『 Keesokan harinya 』
Saat ini para genin sedang berkumpul di depan Kantor Kepolisian Konoha. Karena geng Byakuya sukit ditangkap dan para polisi kewalahan dan kesusahan menangkap mereka, pihak kepolisian meminta bantuan pada seluruh genin untuk membantu mereka menangkap mereka, lebih tepatnya melapor pada ninja tingkat Chunin dan yang lebih tinggi. Para genin tidak diizinkan dalam pertarungan itu.
Tapi ada satu genin yang tidak ikut berkumpul seperti semua temannya.
Grookkhh
Zzz....
Suara dengkuran tidur menggema di Pusat Penelitian Ninjutsu, Haruko dan Daichi masih menjalankan misi mereka membantu Katasuke membuat alat sains ninja. Haruko berangkat pagi hari sekali, sehingga dia tidak tahu kalau para genin hari ini berkumpul di depan kantor Kepolisian Konoha. Mereka beristirahat sejenak setelah mendata ninjutsu-ninjutsu.
Haruko kelaparan karena tidak makan dulu di rumahnya, Katasuke bilang mereka punya ramen tapi Haruko ingin makanan lain. Daichi menawarkan Takoyaki dan diiyakan oleh Haruko, lalu Daichi berinisiatif membelikan Takoyaki untuk Haruko. Sambil menunggu Daichi kembali membawakan makanan, Haruko menggunakan kesempatan itu untuk tidur di tempat istirahat yang disediakan Katasuke untuk mereka.
"Haruko, ini Takoyaki mu" ucap Daichi yang sudah kembali dengan tiga kotak Takoyaki dan dua gelas minuman, namun ia terhenti karena melihat Haruko yang tengah tertidur. Dia tersenyum dan perlahan mendekatinya. Daichi duduk di samping Haruko dan meletakkan Takoyaki yang ia bawa di meja, lalu ia menopang dagunya dan menatap lekat-lekat Haruko yang sedang tertidur.
"Sepertinya dia belum terbiasa dengan pekerjaannya sebagai ninja" ucap Daichi. Saat dia tengah asik menatap Haruko, suara berita dari televisi yang sudah dinyalakan dari tadi membuatnya mengalihkan pandangan.
"Selanjutnya, berita mengenai Geng Byakuya yang baru-baru ini membuat kekacauan di desa. Mereka telah kabur dengan tangkapan yang besar saat ini. Geng Byakuya mencuri barang-barang seperti emas dan perhiasan, dari orang kaya lalu menjual nya dan akhirnya membagikan hasil dari penjualan itu pada orang miskin di daerah terpencil. Mereka menyebut diri mereka sebagai pencuri mulia." ucap seorang pembawa berita yang berada distudio.
Lalu seorang reporter yang berada di luar studio mendatangi desa terpencil itu. "Kami kekurangan air, dan terimakasih kepada geng Byakuya, hal itu sudah terselesaikan. Kami sungguh sangat bersyukur" "Mereka adalah penyelamat kami" ucap warga yang diwawancarai oleh reporter itu.
Lalu scene kembali ke studio. "Di dalam negara api juga, ada semakin banyak orang yang mendukung Geng Byakuya." ucap pembawa berita laki-laki. "Ini mungkin indikasi dari ketidakpuasan yang tumbuh di negara ini." ucap reporter wanita.
Mata Daichi menyipit menatap berita di televisi. "Hal ini hampir sama seperti misi pertama yang kami jalani, tapi entah kenapa perasaan ku tidak enak tentang hal ini." gumam Daichi menganalisa.
Daichi lalu kembali menatap Haruko, dia berusaha membangunkan Haruko dengan lembut agar dia tidak kena amuk karena menggangu tidurnya. Daichi menepuk-nepuk bahu Haruko dengan pelan. "Haruko bangun, Takoyaki nya sudah mulai dingin." ucap Daichi pelan.
Haruko membuka matanya dan perlahan bangun dengan nyawa yang setengah terkumpul. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali melihat sekitar. Daichi lalu menyodorkan Takoyaki yang dia beli tadi pada Haruko, Haruko langsung menyambar makanan itu karena dia benar-benar kelaparan.
Daichi terpaku melihat Haruko yang memakan Takoyaki dengan rakus.
"Kau tidak perlu makan dengan terburu-buru seperti itu, lagipula waktu istirahat yang diberikan paman Katasuke masih lama." ucap Daichi
"Aku kelapar-" Haruko berkata dengan mulut yang penuh dengan makanan, Daichi lalu membekap mulut Haruko sehingga memotong perkataan Haruko.
