Halo, cepet kan apdetnya?? Kenapa? Karna suasana hatinya author lagi adem bgt alias lagi seneng banget.. Soalnya, katanya End of the day udah release kan? Emang sih author belum dengerin, soalnya ini otw lagi donlot.. udah pada dengerin belum?? Kalo udh punya lagunya, author minta link nya dong cantik :*
Udah yha, maaf jelek, aku masih amatir q4q4 :(
********************
-Kylie POV-
"Baiklah, sampai ketemu di pertemuan berikutnya. Selamat siang" ucap Mr. Smith.
Setelah itu semua mahasiswa-mahasiswi langsung berhambur dari kelas masing-masing, begitu juga denganku. Aku langsung menuju lokerku untuk menaruh buku-bukuku.
Tapi saat aku sedang bejalan, aku melihat Zayn dari arah berlawanan berjalan sendirian ke arahku.
Ya Tuhan, tolong hilangkanlah perasaan ini..
Aku pun berjalan melewatinya dengan wajah menunduk karena takut melihatnya.
"Kyle" oh, dia memanggilku, tapi aku mengabaikan panggilannya itu.
"Kyle!" sekarang suaranya meninggi dan mulai mendekat ke arahku.
"Apa lagi sih?!" aku menyentaknya dengan kesal.
"Pulpen mu jatuh" katanya sambil menyodorkan sebuah pulpen.
Oh fuck! Ternyata dia hanya mengembalikan pulpen?! Demi Tuhan, aku sangat malu sekarang.
"Are you okay? " tanyanya membuyarkan lamunanku.
"Ya" jawabku singkat lalu mengambil pulpenku.
"Hi, babe! " oh tidak! Jalang itu datang lagi. You know what I mean, right?
"Kau sedang apa?" tanya Zoey sambil mengalungkan tangannya ke leher Zayn dan Zayn merangkul pinggang Zoey. Oh, ini sangat menyakitkan
"Tidak ada. Ayo pergi" lalu mereka berdua pun pergi setelah Zoey memberikan tatapan tajamnya ke arahku.
Aku pun segera memasukan buku-bukuku ke dalam lokerku. Setelah itu aku menuju taman yang ada di kampusku dan duduk di kursi yang ada disana dengan perasaan yang bercampur. Antara sedih, marah, kecewa, malu, cemburu, dan- ARGH! Tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Dan-, oh bagus, akh menangis lagi sekarang. Entah sudah berapa liter air mata yang sudah ku keluarkan untuk bajingan itu. Oke, aku terlalu lebay.
Astaga, Kyle bodoh! Kenapa aku malah kesini?! Kalian masih ingat tempat ini? Ini adalah tempat dimana Zayn menyatakan cinta (pura-pura) nya padaku, sekaligus ini menjadi tempat dimana aku memberikan first kiss ku ke Zayn. Aku yang mengingat hal itupun langsung tambah menangis.
"Dasar cengeng, huh" fuck. Siapa yang bilang itu? Dia tidak tau sama sekali bagaimana perasaanku sekarang.
"Kau kan sudah berjanji padaku untuk tidak akan menangisinya lagi" oh ternyata Liam. Lalu Liam pun duduk di sebelahku.
"Aku tidak cengeng!" ucapku dengan kesal.
"Lalu? Kalau begitu buktikan. Buktikan jika kau bisa move on darinya dan tidak terlihat lemah untuk menangisinya" ucap Liam.
"Aku tidak bisa" jawabku sambil menunduk lesu.
"Why? "
"Karna aku sudah pernah bilang padamu, aku mencintainya. Dan rasa sakit itu selalu muncul saat aku melihatnya dengan Zoey" jawabku.
"Kalau begitu, tidak usah melihatnya lagi" ujarnya dengan enteng.
"Kau tidak mengerti"
"Tidak. Aku sangat mengerti perasaanmu sekarang. Aku juga ikut bersedih jika melihat kau sedang sedih. Aku ikut sakit jika melihatmu sakit. Untuk itu, aku menyuruhmu berhenti menangisinya. Karna aku mengerti perasaanmu. Dan aku peduli denganmu" ucap Liam.
Aku tidak langsung menanggapi perkataannya. Dan sekarang kita sedang berdiam diri karena aku sedang berusaha mencerna kata-kata Liam yang sangat sulit diterima oleh otakku.
"Mau ke Hyde Park ?" tanyanya tiba-tiba.
"Tidak mau. Aku sedang malas" tolakku.
"C'mon Kyle! Mau sampai kapan kau menangisinya disini? Sampai matahari terbit dari barat? Ayolah, keluar dari keterpurukanmu itu, Kyle" ucap Liam.
"Tapi Li--"
"Aku tidak menerima kata 'tapi' " dia langsung menarikku nenuju motornya. Hari ini dia membawa motornya.
"Pakai ini" kata Liam sambil menyodorkan helm-nya.
"Terus kamu pake apa?" tanyaku.
"Udahlah, pake aja. Biar aman" ucap Liam, lalu aku pun memakai helm yang diberikan Liam dan naik ke motornya. Kita pun menuju ke Hyde Park.
"Kita sampai, miss" ucapnya lalu kita pun turunbdari motornya.
