Rupha Family

By San_sunscreen

5.7K 848 334

Menceritakan keseharian Ruka dan Pharita dalam mengurus Rora, anak mereka •BxG •Lokal •Homopobic skip •Dewasa More

I
III
IV
V
VI
VII
VIII

II (M+)

905 102 15
By San_sunscreen

|Attention|

🎬2475 word🎬


"Shhh ahhh Mas"

"Ughhh Rit~"





Tok! Tok!

"Riri Rora nya kebangun nih mau nyusu"

Ruka menghentikan gerakan pinggulnya saat mendengar ketukan pintu dan suara Mami dari luar. Ia menghela nafas kasar lalu melepaskan penyatuan dengan istrinya.

"Maaf ya Mas, nanti di lanjut lagi" Ucap Pharita merasa bersalah dengan Ruka, padahal mereka baru selesai 1 ronde tapi karena Rora terbangun terpaksa mereka harus menghentikan aktivitas ranjang nya.

Ruka tersenyum tipis sambil memakai celana dan kaos singlet nya,"Nggak papa bukan salah kamu kok, bentar ya aku ambil dulu Roro nya"

Sambil meregangkan badannya Ruka berjalan ke arah pintu dan membuka nya, di lihatnya mertuanya yang menggendong Rora yang sudah merengek sambil mengucek-ucek matanya.

Mami diam-diam tersenyum saat melihat rambut menantunya itu yang acak-acakan dan juga ada kissmark di tulang selangka nya.

"Maaf ya udah ganggu, Rora nya nggak mau minum pake dot" Ucap Mami memberikan si bayi itu pada Ruka.

"Nggak papa Mi, maaf ya udah ngerepotin Mami malem-malem kebangun gara-gara Rora"

"Kamu ini kayak sama siapa aja, udah gih bawa ke Riri anaknya keburu nangis ntar" Mami mencium pipi gembul cucunya itu dengan gemas,"Mami ke kamar dulu ya, ntar kalau mau lanjut bawa Rora ke kamar Mami lagi"

"Haha iya Mi" Sepergi nya Mami Ruka kembali masuk ke kamar dan meletakkan Rora di tengah ranjang, dimana istrinya itu tengah berbaring dengan selimut yang menutupi tubuh telanjang nya.

"Hei Rora mau nenen Bunda ya nggak mau pake dot?" Ucap Pharita sambil membersihkan puting nya dengan tisu sebelum Rora melahap nya karena itu bekas Ruka.

"Tau banget dia kalau kita lagi bikin adeknya" Sahut Ruka memiringkan tubuhnya menghadap Rora dan Pharita dengan tangan kanan yang menyangga kepalanya.

"Itu artinya dia belum mau punya adek, iya kan Ra? Nanti aja ya punya adeknya kalau Rora udah bisa jalan ya" Sahut Pharita sambil mencium tangan mungil Rora yang memukul-mukul dada nya.

"Nanti kalau kita punya anak lagi kamu lahiran nya caesar aja ya?" Ucap Ruka membuat Pharita mengerutkan alisnya.

"Emangnya kenapa?"

Ruka menghela nafas lalu menatap Rora yang kembali memejamkan matanya setelah mendapatkan susunya,"Aku takut liat kamu kesakitan kayak dulu lagi waktu lahirin Rora, aku nggak tega Rit, "

"Kalau bisa mending aku aja yang hamil biar aku yang ngerasain sakitnya" Lanjutnya.

Mendengar kekhawatiran suaminya itu Pharita di buat tersenyum haru, Ruka itu selalu bersikap romantis walaupun tanpa tindakan sekalipun dan hal itu yang membuat Pharita semakin jatuh cinta dengan si jelmaan kukang itu.

"Nggak papa Mas kan itu memang kodratnya perempuan, melahirkan, menyusui dan mengurus anak kalau kodratnya kamu itu bekerja cari nafkah buat keluarga dan bantu ngurus pekerjaan rumah tangga." Ucap Pharita mengusap tangan kekar Ruka yang tengah mengusap paha Rora.

"Hmm makasih ya....udah mau jadi istri aku dan kasih aku anak secantik dan segemoy Roro, mungkin kalau dulu kamu nggak jadi cegil belum tentu sekarang aku bisa punya anak gemesin kayak gini" Ruka mengecup tangan Pharita dan mencium pelan pipi gembul Rora yang menggembung.

