" hahaha, kau harus bertanggung jawab karena telah membuat ku tertarik pada mu manis." Ujar yongguk sedikit meringis akibat tendangan yoongi. Dia lalu pergi dari perpustakaan dengan sesekali bersiul.
.
.
.
Disekitar lorong kelas, terlihatlah seorang pria berkulit pucat sedang mengomel – ngomel sendiri. Yoongi - pria yang sedang mengomel- itu masih kesal karna insiden di perpustakaan tadi, dia mengelus pipinya yang dicium oleh yongguk dengan kasar.
" sialan. Si brengsek itu sembarang mencium pipiku. Dan apa – apaan perkataannya itu? dia akan memperkosaku. Cih, akan kulaporkan dia ke kantor polisi dengan tuduhan pelecehan seksual." Omel yoongi. Dia terus berbicara sendiri tanpa melihat jalan dan....
BRUUGGHHH...
"aduuh, sakit sekali" terdengar rintihan dari yoongi. Dia mengelus pantatnya. " kau bisa liat jalan tidak sih?" rutuk yoongi kepada orang yang telah menabraknya.
" harusnya aku yang bilang itu bodoh." Ucap seseorang yang berada di depannya. Orang itu pun mengetuk kepala yoongi kuat – kuat.
" adduh sakit jin hyung." Rintih yoongi setelah tau siapa yang telah memukulnya. Yah hanya jin yang berani memukul yoongi.
" siapa suruh kau menyalahkan orang padahal kau sendiri yang salah. Dan kenapa kau mengomel sendiri? Kau sudah mulai gila?" tanya jin sembari membantu yoongi berdiri.
" aniya, aku tidak apa – apa." Ujar yoongi berbohong.
" yang benar?" tanya jin selidik.
" iya hyung, aku tidak apa – apa, aku hanya kesal karena harus membersihkan seluruh perpustakaan sendiri." Yoongi tidak ingin memberitaju tentang kejadiannya di perpus.
" salah mu sendiri, siapa suruh tidak mengerjakan pr." Omel jin.
" issh, iya iya lain kali aku akan mengerjakannya." Sungut yoongi mempoutkan bibirnya.
" yasudah aku pulang, yang lain sudah menunggu." Ajak jin yang dibalas dengan anggukan oleh yoongi.
THE BEST WOLF BULLETPROOF
Pria mungil itu terlihat sedang duduk di depan kasir, menopang dagunya dengan kedua tangannya. Dia terlihat sangat bosan. Mini market itu terlihat sepi, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 11.05 malam, sebentar lagi dia akan pulang, dia hanya perlu menunggu temannya dan berganti shift dengannya.
CRINGG..
Terdengar pintu terbuka, tanda ada yang masuk. Ternyata itu adalah temannya jimin pria mungil itu.
" maaf jim, aku telat." Wanita berambut pink itu meminta maaf.
" tidak apa – apa, kau hanya telat 5 menit saja. Tapi kenapa kau bisa telat, bomi?" Ujar jimin memberikan senyumannya, kepada wanita tersebut.
" hehehe, aku ketiduran jim," wanita yang bernama bomi itu menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"kebiasaan mu itu harus diubah,bom." Ujar jimin sambil memberikan seragamnya kepada bomi.
" sudah kuusahakan park jimin, kan sekarang aku sudah tidak terlalu lama terlambatnya." Sungut bomi memakai seragam yang diberikan jimin.
" tapi kan tetap saja terlambat" ujar jimin lagi.
" hih iya iya, aku usahakan lagi." bomi menghela napasnya pelan, " oh iya bagaimana hari ini? tadi banyak yan datang.? Tanya bomi.
" seperti biasa, dimalam hari pasti sepi pengunjung." Jawab jimin.
" haaaa, aku pasti bisa mati bosan disini" bomi menyenderkan dagunya di meja kasir.
" hahaha, semangat kerja nya bomi. Aku pergi dulu." Tawa jimin menyemangati temannya itu. wanita itu hanya melambaikan tangan nya lemas. Namun tiba – tiba dia mengangkat kepala nya teringat sesuatu.
" oh iya, tadi aku melihat ada seseorang di depan situ, apa temanmu menjemput jim?" tanya bomi.
" hhm? Teman ? sepertinya tidak. Aku tidak ada janji dengan siapapun. Lagian ini sudah sangat malam. Siapa yang mau menunggu ku pulang." Jawab jimin bingung.
" oh begitu. Mungkin dia sedang menunggu orang lain. Tapi ngomong – ngomong orang itu tinggi dan sangat tampan jim." Kata bomi memamerkan cengirannya.
"eeii, mata mu itu pasti langsung melotot jika melihat pria tampan, ingat kau itu sudah punya myungsoo, bom." Jimin mengingatkan.
" iya aku tau, aku kan hanya melihat – lihat, tapi hati ku hanya untuk my myungsoo" bomi memeluk dirinya sendiri.
