Neta

By nyaiitari

958K 5.3K 513

Beberapa fantasi serta hal-hal liar dari Neta. Cukup nikmati, jika bukan seleramu tinggalkan saja. Tidak perl... More

01.
02.
03.
05.
06.
07.
08.
09.

04.

140K 815 132
By nyaiitari

Rengkuh Malam yang Terlarang

Seperti biasa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar.

Siapa nih yang penasaran sama awal hubungan Dewan dan Neta? Gimana awalnya Neta jadi gadis binal? Dan yang minta Neta dientod seharian Nyai jadikan satu. Biar puas yang baca kali ini, dijamin buat becek parah. Jangan lupa colmek sayang-sayangku💋

Ini Chapter terpanjang dari sebelumnya!

oOo

Pagi ini hari yang cukup baik, iya sekolah Neta sedang berlibur. Bukannya terbangun kesiangan, ia malah terbangun cukup pagi sekitar pukul 6 pagi. Tak banyak hal yang ia lakukan hanya berbaring di tempat tidurnya dengan bermain handphone. Membaca beberapa cerita dari sebuah aplikasi Wattpad.

Ia menggemari beberapa cerita dengan genre fantasi, romance. Itu awalnya saja, sekarang berbeda. Ia jadi teringat bagaimana awalnya mengenal hal-hal yang tak seharusnya ia pahami di usia yang bisa dibilang "belum waktunya."

Awalnya ia tak sengaja menemukan beberapa cerita dewasa, yang membuatnya penasaran dan penasaran. Ia ingin mengetahuinya lebih banyak, tak bisa memendam rasa penasaran itu lebih lama, dengan nekatnya ia mencari tahu sedikit demi sedikit melalui aplikasi pencaharian. Mengingatnya membuatnya malu saja!

Hingga ia mencoba mempraktekannya dengan meremas payudaranya itu, terasa aneh sebenarnya. Entah kenapa ia ingin merasakannya tetapi dari tangan orang lain dan ia berpura-pura memintanya dengan Ibunya.

"Mah ini dada Neta kok gatel kenapa ya? Rasanya ga nyaman!" Adunya dengan wajah yang lugunya, Ibunya hanya tahu ia gadis yang lugu saja.

Mendengar keluhan anaknya dengan sigap memberikan salep, ia mengiranya sang anak terkena gigitan semut atau nyamuk. Ia hanya memberikan saja tak menyentuhnyadan itu gagal dari rencananya. Menyebalkan sekali!

Karena rasa itu belum tuntas ia pun meminta bantuan kepada Ayahnya tanpa sepengetahuan Ibunya. Sebenarnya malu karena harus berbicara begitu kepada Ayahnya, apa lagi usianya saat itu masih 15 tahun. Tetapi ia menepis rasa malu itu, biarkan saja. Ia terlalu penasaran!

Hingga malam itu ia sedang berdua saja dengan Ayahnya di ruang tv, ia melancarkan aksinya. Ibunya? Sedang ada acara dengan teman-temannya, biasa Ibu-Ibu banyak acara.

"Pah bisa tolongin Neta ga?" Tanyanya dengan menatap Ayahnya, semoga saja ia mau meembantu menuntaskan rasa penasarannya.

"Bantu apa sayang? Ada yang susah Pr nya?" Ujarnya dengan memperhatikan Putrinya itu.

Mendengar hal itu Neta hanya menggelengkan kepalanya saja, "eng. . . Bukan itu, ini dada Neta rasanya ga enak." Jawabnya dengan lirih dan ragu, ia merasa sangat malu hey! Apa lagi Ayahnya ini menatap dengan pandangan yang intens.

"Ga enak gimana? Sesak?" Tanyanya dengan raut wajah yang panik, ia pun mendekatkan wajahnya dengan Putrinya.

"Sini Papah lihat dulu, kamu buka bajunya dulu ya!" Perintahnya yang dengan segera dituruti oleh Neta, setelahnya terlepas terpampang dengan jelas payudara sang anak, tanpa penghalang. Neta memang tak memakai BH saat malah hari, tak nyaman katanya.

Melihat payudara sang anak, Dewan hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar. Menatapnya dengan pandangan yang tertuju pada satu titik, iya pentil terlihat menggoda dan masih suci bersih. Ia tak menyangka jika Neta mempunyai payudara yang bisa dibilang lumayan besar di usia remajanya, apa karena dulu ia tak memperhatikannya?

