Mask Of Life [BAEKYEON]

By ReluvieYUN

80K 7K 2K

Seorang wanita yang hampir lahir dengan sempurna. Kekayaan, kepintaran, semua kebutuhannya terpenuhi. Namun... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
The End ?!
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
ENDING
SEQUEL "Mask Of Life"
Cuap-Cuap

Chapter 28

1.7K 149 147
By ReluvieYUN

'Kau meninggalkanku. Apa aku melewatkan sesuatu?' -Kim Taeyeon

---- Kim Taeyeon ----

    "Yak! Ada apa denganmu?"

Seketika aku tersadar dari lamunanku.

"Akhir-akhir ini kau sering sekali melamun. Ada apa denganmu?" Ucapnya.

"Kau tau, banyak pekerjaan akhir-akhir ini." Ucapku padanya.

"Pantas saja kau sulit untuk ditemui akhir-akhir ini." Ucapnya lalu menyesap tehnya.

Aku menelan salivaku dengan susah payah, "Begitulah." Ucapku akhirnya.

"Aku tadi mendapat pesan bahwa Sica akan kemari. Aku akan pergi." Ucapnya seraya berdiri dari duduknya.

"Wae?" Tanyaku heran.

"Kau tau, akhir-akhir ini dia mendiamiku tapi terkadang tiba-tiba dia mengajakku berbicara namun tiba-tiba ucapannya seperti mengundang perang." Ucapnya dengan sangat serius, namun terkesan lucu di mataku.

"Kau berlebihan, Yeol."

"Jinjja! Sudahlah aku akan pulang saja. Jangan titipkan maafku padanya, ne." Ucapnya lalu melangkah menjauh dan akhirnya Ia menghilang.

Aku menatap layar televisiku yang memantulkan kembali rupaku.

   Kau kemana? Mengapa kau meninggalkanku? Mengapa keluargaku tidak pernah menghubungiku? Aah ani ani! Mereka bukanlah keluargaku.

Apa mereka sudah tau kalau aku mengetahui bahwa aku bukan keluarga mereka? Karena itu mereka menjauhiku? Lalu, untuk apa aku masih tetap di rumah ini?

Lalu, kemana Baekhyun pergi? Apakah dia marah padaku? Apakah dia malu karena statusku di keluarga ini? Apakah aku berbuat kesalahan lagi?

Aku ingin mengatasi semua ini dengan pemikiran dewasaku. Namun, hatiku terlalu sakit untuk menyeimbanginya.

Aku membutuhkan seorang payung saat ini. Yang senantiasa melindungiku disaat setiap tetesan ingin menerpaku. Namun, aku tak ingin dia pergi bila angin kencang mencoba menerbangkannya. Aku ingin dia tetap bertahan demi aku, karena aku pun akan senantiasa berjuang untuk mempertahakannya dari terpaan.

Lalu aku akan menjadi seorang selimut. Yang selalu menghangatkan disaat dia kedinginan dan yang selalu menyelimuti saat dia sedang sakit. Tak perduli harus berapa lama menunggu dengan terlipat rapi untuk digunakan, namun aku selalu siap memberi kehangatan kapanpun itu.

Namun aku tau, itu tidak mungkin. Aku sendiri tidak bisa menghangati diriku sendiri. Lalu bagaimana caraku menghangati orang lain?

   Aku menatap pantulan diriku pada layar televisi. Lalu aku tersadar sesuatu.

Mengapa para pelayan melarangku untuk menyalakan benda bersegi ini? Dan entah mengapa Jessica dan Chanyeol pun melarangku. Waeyo?

Aku berjalan menuju remote yang berada di samping televisi. Apakah aku melewatkan suatu hal yang berharga?

Dan saat dapat meraih remote itu, aku menekan sebuah tombol. Dan televisi itu pun menampilkan sesuatu.

"Taeyeon!" Aku tersentak mendengar dua buah teriakan. Lalu aku membalikkan tubuhku. Dan saat itu juga aku melihat Sunny dan Jessica yang menatapku was-was. Waeyo?

"Aah karena sudah ada Nona Jessica, maka aku akan kembali." Ucap Sunny lalu meninggalkanku dan Jessica.

Aku ingin menyuarakan pertanyaanku namun takku ucapkan karena melihat Jessica berjalan cepat menuju arahku. Lalu setelahnya televisi itu pun menampilkan layar hitam lagi.

"Yak! Mengapa kau matikan?" Ucapku tak terima.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya sedikit khawatir?

"Yak! Tentu saja menonton televisi. Aissh, tadikan aku menonton Pororo." Ucapku masih tak terima.

"Hanya itu?" Ucapnya menyelidik.

"Ne, wae?" Tanyaku balik.

"Aah, ani. Sudahlah lebih baik lupakan. Aku kesinikan untuk menemanimu." Ucapnya lalu memelukku tiba-tiba.

Aku tersenyum menanggapinya. Akankah bila semua orang mengetahuinya, maka mereka juga akan memelukku hangat seperti ini? Atau mereka akan menjauhiku lalu meninggalkanku?

"Yak! Mari melakukan hobi biasa kita." Ucapnya bersemangat.

"Aku malas. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan saja. Kau tau, sedari lima hari yang lalu aku terus berada di rumah. Mengurus pekerjaanku pun disini. Membosankan!" Ucapku.

"Andwae! Kau harus tetap berada disini, di rumahmu." Aku menatapnya sedih. Dia masih belum mengetahui akan hal itu.

