The Secret Life of The Innoce...

By wldstrs

114K 3.2K 99

Di dunia ini, mempertahankan kepolosan bukanlah hal yang mudah, banyak godaan dan gangguan yang datang silih... More

Author's Note
Author's Note
Part I
1. With Cherry On Top
2. Trouble Head On
3. Neon and The Spotlight
Series
Info
Escape Manorwood
4. Mary Has a Little Lamb
Seriously?!
5. Popping Cherry
6. Spine Chilling, Adrenaline Pumping
7. 'Till The Magic Happens
8. Loud Noises of Echo
9. Red, Yellow, and Green
10. Swirling Nerves
11. The Raged Breath
12. Lines To Be Crossed
Author's Note
13. Stitches and Bruises
15. Loud Beating
16. A Grand Gesture
17. How It Went
18. Pushing You Away
19. The Highest Tree
20. Small Whimpers
Break
21. Love and Mercy
22. Beautiful Words Within You
23. Get Through With it
24. Those Three Little Words
25. Stay, Baby
News

14. He's No Beast

1.7K 98 3
By wldstrs

Because today is Friday the 13th. And we all know what happen on that day.
Ha ha ha ha
Enjoy your day, my little devils
😈😈
-----------------------------------------------

Bekas jahitan di pinggang ku tidak terlihat begitu menarik, untung saja aku tidak akan pernah memakai pakaian yang terbuka dengan kemungkinan bekas luka tersebut terlihat. Ini akan selalu menjadi pengingat untuk ku tentang pilihan ku kalau aku akan pernah lupa, yang aku yakin tidak akan pernah.

Saat masih di rumah sakit, Zac bertanya pada ku apa aku masih mau mendampinginya membalap, aku ingin berkata tidak, karena aku sudah tahu bagaimana bahaya yang sebenarnya, aku sudah mengalaminya, tapi alih-alih berkata tidak, lidah ku memiliki pemikirannya sendiri dan berkata tentu saja. Aku masih belum tahu apa alasan pasti ku mengatakan ya untuk tetap duduk disisinya saat ia menantang kematian, tapi aku ada dua tebakan untuk menjawab. Satu, karena mungkin perasaan ku padanya, dan dua, karena mungkin aku mulai menyukai rasanya berada di sana. Tebakan kedua adalah alasan yang ku berikan padanya saat ia bertanya alasan ku. Zac berpikir kalau itu adalah cara ku membuatnya sengsara, yang sampai sekarang aku masih tidak mengerti mengapa ia berpikir seperti itu, bukankah ia suka kalau aku ada disana? Atau apakah itu sudah berubah? Patut dipertanyakan kepadanya, tapi aku tidak melakukannya, aku hanya mengatakan kalau ia harus tetap siaga akan serangan tiba-tiba dari ku.

Aku tidak yakin ia melihat kalau aku hanya bercanda. Untuk sebuah alasan, sejak kejadian itu, Zac lebih sering terlihat serius dan juga tegang, dan sungguh aku tidak menyukainya, tidak sedikit pun.

Tapi itu adalah beberapa minggu yang lalu, dia sudah kembali seperti dirinya, walau hanya sedikit. Setidaknya itu sebuah kemajuan bukan?

Zac memberitahu ku kalau sore ini akan ada balapan yang super besar, dan dia membutuhkan ku disana, tapi anehnya, bukan di sisinya, tapi dengan teamnya, dan teamnya adalah teman-temannya. Kenapa ia tidak ingin aku berada dalam mobilnya seperti biasanya? Apa ia menemukan seorang pengganti yang lebih cocok untuk posisi itu? Aku tidak bisa menahan diri ku untuk tidak merasa tidak lagi dibutuhkan. Tapi walaupun begitu, aku masih bersiap-siap dan ikut dengannya saat ia menjemput ku. Dia bersikeras untuk menjemput ku walaupun aku mengatakan aku bisa berangkat dengan Victoria. Tapi sejak Victoria adalah teman Zac, tentu saja ia akan membantu temannya, dia meninggalkan ku sebelum aku bahkan siap untuk berangkat dengan Ethan. Tapi sudahlah, mungkin akan menjadi hal buruk menjadi orang ketiga dalam mobil si pasangan yang berbahagia.

