Ingin rasanya ia duduk termangu sambil menatap kosong ke arah jendela, selayaknya Bella Swan pada seri Twilight: New Moon, Bella yang sangat depresi saat ditinggal Edward Cullen pergi. Kerjaannya hanya menulis email yang selalu ditujukan pada Alice Cullen guna menanyakan kabar Edward, tapi gadis ini berbeda dengan seri film bergenre romantis tersebut, ia sekarang malah berbaring di atas matras trampolin yang dipasang pada halaman belakang rumahnya dengan earphone yang menggantung di telinganya sembari memandang ponselnya gelisah.
Ayo Diandra hubungi Rega!, batinnya menyemangati.
Di tempat yang sangat jauh, jarak terbentang begitu nyata. Seorang pemuda juga memandangi ponselnya, tepatnya memandangi potret gadis yang sangat ia cintai, gadis yang tidak ada kabarnya sama sekali. Dada Rega begitu bergemuruh, dicengkram erat ponselnya dan karena saking kecewanya ia melempar ponselnya hingga mengenai dinding.
Prak....
Cecill yang melewati kamar Rega sampai terlonjak kaget, ia langsung masuk ke kamar abangnya itu.
"Abang kok di lempar lagi sih? Ini udah yang ketiga kalinya abang ngerusakin ponsel dalam kurun waktu satu bulan." Omel Cecill, ia hanya bisa geleng-geleng saat melihat Rega diam tak menjawab. Cecill memunguti ponsel yang keadaanya begitu mengenaskan itu lalu bergegas keluar dari kamar Rega.
"Bun ini.." Cecill memberi ponsel Rega yang sudah pecah kepada bunda dan ayahnya.
Bradley menghembuskan napas lelah, "Rega emosinya kok tambah buruk ya bun?"
Merrel juga terlihat sedih, pasalnya setelah Rega ditinggal oleh Diandra, putranya itu berubah menjadi sangat emosional bahkan teman-teman akrab Rega juga selalu mengabari Merrel bahwa Rega selalu memilih menyendiri.
"Gimana kita kasih tahu aja bun?" Tanya Bradley saat putrinya sudah kembali ke kamar.
"Jangan Yah, Rega juga harus melewati tahap ini," Jawab Merrel mantap sambil menggenggam tangan suaminya. "Nadia juga bilang, putrinya juga kayak Rega Yah tapi bukan menjadi marah-marah melainkan kebalikannya Yah, sering nangis kalau malam-malam."
"Ayah ikutin bunda aja, kalaupun mereka jodoh ya seberat apapun rintangannya pasti mereka akan bersatu." Merrel mengangguk setuju dengan perkataan Bradley.
Kembali ke Rega, ia kini berada pada balkon kamarnya. Ia mencengkram sangat kuat pembatas balkon.
"I'm trying to forget you but I'm also waiting you to come back." Ucapnya pada dirinya sendiri sambil memandangi foto yang telah dicetak, foto dirinya dan Diandra saat mereka berangkulan, penuh kasih sayang pada kedua mata mereka.
"Ay katanya kamu nggak akan patahin sayapku? Katanya setelah tiga hari kepergianku, kita bakal ngehabisin waktu bareng-bareng? Tapi apa? Ternyata ekspetasiku nggak sesuai kenyataan. Sakit rasanya Di..." lirih Rega berbicara pada foto yang dipegangnya seolah ia berkomunikasi dengan Diandra.
"Aku kecewa sama kamu Di, sangat." Lalu disobeknya foto tersebut dan menjatuhkannya ke bawah.
Rega diam mendengarkan suara musik dari kamar sebelahnya, kamar Cecill.
.....Right now it's very crazy.
And I don't know how to stop or slow it down.
Hey,
I know there are some thing we need to talk about.
And I can't stay.
So let me hold you for a little longer now.....
Dipandangnya langit malam yang bertabur bintang-bintang.
Sama..dipandangnya langit malam yang bertabur bintang-bintang. Diandra mendesah kecewa, nomor Rega tidak aktif saat ia tadi mencoba menghubunginya.
Lagu yang sempat berhenti karena mencoba meneplon Rega kini mengalun dan menelusup pendengaran Diandra kembali.
.....when you miss me close your eyes.
I may be far but never gone.
When you fall asleep tonight just remeber we lay under same the stars.....
Rega-Diandra sama-sama mendesah, tersiksa oleh perasaan di tempat yang berbeda.
...and take a piece my heart.
And make it all your own
So when we are apart
You'll never be alone...
Diandra terisak lagi, padahal ia sudah berjanji untuk tidak menangis. Ia akan menangis sepuasnya mumpung orang tuanya dan oma-opungnya pergi ke sebuah acara serta Diko yang sedang keluar bersama Nathan, hanya ada bik Atun, palingan bik Atun sedang melihat sinetron yang lagi digandrungi remaja, sinetron yang mempertontonkan sekumpulan remaja dengan motor ninjanya itu.
"Of course I miss you, it's all I do." isak Diandra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Hati Rega rasanya malam ini sangat sakit, seolah ia mendengar Diandra menangis.
Sebenarnya hati mereka sama-sama bertautan dan saling mengunci, hanya saja kunci dan gemboknya sedang terpisah.
Bik Atun yang mengintip dari jendela kamarnya merasa kasihan pada majikannya itu, lalu di telponnya teman dekat majikannya itu.
Tak berselang lama, bik Atun mempersilakan teman dekat majikannya masuk.
"Diandra dimana bik?"
"Di halaman belakang den."