"Telan dulu makanannya baru bicara" ucap Daichi memberitahu. Haruko menurut dan menelan makanan yang ngantri di mulutnya.
"Aku kelaparan karena tadi tidak sarapan dulu di rumah. Ini gara-gara kau yang mengajak ku untuk ke sini subuh-subuh" sebal Haruko menatap Daichi sinis.
Daichi menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tertawa pelan. "Ahahaha... maaf, ku kira kau sudah biasa bangun pagi sekali" ucap Daichi. Dia lalu mendekatkan wajahnya ke Haruko dan tersenyum simpul. "Kau bisa memukulku jika kau kesal" ucap Daichi.
Haruko mengerutkan keningnya dan sedikit mundur. "Aku bertanya-tanya, kenapa kau sangat suka menawarkan diri untuk menjadi samsak tinju ku? Memangnya kau tidak sakit?" tanya Haruko. Daichi terdiam akan pertanyaan Haruko
"Tidak sama sekali. Sejak aku kecil, mungkin sekitar umur 8 tahun ketika badanku mendapat luka atau cedera saat itulah aku merasa senang dan puas, aku mencoba menyakiti diriku sendiri dengan cara apapun tanpa membahayakan nyawaku" ucap Daichi membuka jaket hitamnya yang berlengan panjang dan menyisakan kaus merah polos. Karena kaus yang dia pakai berlengan pendek, membuat beberapa luka yang berada di tangannya terlihat. Mulai dari luka sayatan, tembakan, cakaran dan gigitan.
Haruko melongo melihat tangan Daichi yang penuh dengan bekas luka. Dia bergidik ngeri sekaligus takjub tidak menyangka kalau rekan satu tim nya ini punya kelainan. "Wahh keren seperti tato saja" gumam Haruko
"Bekas lukanya bukan hanya di tangan tapi hampir seluruh badan, mau lihat?" tanya Daichi.
"Mau--" seru Haruko tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya mengganti jawaban.
Daichi terkekeh. "Saat ayah dan ibu melihatku melukai diri sendiri, mereka benar-benar terkejut. Mereka menatap ku seperti monster yang mengerikan, bukan hanya orangtuaku tapi seluruh warga desa juga. Mereka takut pada bekas luka yang ada pada tubuhku ini." jelas Daichi
"Seluruh warga desa? Sepertinya kau bukan berasal dari Desa Konoha ya?" tanya Haruko.
Daichi menggeleng sebagai jawaban. "Aku berasal dari Desa Yume yang berada tidak jauh dari desa Konoha, mungkin kalau tidak salah lumayan dekat dengan desa Taki" jawab Daichi.
Haruko ber oh ria. "Lanjutkan..."
"Saat aku sedang berada di titik terendah ku, aku berusaha untuk bvnvh diri dengan terjun menenggelamkan diriku di aliran sungai yang deras. Saat aku terjun aku menutup mataku, aku kira aku sudah berada di dunia yang dimana anu bisa tenang, tapi aku salah. Tuan Hokage ketujuh yang saat itu belum di lantik menjadi hokage, menyelamatkanku dari derasnya aliran sungai yang bisa membuatku meregang nyawa. Dia memberitahu bahwa bekas luka yang ku punya itu keren, sama seperti kau tadi..." jelas Daichi memandang Haruko yang
"Dia bilang apa aku tertarik untuk menjadi ninja, waktu itu aku tidak terlalu memikirkan bagaimana kehidupanku kedepannya. Tuan Hokage bilang agar aku mencobanya dulu, dan dia membawaku ke desa Konoha. Awalnya dia ingin aku untuk tinggal di rumahnya, tapi aku menolak dan aku bilang ingin mempelajari ninjutsu secepatnya. Dia membawaku ke asrama Ninja, yang dimana setiap hari kami berlatih ninjutsu, taijutsu, genjutsu, pengendalian chakra dan beberapa jutsu lainnya. Latihannya sangat keras hingga semua sarapan yang ku makan kel-" saat Daichi menjelaskan kalau dia selalu muntah saya pelatihan, Haruko yang sedang memakan Takoyaki membekap mulutnya.
Daichi yang menyadari itu meminta maaf padanya. "Oh? Maafkan aku, mungkin kau mengerti tanpa aku menjelaskan" ucap Daichi memberikan minuman pada Haruko.
Haruko menerima minuman itu dan membukanya. "Maaf aku menyela ceritamu" ucap Haruko.
