Baby Edzario✓

By Styhanh587

28.3K 4.2K 575

menceritakan kisah seorang bocah mungil yang di buang oleh kedua orang tuanya akibat tuduhan mencelakai sauda... More

1.Tomlinson
2.Anak haram!?
3.Pembawa sial
4.di buang??
5.mbooo~~
6.Setan usil
7.Teman teman
8.mancing sendal
9.Kejanggalan
10.Tantrum
11.Bertemu??
13.Api unggun
14.Jerit malam
15.Tetap tinggal
16.Loading??
17.kebenaran
18.Om serem
19.Bertemu
20.bermain kuda kudaan

12.Tidak mengenal

1.8K 245 30
By Styhanh587

.
.
.

"Ehh i-ini Aden si Aden masyaallah si Aden udah gede" pekik mbok sambil mendongak menangkup kedua pipi pemuda jangkung itu.

"Ouh Iyah itu juga bi ada Al" tunjuknya.

Al tersenyum lalu mendekat memeluk tubuh mbok Narti "apa kabar mbok"

"Baik nak kabar mbok baik kalian masyaallah udah pada gede gantang genteng gini" ucap nya sambil mengelus kedua pipi kanan dan kiri si kembar.

"Ouh Iyah ini mbok temen temen kita" ucap El memperkenalkan teman temannya.

"Hallo mbok kenalin saya Denis Bagaskara cowok paling tampan sedunia" ucap Denis pede. Sedangkan Hendra dan El hanya memutar bola matanya jengah.

"Kenalin mbok nama saya Aksara Mahendra cowok paling cool dan tamvan sealam semesta mbok" ucapnya sambil melirik Denis dan El menaik turunkan alisnya. Sedangkan yang di lirik hanya menatap jijik si pelaku.

"Saya Travis Strovanoa" ucapnya menjabat tangan keriput di mbok.

"Iya salam kenal ya anak anak" ucap mbok

"Ouh iyah mbok tinggal sama anak anak mbok yah berarti rame dong rumahnya?" Tanya El sambil melihat ke arah kanan dan kiri terlihat sepi apa mungkin pada tidur. Pikir El begitupun Al.

"Nda nak mbok tinggal sama...ah maksudnya anak anak mbok di kota semua terus ada satu cucu mbok yang tinggal sama mbok" ucap mbok sedikit ragu ia tak tau harus memberitahu kannya pada si kembar atau tidak jujur ia bingung,

Di satu sisi ia takut Edza pergi darinya di sisi lain juga mbok bingung apakah Al dan El tau bahwa adik bungsu mereka ada padanya dan apakah mereka masih mengingat sosok Edza atau tidak itulah hal hal yang bercambuk dalam pikiran mbok, mbok tak berfikir bahwa sekolah yang tengah mengadakan kemah ini adalah sekolah yang di tempati oleh si kembar Tomlinson itu.

"Ouh gitu yaa" El mengangguk.

Prak!

Suara benda terjatuh membuyarkan obrolan ringan mereka dengan suara bocah yang menangis kuat terdengar dari dalam rumah. Mbok langsung masuk berjalan tergopoh gopoh berjalan ke arah ayunan yang sudah terdapat bocah mungil yang tengah duduk sambil menangis di sana.

Mbok mengangkat Edza ke gendongan koalanya menimang si kecil ke kanan dan kiri. "Hiks hiks mboo hiks" lirih Edza sambil memeluk tubuh sang mbok.

"Sssttt Edza kenapa hmmm kenapa nangis sayang....ssttt Edza mimpi buruk lagi yaa ssstttt..." lembut mbok sambil menimang tubuh kecil itu menggunakan pengais salahnya meninggalkan Edza terlalu lama.

"Ini kue Edza noh liat yah Edza mau buka mau hmm" ucap mbok memberikan kue pada Edza Kecil, mencoba mengalihkan perhatian si kecil agar berhenti menangis.

"Hiks..."Edza menerimanya dengan baik dengan isaknya yang masih tersisa.

Mbok menghela nafas menatap ke arah pintu belakang sendu dan juga bingung secara bersamaan ia bingung apakah ai harus membawa Edza bertemu kedua Abang kandung nya atau menjauhkannya tapi jika mbok menjauhkan Edza dari keluarga kandung itu sama saja ia menjauhkan kasih sayang yang sudah Edza harapan sedari dulu.

Mbok tidak mau egois ia juga ingin menanyakan lebih banyak tentang Edza yang di buang dan apa sebabnya di tambah kejadian yang membuat Edza masuk rumah sakit waktu itu.