" hahaha yasudah aku pergi. Annyeong bom." Setelah itu jimin benar – benar pergi dari tempat itu.
Sesampai diluar, jimin melihat orang yang dikatakan oleh bomi. Dia tidak kenal dengan sosok orang tersebut,orang itu memakai jaket,dan kepalanya di tutupi oleh topi, jadi dia langsung saja melenggang pergi. Ketika dia lewat di depan orang itu. terdengar seseorang yang memanggilnya.
" jimin." Panggil pria itu. jimin yang merasa dipanggil, langsung membalikkan badannya.
" oh sehun?" pekik jimin.
" hai" sapa sehun, berjalan kearah jimin.
" sedang apa kau disini? Inikan sudah sangat malam." Tanya jimin.
" aku menunggumu." Jawab sehun.
" eh? Kau menunggu? Untuk apa? " tanya jimin lagi.
" tentu saja untuk mengantarmu pulang. Ini sudah malam, berbahaya kalau kau pulang sendirian, kalau ada yang berniat buruk bagaimana." Jelas sehun ( justru kau yang berbahaya untuknya, sehun. kau kan mesum :p)
" tidak apa – apa, aku sudah biasa kok. Kau tidak usah repot – repot menjeputku. Aku bisa naik bus" Jimin merasa tak enak dengan sehun.
" apa naik bus? Kalau begitu, aku akan menjeputmu tiap hari." Tukas sehun.
" sungguh aku tidak apa – apa sehun, aku tidak ingin merepotkan mu." Jelas jimin. Dia benar – benar tak ingin merepotkan lelaki itu.
" aku tidak merasa kau merepotkan ku, ini inisiatifku sendiri untuk menjemputmu. Jadi mulai sekarang aku akan menjemputmu." Jelas sehun.
" tap..."
" tidak ada tapi – tapian, aku tidak menerima penolakan." Ucap sehun tegas.
" baiklah" jimin mengalah.
" bagus, nah sekarang ayo kita pulang." Sehun menggenggam tangan jimin dan membawanya menuju mobil mewah miliknya.
" masuklah." Perintah sehun membukakan pintu untuk jimin.
" terima kasih." Kata jimin.
Setelah sehun pun masuk kedalam mobil. Dia melihat jimin sedang kesusahan memakai sabuk pengaman.
" biar aku saja" sehun mengambil sabuk yang berada disebelah jimin, jarak mereka berdua kini sangat dekat. Jimin bisa merasakan hembusan napas sehun. pria berwajah datar itu menatap jimin dengan sangat lembut, jimin dibuat tersipu malu dibuatnya, dia pun mengalihkan pandanganya kebawah. Memilin bajunya karena gugup.
" sudah." Kata sehun. tapi pria mungil itu masih menatap kebawah.
" hei jangan melihat kebawah terus. Aku jadi tidak bisa melihat wajah manismu." Sehun mengangkat dagu jimin, dan mengarahkan nya untuk melihat sehun. jantung jimin berdegub sangat cepat, semburat diwajahnya pun kini semakin merah.
" ehm, i-iya." Jawab jimin gugup, entah kenapa sehun selalu membuatnya deg-degan dengan perlakuan manisnya kepada jimin. Sehun lalu mengelus rambut jimin. " nah beritahu aku dimana rumahmu." Pinta sehun. setelah memberitahu dimana letak rumahnya. Mobil mewah itupun melesat pergi.
Hening....
Itulah suasana yang ada di dalam mobil sehun, tak ada yang berbicara. Karena merasa bosan, sehun pun memulai pembicaraan.
" jim" panggil sehun.
" ya?" jimin menolehkan pandangannya kearah sehun.
" apa pria pucat itu memang pacar mu?" tanya sehun masih fokus menyetir.
" maksudmu yoongi hyung?" jimin bertanya kembali.
" yaah siapapun namanya, apa dia memang pacarmu?" sehun mengulang pertanyaan nya.
" bukan, dia sahabatku." Jawab jimin.
" benarkah?" sehun menolehkan kepalanya. Dan jawab anggukan oleh jimin.
" oh baguslah kalau begitu." Sehun lega, ternyata pria mungil disampingnya ini bukan pacar si lelaki menyebalkan itu. " lalu, apa kau punya kekasih?".
" haha, kenapa ? kau mau mendaftar jadi kekasihku?" jimin hanya bercanda.
" kalau memang iya kenapa?" tanya sehun, dia menatap tepat di mata jimin. Pria berpipi chubby ini lalu mengalihkan pandangannya kejalanan. Menyembunyikan wajahnya yang kini sudah seperti kepiting rebus.
" hei, kau kau belum jawab pertanyaan ku. Kalau memang iya aku ingin menjadi kekasih mu kenapa?" ulang sehun tanpa melihat jimin. Hanya senyum yang di perlihatkan.
TBC...
hai hai saya balik lagi, gimana cerita yang kali ini?
vote dan comment kalian sangat membantu untuk kelancaran saya meneruskan cerita ini
TERIMA KASIH, SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA. ANNY