Suck It Up!

By KarmaHadid

91.1K 255 6

Debbie, siswi 16 tahun melalui kehidupan sekolah yang keras. Berhubungan seks dengan cowok nerd, kepala sekol... More

The Meeting
Debbie's Life
The Vice Principal
Virgin 🔞
Old Man 🔞
Guilty Pleasure 🔞
Good Girl Gone Bad 🔞
Popular Boy
School Medical Room 🔞
Everyman For Himself
Daddy's Little Girl 🔞
Mommy Is Leaving
VCS 🔞
Bad Boys
Debbie and Ricky 🔞
Live Video 🔞
New Boy
All I Think Is You 🔞
Adia
Max and Adia 🔞
Please, Please, Please 🔞
Using You
Playgirl 🔞
Ugly Truth
Trapped
Disaster 🔞🔞
Pregnant
Revenge 🔞
Max vs Ricky
Last Sex 🔞
Miss You Like Crazy 🔞
My Boyfriend vs My Dad
Breaking Rule 🔞
Gay 🔞
Ending

First Try 🔞

9.5K 21 0
By KarmaHadid

Tapi namanya dua orang pacaran, yang ketiganya adalah iblis.

Tiga bulan kemudian.

Debbie dan Max sedang bertengkar di rumah Debbie soal uang.

"Kembaliin nggak?!," teriak Debbie.

"Kembaliin? Kita kan udah sepakat ya untuk urusan bayaran date ganti-gantian tiap minggu. Minggu lalu lu, minggu sebelumnya gue. Kenapa sekarang lu minta ganti? Kan yang bikin aturan lu sendiri. Aneh!," balas Max tidak mau kalah.

"Iya, tapi kalau dipikir-pikir curang tau nggak! Setiap giliran gue yang bayar kita makannya di tempat-tempat mahal. Sedangkan lu? Bawanya ke tempat-tempat murahan! Nggak level tahu!"

"Jadi lu bilang gue nggak level sama lu?," tanya Max tersinggung.

Siapa sih yang nggak mau bawa pacarnya ke tempat bagus? Sayangnya Max masih sekolah dan rela berhemat dengan uang jajan untuk ngedate. Kadang ketika jaga toko orang tuanya ia mendapat sedikit tambahan, tapi tetap tidak sebesar uang jajan Debbie.

"Iya, lu harusnya ngetreat gue better. I deserve it. Yang bucin kan lu, bukan gue. Ngaca sana!," ketus Debbie.

"Lu..!," geram Max mencengkeram dua bahu Debbie. Pacarnya ini memang cantik dan menyenangkan tapi kadang bisa berlaku bitchy.

"Aw!," teriak Debbie malah mendorong tubuh Max hingga Max hampir jatuh.

"Debbie!," geram Max.

Max maju dan balas mendorong Debbie. Persetan kalau putus. Ceweknya ini benar-benar menyebalkan. Namun ketika Max mendorong Debbie dengan keras, Debbie jatuh dan berpegangan pada kaos Max sehingga membuat Max ikut terjatuh di atasnya.

Brukk! Suara terjerembab mereka sangat keras.

Tanpa sengaja, tangan Max menyentuh benda kenyal di dada Debbie. Oh, lembutnya, pikir Max.

Debbie langsung merasakan payudaranya tersentuh tangan Max dan segera bangkit. Debbie merasa malu. Begitu juga Max.

Namun nafsu Max meningkat. Yang sebelumnya bisa ditahan setiap melihat Debbie. Kali ini mesumnya kumat.

Debbie takut melihat pandangan mata Max yang seperti binatang buas mengincar mangsa.

"Ng... takut, kak," ucap Debbie. Hal itu malah terlihat imut di mata Max dan membuat Max semakin kalap.

"Deb, lu cantik banget," ucap Max langsung mencium bibir pacarnya.

"Hmm..mmm..mmm," desah Debbie. Awalnya berontak, namun Max menahan kepalanya hingga ciuman Max tepat sasaran.

Lagi-lagi ciuman Max memabukkan. Lidah Max bermain-main dalam mulut Debbie.

"Ng, hmm," desah Debbie yang ikut hanyut dalam ciuman ini.

Max melepas ciuman mereka dan memandang mata Debbie yang sayu. Nafas Max sudah memburu. Nafsunya tidak bisa ditahan lagi.

"Deb, buka ya," pinta Max. Tangannya sudah siap mengangkat kaos Debbie.