Menatap Ayahnya yang melamun dan berdiam diri membut Neta merasa malu dan takut. Apa ia salah? Apa tindakannya ini tak disukai oleh ayahnya? Atau bagaimana? Hanya itu pertanyaan yang ada di dalam pikirannya. Menebak-nebak tanpa tahu jawabannya.

Beberapa menit kemudian, Dewan yang sudah bisa menarik dirinya dari aksi pikirannya itu pun segera menatap anaknya. "Apanya yang sakit nak? Yang kamu rasakan apa?" Dengan nada yang lembut, barangkali sakit yang dirasakan bisa menjadi parah.

"Inii. . Rasanya selalu gatal Pah, apakah ini termasuk penyakit?" Tanyanya dengan menunjukan ujung payudaranya yang kecokelatan itu.

Menatapi hal yang ditunjuk Putrinya dan mengamatinya, "maksud kamu, pentilnya terasa gatal begitu?" Apa iya anaknya ini sedang merasakan masa puber?

"Pentil? Ini namanya pentil?" Agak aneh dengan sebutan itu, ia kira namanya dada.

"Ehh. . . Iya namanya pentil." Menyadari kesalahannya itu Dewan pun hanya bisa pasrah saja. Ceroboh memang!

"Terus aku harus apa Pah supaya pentilnya ga gatal?" Dengan ragu ia menanyakan hal tersebut, nanggung juga jika ia menghentikkan hal tersebut. Sudah basah sekalian saja nyemplung!

Memandangi Ayahnya yang berdiam diri, apa Ayahnya sedang berpikir atau bagaimana? Ia merasa bingung sekali harus apa, apa langsung saja menarik Ayahnya itu? Engga, itu sedikit agresif.

Setelah berpikir cukup lama Dewan pun memberanikan menatap Putrinya, "Papah bisa bantu kalau kamu mau, ada caranya agar sembuh." Persetan dengan hubungan terlarang, ia ingin mencicipinya sedikit, ya hanya sedikit.

Masuk perangkap juga Ayahnya ini, tak sia-sia menurunkan gengsinya itu.

"Tetapi kita pindah kamar kamu dulu, biar lebih leluasa," tambahnya.

Dengan segera Neta pun menganggukan kepalanya, iya rasa memang benar apa yang dikatakan sang ayah. Merekan pun beranjak dan menuju kamar Neta.

Setelah memasuki kamar tersebut, Dewan pun menutup pintu tersebut. Menarik tangan Neta menuju tempat tidurnya, lalu mendudukannya. Ia juga duduk di sebelah sang anak, menarik pinggang Putrinya agar mengdap pada dirinya.

Neta yang merasakan pergerakan Ayahnya hanya menurut saja, sejujurnya ia merasa deg-deg an. Tetapi rasa penasarannya lebih tinggi, ia tak sabar!

"Papah mulai ya sayang?" Ujarnya dengan ragu, jika kalian ingat Neta sebelumnya sudah melepaskan bajunya di ruang Tv tadi. Iya Neta jalan menuju kamarnya tak mengenakan baju apapun, setengah telanjang! Bukan main memang.

Mengagukkan kepalanya dengan pelan, Dewan mendapati persetujuan tersebut dengan semangat merai payudara sang Anak. Lembut, kesan pertamanya. Dengan pelan ia meremasnya,

"Ahhh. . ." Desah pertama yang Dewan dengar dari Putrinya, halus sekali. Ia menyukai suara tersebut.

Melanjutkan aksinya dengan memainkan pentil Putrinya, ia cubit juga memelintirnya secara berputar. Ia mainkan kedua payudara Putrinya dengan begitu senangnya, ingin sekali ia hisap.

"Sttt. . . Ahhh. . ." Lanjutnya ketika mendapatkan serangan dari Ayahnya, itunya terasa enak. Apa tadi namanya? Emm. . . Ah iya pentil, pentilnya terasa enak! Jadi ini rasanya! Masih menikmati hal tersebut tanpa disangka . . .

Hap

Nyot Nyot Nyot

Apa itu barusan? Astaga, payudaranya dimakan oleh Ayahnya, ia terkejut bukan main. Ia tak menyangka akan hal tersebut, dan ini? Dewan mengisap pentilnya juga lidahnya berputar-putar di bagian pentilnya.