"Sama-sama Mas, makasih juga karena Mas Ruru udah mau jadi suami aku dan Ayah buat Rora. Makasih juga karena nggak ilfeel waktu aku kejar-kejar dulu" Balas Pharita dengan senyum manisnya menatap wajah tampan Ruka.

"Siapa bilang nggak ilfeel, dulu sempet ya dikit. Heran deh ada ya cewek se bar-bar dan se cegil kamu, ngejar-ngejar aku sampe bela-belain pindah rumah yang sek komplek sama aku, ke IndoMei sengaja barengan, sok-sokan ikut ldk OSIS sampe dehidrasi udah kayak penguntit kamu tuh" Ucap Ruka membuat Pharita yang tadinya masih tersenyum langsung mendatar kan wajahnya dan melempar Ruka dengan boneka panda kecil milik Rora.

"Ish nggak asik banget sih, jadi gagal romantis kan. Pake ngatain aku kayak penguntit segala, penguntit-penguntit gini yang lahirin benih kamu ya" Kesal Pharita menatap tajam suaminya itu.

Ruka terkekeh sambil memainkan boneka yang barusan di lempar Pharita,"Ya aku ngomong jujur kok, emang kamu dulu kayak penguntit,"

"Tapi nggak papa, gara-gara kamu jadi penguntit kamu bisa dapetin suami secakep aku kan buat memperbaiki keturunan" Lanjutnya yang malah membuat Pharita salah paham.

"Oh~ jadi maksud Mas aku jelek gitu?" Tanya Pharita pelan sambil mengeratkan giginya.

"Eh siapa yang bilang kamu jelek? Maksud aku tuh-"

"Ck udah ah diem, ngerusak mood aja malem-malem" Sungut Pharita, memeluk perut Rora dengan telapak tangannya lalu memejamkan matanya.

Ruka melotot lalu mencolek lengan telanjang Pharita,"Stt sayang jangan ngambek dong aku minta maaf, habis ini kita lanjutin yang tadi ya?"

"Nggak mau, nafsu aku udah ilang gara-gara Mas"

"Loh kok gitu, Mas minta maaf ya sayang. Emang kamu nggak kasian sama Mas? Sakit loh kalau di tahan lama-lama" Ucap Ruka menangkup miliknya yang tegang di balik celana kolornya.

Tidak ada sahutan dari istrinya Ruka pun membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap, menghela nafas panjang lalu mencoba memejamkan matanya. Pharita yang merasakan tidak ada suara dan pergerakan dari suaminya membuka mata, dilihat nya Ruka sudah memejamkan mata tapi ekspresi nya seperti menahan sesuatu. Hal itu membuat Pharita menjadi kasian, pasti suaminya itu masih dalam tegangan tinggi nya.

"Rora jangan bangun dulu ya, Bunda ada bisnis sama Ayah" Bisiknya lalu melepaskan puting nya dari mulut Rora.

Pharita mengangkat Rora dengan hati-hati lalu menepuk pelan pantat Ruka,"Mas bangun dulu Rora nya mau aku pindah ke situ"

"Hmm" Sahut Ruka tanpa membuka matanya.

"Mau di lanjut nggak yang tadi? Kalau mau minggir dulu cepetan" Mendengar itu Ruka langsung mengangkat kepalanya dan dengan cepat bangun lalu pindah di tempat Pharita tadi dengan posisi terlentang.

Setelah itu Pharita meletakkan Rora dan menaruh guling di pinggirnya,"Bobo yang nyenyak ya jangan bangun dulu kasian Ayah"

"Kamu yang di atas ya?" Pinta Ruka sambil melepaskan kaos dan celananya lalu kembali merebahkan tubuhnya.

Pharita hanya mengangguk menurut lalu duduk di atas tubuh Ruka tepat di batang tegang suaminya itu dan menggerakkan pinggulnya maju mundur, menggesek kan miliknya supaya kembali terangsang lagi.

"Aghhh Rit" Desah Ruka sambil meremas pelan pinggang ramping istrinya.

Setelah di rasa cukup Pharita mengangkat pantat nya dan mengarahkan batang keras itu di lubang surgawi nya.