Debbie sempat ragu memandang Max. Selain sudah nyaman dengan cowok ini, Debbie sendiri sebenarnya penasaran dengan seks dan ingin mencobanya sendiri. Yah, walau dengan si nerd Max.

Max senang mendapat lampu hijau. Buru-buru Max melepas kaos Debbie dan terpukau.

Payudara Debbie yang tertutup bra terlihat besar, mulus dan putih.

"Oh, fuck. Debbie, lu putih banget kayak bidadari," ucap Max merasa beruntung.

Debbie masih terlihat malu-malu dan menutupi payudaranya dengan tangan.

"Jangan ditutup, Deb. Indah banget," ucap Max sebelum kembali mencium Debbie.

"Hmm, mmm," desah Debbie merangkul leher Max. Kali ini Debbie ikut membalas ciuman Max.

Mereka berciuman dan tangan Max mulai mengerayangi tubuh mulus Debbie, terutama bokongnya. Tangan Max menyelinap masuk celana Debbie.

"Ah, ah, ah, kaak," desah Debbie ketika bokongnya diremas-remas Max.

"Gue suka desahan lu," ucap Max. Kali ini tangannya menyelinap ke bagian depan celana Debbie.

"Aw, kak," teriak Debbie.

"Lu masih perawan?," tanya Max. Debbie mengangguk.

Oh, untung banget! Pikir Max. Tanpa ragu, ia membuka kaosnya. Membuat Debbie terpesona.

"Suka ya? Mau pegang?," tanya Max.

"Gue nggak nyangka lu punya roti sobek. Kok bisa sih?," tanya Debbie. Ia merasa muka dan tubuh Max tidak sinkron, hihihi.

"Bisalah... kan gue sering olahraga. Gimana?," tanya Max.

"Keras kayak batu!," jawab Debbie sambil menyentuh perut Max.

Jawaban Debbie membuat Max tertawa.

"Lu imut banget, Deb. Tubuh gue milik lu sekarang. Boleh lu sentuh kapanpun," bisik Max sebelum mencium Debbie lagi.

"Hmm, mmm," desah Debbie. Max sangat manis dan baik padanya. Sejak pacaran, Debbie tidak pernah merasa kesepian lagi.

Debbie tidak sadar Max sudah menurunkan celana dan celana dalam Debbie. Hingga kini terpampang vagina berbulu Debbie.

"Aw, malu, kak!," teriak Debbie menutupi vaginanya.

"Lu nggak cukuran ya?," tanya Max. Debbie menggeleng.

"Cukuran dulu gih. Cowok sukanya yang nggak berbulu," ucap Max.

"Oh, gitu ya," balas Debbie yang memang polos karena baru pertama kali.

"Kalau gitu gue cukuran dulu ya," ucap Debbie melipir ke kamar mandi.

Max tersenyum, sebentar lagi Debbie akan menjadi miliknya seutuhnya. Max tidak sabar. Ia menunggu Debbie sambil telanjang di kasur.

Ceklek! Debbie keluar kamar mandi dan sudah dalam keadaan vagina yang mulus, putih, bebas bulu.

Glek! Max menelan ludahnya. Hal yang dikhayalan selama ini jadi kenyataan.

"Gimana, kak? Kayak gini benar?," tanya Debbie bingung.

"Bener, kok. Sini," ucap Max menarik Debbie mendekat dan langsung mencium dan meraba seluruh tubuh Debbie.

"Ah, hmm, hmm, hmm," desah Debbie. Ia bisa merasakan ada yang menusuk-nusuk vaginanya. Benda keras.

Max membuka kaitan bra Debbie dan merosotlah bra tersebut. Kedua insan itu kini sama-sama telanjang.

"Oh, Deb. Payudara lu besar juga," puji Max memelototi dua benda bulat yang menempel di tubuh pacarnya.

"Bener..ah, ah, ah," Debbie belum sempat bertanya karena Max langsung meremas-remas kedua payudaranya.

"Oh, kak, kak," desah Debbie. Ia pernah merasa terangsang dan meremas payudaranya sendiri, namun sensasinya beda ketika diremas cowok sungguhan.

Max memainkan jari-jarinya di puting Debbie. Ia bisa merasakan putingnya mengeras tanda terangsang. Untuk membuktikan, Max menyentuh vagina Debbie.