"Arghhh. . . Papahh. . . Kenapa makan pentill Netahh. . Shhh. . ." Desahnya itu membuat Dewan senang, ia tak menjawab pertanyaan Putrinya. Ia terlalu menikmati payudara yang kenyal ini, kenapa milik istrinya tak begini rasanya?

"Papahh. . . Shhh enakk. . ." Tanpa sadar ia mengakui kenyotan sang Ayah enak bukan main! Tapi memang enak kawan-kawan, sedep-sedep gitu kalau kata Neta haha. . .

Dirasa cukup, Dewan pun menghentikan aksinya dengan. . .

Plop

Ia sungguh tak tahan, ingin mencari pelepasan. Kontolnya membutuhkan sarang yang sempit, apa ia entod saja Putrinya ini? Nanggung juga jika tak menyicipinya.

Merasakan payudaranya yang tak dihisap Neta pun menatap Ayahnya, apa ia melakukan kesalahan? Atau bagaimana? Kenapa berhenti? Ia ingin lagi, lagi!

"Em. . . Kenapa berhenti Pah?" Walaupun ragu tapi ia harus menanyakannya.

"Kamu mau yang lebih enak?" Gila Dewan ini, ia terlalu mendabakan sentuhan Neta yang lebih lagi.

Meski bingung Neta hanya mengangguk saja, ia ingin merasakan apa yang katanya lebih itu. Seenak apa rasanya. Mendapatkan lampu hijau tersebut membuat Dewan senang bukan main, akhirnya memek perawan.

"Kamu buka rok kamu ya, sekalian buka celana dalamnya!" Perintahnya yang dijalankan oleh Neta. Ia juga melepaskan pakaiannya hingga menyisakan celana dalamnya saja, kenapa harus lama-lama jika ia bisa melakukannya dengan cepat?

Setelahnya ia mendorong kedua bahu Putrinya agar berbaring, "buka paha kamu sekarang." Uh ia seperti Sugar Daddy saja!

"Ini Papah mau anu-anu aku kah?" Batinnya berucap dengan penuh tanda tanya.

Takut sebenarnya, tetapi menolak pun sepertinya tak bisa. Lihat saja Ayahnya memndangi tubuhnya dengan penuh damba, apakah tubuhnya terlihat menarik? Jika iya, ia merasa senang sekali!

Dengan pelan ia membukanya dengan lebar, iya ia mengikuti cerita yang ia baca belakangan ini. Katanya harus membuka pahanya dengan lebar agar mudah.

Melihat Putrinya yang menurut membuatnya mengangguk saja, mudah sekali. Ia pun menaiki tubuh sang Putri, berhadapan langsung dengan memeknya. Lihat saja ada bulu tipis-tipisnya, ternyata Putrinya sudah ditumbuhi oleh Jembut, lucu sekali.

Mendekatkan tubuhnya dan menatapnya, lalu meniupnya dengan pelan. "Shhhh. . . . Papahhh. . ." Desisnya merasakan sejuk dibagian itunya.

Mendapatkan respine tersebut ia pun langsung melahap memek Putrinya tanpa ampun, ia lumat itilnya dengan mengemutnya. Baunya terasa menyegarkan, enak sekali rasanya!

Neta yang mendapatkan serangan itu terkejut bukan kepalang, "ARGHHHH . . . . AHHH. . . PAAPAHHH." Teriaknya dengan kencang, hey ini benaran enak rasanya enak sekali!

"Ituhhh. . . Neta kenapa dimakan Papahh. . . Shhh. . ." Desahnya lagi yang masih merem melek atas tindakan Dewan.

Mendengar hal yang kurang enak didengar ia pun menghentikan aksinya, "Memek, sebut ini memek." Ujarnya dengan menatap Putrinya diiringi tamparan kasar di memek Anaknya. Panas sekali tamparan Ayahnya, sefatal itu kah kesalahannya?

"I-iyaa memek." Agak aneh sebenarnya, terasa kotor sekali, ia hanya tahu namanya vagina. Tetapi lagi-lagi ia hanya bisa menuruti saja.

"Ini kontol, coba ulangi!" Perintahnya dengan menunjuk ke bagian alat kelaminnya. Anaknya ini harus diajarkan dulu agar saat dientod nanti rasanya mantep pol!

"Ini memek, itu kontol," ucapnya dengan menunjukan alat kelaminnya dan alat kelamin Ayahnya.

