Sebenernya hal ini nggak pernah ada dalam benak Serena. Ya siapa yang membayangkan mau kecelakaan dihari itu. Mana kecelakaannya deket pol sama sekolah, bahkan security sampai ke yang jaga didepan loby penjemputan sangat hafal dengan mobilnya. Tapi hari itu benar benar diluar bayangannya. Setelah menyuruh Hadden memberikan kunci saat dia mau extra Serena tak punya firasat apapun. Karena dia pada dasarnya mau cepet cepet pulang, karena Alan nggak bisa temani extra.
Dan moodnya ini pengen naik mobil sendiri, niatnya itu mau jemput Hadden dulu ke burjo. Karena burjo juga nggak jauh dari sekolah, tapi namanya alangan ya siapa yang tau ya. Kalau tau juga dia nggak mau jatuh juga.
"Maa.." panggilnya ke sang mama.
Serena tentu akan bed rest dan izin sekolah dengan waktu yang tidak dapat ditentukan. Anak itu juga sedang mengumpulkan mentalnya untuk kembali ke semula. Dari tulang kering yang terdapat luka sobek itu, dijahit cukup banyak agar tertutup. Luka luka terkena kaca juga masih baru dan tentunya terlihat. Dirinya akan kembali sekolah jika mau.
"Iyaa? ada butuh sesuatu?" tanya Elea. Yang menunggu Serena pagi ini ada papanya yang izin dan Elea sendiri. Semua Uncle bahkan kakek dan neneknya sudah kembali kerumah.
"Tolong maa hpnyaa." pintanya, hpnya memang di carge dan dirinya juga baru bangun tidur. Badannya terasa sangat remuk, sakitnya dimana mana.
"Ada yang masih sakit ?" tanya Andrew sembari duduk disisi kosong bed Serena. Semalaman dirinya dan Elea tak dibiarkan tidur oleh Serena. Anak itu meringik bak anak kecil mengeluh sakit sana sini. Dan faktanya Serena ini tak pernah sakit separah ini, karena kalaupun demam efek musim aja anak itu dikasih obat sekali ya udah sembuh. Termasuk daya tahan tubuh yang bagus, tapi ini kan hubungannys sama fisik luar ya.
"Dikit papa. Sakit bangetnya semalem, ternyata sekarang nggak sakit banget kok." jawab Serena.
"Oke, mau dibeliin apa? tuh Kakek Adrian mau otw." potong Elea. Anaknya tak mengalami cedera serius, sesak nafas itu karena efek syok dan tekanan airbag saja. Rusuk dan lehernya hanya sedikit terkejut karena tekanan besar tiba tiba. Tak sampai patah, geser atau bahkan retak.
"Mau mie ma. Indomie." balas Serena jujur. Kemarin dan pagi ini, dia hanya makan makanan hambar dirumah sakit. Dia butuh yang micinnya nampol.
"Oke." aduh senangnya semua dituruti.
"Besok lagi sama supir ya? Adek juga." ucap Andrew. Dirinya beserta istri memutuskan untuk membuat Hadden dan Serena naik mobil bersopir. Jelas dia khawatir lagi kalau Serena ini ngeyel dan paksa Hadden lagi. Buktinya ya kemarin, hasil dari pemaksaan.
"Ga mau pa, masa udah SMA masih aja dianterin supir. Iya aku nggak naik mobil sendiri, tapi jangan buat Hadden gitu juga. Kasian, dia tuh cowok loh, biarin naik mobil kalau mau keluar keluar gimana. Nanti kalau diejek cupu gimana? ga mauu." keluh Serena dari dalam hati. Dia juga kasian ke Hadden kalau kecipratan strictnya keluarga ini. Walaupun Hadden itu juga sangat bebas, tapi ada aturannya. Selalu lebih diarahkan untuk perdalam kemampuan daripada perbanyak teman.
"Tapi bahaya, kamu jadi kaya gini. Papa takut kamu kenapa napa, Nova juga." ucap Andrew jujur.
"Paa. Ini udah takdir kaya gini. Pokoknya aku nggak mau kalau pakai supir, Hadden harus naik mobil sendiri. Kalau papa maksa aku mau sama Kakung sama uti aja." ancam Serena.
Dia memang akan mengancam ikut kakung sama uti (ortunya Andrew) daripada mengancam ke Tacenda. Karena kalau ke Tacenda bukan kabur namanya tapi malah datang kepenjara. Itu sih bayangan Serena ya, maklum dilebih lebihkan. Ratu drama part II setelah Eleanor.
"Mobilnya rusak kan? jadi supir."