"Tidak apa-apa, lagipula itu sudah selesai. Justru aku yang minta maaf karena aku tiba-tiba menceritakan masa laluku padamu." ucap Daichi
Haruko yang sedang meneguk minuman menatap Daichi kasihan. "Tidak, kau tidak perlu minta maaf. Kita tidak terlalu dekat satu sama lain jadi berkat kau bercerita tadi, aku jadi tahu kalau kau memiliki masa lalu yang berat." ucap Haruko
Setelah itu mereka berdua terdiam tidak ada yang membuka suara, Daichi lalu menyadari sesuatu. Dia melihat ke arah jam kalau waktu istirahat mereka hampir habis. "Waktu istirahat hampir selesai, cepat habiskan makananmu lalu kita kembali membantu Katasuke-san" ucap Daichi
Haruko cemberut tidak senang, ia menghela nafas panjang. "Padahal aku ingin beristirahat lebih lama lagi" keluh Haruko memakan Takoyaki nya.
Setelah itu mereka melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka berada di Lab Katasuke hingga sore hari, tidak terasa hari menjelang sore Haruko dan Daichi pulang untuk beristirahat. "Hahh.... sampai kapan kita berada di tempat ituu..." keluh Haruko menghela nafas lesu.
"Mungkin... sekitar dua hari lagi kita membantu Katasuke-san dalam penelitiannya, lagipula bukannya kau suka dengan misi yang tidak terlalu mengeluarkan energi?" ucap Daichi
"Memang benar, tapi kalau seharian hanya diam saja sambil berpikir, lama-kelamaan jadi membosankan. Aku butuh peregangan" ucap Haruko
Daichi terkekeh. "Ya kau benar, tapi mau bagaimanapun kita harus menuntaskan misi ini. Bersabarlah hanya dua hari lagi." ucap Daichi memenangkan Haruko. Haruko berjalan dengan lesu dan wajah yang kusut lalu saat mereka sedang berjalan menuju rumah masing-masing, seseorang berteriak.
"Oi! Haruko! Daichi!" teriak Boruto membuat Haruko dan Daichi memberhentikan langkah mereka. Mereka berdua berbalik mendapat Boruto yang berlari ke arah mereka.
"Saat pagi tadi kenapa kalian tidak ikut berkumpul di kantor polisi?!" protes Boruto
Haruko memiringkan kepalanya. "Kantor polisi? Memangnya untuk apa, aku tidak berbuat kejahatan" jawab Haruko watados
"Oh? Maksudmu yang meminta para genin untuk melaporkan pada Chunin dan tingkat di atasnya jika melihat geng Byakuya?" ucap Daichi
"Iya, saat pagi hari aku ingin mengajak Haruko tapi dia sudah tidak di kamarnya" jawab Boruto
"Mau bagaimana lagi, kami harus ke tempat Katasuke-san pagi-pagi sekali. Walaupun misi kami hanya meneliti tapi ini juga penting" ucap Daichi diangguki oleh Haruko.
"Enak sekali misi kalian ini" cibir Boruto. Dia lalu melipat kedua tangannya di belakang kepala dan berjalan santai melewati dua orang itu. "Baiklah, ayo cepat pulang Haruko, ibu bisa marah jika kita pulang terlambat" ucap Boruto
Haruko lalu menyusul kembarannya. "Baiklah aku pulang dulu, dadahh" ucap Haruko melambaikan tangannya pada Daichi.
Setelah Haruko dan Boruto sampai rumah mereka lalu makan bersama Hinata dan Himawari. "Ibu, apakah geng Byakuya itu baik atau mereka jahat?" tanya Himawari membuat Boruto tertegun.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Hinata pada anak bungsunya
"Aku melihat di televisi kalau geng itu memberi uang pada orang yang membutuhkan. Dan orang seperti itu adalah pencuri yang mulia dan seharusnya diberikan pujian" Benar Himawari
Hinata kebingungan menjawab ucapan Himawari. "Ituu..."
"Tidak ada yang namanya pencuri baik -dattebassa" ucap Boruto. Dia mencengkram sumpitnya erat. "Membantu orang yang lemah memang bagus, itu hanya cara mereka melakukannya. Menyakiti orang lain dalam proses itu salah." ucap Boruto memakan makanannya dengan lahap
"Begitu ya, benar juga" setelah mendengar ucapan kakaknya Himawari tersenyum ceria. Hinata dan Haruko tersenyum mendengar itu.
