengambil engkau Katherine Seraphina, menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." Ucap Gian

"Saya mengambil engkau Giantara Cakrawala, menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." Ucap Katherine

"Silakan membuka penutup wajah pasangan anda." Ucap Romo

Gian membuka veil Katherine, dan matanya takjub karena istrinya begitu cantik. Ia tersenyum lebar, dibalas senyuman juga oleh Katherine.

Cincin pun diberikan, diberkati lalu saling dipasangkan.

"Dan saya nyatakan anda sekalian menjadi suami istri, apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan oleh manusia. Silakan mencium pasangan anda." Ujar Romo

Gian tersenyum pada Katherine, ia mengulurkan tangannya pada tengkuk Katherine.

"Oh how i love you, Kate, my wife." Ucap Gian lalu ia menarik tengkuk Katherine dan menciumnya dalam. Semua yang ada di gereja itu riuh bertepuk tangan.

"Sudah sudah mas, nanti lagi." Kata Romo itu karena Gian tak kunjung melepaskan ciumannya dan itu mengundang tawa semua orang disana.

Gian melepaskan ciumannya, dan kembali melabuhkan tiga kecupan manis pada Katherine.

Setelah itu mereka pun menandatangani sertifikat perkawinan.

Acara pun selesai, dan mereka berjalan keluar dari gereja. Saat yang ditunggu tiba.

"Semua siap yaaa!" Seru Katherine

"Iya!" Seru Gendhis dan semua wanita single disana

"Nimas! Apa maksudnya? Nimas sudah punya kangmas. Kenapa ikut baris sih?? Sini!" Gerutu Bumi ketika melihat Gendhis ada di kumpulan wanita yang akan menangkap lemparan bunga dari Katherine

*Ih tapi mas.."

"Mau bunga? Nanti kangmas belikan." Ujar Bumi sambil memeluk pinggang Gendhis erat. Lengah dikit langsung jadi wanita single.

"1...2...3!!!" Katherine melempar bunga itu dan didapatkan oleh Andi juga Joy berbarengan.

"Ehh maaf nona. Ini." Ujar Andi memberikan bunga itu pada Joy dan diterimanya dengan wajah berseri.

"Cieeeeee Joy cieee." Seru Katherine dan Gendhis.

Joy tersipu dan ia melihat Andi menjauh dari sana dengan salah tingkah.

🌷🌷🌷

Pesta resepsi diadakan outdoor. Gian tak pernah berjauhan dengan Katherine. Ia tidak mau kehilangan istrinya.

Pesta resepsi itu dibagi di dua waktu yang berbeda. Sesi satu hanya untuk keluarga saja seperti sekarang. Sesi dua nanti tamu dari kedua belah pihak keluarga yang pastinya sangat banyak karena Andreas dan Dirga adalah orang yang cukup terkenal, apalagi kakek Gian itu.

Saat ini diadakan pidato kecil-kecilan, salah satunya adalah pidato dari Gian.

"Tes tes. Halo, selamat malam semuanya." Ucap Gian

"Malam!!!!" Seru para tamu

Mereka mendengarkan pidato Gian sambil menikmati champagne yang disajikan.

"Saya mau memberikan pidato singkat malam ini untuk istri saya, Kate, yang paling cantik malam ini."

Semua bersorak dan bertepuk tangan.

"Honey, hanya ada satu kata di hidup saya ketika melihatmu berjalan menuju altar tadi. Terimakasih. Terimakasih sudah menerima saya, terimakasih sudah bersedia saya paksa untuk menjalin hubungan ini, terimakasih sudah bersedia memeluk saya ketika gangguan kecemasan saya muncul. Sebelum saya bertemu denganmu, dunia saya gelap, sendirian, flat, tidak menyenangkan, tapi ketika kau hadir, kau memberi banyak warna. Bahkan wajah marahmu adalah hiburan paling menyenangkan bagi saya. Saya mencintaimu Katherine, dan saya yakin melebihi cintamu pada saya. Oh ya satu lagi, kemarin psikiater saya menyatakan saya sembuh total dari gangguan kecemasan yang bertahun-tahun ini menggerogoti saya. Kau benar-benar wanita yang sempurna yang Tuhan kirimkan pada saya."