Mbok berjalan keluar sembari membawa Edza tetap di gendongannya menuju belakang rumah yang masih terdapat kelima pemuda di sana.

"Ugh?" Edza memiringkan kepalanya ke samping menatap kelima para pemuda di sana.

Deg

Deg

"Ehh loh si Edza kan itu hallo Ade" girang Denis yang langsung berlari ke arah Edza.

"Aban!" Pekik Edza sambil tersenyum lebar mendapati banyak yang bisa ia ajak main itu pikir si mungil.

"Ehh udah pada kenal toh sama Edza" ucap mbok sedikit heran pasalnya ia memang tak melihat saat Edza di bawa galih karena mbok sedang mengobrol dengan para ibu ibu di sana waktu itu.

"Iyaa mbok tadi kita ketemu Edza pas di rumah pak RT terus sempet Poto bareng juga" balas Denis sambil mencubit dan mengelus pipi chubby kemerahan yang begitu lembut itu.

"Oalah seperti itu yah" ucap mbok sambil tersenyum melihat interaksi Denis dan Edza.

"Ehh loh kok anak pak rete bisa sama mbok?" Tanya Hendra heran sambil mendekati mbok yang masih menggendong Edza.

"Lo percaya gitu kalau tu anak pak rete orang jelas beda dasar bodoh" Travis julid menatap Hendra jengah.

"Ehh gue percaya tadi ya kenapa ngga kan siapa tau gitu bini nya pak rete orang bule" Hendra menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Ade sini sama Abang mbok kasian Lo gendong Ade berat nanti"ucap Denis ancang ancang mengambil alih tubuh Edza kecil tapi langsung di rebut oleh Travis.

"Bersama Abang saja ya baby dia mah kurus kering nanti badan Ade sakit semua" ucap Travis sambil tersenyum. Membuat Hendra dan Denis melongo.

"Si kutub selatan bisa senyum smaa ngomong panjang gitu heran" Denis sambil menggeleng heran sekaligus miris.

"Ugh??" Edza memiringkan kepalanya ke samping menatap polos kedua pemuda yang membeku di tempat sembari melihatnya.

"Ouh Iyah woy kambing kembar Lo ngapain pada melongo sini lah bjir" ucap Denis.

Pletak

"Akkkss....sakit anj- hlppp"

"Mengumpat lagi biar ku robek mulutmu itu" ujar Travis membungkam mulut Denis.

Glek

"Sorry bang maaf maaf ngga lagi" ucapnya ketar ketir berjalan cepat bersembunyi di balik tubuh Hendra.

"Mampus lu" pedas Hendra

"Diem lu"

"Sekarang berkenalan ini temen Abang" ucap Travis menunjukan ke pada si kembar yang masih terdiam menatap bocah mungil yang menyapa kedua nya polos itu.

"Hallo" ucap El sambil melambaikan tangannya di depan baby Edza. Sembari tersenyum penuh arti namun masih ada tersirat kesedihan di dalamnya terlebih pada Al yang masih diam dengan mata berkaca kaca.

Edza tak menjawab ia hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya girang.

"Kenalin nama Lo El si bocil kan mau kenalan" ucap Hendra jengah kenapa si El sengklek ini jadi kalem begini pikirnya heran.

"P-perkenakan namaku Elvano" ucapnya gugup apakah ini benar adik bungsunya Edza atau bukan itulah yang ada di pikiran Al dan El.

Jujur saat para temennya menunjukan sebuah foto mereka sempat menangkis karena takut kecewa bahwa itu bukan adiknya tapi setelah melihat langsung pahatan yang begitu persis seperti Daddy nya pun membuat mereka yakin bahwa bocah mungil itu adalah adik bungsu mereka yang mereka cari.

Takdir begitu baik mempertemukan mereka kembali terlebih untuk Al, mereka memang tak tau kemana dan dengan siapa sang adik tinggal karena yang mereka tau adalah sang adik yang di titipkan di saudara mommy mereka dan mereka pun tak pernah sekalipun di beri tahu nama dari saudara sang mommy itu.

Al langsung merebut tubuh mungil Edza dari Travis memeluk nya erat. Membuat mereka semua terkejut dan mbok Narti yang tersenyum kecil seperti nya memang Edza masih di harapkan meskipun tak semua anggota keluarganya tapi ntahlah.

