Warm Bodies

By M____Dreamer

267 14 3

Dunia benar-benar hancur, seperempat manusia di muka bumi tersebar untuk menyelamatkan diri masing-masing. St... More

Bab 1. My Life

267 14 3
By M____Dreamer

Hari ini adalah hari ke-30, lebih tepatnya selama sebulan aku telah menempati cafe yang membuatku terselamatkan dari mahluk-mahluk tak berotak dan menjijikkan yang berkeliaran diluar sana.

Bangunan cafe bergaya militer dengan pintu besi yang terbuat dari baja dan juga jendela layaknya sel narapidana menahan segerombolan mayat hidup itu untuk masuk dan melahapku, dan kemungkinan besarnya aku bisa menjadi salah satu dari kawanan mereka. Berkat tempat ini, aku aman, dan nyaman dengan persediaan makanan dan air yang kuperkirakan akan tercukupi untuk beberapa bulan kedepan.

Meskipun begitu, aku tahu kalau persediaan makanan dan air akan habis nantinya. Tapi yang terpenting saat ini, aku selamat dari mereka meskipun aku tahu bangunan ini tidak mungkin bisa jadi tempat perlindunganku selamanya. Suatu saat nanti, mereka pasti akan berhasil untuk menerobos masuk kedalam.

Seperti biasa, tiap pagi suara jet yang melesat dilangit membuat telingaku berdengung dan seketika membangunkanku dari sofa merah yang merupakan tempat tidurku selama tinggal ditempat ini.

Dengan rambut berantakan, aku berjalan menuju jendela dengan tujuan memperhatikan lingkungan luar. Sama dihari-hari biasa, pemandangan yang sama kembali terlihat dari jendela. Ada beberapa dari mereka berdiri didepan kafe dengan tampang idiot. Dan juga ada yang tengah makan bangkai yang dulunya itu manusia dengan rakusnya.

Membosankan melihat zeke tak jelas itu melintas didepan cafe tiap pagi. Aku bahkan memberikan mereka nama seperti 'Fred ' untuk si tukang sapu jalanan, ini terlihat dari pakaiannya seperti dinas kebersihan, 'Arnold ' untuk anak muda yang sering bertengker didekat tiang lampu kuperkirakan mati saat bermain basket (terlihat dari pakaiannya ; baju olahraga khusus para pemain basket), 'Lysa' umurnya mungkin sebaya denganku sayangnya ia tidak seberuntung aku, 'Jeje' si kutu buku, kenapa kusebut kutu buku? hal ini jelas sekali terlihat dari pakaiannya yang culun setengah sobek (terutama kacamata yang masih menyangkut padanya), dan masih banyak lagi.

Awalnya melihat cara mereka makan membuatku mual dan ingin muntah seketika tetapi pemandangan itu terus saja berulang tiap harinya sehingga membuatku telah terbiasa dengan hal menjijikkan itu.

Oh ya, sebelum itu biarkan aku memperkenalkan diri dulu. Stella Brenert, itu namaku. Aku lebih suka dipanggil Stell. Hingga hari ini, usiaku telah memasuki 17 tahun. Dari seluruh anggota keluargaku, hanya aku yang selamat dari para zeke (itu sebutanku untuk mereka) alias mayat hidup.

Aku sangat ingat waktu itu. Terik matahari pagi dimusim panas terasa menyengat kulit. Hari itu hari istimewa bagi denis yang berulang tahun. Denis tidak meminta agar ulang tahunnya dirayakan akan tetapi ia meminta pada ayah, ibu, dan aku menetap dirumah untuk makan bersama.

Secara, ibu merupakan seorang pe-bisnis dan ayah adalah seorang polisi yang saat ini tengah sibuk-sibuknya sehingga kurang meluangkan waktunya bersama. Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali kami makan bersama.

Ibu memasak makanan favorit denis yang menjadi favoritku juga. Steak! makanan simple untuk sarapan kami sekeluarga. Sementara menunggu makanan, diruang tamu, ayahku sempat bercakap melalui telepon dengan seseorang yang entah siapa sedangkan aku dan adikku menonton TV.

Awalnya aku ingin menonton acara kesukaanku akan tetapi adikku bersikeras untuk menonton kartun kesukaannya, karena hari ini hari istimewa baginya jadi aku menurut saja. Saat aku memindahkan siaran, mataku sempat menangkap sebuah berita secara live. Aku menyempatkan diri untuk melihat berita itu sejenak.