"Tapi ayah adalah akar dari semua ini, karena dia tidak efektif" ucap Boruto yang terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan menyumpit nasi di mangkuk yang dia pegang ke dalam mulutnya.
"Itu kan tugas Hokage untuk membantu orang yang sedang dalam kesulitan" kesal Boruto
Haruko sweatdrop melihat kembaran nya yang mengalahkan Naruto. "Kenapa malah tiba-tiba menyalahkan ayah?" ucap Haruko
"Tidak semuanya bisa diatasi dengan mudah. Ada masalah yang hanya bisa diselesaikan sedikit demi sedikit, sering waktu" jawab Hinata
"Ayah melakukan yang terbaik, kan?" tanya Himawari
"Iya, itu benar" jawab Hinata
"Aku sudah mengetahui hal itu! Bagaimanapun, aku tidak mendukung geng Byakuya! Aku percaya membantu orang secara adil dan secara terbuka -dattebassa!" kesal nya. Haruko cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan kembarannya itu.
•
•
•
Pada esok harinya seperti biasa Daichi dan Haruko pergi ke Pusat Penelitian Ninjutsu. Hari ini mereka mengamati setiap bagian dari Dora-chan. Kemarin robot itu rusak dan hari ini diperbaiki sekaligus mereka akan mengupdate sistemnya sehingga menjadi robot asisten yang sempurna. Padahal mah kan di dunia ini tidak ada sempurna:(
"Mataku bisa-bisa jadi rabun kalau begini" ucap Haruko yang menatap layar monitor dengan kecerahan layar yang maksimal, ia tidak berkedip karena harus memperhatikan detail-detail dari Dora. Mereka menggunakan kamera zoom super sambil menggerakkan ke beberapa bagian robot. Kenapa tidak pakai Byakugan? Ia sihh memang gampang nya begitu, tapi saat dicoba Haruko tidak melihat sesuatu dari Dora itu, maklum Byakugan lite. Byakugan Haruko keknya harus di update juga dehh.
"Tidak apa-apa, aku bisa mendonorkan mataku untukmu" ucap Daichi yang menggegerkan kamera ke bagian yang lain. Dia menggeserkan kamera ke bagian yang rusak dan sudah ditandai Katasuke kalau diamati apa yang salah oleh Haruko."Nahh, sudah! Kau bisa berkedip sekarang"
Ucapan Daichi yang bilang kalau Haruko sudah bisa berkedip seperti Harta Karun bagi Haruko. Dia mengedipkan matanya beberapa kali dan menjauh dari layar monitor. "Memangnya mengupdate sistem robot seperti ini ya? Menyusahkan sekali" gerutu Haruko.
Daichi terdiam. "Sejujurnya aku juga tidak tahu, Katasuke-san juga tidak memberitahuku caranya" ucap Daichi
Ctakk
Muncul perempatan imajiner di dahi Haruko. "Kalau begitu yang dari tadi aku lakukan sia-sia dongg?!" kesalnya
Daichi tersenyum watados. "Tidak semuanya" ucapnya. Wajah Haruko langsung masam menatap Daichi malas, dia menghela nafas panjang. Dia lalu berlalu pergi keluar ruangan dan membuka pintu.
"Mau kemana?" tanya Daichi
"Menemui Paman Katasuke, aku ingin makan ramen" jawab Haruko menutup pintu nya.
Saat Haruko berada di tempat Katasuke bekerja dia melihat Katasuke yang mengotak-atik komputer nya dan Boruto yang sedang asyik dengan setumpuk game milik Katasuke. "Kau datang ke sini hanya untuk meminjam game?" tanya Haruko bersedekap. Boruto yang sedang senang karena mendapat game edisi terbatas dari Katasuke melihat ke arah Haruko yang sedang melihatnya dari pintu masuk.
"Game milik paman Katasuke adalah versi edisi terbatas dan langka!! Kau juga menyukai Kagemasa bukan?! Lihat ini!" seru Boruto menunjukkan cover gamenya.
Mata Haruko melotot dan berbinar melihat game yang bercover Kagemasa itu. Dia lalu menerjang Boruto dan merebut semua game yang sedang di pegang Boruto. "Wahhh!! Kagemasaa!! Aku mau potonya saja boleh tidakk?! Boleh yaa bolehh!!" histeris Haruko.
Boruto yang tersenggol oleh Haruko terjatuh dari kursi dan mencium lantai. Dia lalu bangkit dan menatap kembarannya kesal. Haruko lalu berusaha melepas foto yang ada dalam game itu, tapi di hentikan oleh Boruto. "Hei! Apa yang kau lakukan -dattebassa! Kau merusak gamenya!!" seru Boruto menghentikan Haruko yang hendak melepas foto dari gamenya.