Blesss~

"Ahhhhh Mas" Desah pelan Pharita saat merasakan lubangnya di penuhi oleh batang besar Ruka.

Perlahan ia menggerakkan pinggulnya sambil memainkan puting Ruka, matanya tidak lepas menatap wajah Ruka yang terlihat keenakan karena gerakan pinggulnya.

Hal yang Pharita sukai dari Ruka saat berhubungan sex seperti ini adalah Ruka tidak pernah melakukannya dengan kasar atau membuatnya tidak nyaman dan kesakitan serta tidak pernah berbicara kasar, laki-laki itu selalu melakukannya dengan lembut sambil mengucapkan kata-kata cinta nya.

"Akkkk bwuuuu~" Pharita menghentikan gerakannya dan keduanya serempak menoleh ke samping kiri mereka, mereka di buat terkekeh karena melihat anaknya itu sepertinya sedang bermimpi melakukan kebiasaannya.

"Lucu banget anak kita Mas" Ucap Pharita kembali menggerakkan pinggulnya dengan gerakan memutar yang membuat urat-urat di leher dan pelipis Ruka terlihat karena merasakan nikmat di batangnya.

"Emghh, nggak mau bikin satu lagi?" Tawar Ruka sambil tersenyum aneh.

Pharita memukul perut Ruka lalu menggeleng,"Nanti aja Mas, Rora belum bisa jalan, belum bisa di sapih, baru juga bisa makan,"

"Umur Rora 2 tahun deh kita program lagi ya, sabar nunggu 1,5 tahun lagi"

"Iya deh aku ngikut kamu aja, kalau kamu mau nanti nggak papa toh kamu yang hamil sama ngelahirin. Aku cuma bantu ngurus itu pun nggak tiap hari" Setelah mengucapkan itu Ruka membalikkan posisi menjadi ia yang berada di atas Pharita karena tidak tahan dengan gerakan pelan istrinya, walaupun terasa lebih enak.

"Mas berdiri aja nanti kalau ranjangnya gerak Rora bangun lagi"

"Oke" Ruka mengangkat Pharita seperti koala dan membawanya ke dekat dinding.

Mereka melepaskan penyatuan mereka dan Pharita berbalik merubah posisi nya menjadi menungging.

"Eh tunggu" Cegah Pharita saat Ruka akan kembali masuk.

"Kenapa?"

"Kamu belum pasang pengamannya lagi kan?"

Ruka menunduk dan menepuk dahinya, hampir saja ia kelupaan tidak memasang pengamannya dan akan sangat bahaya jika nanti ia keluar di dalam, bisa-bisa Pharita marah setahun dengannya jika benih nya jadi.

"Oh iya lupa, bentar aku pasang dulu" Ruka berjalan ke meja dan mengambilnya satu lalu memakaikan nya di batang tegang nya.

Setelah itu kembali berdiri di belakang Pharita dan memasukkan nya.

Pasutri muda itu melanjutkan kegiatan panas nya sambil mendesah pelan karena takut jika Rora akan terbangun mendengar suara aneh dari kedua orang tuanya itu.

Setelah menyelesaikan 2 ronde lagi Pharita pun menyudahi kegiatan sex nya walaupun Ruka sebenarnya ingin 1 ronde lagi. Pharita menolak karena hari sudah larut dan tidak mau Ruka kelelahan, karena jika kelelahan paginya Ruka akan susah di bangunkan.





"Sometimes, I don't know who I am
Doubting myself again
Can't find a light in the dark
And I'm finding myself in the rain
Tryna get out of the pain
Know that I've come so far" Nyanyi Pharita sambil menyiapkan pakaian untuk Ruka.

Di ranjang ada Rora yang sedang menyedot empong nya sambil mengangkat kedua kakinya, bayi itu terlihat anteng karena Pharita menyetel lagu yang sering ia dengarkan pada anaknya itu semenjak di dalam perut.

"Anteng banget dia" Ucap Ruka yang datang dari kamar mandi dengan rambut basahnya dan handuk yang melilit di bagian pinggangnya.

"Kalau udah denger lagu Dream pasti anteng," Sahut Pharita lalu berjalan ke ranjang dan duduk di samping Rora,"Bekalnya hari ini Mami yang masak nggak papa kan Mas?"