Yang terlihat di siaran itu, seorang pembawa berita sedang menyampaikan berita didepan Santa Maria Hospital yang tidak jauh dari rumahku. Ia mengatakan mengenai hal yang menurutku tidak jelas namun bisa kutangkap dari pembicaraannya bahwa saat ini di seluruh America, segelintir orang tiba-tiba saja mati dan belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Yang jelas, narasumber yang diundang dalam diskusi singkat itu yang tak lain adalah seorang peneliti mengatakan bahwa ada kemungkinan virus yang menjadi penyebab dari kematian yang mendadak itu. Setelah menyampaikan berita itu, peristiwa mengerikan terjadi.

Dari kamera, terlihat seseorang berbaju lusuh penuh darah keluar dari rumah sakit yang disusul oleh teriakan-teriakan yang diperkirakan dari dalam rumah sakit. Seketika melihat mereka yang masih menyiarkan berita, orang itu berlari gontai menuju mereka dan apa yang terjadi? orang dengan tampang mengerikan itu langsung menyerobot dan memakan mereka hidup-hidup.

Melihat itu, mataku membelalak. Refleks tanganku langsung menekan tombol merah diremote yang langsung mematikan TV-nya. Adikku ketakutan, ia langsung berlari ke dapur dan memeluk ibu ku.

"Ada apa ini? ", ibu bingung melihat tingkah denis.

Mulutku kaku, tak dapat menjawab pertanyaan ibu sepatah kata pun. Adikku masih memeluk ibuku dengan tangisnya.

" Stell, Apa yang baru saja dilihat adikmu tadi? ", ibu meneriakiku hingga menambah ketakutanku.

Brakkkk...

Terdengar suara pintu terbanting keras yang disusul dengan Ayah yang berteriak kesakitan. Dengan segera, ibu mengecek keluar sementara aku dan adikku memilih untuk menetap di dapur.

Tanganku meraih pisau dapur yang biasa dipakai ibuku jaga-jaga bila ada sesuatu yang terjadi sedangkan adikku bersembunyi di belakangku. Mataku fokus tertuju ke arah pintu yang menghubungkan ruangan kami yaitu dapur dan ruang keluarga.

15 menit sudah berlalu sejak kami menunggu ibu di dapur namun ia tak kunjung kembali. Dengan tangan yang memegang apa adanya, aku berjalan keluar dibarengi adikku yang mengikutiku dari belakang.

Mataku membelalak melihat pemandangan yang sangat mengerikan sekaligus menyayat hati hingga tak terasa air mataku seketika bercucuran tanpa ada penghalang. Tubuhku kaku.

Ayah seperti sosok yang ada di TV tadi. Dengan tangan dan mulut berlumuran darah, ia menatapku dengan tatapan menuntut lapar dan langsung berlari ke arahku.

Entah kekuatan dari mana, tanganku langsung menusuk lehernya hingga ia terjatuh di lantai dengan darah yang mencuar dari sekujur lehernya. Adikku melihat saat-saat itu hingga membuatnya histeris.

"D-dad..." teriaknya disela-sela tangisnya yang pilu.

Tersadar dari rasa sedihku, suara tangis denis yang terlalu besar memancing para zeke lainnya untuk mendekat.

"Sudah.. sudah berhentilah menangis, kita harus pergi dari sini" Kataku mencoba menegarkannya dengan mengusap air mata yang mengalir dipipinya.

Dia hanya mengangguk kecil. Kuraih dan kugenggam erat tangan kecilnya. Aku melihat kesedihan di wajah yang masih polos itu, Adikku yang malang. Diumurnya yang masih terbilang kanak-kanak, ia telah melihat ayah mati dan ibu.., disaat itu, aku tersadar kalau ibu belum aku temukan.

Aaaaaagh...

Tiba-tiba saja denis berteriak dan membuatku tersadar dari lamunanku. Aku melihat zeke yang dulunya itu adalah ayahku, ia berhasil mendapat kaki adikku dan berusaha menyeret tubuhnya agar lebih dekat dengan denis. Spontan membuatku langsung menendang kepala ayah yang kemudian terlepas dari tubuhnya dan melayang ke udara.