Setelah puas mendapati hal tersebut ia pun melanjutkan lagi aksinya, menjilati memek Putrinya. Ia juga tak lupa menyedot lubang tersebut dengan kerasnya, biarkan saja mendapatkan pengalaman yang bagus! Ia tak ingin pelan, harus keras!

Neta yang menerima hal tersebut bukan main rasanya, ia seperti dibawa lepas, nikmat! Hingga tak sengaja dewan yang menggigit itilnya itu . .

"Shhh. . . ARGHHH. . .Enakk. . . Mulut Paaph enakkk. . ." Memang sakit rasanya tapi ia menyukai, ntah apa alasannya. Ia juga merasa ada yang akan keluar ntah apa itu.

Merasakan memek Putrinya yang kedut-kedut Dewan pun semakin semangat menjilatinya, ia ingin melihat lendir pertamanya.

"Ahhh. . . Terushhh. . . Netaa sukkaa. . ."

"Ahh. . . Ahhh. . Ahhh. . Iyahh. . . Gitu terushh shh. . ."

"PAPAHHH. . . AHHH. . ." Desahnya yang semakin menggila, dan ya . . .

Crot Crot Crot

Semburan lendir yang memenuhi wajah Dewan, sialan sekali Putrinya ini! Menyampingkan rasa kesalnya ia pun menjilati lendir tersebut dengan rakusnya, manis! Ia menyukainya, dengan lahap ia menjilati nya tanpa sisa, kenyang juga rasanya.

Mendapatkan pelepasan pertamanya membuat Neta lega sekaligus enak. Ia merasa ngos-ngosan sekali, padahal hanya berdiam diri saja.

Dewan beranjak dan merai beberap tisu untuk membersihkan wajahnya itu, mendekati putrinya juga melepaskan celana dalamnya. Dan. . .

Twing

Astaga apa lagi itu? Kenapa panjang sekali! Seperti belalai saja, apakah itu yang disebut kontol? Apa itu nanti dimasukkan ke dalam memeknya? Pikirannya semakin menggila sekali!

Dengan segera Dewan menaiki tubuh Putrinya lagi, "suka kamu sama kontol Papah heh?" Ujarnya dengan seringainya, ia yakin Putrinya itu terpesona dengan miliknya. Lihat saja, sampai melongo begitu haha. . .

Selanjutnya dewan mendekatkan wajahnya dengan wajah sang Putri,

Cup

Bibirnya menempel dengan sempurna, melumatnya dengan perlahan tapi pasti. Kaku, Neta menggerakannya dengan kaku, mungkin saja karena ini hal pertamanya, tapi tak masalah. Menghisapnya juga menggigit bibir tersebut hingga terbuka, dengan cepat ia memasukkan lidahnya, uhh nikmat sekali.

"Shhhh. . . Ahhh. . ." Desisinya kala Dewan yang mempermainkan bibirnya, ahli sehali! Ia merasakan Dewan seperti menelusuri area giginya dengan lidahnya itu, terkadang juga membelit lidahnya, seperti mengajak menari saja!

Ini nikmat sekali, ia menyukainya.

Menurunkan kecupannya hingga mengenai leher Putrinya, kecupan ringan saja, tanpa bekas. Ia masih waras untuk tak meninggalkan jejak yang sekiranya mudah dilihat, merambat mengenai tulang selangkanya. Mendapatkan kecupan ringan tersebut hanya membuat Neta melenguh, ia remas rambut sang Ayah dengan begitu lembutnya. Nafasnya terasa naik turun dengan rasa yang bergemuruh.

Gimana sayang, basah ga memeknya?

Menuju payudara sang Putri, ia pun melahapnya disertai hisapan kecilnya. Giginya ia gunakan bermain menggigit kecil pentilnya. Bagaimana? Mantap sekali bukan!

"Arghhh. . . Shhh. . . Terushh arghh. . . Kenyotin susu nettahh. . ." Desahnya diiringi elusan dileher Ayahnya, Dewan seolah-olah ingin memberikan kesan terbaiknya untuk sang Putri. Tak ingin melepasnya dengan mudah, biarkan ia menikmatinya dengan tenang.

Dirasa cukup Dewan pun segera menyudahi hal tersebut,

Plop

Melepaskan payudara Putrinya, dengan segera ia meludahi kontolnya dan mengocoknya dengan cepat, ia sebenarnya sudah terangsang. Tetapi ia ingin lebih tegak saja, lebih keras lebih memukau bukan?