Saat Zac menjemput ku, aku terkejut melihat mobil barunya. Dia memang sudah mengatakan ia akan mengganti mobilnya karena alasan yang sudah jelas, tapi aku tidak menebak ini. Aku memang tidak mengenal apapun yang menyangkut mobil dan mesinnya, tapi aku cukup yakin mobil barunya ini lebih baik dari mobil yang sebelumnya, dan jelas sekali lebih keren, terutama warnanya, aku suka kombinasi warnanya, memang kombinasinya tidak terlihat 'pria', tapi kombinasi hitam dan magenta sangat keren.

Kita kembali lagi di trek balap kemarin, tapi kali ini, di kursi penonton terdapat lebih banyak orang. Apakah mungkin Zac terlibat dalam sebuah balapan resmi yang memang diadakan dengan sponsor dan segala macamnya?

"Kau menatap mobil ku seperti kau menaksir padanya" ucap Zac mengejutkan ku "aku cemburu"

"Mobil mu sangat keren" ucap ku menutupi rasa malu ku tertangkap dengan tawa

"Well, dia memang cantik" ucapnya

"Umm..." Sekali lagi, aku merasa wajah ku memerah. Kali ini karena saat ia mengatakan kalimatnya, dia tidak menatap mobilnya, dia menatap ku. Ganti topiknya, ganti topiknya "kenapa kau disini?"

"Kenapa kau disini?" Balasnya memiringkan kepalanya

"Jawaban ku sudah jelas, aku sedang mengagumi mobil mu" balas ku menujuk mobilnya

"Aku mencari mu" dia harus berhenti melakukan apapun yang ia lakukan pada ku saat ini

"Untuk apa?" Tenang, tenang, ini adalah Zac yang kita bicarakan, dia memang pria yang genit

"Semua orang di luar, pre-race party, sementara kau disini" ucapnya mengangkat bahu "ayo keluar dan bersosialisasi"

"Bukan tempat ku" balas ku menggeleng

"Kau ingin tes lap dengan ku?" Tanyanya tiba-tiba setelah beberapa saat sunyi

"Tidak kah kau seharusnya melakukan itu dengan... Aku tidak tahu, montir mu?" Tanya ku

Zac tertawa kecil sebelum menjawab pertanyaan ku "bukan tes lap itu" Sudah kah aku mengatakan senyumnya adalah senyum yang sangat luar biasa manis? "Yang ku maksud adalah kau mengendarai mobil ku memutar trek" aku hanya menatapnya syok, apa dia gila? "Maksud ku, kau dari tadi sudah kurang lebih eyefucking mobil ku, kenapa tidak sekalian saja?" Lanjutnya membukakan pintu pengemudi "jangan katakan kau tidak ingin.."

"Bagaimana kalau aku menabrak?" Tanya ku memasuki mobil dengan ragu

"Aku tidak meminta mu mengebut, munchkin" ucapnya santai "lagipula, aku akan ada di sisi mu, jadi tak perlu gugup" ia bergerak untuk merapikan rambut nakal ku ke belakang telinga "tangan kaki masuk" ucapnya sebelum menutup pintu

Zac memang mengatakan aku tidak perlu gugup, tapi malah justru itu membuat ku gugup. Kita membicarakan mobil dan diri ku, terutama mobilnya, tentu saja aku akan gugup, apalagi dengan ditambah oleh Zac. Lengkap sudah kegugupan ku.

