Baby's Dream // h.s

By stylesstrucks

12.4K 1.9K 646

(Bahasa Indonesia) Under maintenance stylesstrucks @2016 More

before you read
Part 1
Part 2
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
News : Urgent

Part 3

954 216 70
By stylesstrucks



"Please, your ticket miss," seorang yang tinggi berbadan besar dan suara berat menutup jalan ke gerbang dua bersama 3 orang lainnya. Mulai menarik tiket dari tangan fans.

Gadis-gadis ini membuat aku gila. Well sure, mereka menawan semua aku bahkan iri melihatnya, tapi kumohon jangan dorong kami. For god sake, I'm carrying a baby right now, thank you.

Akhirnya sampai pada giliran kami. Lebih kurang ada 40 orang yang dapat tiket. Jadi yah ramai.

"Good evening, Ma'am may I see your ticket?" pria ini memandang kami dengan penuh selidik. Aku memberikan ticket silver ini kepada lelaki ini. Ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali. Menakutkan dan memaksa.

"This is for seat number 13, which one of you are number 13?" pria ini menakutkan, Olivia bahkan sampai menyembunyikan wajahnya di tengkuk-ku.

"Ya, ticket itu ada di kursi anakku. Dia masih kecil untuk pergi sendiri, jadi dia butuh ibunya 'kan?" kucoba membujuk pria menakutkan ini, dan yang kelihatannya tidak mungkin berhasil.

"I'm sorry. I can't help," pria membalasku dengan tatapan membunuh.

"Please, she has been dreaming to meet them ,"rayuku sekali lagi.

"Please, step aside, I'll ask for compromise," kemudian satu orang lainnya menarikku ke sisinya.

"Mum, can I meet loueeh?" Olivia kemudian meraih wajahku dan menatapku dengan mata besarnya

"Tentu saja, loueeh hanya sibuk,"Aku mencoba menenangkan putriku. Dasar orang besar menyebalkan.

Kenapa mereka tidak membolehkan kami untuk masuk? Aneh. Olivia masih kecil dan dia tidak mungkin pergi sendiri. Lalu, disamping itu jika kursinya tinggal satu aku bisa saja duduk memamangku putriku. What's the matter?

Antrean mulai habis. Disini mulai sepi, hanya orang-orang berbadan besar ini saja yang masih tinggal. Olivia mulai mengantuk dan sepertinya aku pun juga. Kulihat jam dari ponselku menunjukkan 10:26 malam. Pantas saja sudah lewat jam tidur anak kecil. Ponselku berdering sebelum sempat aku masukkan ke saku celanaku.


You have received one massage

Mum : How was the concert, huh? Send my love to Olivia. Night-night sweetie. Save drive.


Ibu ku sms. Dengan gerakan cepat aku membalas smsnya. Kemudian, pria berdadan besar ini menepuk pundakku dengan sedikit kasar, membuat Olivia sontak terhenyak dari tidur kecilnya.

"You can pass," pria tersebut lalu menyeret kami masuk ke lorong gerbang. Akhirnya, penantian ini berakhir juga. Aku bersemangat, sampai aku sendiri hampir tak dapat merasakan kakiku. Apakah aku terlihat buruk? Maksudku aku akan bertemu mereka 'kan? para pemuda tampan dari Inggris. Well, semua orang tau bagian 'tampan' itu. Tapi, apakah aku sudah terlihat cukup menarik? Or will Styles wink at me?

Segera kusingkirkan pikiran-pikiran aneh itu dari otakku. Demi tuhan, aku seorang ibu dan hanya duda-duda atau pria yang dewasa yang mau melirikku 'yaichht', bukan penyanyi yang menawan dan wangi seperti mereka. Wangi? Aku pun tidak tahu mereka wangi atau tidak. Setidaknya aku punya kesempatan untuk mengetahuinya.

