" begini ya kalian sekarang, lupain aku?"
.
.
.
.
.
.
Semua tertawa dengan celotehan tiba-tiba Zoe yang terkesan imut itu,
" Kenapa kamu sangat imut, Ariel?!!"
Gemas Pietra
" Hehe, terima kasih " Jawab Zoe
" Mari bahas rencana untuk keluar dari sini, aku yakin Nyonya Bell akan mencari kita bersama Abi dan Ple" Ucap Zoe mulai serius,
" Ya~" Pietra dan Catherina menjawab serempak, yang lain mengangguk.
" Ada saran..?" Tanya Kris
" Bagaimana kalau begini.."
Suara Bot terdengar, semua mendengarkan dengan seksama.
°°°
Netra merah menyala itupun mulai terbuka, seseorang disampingnya bergerak siaga namun penasaran.
" Kepala Akademi?" Beo pria bernetra merah itu, sedikit linglung.
" Nah, Victor, bagaimana perasaanmu kali ini?" Tanya Bell kepada pria yang ternyata adalah Victor.
Victor melenguh, memegang kepala nya yang pusing.
" Lumayan, apa yang terjadi? Aku ingat saat itu aku kurang waspada dan kepala ku terbentur, lalu, apa terjadi hal-hal mengkhawatirkan saat aku pingsan?" Tanya Victor serius,
Bell malah bertepuk tangan, dengan wajah kagum nya.
" Wah, kamu berbicara 19 kata, itu hal yang langka "
Victor mendecih,
" Sial, ini serius "
Bell terkekeh, mengangkat tangan menyerah, " maaf, maaf, bercandaa, hehe"
Wajahnya mendadak serius,
" Keadaan mu tadi parah sekali, bocah. Hydra mengambil alih, dan kau ku rantai di sana " menunjuk tempat Victor dirantai tadi,
Victor menghela nafas kasar,
" Lalu?"
Bell menjitak Victor gemas,
" Lalu, lalu apa heh? Bilang mudah bangettt, jika kau tau saja hewan tengik di tubuh mu itu tadi meludahi ku jugaaaa, aku tandai wajah mereka!"
Victor lagi dan lagi menghela nafas, keadaan sekitar cukup lenggang, dan hanya beberapa orang yang lalu lalang. Masih ditempat yang sama, di posko darurat.
" Lalu bagaimana dengan yang lain? Istriku? Baginda Raja?" Tanya Victor
Kali ini, Bell yang menghela nafas,
" Aku akan bertanya dulu "
Alis Victor terangkat, bisa-bisa nya saat keadaan di luar tengah kacau balau, Kepala Akademi ini masih sempat-sempatnya bertanya padanya dengan santai begini. Oh ayolah~
" Jika Raja dan Istrimu tengah bahaya, siapa yang akan kamu selamatkan lebih dulu?" Tanya Bell
" Tentu saja, Istri ku lah " Jawab Victor percaya diri
" Oh oke, lalu sebagai satu-satunya pengawal raja di acara saat ini, kamu memiliki tanggung jawab untuk melindungi nya saat bahaya, harusnya berarti kamu kesana kan?" Tanya Bell lagi
" Ya nggak lah, darimana kau tau jika yang bertugas mengawal raja hanya aku?" Tanya Victor heran
Bell terdiam, iya juga ya,
Sumpah ia malu banget, sangking kacau nya pikiran nya, ia sampai nggak 'ngeh' tentang laporan kurang benar itu.
Ia berdehem,
" Okey, kau bersiap bocah. Kita akan menyelamatkan istrimu dan teman-teman nya"
" Untuk apa bersiap? Kita berangkat sekarang saja!" Victor hendak berdiri, tangan nya dicekal Bell.
" Aku tahu kau bodoh dan buta tentang cinta, tapi lihat situasi juga dong " Ucap Bell serius
"Sial!"
V
ictor mengalihkan pandangan, jengkel.
" Eh, Tuan Duke, anda sudah bangun?" Tanya seorang pria dengan surai merah khasnya,
" Jika belum, siapa yang didepan mu itu Brayn?" Kekeh Bell
Victor mendengus, tatapannya melihat Purple. Kemudian menyeringai, membuat bulu kuduk Purple meremang.
