Home Ambrama at 17.05
Surabaya Indonesia- Sunday
_____________________
Oke jam ini adalah jam yang di tunggu, tepat sang ayah keluarga Ambrama itu pulang dari luar negeri karena mengambil cuti untuk bertemu keluarga kecilnya. "Bapak!" Pelukan hangat itu tercipta, pria baruh baya yang sedang menggiring koper itu sedikit terkejut namun membalas pelukan sang anak.
"Rasya, kamu udah besar ya. Ganteng juga kaya Bapak" Pujian gembel itu membuat dirinya melepaskan pelukannya, jadi kalian sudah tau kan dirinya ini lebih dominan mirip ke siapa?
"Bapak sama aja kaya dulu, cuman umurnya yang beda. Tau ga Pak? Rasya minggu depan ikut olimpiade matematika, terus bulan depan nya bimbingan buat badminton" Tampak Graham tersenyum, ya nama ayah nya adalah Graham Brama.
"Kamu juga tetep sama nak, cuman prestasinya yang beda. Naik pesat" Puji Graham melihat dinding rumah nya sudah banyak terpenuhi piala, sertifikat dan juga piagam emas dan perak.
Sang ibunda hanya tersenyum sedari tadi menyaksikan perbincangan kedua dunia abadinya.
***
Gosipan demi gosipan mampu membuat Rasya semakin penasaran keadaan ketua OSIS nya yang katanya kakinya terasa kaku. "Lo tau, Nan?" Zenanda menggeleng singkat tak ingin mengikuti pembahasan murid murid.
"Tanya ke kak Masya coba, dia kan temen nya kak Arsena" Zenanda mengeryitkan dahinya. "Buat apasih? Toh keadaan-keadaan dia" Ucapan Zenanda membuat kata kunci di pikiran Rasya terpecahkan.
"Lo kenapa sih Nan?" Pekik Rasya.
"Ga kenapa napa, lo yang kenapa tiba tiba baik ama si curut itu?" Rasya mendengus kesal, sahabat nya sepertinya sedang dalam suasana hati yang buruk. "Haa.. Oke" Ngalah Rasya mengeluarkan handphone nya yang sedang berdering mengeluarkan notif.
Callista Franema
Callista Franema:
Sya, nanti gue gabisa ikut badmin nemenin njaga kak Arsena di RS.
Rasyaka Ambrama:
Siap, kalo boleh tau RS mana ya kak? Nanti pulang latihan saya mau nengokin.
Callista Franema:
RS. JanggarUdara, dapet salam. Dari kakak gue, Ashala.
Sudah sampai situ saja komunikasi mereka berdua, Callista Franema. Gadis pendek partner badminton nya yang berstatus sebagai adik dari Ashala. Anak bungsu Frans Apilog. Sungguh chat terakhir dari Callista dapat menggoncang kan hebat hatinya.
"Mau ikut ga ke RS. JanggarUdara, nengokin ketos. Gue mau liat keadaan kak Arsena" Zenanda hanya mengangguk ragu lalu mereka melanjutkan langkahnya menuju ke kelas mereka.
***
Rumah Sakit JanggarUdara
Surabaya 15.43
Mereka berdua berjalan mendatar dengan mengobrol kecil, rasanya tenaga mereka sudah terkuras habis saat jam pelajaran sebelum sebelumnya di sekolah mereka. "Selamat sore, saya mau mencari kamar atas nama Arsena Glaudia" Suster tersebut tampak mencari data yang ada di monitor.
"Di ruang ke 32 kak" Balas suster tersebut. "Terimakasih" Ucap keduanya serempak sembari menunduk hormat.
***
"Selamat sore" Sapa mereka berdua melihat orang tua Arsena yang sedang sibuk dengan laptop sedangakn Ashala yang asik berkutat dengan handphone, sedangakn yang sakit hanya tersenyum.
"Ini adek kelas 10 itu ya? Rasya sama Zenanda, duduk dulu sini. Pah mih ini adek kelas aku" Kedua orang tua Arsena hanya mengangguk seakan tak peduli.
Rasya dan Zenanda duduk di samping bangkar Arsena. "Kak Ashala, kak Callista, kak Masya" Ucap Zenanda melambaikan tangan nya di satu persatu wajah pemilik nama tersebut.
