Serendipity

By sugaamine

7.9K 1.9K 150

Venus sangat membenci sky karena sebuah kejadian di waktu sekolah menengah atas, namun sepertinya takdir berm... More

Cast.
Bab 1.
Bab 2.
Bab 3.
Bab 4.
Bab 5.
Bab 6.
Bab 7.
Bab 8.
Bab 9.
Bab 10.
Bab 11.
Bab 12.
Bab 13.
Bab 14.
Bab 15.
Bab 16.
Bab 17.
Bab 18.
Bab 19.
Bab 20.
Bab 21.
Bab 22.
Bab 23.
Bab 24.
Bab 25.
Bab 26.
Bab 27.
Bab 28.
Bab 29.
Bab 30.
Bab 32.
Bab 33.
Bab 34.

Bab 31.

133 37 5
By sugaamine

Lintang menggerutu kesal mendapatkan pesan dari pandu dengan seenaknya menyuruh dia menemui pria cool tersebut, dengan perlahan dia segera membereskan semua barang nya buat dimasukan lagi kedalam tas. Tidak lupa dia menghabiskan jus didalam gelas yg tinggal beberapa teguk lagi itu, lucky yg lainnya menatap lintang dengan perasaan yg bingung.

"Mau kemana?" Tanya lucky yg penasaran.

"Cabut dulu gue."

Lucky tidak bisa menahan lintang lagi yg sudah lebih dulu beranjak dari duduknya, pergi secepat kilat ke luar dari cafe menuju ke falkutas kedokteran. Yg aneh nya kenapa musti ke falkutas itu sedangkan setahu lintang juga pandu jurusan arsitektur kan yg tempatnya di gedung C. Tetapi apapun itu lintang harus cepat karena ini adalah soal hutang dia, hidup dan mati lintang.

Berjalan seorang diri dengan mengomel sepanjang perjalanan hingga sampailah lintang di gedung B yg mana itu sudah di falkutas kedokteran, dia mencari keberadaan pandu namun sampai lintang sampai itu wajah seorang pandu tidak terlihat. Kesal lintang semakin menjadi harusnya tadi tidak mengiyakan ajakan pandu jika dia harus menunggu seperti ini.

"Ekhem" deheman seseorang membuat lintang menoleh ke belakang.

Pandu dihadapan nya kini sedang melipat tangan nya aura kutub utara pandu kian terasa mencekam menurut lintang, lintang tersenyum seperti orang bodoh sementara pandu hanya menatap kearah lintang dengan tatapan datar.

"Mau ngomong disini apa keluar kampus" ujar pandu dengan suara yg dingin.

"Terserah kak pandu aja ngomong dimana, intinya gue minta keringanan hutang aja."

"Mau keringanan apalagi, itu solusi gue udah kasih ke lo."

"Mau berapa tahun coba gue angsur nya, kak. Kalau sebulan cuman seratus dan lima puluh ribu."

Alis pandu terangkat "terus lo mau balas lunas gitu."

Lintang bungkam tidak bisa menjawab ya tidak mungkin aja dia membayar lunas hutang sekitar lima juta, sementara tabungan dia tidak sampai segitu bahkan uang jajan dari orang tuanya juga gak sampai segitu. Bahkan lintang tidak termasuk orang kaya.

"Ya gak juga. Cuman ya itu tunggu gue nyari kerja lah baru bisa bayar hutang lo."

"Kerja? Emang lo mau kerjaan apaan, emang ada yg mau menerima yg masih berstatus mahasiswa kerja gitu."

"Ya ada. Kerja part time nanti gue sama venus nyari."

"Daripada kerja mending lo bantuin gue, ntar gue kasih uang atau sebagai angsuran."

"Kerja apa dulu gue gak mau kerja haram."

Pandu menatap tajam kearah lintang membuat lintang mati kutu, lintang lekas menggaruk kepalanya sambil cengengesan ditatap seperti itu. Padahal tidak ada yg salah dari ucapan nya tetapi dia sudah ditatap oleh pandu begitu.

"Kerja temenin gue kalau gue butuh lo, lo harus siap. Nanti lo bisa ketemu sama asisten pribadi gue buat ngomong masalah ini."

"Bentar, gue kerja jadi babu dong."

"Bukan babu! Tapi cukup lo denger semua perintah gue!"

"Misalnya gimana? Gue masih belum paham."

Pandu melangkahkan kakinya selangkah membuat lintang reflek mundur ke belakang, namun pandu lekas memegang pinggang lintang. Lintang gugup ditatap begitu intens apalagi melihat mata pandu yg setajam elang, sungguh jantung lintang rasanya mau keluar saja.

"Jadi anak baik buat gue."

Usai mengatakan itu pandu melepaskan cengkraman pinggang lintang, dan langsung pergi meninggalkan lintang yg masih terdiam kaku. Setelah pandu agak jauh barulah lintang tersadar.

"Jadi anak baik buat dia, apasih maksudnya" gumam lintang tidak mengerti.