Semua bertepuk tangan dengan riuh, Katherine menutup mulutnya tak percaya bahwa Gian sembuh total. Pria itu dengan cepat mendekati Katherine dan menciumnya.

"Thank you babe, thank you." Ucap Gian

"Congratulation."

Katherine memeluknya erat dan Gian mengangkatnya berputar-putar.

Pesta sesi kedua sangatlah meriah karena mereka menampilkan DJ. Musik mulai dimainkan dan tidak ada yang tidak berdansa.

Namun berbeda dengan Gian, ia sudah menarik Katherine menjauh menuju ke sebuah mobil klasik yang sudah bertengger di dekat venue itu.

"Nih boss! Enjoy!" Seru Andi sambil melempar kunci mobil pada Gian dan ia menangkapnya.

"I will. Ayo sayang."

"Mas? Mas yakin?"

"Sangat yakin."

Katherine menoleh ke belakang, ke arah pesta, lalu ia masuk ke mobil itu dan Gian segera memutarinya lalu masuk dan duduk di kursi kemudi.

Gian menstater mobil, lalu melajukannya ke sebuah tempat.

Ketika sampai, Katherine menganga, karena ia melihat sebuah rumah mewah.

"Ayo sayang." Ajak Gian untuk keluar dari mobil

Katherine keluar dari dalam mobil, dan matanya tak berkedip. Rumah itu besar tapi seperti menyatu dengan alam. Lagipula ini jauh dari keramaian, ini impiannya.

"Kau suka." Tanya Gian

"Suka? Maksudnya?"

"Hm?"

"I-ini punya mas?????" Tanya Katherine terkejut

"Hadiah dari kakek untuk kita."

Katherine terkesiap. Ia tak percaya kerena mendapat hadiah seindah ini.

"Ayo kita ke dalam." Ajak Gian

Mereka masuk ke dalam dan Katherine semakin terkesima. Rumah ini hangat, tapi adem, dan nyaman. Ia berpegangan pada dinding, dan akan melepas sepatunya. Gian berlutut di hadapannya.

"Let me do it for you, my wife." Katanya

Gian dengan perlahan melepaskan ikatan heels di kedua kaki Katherine, dan tanpa diduga, pria itu mencium kaki istrinya yang membuat Katherine terkesiap. Gian berdiri dekat di hadapam istrinya itu.

"Let us explore the house, and then i'll explore you." Kata Gian sambil mengamit tangan Katherine lalu mencuri sebuah kecupan di leher membuat Katherine meremang.

Gian menekan sebuah sistem kunci otomatis, dan ia mengunci pintu depan. Mereka berdua menjelajah rumah itu, ketegangan luruh karena Katherine memekik senang ketika melihat dapur yang cantik, juga kolam renang.

Mereka pun menuju ke lantai dua, disana ada master bedroom lalu ada dua kamar lagi yang mungkin nanti akan ditempati anak mereka jika sudah besar. Katherine pun sangat senang karena melihat ada bathtub di kamar mandi kamarnya.

Gian memandang lekat pada istrinya ketika Katherine sedang menjelajahi kamar mereka.

"Apakah kau sedang mengulur waktu, Kate?" Tanya Gian sambil bersidekap

"Huh?"

Gian mendekati Katherine dan memeluknya dari belakang.

"Kau mengulur waktu?"

Katherine menelan ludahnya kasar. Tenggorokannya kering ketika hidung Gian sudah menyusuri tengkuknya.

"I want you, Kate." Bisik Gian

"A-apa aku boleh mandi dulu mas?"

"Yakin?"

Katherine mengangguk pelan.

Gian menghela napas. Ia berjalan menjauh dan mengambil sesuatu dari walk in closet. Ia menyerahkan sebuah paper bag pada Katherine.

*Disana ada sabun, shampoo dan pakaian ganti. Saya akan mandi di bawah. Apa kau lapar?"

"Memang ada makanan mas?"