Menatap hal yang dilakukan Ayahnya, Neta hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar. Sungguh ia masih tak menyangka Ayahnya akan melakukannya dihari itu juga. Ia kira Ayahnya akan melakukan secara perlahan, seperti cerita yang ia baca kebanyakan. Ini di luar ekspetasinya!

Setelah mengeras dengan sempurnanya Dewan pun menatap Putrinya, seperti memberi aba-aba. Dilanjutkan ia arahkan kepala kontolnya menuju lubang memek Putrinya, dengan pasti ia pun menerobosnya secara langsung dan. . .

Hap

Blas!

Sempurna sekali, sekali memasukinya ia bisa langsung merobosnya, sebelumnya ia juga mendekap bibir Putrinya dengan bibirnya. Ia tak ingin mendengarkan teriakkan Putrinya. Kalian tahu? Darah perawannya mengalir dengan begitu indahnya, ia merasa beruntung.

Sekiranya sudah membuat Neta lebih nyaman ia pun menggerakannya dengan perlahan, yang semakin cepat. Melepaskan ciumannya dan fokus menggenjot memek Neta tanpa ampun, sialan ia merasakan lubang yang begitu seret, sempit!

Neta yang lagi-lagi dibuat terkejut pun membuatnya semakin pening, ia tak menyangka kontol itu memasukinya, itu menerobosnya dengan kerasnya. Memeknya terasa terbelah oleh kontol besar itu, ia ingin teriak pun tak bisa karena Ayahnya menciumnya, sialan memang!

"ARGHHH. . . PAPAHH. . . SSAKITTT. . .AHHH. . "Teriaknya kala mendapatkan kesempatan untuk berteriak, ia merasakan kontol tersebut keluar masuk dengan begitu cepatnya. Rasanya sakit!

"BANGSATT. . . MEMEK LONTEE. . . ARGHHHHH. . . SHHHH. . . GUE KONTOLIN LO LONTHE. . .SHHH. . "Desahnya saat merasakan lubang memek itu yang mengetat, kontolnya seperti dihisap oleh memek Putrinya.

"Shhhh. . . Papahh. . . Ahhh enakk. . . Terushh. . ." Racaunya yang sudah bisa menerima serangan itu, terasa nikmat juga ternyata. Milik Ayahnya begitu besar sekali, seolah-olah mengoyak memeknya.

Akhirnya, desah juga ini anak haha. . . Ia pun meremas payudara Putrinya dengan kasar, tampa ampun ia melahapnya dengan terburu-buru.

Nyot Nyot

Sedap sekali, empuk, sempurna untuk dikenyot! Neta pun tak mau kalah, ia sedikit mengerti sekarang. Ia pun meremas rambut Ayahnya sebagai pertanda ia menikmati pergerakan Dewan.

"Shhh. . . Papahh Neta mauhhh. . . Keluarh ahhh. ." Ia merasakan akan ada yang keluar dari dirinya, kalau kata cerita yang ia baca ia akan ngecrot.

Mendengar hal tersebut Dewan pun menggerakannya dengan tempo cepat, sesekali ia tampar paha Putrinya dengan keras. Telapak tangannya sampai membekas haha. . .

"AHHH. . . AHHH. . . NETAHH MAUH. . . NGECROT PAHHHH. . ." Teriaknya yang semakin menggila, Dewan pun merasakannya. Memek Putrinya terasa berkedut-kedut seolah-olah menggelitiki kontolnya, menggemaskan.

Hingga. . .

Crot Crot Crot

Slurrr

Lendirnya membasahi pangkal pahanya juga kontolnya. Tetapi ia tak berhenti, ia tetap melanjutkannya dengan tempo yang sama. Ia tak ingin Putrinya merasakan jeda pelepasannya.

Neta yang merasakan pelepasan tersebut bukannya merasa lega malah terasa terengah-engah, Ayahnya ini kenapa tak merasa kasihan dengan dirinya hey! Ini pertama kali baginya loh!

Memeknya kedut-kedut ga? Atau gatel minta dicolmekin? Sini saya jilatin haha. .

Merasakan lubang memek sang Putri terasa basah pun ia tersenyum dengan senangnya,ia belum merasa puncaknya!

"Arghhh . . . Sialan memek Lonte shhh. . ."