Kampus mendadak ramai karena besok sudah memasuki acara yg telah ditunggu, venus dan sky mengamati seluruh aula terutama bagian panggung hiburan yg mana anak mahasiswa lain lagi check sound buat nyanyi besok, venus menikmati lagu yg sedang dibawakan bahkan sky menatap kearah venus yg sedang menikmati alunan musik seperti ini.

"Suka?" Tanya sky membuat venus tersenyum.

"Suka. Apalagi jenis musik seperti ini aku suka banget, jadi gak sabar besok mereka bawakan apa."

"Hm, katanya Stella sama firman mau undang penyanyi sih."

"Artis?"

"Hm, iya. Tapi entah jadi entah tidak soalnya belum ada konfirmasi lagi ke profesor."

"Kalau gak jadi menurut aku gak masalah masih ada mahasiswa berbakat di kampus ini, ini juga suara mereka udah termasuk merdu."

Sky mengiyakan memang benar banyak mahasiswa seni musik yg berbakat, malahan kalau tidak di ekspor kemampuan mereka justru tidak akan berkembang. Sky dan venus terdiam dan menikmati hiburan yg ada bahkan diam diam tangan sky memegang tangan venus. Dan venus menerima genggaman tangan sky tersebut.

"Nanti siang kita makan siang, mau" ujar sky membuat venus berpikir.

"Kayak nya gak bisa deh, kak. Soalnya aku sama lintang mau nyari kerja part time sebenarnya."

"Kerja?"

"Hm, iya. Kerja. Kan kamu tau sendiri aku hidup di jakarta bagaimana kalau mengandalkan ibu sejak awal aku gak pernah, cuman ibu selalu ngirim uang tanpa aku minta."

"Jadi kamu.."

"Kak, aku kabur dari rumah ke Jakarta buat kuliah. Sebenarnya sih bukan kuliah awalnya cuman uji coba jalur beasiswa gak tau nya lolos."

Sky terdiam ada banyak yg dia tidak ketahui oleh venus, bahkan cerita hidup venus belum dia ketahui pasca dia meninggalkan venus. Venus memiringkan kepalanya tanda menatap kearah sky yg sedang melamun.

"Kak" panggil Venus segera sky tersadar.

"Hm, ya."

"Kamu melamun?"

"Nggak, ayo ke kantin kamu pasti haus kan."

Sky mengangguk tanda menurut lalu sky mengajak Venus buat jalan ke kantin tanpa melepaskan genggaman tangan nya, mereka sudah tidak canggung lagi bahkan merasa tidak terganggu mana kala ada beberapa pasang mata yg melihat mereka. Tatapan mata mereka beragam ada yg tidak suka ada yg biasa aja, dan ada yg sulit diartikan. Namun semua itu sudah biasa dengan Venus dan Venus sekarang masa bodoh dengan semuanya.

Pulang dari kampus yg venus lihat pemandangan lintang yg lagi termenung seperti orang yg banyak beban, sebenarnya wajar saja banyak beban karena masalah kemaren lintang menanggung beban yg berat.

"Woyy, melamun aja nanti ke sambet setan alas baru tau" kata venus membuat lintang mendesah pelan.

Karena penasaran venus duduk di dekat ranjang lintang, dia memegang bahu sahabatnya itu seolah memberikan semangat, lintang lagi dan lagi mendesah pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah lo bilang soal nego hutang lo itu, tang" ujar venus membuat lintang mengangguk lalu menggeleng.

"Gak membantu sama sekali justru kak pandu meminta gue angsur lima puluh ribu perbulan, seratus ribu aja perbulan lamanya gimana apalagi harus lima puluh perbulan."

"Iya sih. Lagian kak pandu aneh banget."

"Aneh nya?"

"Ya, aneh aja masa hutang di cicil seratus ribu. Diawal terus diturunkan lagi."

"Iyakan aneh. Tadi gue ketemu dia juga sih."

"Cieeelah, pedekate lo."

"Bukan, gue ada urusan hutang tapi lo tau gak sih apa kata kak pandu kalau gue harus turutin perintah nya dan jadi anak baik, itu lo tau maksudnya apa."

Venus cepat menggeleng padahal dia mengetahui jika pandu naksir ke sahabatnya, namun venus akan tetap diam dan biarkan lintang berpikir sendirian.

"Gue gak taulah. Tapi saran gue sih lo mending turutin deh apa kata dia, daripada hutang lo gak lunas."

"Iya sih, cuman gimana ya gue gak mau berinteraksi dengan dia. Tampang nya galak" kata lintang membuat Venus tertawa.

"Tang, galak galak ntar lo jatuh cinta sama kak pandu."

"DIH, AMIT AMIT."















To be continued..

Continue Reading

You'll Also Like

KailAziel By amalia

Teen Fiction

69.6K 2.7K 10
[ Follow Sebelum Membaca -! ] Kaila Adelyn Anandyta, seorang gadis cerdas dengan sifat angkuh dan sombongnya. Kaila sangat di idolakan oleh para guru...
9.7M 658K 82
[ BOOK 1 OF AZITERA: YTHER'S QUEEN ] Consumed by avarice, the four human kingdoms-the Infernal Empire, the Kingdom of Caelum, the Kingdom of Treterra...