"Lu udah basah, Deb," ucap Max menyeringai.

Debbie tidak membalas apapun dan masih menikmati belaian jemari Max di payudaranya.

Max menuntun tangan Debbie ke penisnya yang berdiri.

"Aaah, kak," teriak Debbie berusaha menarik tangannya, namun ditahan Max.

"Sentuh penis gue, mainin kayak gini," ucap Max mencontohkan gerakan maju mundur.

Debbie hanya bisa mengikuti bimbingan Max. Tangannya menyentuh penis Max. Jadi begini yang namanya penis cowok, pikir Debbie.

"Oh, Deb," desah Max. Debbie yang mendengar Max mendesah jadi semakin semangat menggerakkan tangannya.

Suara desahan keluar dari mulut keduanya. Max memainkan payudara Debbie, sementara Debbie memainkan penis Max.

"Oh, oh, oh."
"Ah, ah."

Max menghentikan gerakan tangan Debbie sebelum ia orgasme.

"Pakai mulut lu, Deb," pinta Max.

"Hah? Nggak mau!"

"Debbie...," ucap Max dengan pandangan mengintimidasi. Debbie yang takut sekaligus penasaran jadi mencobanya.

"Oh, oh," desah Max. Semakin Max mendesah, Debbie jadi semakin semangat mengulum. Walau rasanya tidak enak sih, pikir Debbie.

Max memandang cewek yang jadi idaman cowok-cowok di sekolah sedang mengulum penisnya. Betapa bangganya dia.

Mendadak Max memegang erat kepala Debbie dan memajumundurkan penisnya ke dalam mulut pacarnya.

"Mmm, mmm," Debbie berusaha melepasnya tapi tidak kuat. Penis Max keluar masuk mulutnya hingga menyentuh kerongkongannya.

"Oh, oh, Debbieku sayang," desah Max keenakan.

Sedangkan Debbie ingin muntah. Matanya sudah berair memohon Max untuk berhenti.

"Ooouh," desah Max mencapai orgasmenya. Ia masih menahan kepala Debbie sehingga spermanya terpaksa ditelan Debbie.

"Uhuk, uhuk, hoek," Debbie cepat-cepat ke kamar mandi untuk membersihkan mulutnya. Sebagian sperma Max pasti sudah tertelan masuk ke perutnya, sialan.

Begitu keluar kamar mandi, Max sudah menunggunya di depan pintu. Debbie terkejut.

"Lu nggak apa-apa?," tanya Max khawatir.

Debbie baru saja mau memarahi Max tapi tunggu sebentar! Debbie mendekati wajah Max tanpa kacamata, membuat Max mundur sedikit.

"Lu beneran Max?," tanya Debbie kaget.

Max tidak menjawab apapun dan menatap bingung ke Debbie.

"Lu terlihat beda, gini aja terus sih! Buang kacamata jelek lu itu," ucap Debbie.

"Nggak bisa lihat jelas tanpa kacamata," balas Max. Ini bukan pertama kalinya ia dengar dirinya lebih bagus tanpa kacamata, tapi mau gimana lagi. Matanya minus cukup parah.

Debbie masih terpesona wajah Max, sedangkan Max malah terpesona tubuh Debbie yang masih polos tanpa sehelai benangpun.

"Ronde dua?," bisik Max menyeringai mendekati Debbie. Ia tidak akan berhenti sampai berhasil memerawani Debbie.

Continue Reading

You'll Also Like

301K 1.2K 21
WARNING : 🔞 2️⃣1️⃣➕️➕️ BOCIL PINDAH JUDUL AJA!! ✔️ Macam2 judul ✔️ Adult stories ✔️ kadang ada BxB ✔️ hasil halu sendiri Disini cuma kumpulan ceri...
802K 2.7K 15
WARNING 🔞⚠️ Follow dan Vote sebelum membaca. Beberapa bab dengan rate dewasa akan diprivate setelah bab 10. Selamat membaca Sentuhan Pelacur. [DIL...
25.7K 90 4
Ini adalah kumpulan cerpen pendek "Enak" yang Nara buat saat lagi males mikir ♡'・ᴗ・'♡ Kalau kalian suka cerita ini, jangan sungkan buat komen...
175K 755 22
Area 21+ BOCIL MINGGIR Buat yang gak suka boleh skip Cerita buatan sendiri Penulis masih NEWBIE... Tentang keseharian Renata yang tak bosan belajar t...