Al menangis tanpa isakan sambil memeluk tubuh Edza kecil yang balas memeluknya "a-ban k-kena-pa?" Tanya Edza sambil mempukpuk punggung lebar itu, seperti saat ia menangis pasti mbok akan melakukan itu padanya.

"Ehh Al lu kenapa??"Hendra kaget.

Al melepaskan pelukannya dan mengecup dahi sang adik lama"ngga papa gue cuman ke inget adik gue" ucapnya sambil menghapus air matanya. El hanya memandang sendu sang kembaran begitu sayangnya kah Al pada adik bungsunya itu.

Jujur El tak mengharapkan Edza sama sekali dulu memang iya tapi saat tau Edza bukan anak kandung dari daddynya dan tau penyebab Daddy dan mommynya sering bertengkar membuat El tak menyukai adik bungsunya itu. Tapi setelah melihat lebih dekat wajah sang adik yang benar benar jiplakan sang Daddy membuatnya menyesal dan yakin atas semua perkataan sang kembaran bahwa Edza adalah adik bungsunya.

"Adik Lo? Leon maksudnya?" Tanya Denis.

"Etss ngga usah di bahas sekarang gimana kalau kita ajak main Edza kita jajan yu ade mau ngga?" Tanya El mengalihkan perhatian sambil mengangkat tubuh kecil adik bungsunya dan ringan itu yang di rasakan El.

"Ehhh Lo ngga kesambet setan di sini kan?" Tanya Denis sambil mengecek kening El.

Plak

"Apaan sih jing?" Ucapnya memandang Denis datar sedangkan Edza hanya menatap polos El dan Danis.

"Aduduh sakit" El sambil melirik orang yang berani menarik telinga nya kencang.

"Ehehehe maaf bang ngga lagi lagi deh janji" El sembari mencoba melepaskan cekalan tangan sang kembaran. Yang kini tengah menatapnya tajam karena berani mengumpat di depan adik bungsunya.

Setelah telinga terlepas El segera membawa lari Edza untuk nya pergi membeli jajanan bersama ketiga temennya yang lain yang mengikuti. Mereka kebetulan lapar juga.

"Nak Al-"

"Mbok-" ucap mereka berbarengan membuat mbok Narti dan Al saling pandang dan setelahnya tertawa kecil bersama.

"Mbok dulu"

"Tidak, nak Al dulu ayu sini duduk di gubuk sambil cerita cerita nak Al mau bahas tentang Edza kan" tanya mbok dan di angguki oleh Al.

Setelah mereka duduk terdiam sesaat dan "mbok Al ngga tau kalau Edza sama mbok pasti mbok susah di sini jaga Edza sendiri Al minta maaf" ucap Al menyesal.

Mbok tersenyum"nak Al ngga salah lagian kan dulu kalian ngga ngerti apa apa dan ini juga sudah takdirnya" tutur mbok Narti.

"Cuman mbok mau bertanya boleh?" Ucap mbok hati hati.

"Boleh tentu saja" Al tersenyum ramah.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai Edza di titipkan ke mbok tapi mungkin lebih tepatnya di buang karena nak Al sendiri tak tau bahwa Edza di sini terlebih tuan Wiliam dan nyonya Laura juga tak pernah menjenguk atau sekedar menanyakan kabar?"

"Emang mbok tak di beritahu apapun oleh mommy atau Daddy?" Tanya Al dan sepontan mbok menggeleng kan kepalanya.

Al menghela nafas " Al tak tau benar atau tidaknya mbok Al juga masih sangat ragu dan tak yakin tapi mereka mengatakan bahwa Edza bukan lah anak dari Daddy"

Deg

"Apa?! Maksudnya apa nak Al?"

"Ya mbok Edza bukan anak dari Daddy Wiliam namun lahir dari rahim mommy, dulu sekali saat Edza baru beberapa bulan lahir Daddy di beri tahu oleh seseorang Jika Edza bukanlah anaknya terbukti dari bukti foto dan juga kertas DNA yang ntah asalnya dari mana tapi di foto itu terlihat mommy bersama pria lain" ucap Al menjelaskan.

Mbok yang mendengarnya tentu syok dan terkejut jadi kerana itu lah saat dulu Edza di tinggalkan Wiliam begitu acuh dan seakan tak mau memandang sang anak hanya untuk berpamitan atau memberikan pelukan hangat padanya.

"L-lalu siapa orang yang telah memberikan foto itu sampai tuan Wiliam begitu percaya nak?"