Raungan mesin saat aku menyalakan mobil menarik perhatian orang-orang diluar garasi tempat mobil Zac di parkirkan. Untung saja kaca mobil Zac gelap, jadi aku cukup yakin tidak ada yang bisa melihat ke dalam mobil saat aku membawa mobil melewati mereka. Aku tidak yakin mereka mengetahui diri ku di balik kemudi adalah hal yang baik...

"Speed up, muchkin, kalau kau tidak ingin menarik perhatian" ucap Zac menyentuh paha ku seolah itu adalah hal normal.

Menuruti perkataannya karena aku melihat kebenaran fakta di sana, aku membawa mobil dari kecepatan 50 ke 80. Cukup kencang sudah untuk standar ku, malahan mungkin terlalu kencang.

Saat satu lap sudah terlewati, Zac tidak mengatakan apapun, dia membiarkan ku tetap membawa mobilnya saat aku tiba-tiba merasa berani dan menekan gasnya lebih kencang

"Harus ku katakan, munchkin, kau cepat belajar" ucapnya menatap ku

"Sudah ku katakan bukan?" Balas ku bangga

"Mungkin kapan-kapan kau bisa menggantikan ku membalap" balasnya santai

"Itu gila, cara mu membalap... Aku tidak bisa"

"Kau pikir apa yang kau lakukan sekarang?" Tanyanya tertawa "kau mencapai 120 saat ini"

"Haruskah aku memperlambat?" Tanya ku ragu

"Aku katakan malah mempercepat" balasnya menatap ku, dan entah bagaimana, tatapannya membuat ku lebih percaya diri. Mungkin aku bisa melakukannya "ambil baris agak kanan"

"Untuk apa?" Tanya ku berusaha untuk tetap fokus ke trek

"Lebih aman saat kau berbelok" ucapnya

Di lap ketiga, aku hampir mencapai 160. Ini sangat menyenangkan, mungkin Zac memang benar memaksa ku untuk belajar. Saat aku sampai 170, aku rasa itu sudah maksimumnya aku bisa mengatasi mobilnya, tidak ingin kecelakaan lagi saat aku baru saja sembuh dari yang sebelumnya. Satu lap lagi dan aku selesai.

Sejak memang sudah waktunya untuk Zac benar-benar test lap dengan konsultasi dari montirnya, Zac meminta ku untuk memberhentikan mobilnya di pit, bukan kembali dalam garasi. Aku tidak yakin itu adalah ide yang baik, orang-orang akan melihat aku yang turun dari sisi pengemudi dan bukan Zac. Aku tidak mau mereka melihat, tapi Zac tidak mau mendukung ku saat aku mengatakan keinginan ku. Dia mengatakan apa yang aku lakukan di trek tadi bukan sesuatu yang membuat ku malu, aku seharusnya bangga karena aku memulai dari 0 bahkan mungkin minus dan sekarang aku sudah sampai di 160 dalam waktu yang singkat. Tidak semua orang bisa melakukannya.

Tebakan ku benar terjadi saat kita berhenti di depan mereka dan aku keluar dari mobil. Aku mendengar orang-orang menarik nafas terkejut

"Sudah ku tebak ada yang berbeda dengan cara Zac mengemudi" ucap Sean "ternyata memang bukan dia yang mengemudi" lanjutnya menyeringai

"Itu sungguh buruk, huh?" Ucap ku malu

"Mengejutkan ya, tapi tidak buruk" Sean menggeleng "sangat mengejutkan melihat mu di trek!"

"Oh Tuhan, aku benar bukan?!" Aku dengar suara Victoria sebelum pemiliknya "shit, Emily, apa Zac mengajarkan mu itu?" Dari caranya tersenyum, mengingatkan aku kepada seorang ibu yang bangga pada anaknya

"Dia mengajari ku mengemudi" balas ku melirik Zac yang hanya bersandar di mobilnya tidak mengatakan apapun

"Well, Zac, untuk kali ini, kau sungguh berguna" ucap Victoria menonjok lengan Zac, tapi ia tetap tidak mengatakan apapun, ia hanya menyeringai.