Setelah itu, pandanganku kembali tertuju ke arah denis. Denis nampak shock akibat kejadian tadi tapi sangat disayangkan hal yang tak kuinginkan terjadi.

"K-kak, kaki denis sakit" ucapnya meringis kesakitan.

Aku panik, melihat bekas gigitan yang ayah berikan kepada denis membuat bahuku menegang, mataku membeliak menatap denis.
" Astaga, apa kau tak apa denis? "

" hanya sakit sedikit.." ucapnya secara halus.

" Kalau begitu, ayo kita pergi " kataku sambil menarik tangannya tanpa memperhatikan wajahnya.

" Tapi kak, kaki denis sa- "

" Denis, dengarkan kakak baik-baik. Kamu harus kuat untuk menahan sakit karena secepat mungkin kakak akan membawamu ke kota yang aman, OK " jelasku sambil memegang kedua pipi cubby denis.

Denis mengangguk lalu tersenyum lebar namun makin membuat rasa takutku menjadi-jadi. "Ayo!"

Drrr..drrrtt..drrt..

Handphoneku bergetar dan membuat kilatan memori ku akan kejadian lalu terhenti. Segera tanganku mengambil benda bergetar itu dan menekan tombol hijau di layar itu. Setelah itu, ku melekatkan Handphone ku tepat di daerah telingaku.

"Halo..." kataku memulai pembicaraan.

"Halo..Apakah anda Stella Brenert ?" balasnya dilanjutkan dengan sebuah pertanyaan.

"ya.. anda siapa ? Jika ini tidak penting maka saya akan mematikan telefon ini." Ucapku lantang.

Terdengar orang yang tengah menghubungiku lewat telefon genggam ini mendecih tak percaya mendengar perkataanku.

"Seharusnya anda tidak berkata seperti itu jika ditelfon oleh seseorang seperti saya. Baiklah tanpa mebuang-buang waktu saya akan menyampaikan sesuatu pada anda."

" Saya Jacob Donner, ketua militer dari kota Washington akan mengajak anda untuk ikut kerjasama dalam menyelamatkan seluruh masyarakat yang masih hidup di Washington"lanjutnya dengan suara khas seorang anggota militer yang tegas.

"lalu?" tanyaku singkat.

"Apakah anda berminat ?" tanyanya
balik

" tidak, terima kasih" tolakku tanpa basa basi.

" anda jangan mengambil keputusan tanpa berfikir terlebih dahulu. saya akan memberi anda waktu selama 2 hari untuk memikirkan hal ini kembali. Kalau begitu terima kasih atas waktu yang anda berikan" Katanya dengan suara cukup besar.

"Anda tidak perlu -" ucapku terhenti setelah mendengar suara tut..tut..tut..

Shit..Orang itu mematikan telefonnya terlebih dahulu tanpa membiarkanku menyelesaikan perkataanku?

Aku mengerucutkan bibirku sebagai tanda bahwa aku sedang kesal saat ini. Tanganku langsung melempar Handphone ku tepat di sofa. Dengan tatapan jengkel, Aku berjalan menuju dapur untuk membuat mie instan. Namun, dalam perjalanan ku teringat perkataan pria tadi hingga membuatku kembali merasakan sakit akibat kehilangan semua hal yang kucintai.

Menolong orang huh? Fuck for that

____________________________________

Gimana guys ceritanya ? Aku jamin sih kalian bakalan suka, kan ? kan ?
haha.. awalnya sih aku mau buat cerita bergenre vampire tapi belum ada ide tentang isi ceritanya nanti *plakk* maaf jadi curhat :D

Btw, gue akan lanjutin part selanjutnya setelah votenya

-di atas 50 (just story)
-di atas 75 (story and pict of Stella)
-di atas 200 ( part selanjutnya dibuat se-spektakuler mungkin deh, dijamin ;) + pict of Stella)

btw gue juga butuh saran (comment) buat pemeran cowoknya, enaknya siapa yah ??

~thanks for vote and read :)

Continue Reading

You'll Also Like

431K 31.7K 48
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
2.4M 254K 56
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
4.1M 136K 80
WARNING โš  (21+) ๐Ÿ”ž Seorang adik yg ingin menyelamatkan kakaknya dari kematian akibat ulah Antagonis Area Dewasa ๐Ÿ”ž (21+) Bijak Dalam Membaca
294K 27.8K 23
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1...