"Nggak papa, kan masakan kamu sama masakan Mami rasanya mirip-mirip" Jawab Ruka sambil memakai pakaiannya.

"Bwawawaaaa akkk" Celoteh Rora yang sudah melepaskan empong nya dan kini tengah melihat Ruka.

"Apa hmm? Roro mau ikut Ayah kerja~, mau ikut-ikutan wawancarai Mas-Mas sama Mbak-Mbak iya?" Karena gemas melihat Rora yang tersenyum sambil mengedip lucu Ruka pun naik ke ranjang dan menciumi seluruh tubuh anaknya itu.

"Kok rambutnya masih basah gini, sini aku keringin" Pharita mengambil handuk di tangan Ruka lalu menarik suaminya itu untuk duduk menghadap nya.

Ruka menundukkan kepala nya dan membiarkan Pharita mengeringkan rambutnya, setelah di rasa kering Pharita mengambil sisir dan menyisir rambut Ruka.

"Aku tambah ganteng nggak sehabis potong rambut?" Tanya Ruka dengan jempol dan telunjuk di dagu nya, terlihat genit di depan istri tercintanya.

"Kamu tuh selalu ganteng di mata aku, apalagi kalau model sisiran nya gini hihi" Pharita terkikik melihat rambut Ruka yang barusan ia sisir.

Ruka mengerutkan alisnya lalu berjalan ke lemari dan bercermin, wajahnya berubah menjadi datar ketika melihat model rambut yang di buat istrinya. Model belah tengah, padahal rambut Ruka di potong model side part.

"Tambah ganteng kan Mas?" Tanya Pharita.

"Ganteng nggak keliatan cupu iya, iseng banget ya kamu pengen gigit deh" Ruka berjalan ke arah Pharita dengan gigi yang meringis seakan-akan ingin mengigit nya.

Ia mengambil sisir dari tangan istrinya itu dan membenarkan model rambutnya, setelah itu memakai parfum dan kembali duduk di samping Pharita.

Pharita tersenyum sambil menangkup kedua pipi Ruka,"Udah ganteng banget suami aku"

"Di kiss dong kalau ganteng jangan di anggurin" Pinta Ruka menunjuk pipi dan bibirnya.

Cup

Cup

Cup

Dengan cepat Pharita mengecup kedua pipi Ruka lalu terakhir mencium bibirnya dan sedikit melumat nya sebentar, jika lama-lama yang ada aktivitas tadi malam berlanjut dan Ruka tidak jadi berangkat kerja.

"Bwaa waaa waaa" Ruka dan Pharita serempak melihat Rora ketika anaknya itu kembali berceloteh.

"Ini bayik juga mau di cium hmm?" Ruka mengangkat Rora lalu mencium pipinya kirinya sedangkan Pharita mencium pipi kanannya.

Tok! Tok!

"Riri Rora nya udah bangun belum?"

"Udah Mi bentar"

Ruka beranjak dari duduknya sambil menggendong Rora, diikuti oleh Pharita dan setelah itu mereka keluar dari kamar.

"Udah ganteng dan rapi banget menantu Mami" Goda Mami sambil menerima Rora dari Ruka.

Ruka membalasnya dengan senyuman sedangkan Pharita mendengus sebal lalu merangkul lengan Ruka manja,"Mami jangan genit ya sama suami aku, inget Mami tuh udah punya Papi"

"Dih Mami kan cuma muji doang ya kan Ra?" Mami menatap Rora yang menyembunyikan wajahnya di ketiak dan mengusap rambut lebat cucu nya itu.

"Udah yuk ke bawah Mami udah masak banyak buat bekal Ruka juga" Ajak Mami lalu mereka berempat pun turun menuju ruang makan.

Sambil berjalan Mami memperhatikan Rora yang menggaruk telinganya, sepertinya bayi panda itu gatal karena rambutnya yang panjang.

"Ini rambutnya nggak di potong aja? Kayaknya dia nggak nyaman deh"

Pharita menatap anaknya di gendongan Mami, memang benar rambut Rora sudah mulai panjang lagi padahal baru beberapa minggu yang lalu Pharita memotongnya. Memang rambut Rora itu mengikuti gen keluarga Pharita yang memiliki rambut lebat dan cepat tumbuh.