Lalu pemuda itu mengangguk dan bergegas menuju tempat yang ditunjukan oleh bik Atun.
"Di.." panggilnya. Diandra bangkit dari tidurannya dengan air mata yang berceceran.
Bukannya diam, Diandra malah menagis lagi.
Dihampirinya sahabatnya itu dan direngkuhnya dalam pelukannya.
"Sttt...udah jangan sedih lagi." Pemuda itu mencoba menenangkan.
"Sakit Raf..." ucap Diandra di sela-sela tangisnya.
Lebih sakit gue Di, lihat orang yang gue sayang nangis kayak gini dan penyebabnya sepupu gue sendiri. Batin Rafa berbicara.
Rafa memasangkan satu earphone Diandra pada telinganya dan menyambar ponsel Diandra, digantinya lagu Never be Alone milik Shawn Mendes yang disetel Diandra untuk diputar berulang-ulang dengan Stand by You-nya milik Rachel Platten, lagu yang menggambarkan perasaan Rafa pada Diandra.
....show me all the scars you hide
and hey, if your wings are broken.
Please take mine so yours can open too.
Cause I'm gonna stand by you....
Diandra masih sesegukan tapi ia diam mencerna alunan musik yang masuk ke dalam pendengarannya, usapan Rafa pada punggungnya juga memberi efek tenang.
.....Love, you're not alone.
Cause I'm gonna stand by you.....
"Lo nggak perlu sedih-sedihan lagi, banyak yang sayang sama lo tudle. Mereka ada buat lo dan lo nggak pingin buat mereka juga ikutan sedih kan?"
"Enggak Raf, tapi kadang wejangan dari mereka mental begitu aja, kalah sama perasaan gue."
"Itu hanya emosional lo yang belum pulih tudle. Coba lo kendaliin, tarik dan buang napas lo perlahan."
Daindra menarik dan membuang napasnya perlahan.
"Terus sugesti diri lo dengan kata-kata semangat, ya misalnya kayak lo semangat buat bantuin temen lo yang lagi kesusahan."
Diandra mengangguk paham, dan ia jadi teringat pesan dari gadis bermata hijau agar menolong seseorang mencari kebahagiaannya.
"Makasih Raf." Diandra mengeratkan pelukannya pada Rafa.
"Sama-sama." Rafa membalas pelukan Diandra seraya tersenyum. Sebentar kayak gini aja dulu, biarin gue bisa ngerasain seneng. Sebentar aja Di.
Diandra jadi bisa berfikir lebih jernih, ia menarik kesimpulan terhadap semua kejadian yang menimpanya. Mungkin gue pisah sama Rega dan kesini buat nolong seseorang untuk nemuin kebahagiannya.
Teman-teman akrab Rega dan Diandra juga ikut prihatin sebenarnya, tapi bisa apa mereka?
Cecillia: abang tadi banting hp lagi.
Ardhan: sabar ya yang, Rega lagi labil emosinya.
Mona: gue ikut prihatin Cill.
Cecillia: makasih (;
Vano: andai gue bisa jadi Charles Xavier gue bakal baca pikiran mereka berdua dan nemuin mereka ):
Vino: please gausah ngayal mas.
Abion: andai gue punya alat-alat canggih kayak di Mission Impossible ):
Kalista: sttt..kasiahan kak Reganya, ikut prihatin ya Cil.
Sabela: iya sama. Prihatin sama pasangan romatis itu. Oh dimana kau sepupu ku?
Cecillia: makasih kak. Ada yang udah bisa ngehubungin kak Diandra?
Nabila: nomornya enggak aktif lagi.
Vano: akh! tambah sedih gue. Kayaknya gue perlu contac Tony Stark.
Ardhan: buat apa oi?
Vano: buat jadiin gue kelinci percobaanya. Pasang apa kek di tubuh gue asal gue bisa nemuin Rega dan Diandra.
Sabela: terharu ):
Vino: terharu (2)
Abion: terharu (3)
Cecillia: terharu (4)
Ardhan: terharu (5)
Mona: stop kalian! ada yang lebih penting lagi.
Vino: apa Mon?
Mona: Alexa ngedekitin Rega lagi dan manfaatin emosi Rega yang nggak stabil.
Abion: wah harus dicegah tuh mak lampir, gue mau berguru sama pak ustadz dulu.
Ardhan: buat?
Abion: belajar caranya nge-rukiah. Gue mau rukiah alexa biar mak lampir dalam dirinya ilang.
Vano: suabahanllah
Sabela: please bisa serius.
Abion: maaf
Vano: maaf (2)
Mona: kita perlu nyusun rencana.
Cecillia: gue setuju sama kak Mona.
Sabela: setuju
Nabila: setuju (2)
Ardhan: tapi mulai dari mana?
Vano: aha gue tau! mulai dari surat yang dikasih Alexa buat Rega itu.
Vino: sekarang suratnya mana genius?
Vano: kagak tau hehe..
Abion: ada di gue.
Ardhan: beneran?
Abion: iya.
Vano: alhamdulilah
Mona: oke, misi mulai
Vino: sip
Cecill: sip (2)
Kalista: sip (3)
Ardhan: sip (4)
Nabila: sip (5)
Sabela: sip (6)
Fallout (LS:2)
Maret, 18.28 WIB
A/N
Udah gue penuhin ya yg req Rega-Diandra bonusnya pasukan 88. Masih ada part lagi buat Rega-Diandra tapi nanti ya. Tunggu aja.
Keep Votes and comment(s)
Yang comment selalu dapet feedback (:
-S-