"SERET BANGSATT"

"Ahhh. . . Ahhh. . Ahhh. . . Papah arghhh. . ."

"Seneng kamu memeknya dientod Papah hah! Seneng?" Ujar dewan dengan menatap Putrinya yang tak berdaya itu.

"Ahhh. . . Iyahhh. . . Seneng memek Neta gatel shhh. . ."

"Entod terushh. . . Arhhh. ."

"Papahh. . . Shhhh. . . Netaa mauhh ngecrot ahhh. . ."

"Shhh. . . Memek Lonte."

Dan. . .

Crot Crot Crot

Ah. . . Ah. . .

Akhirnya mereka keluar juga, Entah Dewan menembakkan spermanya berapa kali, itu terasa memenuhi lubang memeknya. Uhh penuh sekali rasanya. Nafasnya terasa terengah-engah karena pergulatan tadi.

Masih memejamkan mata Neta merasa tubuhnya diangkat oleh Ayahnya, membuka matanya dan apa ini? Ayahnya membawa ke dalam kamar mandinya. Untuk apa? Apa Ayahnya akan membersihkan diri? Lagi-lagi ia dibuat bingung!

Ssesampainya di sana, Dewan pun segera menurunkan tubuh Putrinya mendekatkan tubuhnya dengan tubuh sang Putri dan. . .

Apa ini? Ayahnya menyalakan shower? Dan menggenjot memeknya lagi? Astaga, Dewan ini gila atau bagaimana? Ia baru saja bernafas sebentar!

Air membasahi tubuh mereka dari atas hingga bawah, terasa dingin dengan genjotan kontol Ayahnya, perpaduan yang nikmat!

"Ahhh . . . Papahh. . . Kontolin memek Neta shhh. . ." Desahnya merasakan hal nikmat tersebut, ia rasa kecanduan oleh kwgiatan tersebut.

"Apa hah? Pinter ya sekarang Lonte Papah!" Ucapnya dengan seringainya diiringin menampar payudara sang Anak, lihat saja itu memantul saking kerasnya. Biarkan saja!

"Shhh. . . Enakk. . . Memek haus kontol arghh. ."

"Terushh. . . Kontolin shhh. . . Pahh. . ."

Semakin lama air yang membasahi tubuhnya tak berasa apa-apa, tubuhnya terasa panas. Rasanya panas nikmat ahh. . .

" BANGSATT GUE TEMBAK NI MEMEK SHHH. . . "

Dan

Crot Crot Crot

Sperma lagi lagi membasahi tubuh bawah mereka, meluber hingga menetes ke lantai, bau peju.

Mengangkat tubuh Putrinya lagi dan melangkah menuju sofa di kamar tersebut, mencabut kontolnya. .

Plop

"Shhhh. . ." Perih rasanya kala kontol itu keluar dari lubangnya, ia hanya bisa pasrah dari tindakan Ayahnya. Ia terlalu lemas untuk protes.

Memerintahkan putrinya untuk menungging, mendekatinya lalu meraih pinggang Putrinya. Memasukinnya lagi,

Srett

Blash

Sialan, lubang anusnya dimasukkan oleh kontol Ayahnya, bringas sekali! Terasa sakit sekali, ia merasa kedua lubangnya perih sekali.

"ARGHHH. . . SAKITT PAHHH. . ." Teriaknya dengan genjotan Ayahnya yang memasuki lubangnya, tak ada pelan lagi!

"BANGSATTT, SERETT AHHH. . ." Uh anusnya terasa sempit sekali, dua lubang anaknya benar-benar nikmat bukan main!

Tangan sebelahnya Dewan gunakan untuk meremas payudara sang Anak juga ia lepaskan pegangan pada pinggangnya dan mengikat rambut Putrinya dengan tangannya. Menariknya keatas seperti menunggangi kuda haha. . . Lihat saja dicermin itu, Neta ceperti lonte yang sedang diperkosa, biadap sekali dirinya.

"Shhhh . . . Papahhh. . . Enakkk. . . Entot terushhh sampe pagi ahhh. . ." Gila juga gadis ini, meminta hal tersebut pada singa yang kelaparan!

"Dasar Lonte, Gue entot Lo sampe hamil haha"

"Bangsatt!"

Selanjutnya Dewan mengangkat tubuh Putrinya untuk berdiri, ia arahkan untuk menuju balkon kamarnya. Setelah sampai dipembatasnya ia pun menyodokkan kontolnya tanpa ampun.