"Iya nanti biar Riri potong kalau pas tidur, padahal beberapa minggu yang lalu udah di potong" Sahut Pharita membelai rambut lebat putri semata wayangnya itu,"Gatel ya nak? Nanti Bunda potong lagi ya~"

Sampai di ruang makan Ruka dan Pharita pun duduk, sedangkan Mami mendudukkan Rora di bangku yang sengaja Mami beli untuk cucu nya itu duduk.

"Mami makan aja sama Mas Ruru biar aku yang suapin Rora" Ucap Pharita sambil mengambilkan nasi serta lauk untuk Ruka.

"Kamu aja yang makan sama Ruka Mami mau nyuapin Rora dulu, first time loh Mami nyuapin ini bayi panda" Mami terlihat antusias untuk menyuapi Rora karena ini menjadi kali pertama nya ia menyuapi cucu satu-satunya yang sudah di perbolehkan makan.

"Segini Mas?" Tanya Pharita menunjuk piring berisi nasi dan lauk itu.

"Nggak mau sepiring berdua emangnya?" Ruka balik bertanya karena biasanya saat makan Pharita sering meminta untuk satu piring dengannya.

"Ya udah aku tambahin ya"

"Ekhem romantis banget sih sepiring berdua," Mami yang kembali dari dapur untuk mengambil bubur bayi pun menggoda anak dan menantunya itu yang makan menggunakan satu piring,"Mami mau sepiring berdua sama Rora tapi Rora baru bisa makan bubur bayi"

"Ya Mami ikutan makan bubur lah, btw Mami kok punya bubur bayi di rumah?" Heran Pharita, seingat nya ia belum mengeluarkan bubur bayi milik Rora dari dalam tas.

"Mami sengaja beli kemarin karena inget kalau Rora udah boleh makan, jadi Mami stock deh. Kalau Rora kesini tinggal makan aja" Jawab Mami lalu menyuapi Rora yang sudah membuka mulutnya saat melihat makanan di tangan Oma nya.

"Aaa~ perhatian banget sih Oma nya Rora jadi makin sayang deh"

Skip~

"Hati-hati ya berangkat nya, jangan ngebut-ngebut inget anak istri di rumah" Pesan Pharita yang mengantarkan Ruka sampai teras.

"Iya istriku, berangkat dulu ya. Baik-baik di rumah kalau kerja jangan kecapean" Ruka merangkul pinggang Pharita dengan satu tangannya lalu mengecup dahi dan bibirnya.

"Semangat kerja nya" Pharita melemparkan senyum manisnya sambil mengepalkan tangannya di udara lalu mencium tangan suaminya itu.

Ruka membalas senyuman Pharita dan setelah itu berjalan ke motornya yang sudah di siapkan oleh supir Mami.

"Makasih ya Pak" Ucap Ruka pada supir itu yang baru saja mengelap motornya.

"Sama-sama aden, hati-hati di jalan ya" Balas supir itu.

"Iya Pak, berangkat dulu ya"

Tin! Tin!

Pharita membalas dengan lambaian tangan saat Ruka menekan klakson motornya. Setelah Ruka tidak terlihat lagi Pharita kembali masuk ke dalam rumah dan menyusul Mami yang sedang memandikan Rora.






"Mi kayaknya kondom Mas Ruru bocor deh tadi malem kalau jadi lagi gimana?"



Continue......

Typo bertebaran

Gimana nih, udah ada feel nya belum? Atau udahan aja sampe part 2🤣🤣

Continue Reading

You'll Also Like

166K 16.4K 49
Disaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita...
11.4K 723 26
hiruk-pikuk suasana rumah kang family di setiap harinya. Anak-anak yang semakin dewasa, dan kedua orang tua yang semakin menua
4.8K 756 24
pepatah mengatakan: jangan jatuh cinta pada sahabatmu🌿 "Kalo kata Jennie sih lu itu ngardus"-jisoo Rosé melotot 🌿Dari cinta menjadi benci,dari benc...
6K 1.2K 22
RORASA FANFICT Kurasa aku jatuh cinta denganmu terlalu dalam G!P Futa Cerita ini hanya fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli. Mature...