♡
Seolah lupa akan siapa diri masing-masing.
Belenggu asmara semakin menenggelamkan diri dalam gairah. Diantara ramainya suara hujan, suara-suara gelisah, lenguhan nikmat, keluar memanjakan indera pendengaran masing-masing dalam kegiatan cumbuan bibir yang semakin membara. Marie berganti posisi menjadi terlentang dibawah kungkungan Anita.
"Hh?" Tangan Anita tak sengaja menyentuh sisa kue ulang tahun nya.
Marie ikut berhenti, mendapati jemari tangan Anita belepotan oleh krim kue, dia raih tangan itu.
Tidak tau apa maksud pujaan hatinya, Anita hanya melongo. Sampai ketika Marie memasukan jemari tangannya ke mulut, dia tercengang.
Namun selanjutnya, dia tergugah oleh aksi Marie itu. Jemarinya dijilat, dikulum, sampai bersih tak tersisa. Dan aksi itu menggairahkan bagi Anita, yang sekarang lagi-lagi terkejut oleh aksi tak terduga dari Marie selanjutnya.
Marie ambil krim kue, mengoleskannya di rahang dan leher Anita. Lalu bibirnya beraksi menikmati krim manis di rahang Anita itu, kemudian berpindah ke leher, dan sampai ke kuping.
Tidak mampu Anita membuka lebar matanya. Terpejam resah oleh sapuan lidah dan mulut Marie yang seolah menelanjangi jiwanya. Rasanya dia menggila.
Tak tahan oleh ledakan hasrat, Anita mengambil alih posisi menguasai kegiatan panas ini. Dia ciumi leher Marie sembari membuka resleting pakaiannya. Cumbuan turun ke bahu, dan dada. Menyebabkan Marie terus melenguh resah lebih jelas dari sebelumnya.
Gadis itu berhenti sesaat kala wajahnya sampai di atas kedua buah dada milik Marie yang naik turun menghela nafas diburu gairah. Melihat itu, sudut bibir Marie menarik simpul tipis menggoda. Membantu Anita membuka kaos, dan membiarkan pakaiannya diturunkan Anita.
Sekarang tak ada busana di tubuh Marie. Membebaskan Anita dapat sepuasnya mencumbu tubuhnya. Yang berlanjut sampai wajahnya kini berada diantara kedua paha Marie, menciuminya, dan berlanjut pada milik Marie yang masih tersembunyi di balik kain pakaian dalam.
Marie menggeliat gelisah, terus melenguh desahan. Tak kuat oleh sesak di badan, dia buka bra yang masih terpasang itu. Mengejutkan Anita oleh penampakan dada, tak terbatas oleh halangan kain apapun lagi.
Spontan dia bertanya, "Apa boleh?"
Kemudian dia cukup terhenyak kaget saat Marie beranjak duduk di atas kedua pahanya. Membuat kepalanya kini sudah tepat di depan dada Marie. Kegugupan menyergap. Tangannya terangkat hendak menyentuh, tetapi gemetar seolah takut.
Melihat itu, Marie belai lembut menenangkan wajah Anita. Lalu dia peluk di dadanya.
Kehangatan di tengah dinginnya hujan, menghilangkan rasa gugup Anita. Dia sangat menyukai moment ini.
Marie berbicara, "Dulu, suamiku sangat menyukai ini,"
Mendengar itu, muncul rasa cemburu dalam hati Anita. Dia tidak suka. Sampai menggerakan dirinya sekarang beraksi menjamah kedua buah dada di hadapannya itu dengan bibir.
Terdengar Marie terkikik kecil karena rasa geli.
"Hihi. Geli.."
"Geli?" respon Anita. Kemudian mengambil krim kue. Perlahan, dia oleskan di dada Marie.
Si pemilik tidak menduga, sekarang tenggorokannya seolah tercekat oleh merasakan sentuhan krim di tangan Anita. Mulai kembali terangsang. Dan menjadi lebih-lebih lagi, saat bibir serta lidah Anita beraksi seperti tadi dia melakukannnya dengan krim itu.
Begitu menghanyutkan.
Kepala Marie menggeliat, melepaskan luapan nikmat.
"Mmmhhh.."
Dia bangga akan Anita. Semakin senang lagi ketika kedua miliknya dimainkan oleh kedua tangan Anita.
"Anitah..."
Tidak kalah senang perasaan Anita menyaksikan Marie yang nampak jelas sangat menikmati aksi kedua tangannya. Bak dua balon yang bebas menjadi miliknya.
Bibir mereka kembali bersatu. Menciptakan cumbuan yang lebih gila.
Lalu,
Marie mengajak Anita berdiri. Mendorongnya pada tiang pondok.
Tak ada pertanyaan. Anita diam memperhatikan wajah jelita nan menggoda Marie, yang nakal. Dan menunggu jawabannya sendiri.
Tangan lentik Marie menyapu badan si gadis lebih muda. Dia turunkan kedua lutut, meletakkan kedua tangan di celana jeans Anita.
"Aku lepas ya?!" tanya nya lirih.
Mengejutkan Anita yang belum berpengalaman. Sangat gugup. Malu. Tetapi kepala gadis itu justru menganggukkan.