"Ada sayang. Sudah sana mandi."

Katherine berlari ke kamar mandi. Sebelum resepsi, ia berganti pakaian ke gaun malam, maka ia tak perlu susah payah untuk membukanya.

Setelah mandi, ia segera turun ke dapur, wangi butter menyambut hidungnya. Ia melihat Gian sedang memasak dan hanya menggunakan celana piyama saja. Punggungnya yang besar dan tattoo di tangannya membuat Katherine salah fokus.

Ketika Gian berbalik sambil membawa teflon, dirinya mematung, karena Katherine sudah ada disana, menggunakan gaun tidur pendek tanpa lengan, dengan rambut yang terurai basah.

Gian meletakkan teflon itu di atas meja bar, tak peduli masih panas atau tidak. Ia mematikan kompor, lalu berjalan mendekati Katherine.

"Kate."

"Huh?"

"Are you hungry?" Tanyanya dengan suara rendah

Katherine dengan segenap keberaniannya meraba tattoo di tangan dan dada Gian.

"Kate, answer me." Tanyanya dengan suara berat.

"Apa mas?"

"Are you hungry, my wife?"

Katherine memandang wajah suaminya, matanya sama gelapnya dengan mata Gian. Lalu sejenak kemudian ia menggeleng. Gian menggendong Katherine di depan, membuat gadis itu memekik.

Tanpa merasa berat, Gian melangkah menaiki tangga sambil matanya tak lepas memandang istrinya, dan Katherine melingkarkan tangan juga kakinya ke tubuh Gian.

Gian menendang pintu kamar, dan menjatuhkan Katherine ke tempat tidur.

"Kate i'm telling you, i'm not gonna stop. Don't ask me to stop, because i won't. Understand, baby?"

"Yes mas."

"For God sake! You make me crazy, Kate."

Dan malam itu adalah malam paling tak terlupakan oleh mereka berdua.





Yang mau versi explicit boleh ke Karya Karsa ya
Kalo misalnya gak juga gak apa-apa, soalnya cerita akan tetep lanjut gak akan ada yang kepotong.

Usernamenya : ubimanis ya
Cari aja ada kok 😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 205K 61
Yaduvanshi Series #3 it is a book under yaduvanshi series. But it could be read as standalone too. Nitya Raghavendra is a telugu businesswoman earnin...
5.9M 376K 68
"Why the fuck you let him touch you!!!"he growled while punching the wall behind me 'I am so scared right now what if he hit me like my father did to...
176K 10K 40
๐’๐Œ๐ˆ๐‹๐„ ๐…๐Ž๐‘ ๐ƒ๐€๐ƒ๐ƒ๐˜; ใƒ‘ใƒ‘ใซ็ฌ‘้ก”ใ‚’ โžคใ€ yandere step father x fem! reader ใ€‘ โ” โ” โ” โ” โžฅ ๐ˆ๐ง ๐ฐ๐ก๐ข๐œ๐ก, a man falls for the dangerous temptation of...
362K 6.6K 25
แ€กแ€•แ€ญแ€ฏแ€„แ€บแ€ธแ€กแ€ฌแ€ธแ€œแ€ฏแ€ถแ€ธแ€”แ€ฎแ€ธแ€•แ€ซแ€ธแ€™แ€พแ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€•แ€ผแ€ฎแ€ธ warningแ€แ€ฝแ€ฑแ€™แ€ปแ€ฌแ€ธแ€™แ€พแ€ฌแ€™แ€ญแ€ฏแ€ท แ€กแ€™แ€พแ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€™แ€€แ€ผแ€ญแ€ฏแ€€แ€บแ€žแ€ฐแ€™แ€ปแ€ฌแ€ธ แ€กแ€žแ€€แ€บแ€™แ€•แ€ผแ€Šแ€บแ€ทแ€žแ€ฑแ€ธแ€˜แ€ฐแ€ธแ€™แ€ปแ€ฌแ€ธแ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€žแ€ฝแ€ฌแ€ธแ€€แ€ผแ€•แ€ซแ€›แ€พแ€„แ€บแ€ท