"Ayo kita kesana" ajaknya sambil menggandeng tanganku ke arah taman yang banyak dengan anak-anak kecil yang sedang bermain, lalu kita duduk di salah satu kursi tamannya.
"Mau lolipop?" tawar Liam.
"Boleh" jawabku, lalu Liam pergi untuk membeli lolipop.
Saat aku melihat-lihat taman tersebut, pandanganku langsung tertuju ke seorang anak kecil yang sedang menangis diantara banyaknya anak kecil disini. Aku yang tak tega itu pun langsung mendatanginya.
"Hi, princess. Mengapa kamu menangis?" tanyaku sambil jongkok menyesuaikan tinggiku dengannya.
"Mommy.. Mommy.. Hiks.. Where's mommy? Hiks.." katanya sambil menangis.
"Kau kehilangan ibumu?" tanyaku lembut sambil mengusap air matanya. Dia mengangguk.
"Jangan menangis lagi. Ayo ikut kakak. Kakak akan memberikanmu lolipop, lalu kita akan mencari ibumu bersama-sama" kataku.
"Lolipop! I love lolipop!" katanya sambil berloncat-loncat kegirangan.
Aku pun menggandengnya ke arah kursi taman yang tadi ku tempati dengan Liam. Aku sudah melihat Liam yang sedang berdiri disana dengan wajah paniknya. Haha, pasti dia mencariku.
"Astaga Kyle! Kamu dari man? Aku mencarimu tadi" benarkan?
"Tidak. Aku tadi melihatnya menangis karna ibunya tidak ada. Jadi aku berniat membantunya unyuk mencari ibunya" jelasku sambil menunjuk anak tadi.
"Kakak, dimana lolipop nya? Kakak hanya berbohong ya?" ucapnya sambil menarik-narik ujung bajuku. Oh, mengemaskan sekali dia.
"Tidak. Kakak tidak berbohong kok. Liam, mana lolipop nya?" ucapku lalu Liam pun memberikan lolipop yang niatnya untukku, lalu aku memberikannya lagi ke anak tadi.
"YEEYY!! Terimakasih, kakak sangat baik!" ucapnya gembira sambil menjilati lolipop nya.
"Astaga, kau manis sekali. Siapa namamu?" tanya Liam. Oiya, aku sampai lupa menanyakan namanya.
"Cecil" jawabnya.
"C'mon cecil, kita bantu cari ibumu" ucap Liam lalu menggendong cecil.
Kita bertiga pun berkeliling Hyde Park untuk mencari ibu cecil. Tak jarang beberapa orang melihat kami dengan senyuman yang sulit di artikan.
Dan kau tau? Kami bertiga bagaikan keluarga muda yang bahagia. Haha, aku terkekeh geli sendiri membayangkan hal itu.
"Kau kenapa tertawa sendiri? Sudah gila, eh?" tanya Liam.
"Eh, enggak papa kok" jawabku.
"Kakak, itu ada mom-ku! Ayo cepat" kata cecil sambil menunjuk-nunjuk serang wanita yang terlihat sangat panik. Pasti dia sedang mencari cecil. Cecil pun terun dari gendongan Liam dan berlari menuju ibunya.
"MOMMY!! " teriaknya lalu memeluk kaki ibunya.
"Ya Tuhan, cecil! Ibu sangat panik saat kamu tidak ada. Kau dari mana saja? Kau dengan siapa?" tanya ibu cecil dengan khawatir sambil memeluk cecil.
"Kakak-kakak itu yang membantuku mencari ibu" jawabnya.
"Astaga, terimakasih telah membantu anakku" ucap ibu cecil.
"Sama-sama Mrs.--" aku menggantungkan ucapanku.
"Atkin"
"Oh, sama-sama Mrs. Atkin" ulangku.
"Maaf jika merepotkan kalian berdua" ucap Mrs. Atkin.
"Tidak masalah. Lagipula cecil anaknya sangat lucu" ucap Liam.
"Kalau begitu kami pergi dulu, ma'am. Bye cecil " ucapku sambil melambaikan tangan ke arah cecil.
"Da-ah kakak-kakak yang baik" ucapnya sambil membalas lambaian tanganku.
"Dia sangat menggemaskan, Li" ujarku.
"Iya. Apalagi jika @*#(@^^&$()!@)!( " ucap Liam tidak jelas.
"Apa? Pelan-pelan dong ngomongnya"
"Eh, tidak jadi. Ayo pulang" katanya mengalihkan pembicaraan, huh!
*******************
Hehe panjang lagi kan?
Chapter ini terinspirasi dari lagu History yooo.. Author lagi suka lagu itu :D
Oiya, makasih buat semua yang baca cerita ini ya. Semuanya, termasuk sidersnya (author nyindir) .. Makasih juga buat Farah yang udah promote in cerita ini ke kawan-kawannya..
Untuk kawan-kawanya farah makasih ya.. Aduh apalagi yang sampe nge vote.. Jadi malu eke.. Siapa tau kalian pada baca author note ini kan wkwk.. Eeq, maapkan jika terlalu alay :v Pokoknya kalian semua yang baca dabes deh :*
Pict of cecil on mulmed. Cecil Atkin as Baby Lux Atkin. Itu fotonya yang lama gapapa yaa ;
-4m4d34 cl4llU cYnK k4l14N :* -