Apa Zac akan kembali lagi menjadi aneh? Apa yang salah dengannya sebenarnya, huh?

🦄🦄

Pertanyaan ku tentang ia menemukan pengganti telah terjawab. Alasan dia tidak menginginkan ku disisinya adalah karena balap ini adalah balap solo yang tidak mengijinkan membawa pendamping. Jadi untuk saat ini, posisi ku aman.

Aku menontonnya melewati lap ke-6nya, pada 3 lap pertama, Zac berada di posisi 6 dari 10, yang sungguh tidak baik, tapi dengan satu trik yang aku tidak mengerti bagaimana bisa bekerja, di lap ke-4, Zac berhasil naik ke posisi 3.

Saat ini, ia sedang bekerja untuk berpindah ke posisi 2, lawannya selalu menyetarai mobil Zac, yang membuat Zac sedikit kesulitan. Di tengah-tengah hal itu, tiba-tiba Zac menurunkan kecepatan dan membiarkan lawannya melaju di depannya, mengembalikan dia ke posisi ke-3. Untuk sesaat ia tidak melakukan apapun selain membuntuti di belakang lawannya, lalu tanpa diduga, ia menyalip lawannya, 2 lawannya, sekarang ia berada di posisi pertama. Wow! Zac sangat licik dan cerdik di saat yang sama. Dia ada di posisi pertama dan garis finish sudah sangat dekat, dengan kecepatannya saat ini, aku yakin itu hanya akan menjadi beberapa detik!

Dan dia menang! Posisi pertama! Dia menang dan entah kenapa aku tidak pernah merasa lebih senang dari saat ini. Aku adalah orang pertama yang mendatanginya setelah ia keluar dari mobilnya di pit. Aku sungguh bertingkah diluar diri ku, karena diri ku yang ku kenal selama ini, tidak akan pernah sekali pun melempar dirinya ke dalam pelukan siapapun, apalagi seorang pria yang bukan keluarganya. Apa yang salah dengan ku?

"Well, aku tidak keberatan melakukannya lagi kalau ini yang akan aku dapatkan setelahnya" ucapnya setelah aku sadar dan melepaskan diri ku darinya.

"Maaf" ucap ku berdeham, menyadari kalau tangannya masih disana, merangkul bahu ku

"Untuk apa? Memeluk ku?" Balasnya tertawa

Namun sebelum aku bisa membalasnya, dia sudah ditarik oleh teman-temannya, yang seperti orang normal, memberi ucapan selamat atas keberhasilan meraih posisi pertamanya. Kenapa aku tidak bisa mengontrol diri ku? Kenapa aku harus mempermalukan diri ku sendiri? Argh! Ini sangat payah! Sekarang kemungkinan dia berubah pikirkan tentang tetap menjadikan ku partner dalam mobilnya. Mana ada yang mau memiliki partner aneh dan gila saat dalam keadaan balapnya? Sungguh, aku berharap dunia menelan ku saat ini juga, aku terlalu malu untuk tetap berada disini.

"Earth to Emily" ucapnya sambil tertawa

"Ya?" Balas ku menatapnya

"Darimana kau?" Tanyanya, tapi jelas aku tidak akan memberitahunya "mari, aku antar kau kembali ke asrama"

"Tidakkah kau memiliki pesta atau sesuatu untuk merayakan kemenangan mu?" Tanya ku bingung

"Kenapa? Kau ingin datang ke pesta?" Tanyanya balas menatap

"Jujur saja, tidak, tapi aku tidak ingin membuat mu ketinggalan karena mengantar ku pulang" balas ku menggeleng

"Aku yang menjemput mu, aku yang akan mengantar mu pulang" ucapnya membukakan pintu penumpang untuk ku, tapi aku tidak bergerak "atau mungkin kau ingin mengemudi?" Tanyanya menahan dagu di pintu mobil