" Jangan begitu dengan nya, Victor. Purple jangan dibawa hati, Victor hanya cemburu " nasehat Bell
" Hn " lagi dan lagi, dia mendengus
" Oke semuanya, kita sudah berkumpul " Ucap Bell serius,
" Khai, Nyonya?" Tanya Brayn
" Dia sudah ku suruh untuk melakukan suatu hal, kita akan melakukan ini tanpa dia " Jelas Bell
Semuanya mengangguk,
" Nah, dengarkan rencana ku, kita akan menyusup "
" Menyusup? Menyusup kemana?" Tanya Brayn
" Benar, kenapa kita tidak langsung serang saja?" Tanya Purple
" Kita tak akan bisa, sekutu nya ribuan dari berbagai kerajaan " bukan Bell melainkan Victor,
Bell mengangguk,
" Benar, karena kita akan menyusup ke-"
" Menara sihir"
°°°
Disisi lain,
Seorang pria dengan surai hijau tengah melesat dengan cepat melewati pohon yang satu dengan pohon yang lain.
Dia adalah Khaizure.
Khai diutus oleh Nyonya Bell alias Kepala Akademi untuk menyelamatkan Abigail yang katanya tengah terdesak.
Dia pergi melesat ke sebuah kuil ditengah hutan, tadi Abi memberikan titik koordinat nya disana.
Memandang para ' manusia gila' yang terlihat berjalan ke arah selatan seperti ada yang mengomando mereka. Ia tersadar, bagaimana nasib Abi.
Sesampainya disana, ia membeku. Keadaan kuil hancur lebur, hanya tersisa reruntuhan-reruntuhan yang berserakan dimana-mana. Bahkan ' manusia buruk rupa ' itu pun tidak ada disekitar sini.
" Abigail, Abi!" Panggil Khai dengan suara sedang, ia tak mau mengambil resiko jika yang datang bukanlah Abi.
" Hei! Khai?" Teriakan terdengar dari arah selatan tempat ia berdiri, ia segera menyusul suara itu.
Ia berlari ke arah sana, " Abi! Wah, kau baik-baik saja? Bagaimana bisa kamu terkubur di dalam sana?" Kaget Khai
Bagaimana tidak terkejut, Abi dalam keadaan terkubur reruntuhan sekujur tubuhnya dan menyisakan mata kanan nya yang terlihat karena disinari oleh cahaya matahari.
" Tidak ada banyak waktu, keluarkan aku dari sini heh!" Suara itu terdengar judes dan cuek,
" Iya iya, jika Lene tau kau seperti ini, bisa jadi dia akan menangis darah " ungkap Khai
" Sulur-sulur tanaman!"
Tanaman rambat keluar dari tanah dan mengeluarkan Abi dari sana, tubuhnya penuh bercak darah, dahi dan pipi kirinya juga terluka.
" Terima kasih, kawan" Ujar Abigail
" Ya, sama-sama "
" Hei, bagaimana ceritanya kau bisa terkubur disana?" Tanya Khai
" Aku akan menceritakan nya sambil jalan, ayo jalan!" Ucap Abigail
" Kita akan kemana?" Tanya Khai
" Ke pusat kerajaan Glasses " Jawab Abigail,
" Lebih tepatnya kita akan berkumpul di Kuil Keabadian " Jelas Abigail
Khai hanya mengangguk,
" Aku juga mendapat pesan dari Nyonya, jika mereka tengah berusaha meloloskan diri dari menara sihir "
" Dan kita langsung pergi kesana " Jelas Abi
" Tapi, menurut pengamatan ku, mereka semua pergi ke Kerajaan Glasses, seperti ada yang mengomando mereka untuk kesana " Ucap Khai
" Eh, benar juga ya. Kalau kita kesana, sekali ' ngap' ' ngep' dong " ucap Abi
" Hahahaha benar benar, kita melakukan kesalahan sekali saja, kita akan langsung mati karena manusia gila' itu berkumpul menjadi satu disana " Ucap Khai
Seekor burung terbang mendarat kearah mereka, dengan tali hijau yang terikat di kaki nya. Keduanya saling pandang,
To. Gail.
Semakin lama, Victor menjadi aneh. Sepertinya Hydra berhasil menguasai tubuh nya, aku harap kau kemari, ke arah Barat daya dari menara sihir, dia akan sepenuhnya dikuasi Hydra.
Karena kita akan mulai masuk konflik sesungguhnya, berhati-hatilah, adik.
From: Bell
Khai menatap Abi,
" Berarti, ayo kesana!" Ucap Khai lalu pergi ke pohon satu ke pohon lainnya lebih dulu.
" Sial. Aku harap semuanya akan berakhir baik "
_____________________
A/n :
Assalamu'alaikum semua!
Bagaimana kabar kalian semua? Hari ini, Blue menyempatkan untuk membuat cerita ini sebelum berangkat lagi. Sedang dalam mode Writer Block nih semuanya, bingung mau melanjutkan bagaimana padahal blue udah nulis semua alurnya hingga selesai.
Boleh minta saran nya?
Terima kasih dan maaf,
Salam sehangat pelukan Zoe bagi kita semua
Wassalamu'alaikum🤗🤗🤗