"Pake mobil yang ada, yang buat bibi belanja juga nggak papa. Asalkan sendiri, mau sama Hadden aja." kekeh Serena.
"Oke oke, papa nyerah. Tapi janji jangan kaya gini lagi, kalau udah perjanjian selesai extra itu sama supir atau ditunggu Nova ya harus begitu. Nggak boleh suruh Nova duluan eh mobilnya sama kamu. Kalau ada apa apa kan susah juga hubunginya." jelas Andrew pelan dan lembut.
"Iyaa, janji beneran pa. Aku nggak bakalan nakal lagi dan suruh Hadden ngeyel. Janji papa sayang, ayoo peluk dulu akunya." kan Serena tau cara meluluhkan Andrew yang paling sulit luluh se Tacenda Boys.
"Kamu, bisanya bikin papa senam jantung terus." gumam Andrew gemas dan memeluk Serena sekilas. Dia juga rada jaga jaga kalau senggol lukanya, anak itu pasti bakal ngerengek.
"Lohh, suami mama itu Nola." seru Elea sembari membawa menu sarapan Nola yang sudah dia panaskan.
"Tapi ini papakuuu." balas Serena tak mau kalah dan semakin memeluk Andrew erat. Bahkan muka mereka sudah menempel pipi sama pipi. Elea tak boleh terkejut karena ini mereka berdua sangatlah mirip. Serena itu mukanya Andrew bangett.
"Tapi tetep suamiiku lah, Nola jangan manja manja ke papa lah." keluh Elea. Lihat bahkan Andrew tersenyum dan tertawa kaya gitu sambil pelukan dengan Serena.
"Pinjem dulu, pacarku kan sekolah."
"Ada Alan disini juga nggak boleh peluk peluk lah, bolehnya hanya sama keluarga." ingat Andrew.
"Dikitt???"
"Nggak ada, nggak boleh."
"Kapan bolehnya?"
"Kalau udah nikah."
"Yaudah nikah."
"Alah alahhh, ini anak." ucap Elea diakhiri cubitan dipipi Serena yang baik baik saja.
"Papa." panggil Serena.
"Ya sayang?" saut Andrew lembut. Aduhhhh aduhh, standar cowoknya Serena ini naik gara gara Papa dan semua Tacenda boys.
"Nola sayang papa." bisik Serena yang membuat Andrew tertawa. Gimana dia nggak bucin ke modelan Serena gini, anaknya ngomong gitu pake rasa malu malu kucing.
"Kalau sayang jangan bikin khawatir terus ya?"
"HAHAHAHA.. OKEE."
Setelahnya mereka sibuk dengan kegiatan masing masing. Kalau Serena mainan hp, papanya baca buku dan mamanya jelas dengan urusan kantor. Ngadep laptop sejak pagi menjadi kegiatannya hari ini sembari mengurusi Serena.
Disatu sisi.
Alan hari ini tak memiliki teman sebangku karena Serena yang tidak hadir. Sejak pagi bahkan malam pesannya tak dibalas Serena. Sepertinya Serena benar tidak kuat untuk membalas pesannya. Dan tentu Alan paham akan hal itu.
"Alan, lo bisa koordinasi buat jenguk Serena?" tanya Zoe ketika jam istirahat pertama tiba.
"Boleh, nanti aja langsung abis sekolah?"
"Oke, tanya yang lain dulu." ucap Zoe lagi.
Dan tak lama Alan memberi vote di whatsapp untuk memilih menjenguk hari ini atau besok. Sekalian mau bawa apa, soalnya nanti jelas harus membawa buah tangan untuk Serena.
"Serena parah?" ucap orang lain kala Zoe sudah menjauh dari hadapan Alan.
"Lumayan, luka gores dan beberapa memar. Leher dan rusuknya sempat kena." jelas Alan. Orang itu adalah Emier. Seseorang yang katanya mencintai bahkan menyayangi Serena sejak awal.
"Ok."
Alan akui Emier gentle dengan nggak ganggu hubungannya dengan Serena sekarang. Buktinya, laki laki itu tak kegatelan atau bahkan mencoba memisahkan mereka berdua. Ini adalah cinta yang sesungguhnya, mungkin.