"Tidak" balas ku menggeleng

"Kau yakin? Karena tawaran ini tidak akan sering terjadi, dan aku tahu betapa kau menyukai mobil ku" dia bergerak mendekati ku, pintu penumpang masih terbuka "ayo, jangan malu-malu"

Jujur, aku memang ingin, tapi ini berbeda, kita tidak lagi berjalan di trek, kita akan berjalan di jalan raya, dimana disana akan ada mobil lain, yang tidak dapat ditebak, dan kemacetan, dan lain sebagainya

"Kau memikirkannya terlalu jauh" ucapnya menyadarkan ku kembali "masuk saja dalam mobil dan mengemudi"

"Aku tidak akan bertanggung jawab dengan apapun yang terjadi" ucap ku sebelum memasuki mobil

"Aku yakin apapun itu tidak akan terjadi" ucapnya sebelum menutup pintu mobilnya.

Dan seperti selalu, Zac benar. Kita sampai di asrama ku dengan utuh tanpa kendala sedikit pun, Zac bahkan tidak komplain saat aku mengemudi dengan kecepatan lansia, seperti yang biasa ia serukan saat ia terjebak dibelakang mobil dengan kecepatan lambat. Dia hanya duduk disana, mendengarkan radio, dan menikmati perjalanannya, dan entah kenapa, aku tidak merasakan kesunyian yang canggung, yang ada hanya kesunyian yang rasanya... Damai. Mungkin memang ada yang salah dengan ku.

Saat aku turun dari mobil, Zac mengikuti, ia harus berpindah ke sisi pengemudi dan ia terlalu besar untuk berpindah melewati consolenya, jadi ia harus memutar mobilnya untuk memasuki sisi pengemudi.

Aku mengucapkan terima kasih ku saat melewatinya yang ia balas dengan sebuah anggukan, tapi saat aku sudah mau melangkah menjauhinya, ia menghentikan ku dengan menangkap tangan ku

"Emily?" Ucapnya pelan

"Ya?" Aku berusaha membuat diri ku terlihat tenang, menyembunyikan jantung ku yang memilih saat ini untuk memompa lebih cepat

"Terima kasih" ucapnya tidak menatap ku

Kenapa ia berterima kasih pada ku? "Untuk apa?"

"For staying" ucapnya menghela nafas dan menatap ku "untuk tetap disana dan tidak meninggalkan ku"

"Apa... Apa..." Ugh kenapa aku terbata-bata? "Apa maksud mu?"

Tapi ia tidak menjawab ku, dia hanya menarik ku ke arahnya dan mendaratkan sebuah ciuman—jangan kau berpikiran kotor dulu—di pipi ku dengan lembut, membuat jantung ku yang sudah cepat, menjadi lebih cepat rasanya bisa sampai meledak. Apa yang ia lakukan kepada ku?! Itu hanya sebuah kecupan di pipi, itu hanya sebuah kecupan ramah, tidak ada hal lain.

"Aku sungguh menyukai mu, Emily" katakan ini tidak benar-benar terjadi... Apa ia baru saja melakukan pengakuan pada ku?

Continue Reading

You'll Also Like

15.9M 1.5M 93
Book One - Noir [Completed] Book Two - Noir : Tale of Black and White [Completed]
17.9M 766K 59
BELUM REVISI!!! Pernikahan dini hasil dari perjodohan dadakan memang terdengar tabu di era modern seperti ini. "Remaja SMA berumur 16 tahun menikah k...
6.2M 569K 55
Karena dekrit dari Raja mereka berdua terikat dalam pernikahan. Bagi Yeonhee, yang terpenting adalah menikmati hidupnya dengan santai. Karena i...
5.3M 293K 36
Di masa lalu, Ashley Carlton menyukai Ethan Bradley, sebagai cinta pertamanya. Ashley merasa bahwa Ethan adalah laki-laki yang sempurna. Sampai suatu...