"Aahh... Udah ada Zenanda sama Rasya, tadi gimana sekolahnya?" Tanya Masya basa-basi menaruh handphone nya di nakas samping Arsena. "Baik kak, cuman agak capek aja hari ini" Balas Zenanda sembari tersenyum manis.
"Rasya, gimana tadi badminton nya? Coach Adi ngajarin apa?" Sambar Callista ikut serta menimbrung pembicaraan mereka. "Smash doang kak, ga terlalu susah. Besok waktu ada badmin lagi saya ajarin" Callista tersenyum, tentu saja komunikasi keduanya menarik perhatian sang kakak yang berwajah datar.
"Ekhem kalian deket banget ya keliatan nya, sampe yang sebelah panas" Cibir Masya yang mampu membuat Ashala memalingkan wajahnya asal. "Ngga kok kak kita cuman sebatas partner, lagi pula kak Callista udah punya gebetan" Ashala melotot, ia menghadap adik nya dengan tatapan meng-introgasi.
"Bener Call?" Dingin gadis lucu tersebut yang berusaha serius, tentu saja membuat Rasya gemas ingin mencubit pipi Ashala yang memerah karena menahan amarah, benar-benar gadis yang di-idam idamkan.
"Y-ya iya bener, sst lo ngapain bocor sih Sya" Pelan nya menunjuk dirinya dengan jari tengahnya, Sedangkan dirinya hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ceritain asal muasal nya Sya!" Paksa sang pujaan hatinya dan tentu saja ia langsung menuruti permintaan nya.
Flashback di lapangan
"Kak Call! Ini minum nya, di kasih sama coach buat istirahat" Ucap Rasya ngos-ngosan sembari berlari ke arah Callista yang merebahkan tubuhnya, memang latihan sungguh menyiksa paru-parunya untuk bernafas.
"Haduh tuh bapak-bapak gabisa apa ngasih waktu rehat lama dikit" Celoteh nya menerima minuman yang di berikan Rasya dan beranjak dari tidurnya untuk duduk di samping Rasya.
"Nih handuk, kebetulan saya bawa handuk kecil dua. Ini belum di pake siapa-siapa kok, tenang aja" Callista tersenyum menerima pemberian Rasya dan mengelap keringat nya yang terus bercucuran dari anggota tubuhnya.
"Makasih banyak, Rasya" Rasya hanya mengangguk tanoa tersenyum sedikitpun, ia menyandarkan kepalanya pada kursi penonton yang memang di sediakan. "Woi!" Tiba tiba suara berat dengan teriakan itu menuju ke pendengaran nya.
"Lo jangan baperin cewe orang dong!" Pekik pemuda berambut sedikit gondrong serta poni yang menutupi jidatnya, pemuda itu membangun kan dirinya dengan menarik kerah jersey nya.
"Ck apaan dah! Orang gue cuman ngasih handuk sama air dari coach, mentang mentang lo kakel gini bet sih attitude nya" Kesal nya berhasil lepas dari cengkraman kuat pemuda tersebut. "Apa sih El, dia temen nya kakak ku" Yang di panggil 'El' itu menatap curiga.
"Ellagio, percaya ya? Dia cuman ngasih handuk sama air kok. Ya?" Wajah melas Callista berhasil meluluhkan Ellagio Prefan- pemuda kelas 11 yang tubuhnya selisih sedikit dengan tubuhnya.
"Oke, aku percaya. Sorry bro terlalu kasar" Ellagio menepuk bahu nya untuk meminta berdamai, ssdangakn dirinya hanya menerimanya sembari merapikan rambutnya. "Yaudah ah kamu jauh-jauh sana! Nanti di liat kakak ku" Ellagio mengangguk melayangkan fly kiss untuk Callista yang membuat dirinya jijik.
"Diem-diem ya kak?" Kompor Rasya menaikkan satu alisnya.
"Ck berisik lo, iya iya diem-diem. Awas lo ya Sya kalo bocor, ga gue beliin kock lo satu ball." Rasya mengacungkan jari jempol nya tersenyum kikuk.
Flashback off
"Oh Ellagio, suruh ke rumah besok. Papah mommy biar tau dan supaya ga di larang juga, izin yang sopan" Callista menunduk lemas yang membuat mereka semua yang berada di ruanag tertawa.
"Masi selalu menjalani kehidupan dengan alasan ingin selalu bertemu kamu"
-Rasyaka Ambrama
TBC.
1040 kata/Long bab