Kami masuk ke sebuah ruangan yang sudah dipenuhi para gadis berjajar rapi di kursi yang di sediakan. Ada panggung kecil dan 4 kursi tanpa senderan dan tangan lengkap dengan mikrofon dan penyangganya di tengah ruangan. Dan tidak lupa sebuah papan yang cukup besar bertuliskan One Direction menutupi sebagian ruangan. Oh, disana mereka akan duduk. Aku mencari kursi kosong, dan seperti cuma hanya tersisa satu di belakang. Walaupun, ada satu di depan belum terisi tapi tidak, aku terlalu malu duduk di depan. Bagaimana kalau aku mempermalukan diriku sendiri dan mereka menatapku dengan wajah jijik mereka. Mimpi buruk, dan aku pasti sangat terlihat tidak menarik.

Olivia duduk di pangkuanku, tegap dan sudah sepenuhnya sadar. Kemudian, hening membuat orang-orang melihat ke arah panggung.

Liam, Louis, Niall dan Harry duduk berurutan di kursi tersebut. Holy shit. Oh, aku rasa aku mulai basah. Maksudku berkeringat. Demi apapun, mereka terlihat lebih menggiurkan daripada di photoshoot atau di video-video yang pernah aku lihat. Wow. Pikiran gilaku mulai bekerja. Aku penasaran bagaimana mereka ber-empat bisa hanya menjadi sahabat. Maksudku, jika aku jadi mereka aku mungkin sudah meniciumi mereka setiap saat, karena lihat saja mereka. Aku penasaran apakah mereka sebenarnya gay tapi hanya ditutupi oleh management mereka. (A/N : Haha, larry.)

Aku hanya diam dan menikmati pemandangan saat Olivia menepuk wajahku. Seakan dia tahu apa yang aku pikirkan.

"Mum, aku lapar," Olivia kemudian bersandar padaku. Aku meraih susu formula yang sudah aku siapkan di botol air minumnya. Tanpa membuang waktu, dia langsung meneguk air minumnya. Lalu, perhatianku tertuju pada mereka.

Nampaknya setiap orang terbius oleh mereka, karena hanya suara mereka yang mengisi ruangan saat menjawab pertanyaan dari fans atau beberapa wartawan di sini. Aku pasti sudah gila, karena menganggap suara mereka lebih sexy dari pada saat bernyanyi. Oh, aku sudah basah dibawah sana.

Banyak fans yang kemudian tertawa karena jawaban mereka yang konyol, dan tak perlu diragukan pikiran kotor gadis-gadis di sini sudah menggila. Bagaimana tidak, aku bahkan mendengar mereka mengucapkan hal-hal yang tidak pantas diucapkan. Sepertinya mereka sama frustasinya sepertiku.

Sekarang suara Louis mengisi ruangan.

"Ada yang ingin bertanya, lagi?" langsung orang-orang mengacungkan tangannya, termasuk Olivia.

"Yah, kau gadis kecil, apa yang ingin kau tanyakan?" Louis kemudian menunjuk Olivia tiba-tiba, membuat semua orang menatap kami, tak terkecuali Harry. Oh, tuhan jangan biarkan anakku mengucapkan hal yang aneh. Kurasakan pipiku memerah tanpa kendali.

"Can I bring you home?" langsung saja, ucapan Olivia mendapatkan tawa dan aww dari sebagian orang. Demi apapun, aku tidak mengajarinya hal itu. Liam, Niall, Louis dan Harry pun tertawa. Aku memaksakan diriku tertawa seolah hal ini biasa saja. Padahal aku malu setengah mati.

"Aww, sure. Kemarilah," tiba-tiba Louis mengajak Olivia ke atas panggung. What?

Olivia pun berjalan ke arahnya, dan seketika kembali lagi padaku.

"Mum, ayo ikut!" ucapnya sambil menenteng botol susunya. Tuhan, bisakah hal ini menjadi lebih memalukan lagi?

"Tidak, kau sendiri saja,"ucapku sepelan mungkin, tak menginginkan seorang pun mendengar suaraku.

Tapi apa boleh buat, tangan kecil Olivia menarik tanganku dengan hentakan yang tiba-tiba membuatku sedikit tersandung saat berjalan. Ugh.

Kurasakan semua mata tertuju kepadaku, melihat betapa bodohnya aku berjalan. Olivia dengan percaya dirinya naik ke atas panggung, aku bagaimanapun juga harus mencari tempat duduk. Kutengok ke belakang, kursiku tadi sudah terisi. Sial.