"Tangan kanan Daddy di perusahaan bernama Endy, Al sebenarnya ingin mengungkap sesuatu yang janggal pada orang itu mbok jadi......aku titip Edza ya mbok untuk beberapa bulan kedepan setelah aku mendapat bukti yang cukup aku akan membawa Edza pulang" ucap Al sambil menggenggam kedua tangan mbok Narti erat dengan tatapan mata yang yakin dan mantap akan rencananya dan juga El.

Mbok tersenyum lembut Al memang tak pernah berubah sikapnya dari kecil selalu dewasa dan cerdas benar benar sosok pemimpin yang baik, mbok mengangguk "Iyo mbok pasti jaga Edza dan kapanpun kalian menjemput Edza pasti Edza akan selalu di sini kalian tidak perlu khawatir" ucap mbok meyakinkan.

"Makasih ya mbok"ucap Al sambil memeluk mbok.

"Ouh iyah mbok juga ingin menanyakan satu hal lagi pada nak Al?"

"Apa itu?"

"Dulu saat pertama kali Edza datang ke sini nak Edza tengah dalam keadaan sakit, dia demam tinggi dan penyebabnya adalah Edza yang meminum air panas sampai tenggorokan dan lidahnya melepuh"

Deg

"A-apa maksud mbok? Coba jelaskan lebih detail!" Al terkejut, setelahnya mbok Narti menceritakan semua yang ia alami Edza dulu saat ia baru sampai di desa ini. Dan Al tentu saja semakin terkejut mendengar sang adik sampai melakukan tindakan operasi dan mbok yang harus mengorbankan sawah miliknya untuk pengobatan adiknya.

Al terdiam begitu menderita nya sang adik selama ini dan dia malah berpoya ria di rumah besar itu sedangkan sang adik menderita di sini.

"Hiks maaf mbok aku tak tau... Tapi mbok tidak perlu khawatir aku aku pasti akan menyelidiki nya dan menghukum dia yang telah melukai adik" ucap Al yakin, ia bukan tipe orang yang mudah menangis tapi mendengar semua cerita mbok mengenai adik bungsunya membuat ia tak bisa menangan tangis.

Mbok mengusap air mata sulung Tomlinson itu lembut"mbok yakin nak Al bisa membuktikan semuanya dan mengembalikan apa yang sudah manjadi hak Edza nanti" ucapnya yakin.

"Ouh iyah mbok Edza juga seperti nya tidak mengenali aku dan El jadi untuk sesaat jangan beritahu kan identitas kami pada Edza ya mbok" ucap Al

"Iyaa mbok akan merahasiakan nya sampai keadaan nya mulai membaik kembali nanti"

"Terimakasih mbok" ucap Al tersenyum lembut.

"Mbooo~~" suara lirih namun lembut itu mengalihkan atensi mbok dan Al.

Edza berlari dengan Snack yang ia bawa begitu banyak di tangannya.

"Edza jangan berlari nak-"

Bruk

"Tuhkan udah di bilang dari tadi jangan lari jatoh kan, terus tadi suruh gendong ngga mau" Ucap El sambil membawa Edza ke gendongannya dan temen temen El yang memungut Snack yang berserakan di sana.

El melihat Edza yang sudah berkaca kaca melengkung kan bibirnya ke bawah menatapnya.

Shittt

menggemaskan!

Batin El meronta melihat wajah sang adik yang kelewat gemas itu... pada akhirnya.

Cup

Cup

Cup

Cup

"HUEEEEEEEEEEEEEE!!!"

"Elvaro!"

Deg



🚫Jangan lupa vote dan comen nya temen temen kuh, btw kalau bisa comen yang lucu lucu soalnya bikin mood author yang lagi down ini naik.😭😤🤗

Continue Reading

You'll Also Like

33.8K 3.4K 14
Sampul bukan milik pribadi By @pinterest ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Senyum manis dan wajah yang lucu begitu menggemaskan. Namun mengapa yang ia da...
10K 764 8
Ayo di baca aja bingung mau deskripsi seperti apa Ini cerita pertama ku ya, harap maklum aja kalau kurang menarik sama ceritanya. Sumber gambar dari...
10.6K 558 26
Baby hunji,menceritakan seorang balita yang lucu dan menggemaskan, nama nya Huanjian Ardendra,anak pertama Atau tunggal nya keluarga ardenandra Diman...
24.9K 2.3K 9
Bayi singa yang berhasil membuat salah satu keluarga bertekuk lutut karena kegemasan dari bayi itu. Dialah Zalion Samudra,bayi yang baru saja memasuk...