"Aku hanya ingin fotonya sajaa..." rengek Haruko melepaskan pegangannya dari game itu.
Boruto berhasil mengamankan dan merebut game itu dari Haruko. "Kalau begitu mainkan saja game-nya. Main ini setelah aku" ucap nya.
Haruko menghela nafas. "Kau main saja sendiri, aku makan ramen." ucap Haruko melenggang pergi meninggalkan ruangan itu. "Paman Katasuke aku mau ramen ya? Dimana ramennya?!" tanya Haruko.
"Silahkan saja, ada di laci paling atas di dapur" jawab Katasuke yang masih sibuk dengan komputer nya
"Okke~"
Haruko pergi ke dapur dan membuka laci yang tadi disebutkan Katasuke. Dia menemukan stok ramen yang lumayan banyak. "Mereka mabuk ramen sambil meneliti? Hebat sekali" monolog Haruko. Dia mengambil dua cup ramen dan menyeduhnya lalu kembali ketempat dia dan Daichi tadi.
Daichi yang tengah berkutat dengan robot Dorayaki itu mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dia melihat Haruko masuk dengan membawa dua cup ramen, lalu Haruko memberikan satu cup ramen pada Daichi. "Nih" ucap Haruko
Daichi kebingungan, dia rasa sepertinya dia tidak menitip ramen pada Haruko. "Aku inisiatif saja, kalau tidak mau ya ku makan" ucap Haruko.
Daichi terkekeh ia menerima cup ramen yang disodorkan Haruko. "Ku kira kau akan memakan keduanya"
"Ya memang begitu, aku menawarkan padamu hanya basa-basi saja" ucap Haruko mengaduk-aduk ramennya dan mulai memakannya.
"Kalau begitu ramennya satukan saja, agar terlihat banyak" ucap Daichi
Haruko yang tengah mengunyah ramen terdiam tidak mengerti. "Mangsud nya?" tanya Haruko. Daichi tersenyum lalu dia menunjuk mangkuk kosong di meja tempat duduk mereka.
"Kita tuangkan ramen kita pada mangkuk ini dan makan bersama, tenang saja aku tidak makan banyak kok" jawab Daichi. Haruko terdiam memikirkan hutang//plak gg.
"Baiklah, good idea" ucap Haruko menuangkan ramennya ke mangkuk yang di tunjuk Daichi tadi, dan Daichi juga ikut menuangkan ramennya. Haruko lanjut mangan sambil berceloteh tentang pekerjaan mereka di sini, Daichi mendengarkan dengan seksama sembari memakan ramennya. Dia juga kadang mengangguk menanggapi cerita Haruko dan kadang dengan tanggapan lain. Tidak terasa mereka memakan ramen sambil bercerita hingga matahari sudah tidak memunculkan dirinya lagi, mereka lalu membereskan bekas ramen dan peralatan yang tadi mereka pakai.
『 Keesokan harinya 』
Seperti biasa pagi hari sekali Haruko sudah berangkat ke tempat Katasuke. Untuk seorang yang mageran sepertinya Haruko ini sebuah pencapaian besar. 'Aku bangga pada diriku' itu lah kata hatinya. Mereka melanjutkan mengupdate sistem robot Dorayaki yang kemarin baru setengah, hari ini mereka dibantu beberapa rekan Katasuke, Namanya Takagi, jadi mereka tidak sesat dan tak tahu arah jalan pulang aku tanpa mu kutilan debuu~....
Eaa
Mereka yang awalnya hanya ingin mengupdate sistem nya saja berkat adanya bantuan dari sepuh mereka juga mengupdate penampilan robotnya dengan lebih gemoy lagi. Robot yang dulu bertangan dan kaki lumayan panjang sekarang di update menjadi memiliki tangan pendek yang bisa memanjang, suara yang awalnya robotable menjadi shota-able. Ughghhhh Shota gak tuhh!!
Pokoknya di update segemoy mungkin lebih aesthetic ala pinterest dari sebelumnya. Setelah cukup lama mengerjakan robot itu mereka beristirahat sejenak, Haruko memakan onigiri dan Ocha dari Daichi yang dia bawa dari rumahnya. Saat tengah bersantai Tuan Takagi lalu menyalahkan televisi dan terlihat di sana berita tentang para warga yang protes terhadap perusahaan Kaminarimon.