"Lihat mereka, seneng kan kamu dientot diliatin mereka haha," ucapnya dengan menjambak rambut Neta. Ia arahkan pada segerombolan orang-orang yang ramai di jalan. Iya rumah Neta memang berdekatan jalan raya, yang otomatis jika kebetulan menengok ke atas akan melihat pergulatan mereka. Bukan main!

"Shhh. . . Netaa makin sangee. . . Arghhh. . . Entod terushh Pahhh. ." Bukannya malu Neta malah merasa adrenalinnya teruji, rasanya ia ingin membuat raut wajah semenggoda mungkin. Ia pun mainkan payudaranya dengan kencangnya, ia pelintir pentilnya dengan kerasanya. Uhhh nikmat!

Mendapati perlakuan Neta Dewan pun hanya bisa tersenyum dan semakin menggenjot kontolnya, ahh hari yang nikmat.

"Ah. . . Ah. . Kontol kontoll. . . Gedhe . . Neta sukaa. . ."

"Shhh. . . Terush entod arghh. . ."

"Bangsat lonte shhh. . ."

Dan. .

Crot Crot Crot

Semburan sperma mereka memasuki lubang anus Neta, nikmat sekali rasanya! Keduanya mengatur nafas yang naik turun tersebut dengan pelan.

"Enak kamu Papah kontolin heh?" Ujarnya dengan meremas payudara Putrinya.

"Shhh iyah enak Pah," memang enak bukan? Di entod dibeberapa tempat untuk pertama kalinya.

Setelahnya Dewan mengarahkan Neta menuju tempat tidurnya, ia ingin istirahat juga. Melepaskan kontolnya dari lubang anusnya.

Plop

Lega, tak mengganjal lagi. Ia pun membaringkan tubuhnya, nikmat sekali. Akhirnya ia bisa berbaring!

Dewan pun membaringkan tubuhnya di sebelah tubuh Putrinya, membalikkan tubuh Putrinya agar menghadapnya. Memeluknya dengan erat, ia arahkan kontolnya ke dalam lubang memek Putrinya. .

Blass

Astaga, apa ini lagi?

"Papah ga entod kamu lagi, kita istirahat. Biarkan kontol Papah di dalam sarangnya, agar tak dingin. Ia sudah merasa nyaman." Jelasnya, hangat juga kontolnya itu.

"Tapi Pah, ini ganjal banget." Ucapnya dengan nada lirih, memang tak nyaman baginya.

"NURUT SAMA PAPAH!" Bentaknya.

"Nanti juga terbiasa, sekarang tidur ya." Ucapnya dengan nada yang memelan, Neta pun menurut saja, ia merasa takut. Walaupun mengganjal tapi ia sebisa mungkin berdiam diri, memejamkan matanya. Ia merasakan payudaranya diemut oleh Ayahnya, astaga.

"Jangan dilepas sampai pagi!" Perintahnya dengan mulut yang masih menghisap pentilnya itu, Neta pun hanya bisa mengangguk dengan pasrah.

Dasar kontol!

Ya itu ingatan masa lalu Neta, uh ia jadi menginginkanya lagi!

oOo

Keriting banget ngetik chapter ini! 3000 kata lebih.

Next Chapter? 200 vote dan komentar! Tolong aktif dalam berkomentar!

Panggil saya Nyai, jangan kak apalagi thor, huh tak suka!

Gimana memeknya banjir ga?

Sebenarnya mau saya up besok tapi sayang aja kalau post besok jadi postnya sekarang. Tandain kalau ada typo!

28 November 2024
Nyai


Continue Reading

You'll Also Like

19.9M 602K 42
"Give me your hand." He ordered and i looked at him confused. He sighed before taking my left hand. I gasped when he suddenly put an engagement ring...
9.8M 658K 82
[ BOOK 1 OF AZITERA: YTHER'S QUEEN ] Consumed by avarice, the four human kingdoms-the Infernal Empire, the Kingdom of Caelum, the Kingdom of Treterra...
10.2M 523K 43
|| Featured FREE story with exclusive paid chapters - previously a paid story || When Haley discovers the truth behind Xavier, whose silence holds a...
12.3M 413K 63
Eliana Snow is a sweet, innocent young woman who's about to inherit the family fortune at age 21. Right now her parents' company, bank accounts, and...