Sei 🤍
kalau udah enakan
bales aku ya
pagi sayang
udah sarapan?
sent 7.05
sakiiit
mau diusap usaap
udah
10.20
apanya yang sakit?
luka dikaki?
infusnya
sakit
nut nut gituu rasanya
gapapa
tahan yaa
nanti aku jenguk aku usapin
yang lama tapinyaaaa
lama itu seberapa?
sampai malam?
huum
ok
nanti sampai malem ditemenin
sekarang jugaa
mau ditemenin
chat
gbutt
nonton youtube sayang
kamu kan suka yg makan makan gt
aku liat td youtuber itu
ada upload video baru
KOK TAU
aku subs
oh iya, nanti temen temen
mau jenguk
its okay?
ck
sbnrnya ga ok
tp ydah
mo gmn lagi
temenku jg mu dteng
jam berapa itu sayang?
pulang sekolahh
nanti yg kls D suruh cpt
ga mau lm lama
kok gitu?
mereka mau jenguk ya masa diusir
ya kmu bilsngin
serena mau istirahat
hahahah
okaay
ibu mau datang mlam ktanya
aku ditanya penhn apa
oh yaa?
coba bilang aja
pengen apa
tpny takut repotin
akunya
nggak repotin sayang
ibu malah suka kamu blang
soalnya pasti ga mubadzir
ga mau
malu
bilangin ibu nggak usah bawa apa apa
aku udah bilang tp ibu maksa
bilang aja
pengen martabak
atau apa
pizza? burger?
ayam
ihhhh
dibilang enggak mau
nggak pengen apa apa
terserah ibu aja
nggak bawa juga nggak masalah
BILANGINNN IH
SAYANG
hahahaha
sampe smash typing
iya sayang
nanti aku bilang ibu
suruh bawa yg manis
biar serena semangat
loh
tauk ahhh
kamu ngeselin
btw
aku sayang kamuu
tiba tiba?
tapi
sayang kamu juga
aku habis bilang itu ke pp sm mama
abis itu ke kamu
aduh
meleleh aku yang
maunya sayang ga mau yang
kamu lembut kalau bilang sayang
loh
yang kan dari sayang
pokonya sayang
iya sayang
tuhhhh
kemarin tuh ya hadden nangis ya?
iyaa
dia merasa bersalah banget sayang
tapi anaknya sekolah kan
sekolah
ad dipaksa td
tanganku ksemutn
mau call
ini udah bel masuk
nanti ya aku dateng
kamu istirahat dulu
biar enakan
huum
ok
see ya
see u sayang
love you
HAHHHHH
TBTB
love you too
gemes banget dah
|•
Setelah seharian terlewati akhirnya benar terjadi hari ini satu kelas D akan menjenguk Serena. Dengan memilih membawakan buah, kue dan tentunya ucapan cepat sembuh yang berasal dari florist terkenal. Hal tersebut entahlah dikebut oleh Zoe, dirinya bersama 4 teman mampir untuk mengambil semua itu. Yang lain tentu sembari bersantai dijalan. Kalau Alan jelas naik motor duluan lah, ngapain nunggu temennya. Serena sudah spam chat sejak beberapa menit lalu.
Tok..
Tok
"Masuk." ucap dari dalam. Ketika Alan membuka pintu kamar rawat Serena yang dilihatnya ada papa mama Serena, unclenya Ethan dan Hadden yang masih lengkap dengan baju sekolahnya.
"Sore om, tan." sapa Alan sebelum menyalami semua yang ada didalam ruangan. Diliriknya Serena yang sedang duduk dikasurnya didampingi Ethan.
"Iya, duduk duduk." suruh Elea.
"Temen temen ada mau jenguk Serena Om, kemungkinan 10 menit lagi sampai." jelas Alan, mereka naik mobil, eh masih ngumpulin orang orangnya biar nanti nggak kebanyakan mobil. Niatnya berapa mobil gitu untuk berapa anak.
"Oh iya tadi Nola sempet bilang itu, berapa orang ya? satu kelas kah?" tanya Elea.
"Iya sih tan, tadi 1 kelas ikut semua."
"Pa, mandi dulu pa." ucap Elea ke Andrew.
"Iya."
"Alan... Sini." panggil Serena yang membuat Alan berdiri mendekat ke bed.
"Alan dateng langsung gitu, dari pagi nyariin terus kaya nggak tau kalau sekolah." omel Andrew. Serena ini emang unik, bener bener deh udah tau Alan sekolah tapi seharian dicariin terus. Kenapa nggak pulang pulang sekolahnya.
"Hahahah." balas tawa Alan sebelum duduk disamping Serena yang menyodorkan lengan kirinya yang terinfus.
"Dah lah, Uncle yang dilupain." saut Ethan sebelum pergi dan duduk di sofa bersama Hadden.