Terpaksa, aku harus duduk di kursi depan. Oh tuhan, kenapa mereka terlihat lebih menawan dilihat dari lebih kurang jarak 1,5 meter. Oh, ternyata mereka wangi.

Louis entah kenapa seperti menyukai anakku, buktinya dia mendudukkan Olivia di pangkuannya. Tak kuasa menahan senyum melihat anakku nyaman di pangkuannya membuat gadis-gadis juga iri meliatnya, tak terkecuali diriku. Kenapa pikiranku kotor sedari tadi?

Sialnya, di depan kursiku duduklah seorang pria tampan, wangi dan seringai yang kiranya dapat 'membunuh' setiap orang yang melihat. Aku penasaran, apakah aku bisa berenang di lesung pipitnya yang dalam itu. Hanya tuhan yang tau.

Selama sesi ini berjalan, aku sedari tadi tak bisa mengendalikan napas menjijikkanku ini dan mengumpat dalam-dalam karena aku tidak berpenampilan lebih pantas dari hanya sekedar jeans dan kaos. Tak kurang, aku bahkan tidak menutupi kantung mataku yang lebar seperti jubah drakula ini dengan concealer. Seandainya aku tau.

Olivia duduk manis di pangkuan Mr. Tomlinson seakan anakku duduk diatas pangkuan ayahnya sendiri. Oh, Tuhan.

Sesi ini berakhir dengan Olivia masih bersama Louis. Dia fans yang beruntung. Kemudian, Olivia berlari menuju arahku menunjukkan senyum yang mungkin tidak akan hilang sampai minggu depan.

"Senang sekali, yah?" tanyaku menggendong Olivia.

"iya, uncle loueeh baik," jawabnya tersenyum. Olivia meneguk kembali susunya.

Kursi-kursi tadi kemudian, disingkirkan oleh beberapa orang membuat ruangan ini menjadi lebih luas. Seorang pria memosisikan kamera di tengah ruangan. Orang-orang lalu antre untuk berfoto dengan 1D. Oh, photo session.

Melihat hal ini, hampir semua gadis berlari dan berbaris agar dapat giliran awal. Sekali lagi, mereka tidak memperhatikan ada perempuan menggendong bayi di sini.

"Shits," umpatku sedikit kencang. Air susu Olivia tumpah mengenai baju sampai jeansku. Hebat.

Sial. Langsung, kuturunkan Olivia dan mengambil tissue dari ranselku. Ah, tidak berguna air yang tumpah tidak bisa terserap sempurna. Sekarang aku benar-benar basah sampai bawah sana.

Barisan orang yang ingin berfoto lama-lama berkurang, menyisakan aku dan beberapa wanita dewasa di depanku. Oh, tuhan aku tidak bisa berfoto seperti ini, lengket dan putih. Olivia meminta maaf padaku, dan hanya ku balas 'tak apa, itu bukan salahmu'. Kemudian, giliran kami tiba. Deg.

"hello there, pretty" Harry menyapa kami. Aku hanya tersenyum tak tau apa harus berbuat.

"kenapa dengan bajumu?" Tanya Harry padaku, menatapku dari atas sampai bawah, kemudian kembali ke bajuku. Oh, dia perhatian. Lalu, kulihat kebawah.

Well, aku tidak mungkin bilang. Oh, anakku menumpahkan susunya ke baju dan jeans ku dan lihat kau bisa melihat pakaian dalamku. Apa? Pakaian dalam? Oh, sial kaos ini terlalu tipis. Shits, he can see through my t-shirt.

Kulihat kembali wajahnya, dan pipiku memerah. Apakah tadi dia baru saja mengerlingkan mata atau mataku saja yang tidak berfungsi. Oh, tuhan.

I hope my black bra won't let him down.






A/N : yessssssss, harrynya omes.. haha. vote dan comment yaah. larry-larry is everywhere

Continue Reading

You'll Also Like

139K 14.6K 89
"i'm broke and hopeless too." Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar. Love, penul...
49.4K 6.3K 53
Zhou Yichen tidak pernah membayangkan dia akan jatuh cinta pada Siluman Monyet yang telah membunuh ayah dan kakak laki-laki tercintanya. Tapi setelah...
153K 12.8K 51
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
115K 7.7K 21
Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. N...