Senyuman cantik menyesatkan mengembang di bibir Marie. Tangannya membuka resleting, kemudian langsung melepas semuanya. Di hadapannnya kini tersuguhkan milik Anita, memandanginya lekat tanpa terhalang apapun. Untuk pengalaman berbeda yang pertama kalinya.
Di atasnya, merah sudah pipi Anita. Menahan malu dan gugup luar biasa.
Jelas berbeda bentuk dengan milik mendiang suaminya, tapi Marie akan mencoba melakukannya seperti dulu.
"Hhaaa!" lirih Anita tersentak kaget saat lidah Marie menyentuh, bergerak meresahkan di miliknya.
Anita semakin menggila dalam gelisah nya. Menikmati jamahan Marie. Merasakan hidungnya, bibirnya, lidahnya, dan hembusan nafasnya, berada di depan ruang senggama yang tak pernah dia serahkan pada siapapun.
Marie mendongak pada Anita. "Kamu suka?"
"Ya.." jawab Anita bersama hasrat birahi yang terus bergejolak.
Dia belai wajah Marie. Tatapannya begitu dalam.
"Lagi!" ucapnya sebelum menyatukan kembali miliknya pada bibir Marie.
Gelora asmara sekaligus gejolak nafsu kian bangkit membara. Anita membawa Marie berdiri, mengganti posisi Marie bersandar pada tiang kayu itu. Setelah membuka bra nya sendiri, dia angkat pinggang Marie, menggendong nya kuat-kuat.
Sontak Marie mendesah nyaring kala miliknya bertemu milik Anita.
Anita pun turut mengeluarkan suara resahnya, menggerakkan pinggulnya, menghentak-hentak, hingga milik mereka berdua benar-benar bersatu.
Marie kurang nyaman terhentak-hentak di tiang kecil kayu itu, namun itu tak cukup untuk membuatnya menyerah menikmati sensasi yang diciptakan Anita. Apalagi di sekeliling ini adalah alam terbuka yang sangat indah, disertai rintik hujan yang menambah sensasi menjadi lebih mengesankan.
Hah hah hah
Anita beristirahat, mengatur nafas yang kacau.
Badan panas. Berpeluh banyak. Basah, lengket. Tapi tak mengganggu semangat keduanya.
"Kamu luar biasa!" ucap Marie memuji.
Pipi Anita merona tersipu malu.
Mendapat cumbuan bibir Marie lagi, gairah nya kembali bergejolak. Dia tidurkan Marie di bawah, mengungkungnya bersama cumbuan bibir pada tubuh Marie. Berawal dari leher, dada, sampai kaki polos Marie.
Dada Marie kembang kempis oleh gemuruh nafsu yang luar biasa. Miliknya telah basah sedari tadi.
Kemudian, dia rasakan jemari Anita mulai menjamah gerbang miliknya, menggodanya sampai tak tahan meluapkan nikmatnya lewat desahan. Dan berurai air mata.
"Masuk?" tanya Anita polos.
"Masukkan! Please.."
Mendengar Marie meminta dengan wajah pasrahnya, ego Anita tertantang. Bukannya memasukkan jarinya. Dia turunkan kepala. Menggoda ruang senggama Marie dengan lidahnya.
Lemas. Marie menggelinjang. Tampak seperti mangsa yang sangat pasrah.
Dan hujan masih mengguyur basah bumi. Meredam suara-suara gelisah nikmat milik mereka berdua yang memadu kasih dari sepi nya situ Patenggang.
Setelah sekian lama tak tersentuh, bergetar hati Marie kala dua jari Anita masuk ke dalam ruang milik nya.
Selagi bergerak, Anita kecupi bahu Marie yang terus terhentak maju mundur olehnya.
"Anitaah..." rintih Marie saat jari Anita yang masuk bertambah.
Gerakan semakin bernafsu.
Gila sekali rasanya. Seolah pertama kali ini dia bercinta.
Di tengah gejolak yang kacau semakin diburu gairah, Anita tidak tahan lagi untuk menyampaikan isi hati yang terus dia pendam hingga jatuh bangun ini. Di telinga Marie dia mengucapkan, "Aku mencintai mu,"
Melegakan hati yang telah berkurang beban. Sampai tak terasa air matanya berlinang.
Sementara Marie masih merintih, mendesah dalam getaran asmara.
"Aku juga," balasnya. Lalu menyatukan kembali bibir mereka berdua.
Dan gejolak gairah masih membara di tengah dinginnya hawa hujan, diiringi suara guntur yang sesekali berbunyi ikut meramaikan suasana.
Sampai tak terasa hujan mulai mereda, kegiatan panas mereka pun selesai. Anita mengistirahatkan diri di dada Marie. Mendengarkan irama detak jantung yang amat menenangkan.
😬🙈
Oh my god. Astagaaaaa
Mohon maaf, saya menulisnya dengan malu sendiri, salting sendiri. Ragu dan bingung buat mau menulis part scene ini apa enggak ya.
🙉 Tapi.. ah, ya sudahlah.. biar nambah flow cerita nya. Xixixi. Kalian gak ada yg dibawah 18 tahun kan? 🤭
Ayo lanjut, guys
🤗