"Udah uncle, Kak Nola itu lagi bucin. Jangan deket deket." ucap Hadden yang diangguki Ethan menyetujui. Ini kayanya otak Serena isinya cuma Alan Alan dan Alan. Capek banget.
"Sakit banget kah?" tanya Alan sembari mengelus pelan tempat yang dibilang Serena sakit.
"Banget. Cenut cenut tau." adunya.
"Okee, aku usapin biar nggak cenut cenut lagi."
"Huum.. Tadi aku makan indomie karena makanan rumah sakit ewww ga enak banget." cerita Serena. Padahal makanannya udah kelas RS mahal. Itu makanan sudah terbaik dari ahli gizi, dasarnya Serena ngeyel jadinya gitu.
"Emangnya boleh makan indomie?"
"Boleeeh, kakek Adrian yang bawakan. Aku kan cuma sakit ini nggak sakit dalam, kayanya makanan juga nggak butuh yang kaya gitu." balas Serena santai.
"Hahaha, emang dasarnya pinter ngeles." balas Alan sembari sekilas mengelus kepala Serena gemas.
"Tadi, tiap aku lewat orang orang pada nanyain kamu, apa sudah membaik, orang orang nanya parah nggak lukanya. Soalnya kan foto nggak ada yang naik, jadi banyak yang kepo seberapa parah kamu. Ternyata beneran banyak yang kenal kamu loh." lanjut Alan. Kayanya ini kelebihan pacaran sama most wanted girl apalagi ratu seperti Serena.
"Biarin. Mereka kan cuma tau aku, tapi nggak kenal aku." balas Serena fakta. Tau dan kenal itu 2 hal yang berbeda ya teman teman.
"Aku punya banyak hal yang belum aku ceritain ke kamu kemarin. Aku mau cerita tapi kamu nggak memungkinkan." bisik Alan yang menimbulkan kecurigaan dibenak Serena.
"Apa? aku udah siap dengerinnya."
"Besok ya, pas kamu udah sembuh dan kita bisa ngobrol dengan nyaman." balas Alan lagi.
"Mau sekarang. Apaa?"
"Hadden masuk list lomba basket antar sekolah." jawab Alan pelan dan singkat. Hal ini belum diumumkan karena grup basket masih ramai protes. Bahkan Alan sudah di tag beberapa kali oleh seniornya yang tidak ia gubris sama sekali.
"Terus? bagus dong?"
"Senior nggak terima sayang. Setelah bertahun tahun yang wakilin itu kelas 12,11 tapi kali ini ada Hadden sama Shayne di data pemain. Itu menimbulkan kecemburuan antar siswa. Aku bingung respon hari itu, mereka ngecap itu pemain titipan." jelas Alan yang membuat Serena juga terpancing. Ia tak suka Haddennya dicap kaya gitu.
"Kamu baca." Alan memberikan hpnya yang menampilkan chat grup yang chaos itu. Serena menyimak dengan tenang dan membaca kata demi kata dan tentunya menunpuk kemarahannya.
"Kok nyalahin mama. Ini coachnya siapa sih? Hadden itu les bukan di guru Naiad. Hadden les sendiri di BBhC yang jelas kamu tau itu ownernya pemain basket terkenal. Itu les yang ngelatih bahkan pelatih luar dan bisa bisanya bilang les sama coach lokal itu? nggak mungkin." balas Serena menggebu.
"Aku nggak percaya juga sayang, aku mikir juga mungkin Hadden layak untuk disana. Tapi emang kalau melihat dari track recordnya bikin orang suudzon." balas Alan lagi dan itu tentulah benar, kalau hal itu tak biasa dari kebiasaan pasti bakal menimbulkann banyak pertanyaan dibenak.
"Haish, kamu lolos enggak?".
" Lolos, aku sama Jay sama Jake lolos semua."
"Karena kalian kelas 11 kalian nggak diprotes? itu siapa yang protes mau gue temuin tuh mukanya. Enak aja dia nuduh Hadden titipan, mending ga usah ikut aja biar itu orang yang gantiin. Bisa apa dia?" marah Serena menggebu. Ini bener bener ya dia diuji.
"Orang kaya gitu nggak usah ditanggepin. Bikin makan ati aja, ribet, banyak omong." ucap Alan sedikit marah, dirinya teringat sore itu.
Kalau dia nggak milih untuk rapat nggak penting itu, Serena pasti aman aman saja soalnya nunggu bareng dia nggak akan nekat naik mobil sendiri.
Namanya juga dulu dan kalau..
VOTEVOTEVOTE
COMMENT
KALAU YA KALAUUUU
WKWKWK
KALAU HIATUS GIMANA?