"Arra-arra, kajja! Aku kemarin membuat sebuah lagu." Ucapku bersemangat memberitahunya.

"Jinjjayo? Aku bahkan belum mendapatkan satu kalimat pun." Ucapnya lalu menghela napas gusar. Aku pun hanya tersenyum menanggapinya.

Semenjak kejadian itu, aku dan Jessica menjadi memiliki hobi baru. Sebenarnya ini ide gila Jessica, namun pada akhirnya aku pun menikmatinya.

   Dan akhirnya kami sampai di sebuah ruangan di bagian taman belakang. Aah, ani! Lebih tepatnya sebuah studio.

Itulah ide gila Jessica. Mengubah sebuah ruangan bekas gudang menjadi studio kecil. Dan disinilah tempat kami bermain alat musik, men-cover lagu, serta menulis dan mengarasemen lagu.

Jessica mengatakan padaku bahwa, "Gunakanlah tempat ini untuk mengganti air matamu. Gunakanlah lagu untuk melampiaskan sesuatu yang tak bisa kau ucapkan sendiri. Terkadang dengan itu, orang lain akan lebih mengerti." Seperti itulah ucapnya.

"Yak! Hilangkanlah hobi melamun tidak bergunamu itu, Tae. Itu sangat mengganggu." Ucapnya terlihat kesal. Akupun hanya tersenyum meminta maaf padanya.

"Sekarang tunjukanlah hasil karyamu itu." Ucapnya tak sabaran.

"Aku tidak mau!" Ucapku seraya berjalan menuju sebuah sofa di pojok ruangan.

"Yak! Kau pelit."

"Aku akan menunjukkannya bila kau juga sudah berhasil membuat karyamu sendiri." Ucapku tegas kepadanya.

"Aku tidak akan bisa mendengarkan lagu buatanmu." Ucapnya seraya berjalan menuju sebuah piano.

"Wae?"

"Aku bingung. Aku tidak tau harus menulis apa. Pikiranku kacau." Ucapnya frustasi.

"Mengapa tidak menulis sesuatu yang berkaitan dengan, Chanyeol."

Iya benar, aku dan Jessica sudah tidak mempermasalahkan hal yang lalu lagi. Semuanya sudah teratasi di antara kami. Meskipun hingga detik ini Chanyeol tidak mengetahui hal tersebut. Meski begitu, aku dapat melihat kini kecanggungan yang ada bila Jessica dekat dengan Chanyeol.

"Waah, kau benar juga Tae. Ar-. Yaak! Mwo? Tentang dia? Ani, aku tidak akan!" Ucapnya sedikit gelagatan.

"Sudahlah, coba saja. Tulislah sesuatu yang benar dan ingin hatimu sampaikan. Lalu nyanyikanlah. Orang lain pasti akan sulit untuk menemukan tulisanmu. Tapi orang lain pasti bisa mudah mendengar suaramu dan apa yang sebenarnya ingin kau ungkapkan." Ucapku mencoba menyemangatinya.

Aku melihatnya tengah berpikir, sangat lama. Hingga akhirnya, "Gomawo." Hanya sebuah kata, namun senyuman dapat terukir di bibir kami berdua. Dan setelahnya dia pun mengambil sebuah kertas dan pensil. Dan aku melihatnya senantiasa tersenyum seraya menulis, meskipun beberapa kali dia terlihat menghapus tulisannya. Namun, itu tidak membuat senyuman di bibirnya terhapus.

Seketika aku teringat sesuatu. Aku harus memberitahukannya. Aku tidak ingin dia kecewa lalu beranggapan yang tidak-tidak tentangku yang merahasiakannya.

"Sica." Ucapku pelan. Namun, Jessica dengan cepat menoleh kearahku.

"Mwo?"

"Kau ingin tau sebuah rahasia?" Ucapku menatapnya.

"Rahasia? Apakah ada hubungannya dengan hal itu?" Ucapnya menatapku khawatir. Lantas akupun segera menggelengkan kepalaku, sehingga membuatnya menghembuskan napas lega.

"Kemarilah!" Lantas dia pun segera meninggalkan pekerjaannya.

"Rahasia apa?" Tanyanya kini tertarik.

"Aku ini bukan anak dari keluarga Kim. Baik dari eomma maupaun appa." Ucapku serius. Namun, setelahnya yang kudapati dia malah tertawa renyah namun detik setelahnya dia menatapku tak kalah serius.

"Kau bercanda?"

"Untuk apa aku bercanda untuk hal yang tidak main-main seperti ini?" Tanyaku balik kepadanya.

Dan detik itu juga, cerita itu mengalir. Aku hanya menjelaskan secara lisan kepadanya. Namun entah mengapa, kejadian itu malah bagaikan sebuah film yang terputar kembali di mataku.

"Siapa saja yang mengetahuinya?" Tanyanya menatapku khawatir.

"Tentu saja Seolhyun, eomma, dan appa. Baekhyun juga, Sunny, dan kau." Ucapku.

"Mengapa kau selalu terlihat kuat dimataku, Tae? Padahal sebenarnya kau sangat rapuh. Kau tau, aku sangat iri melihatmu terlihat kuat. Itu membuatku hilang akal sehingga melakukan hal lampau." Ucapnya kini yang tengah memelukku.

Sungguh, aku suka pelukan ini. Aku senang, saat ini aku bisa merasakan pelukan lagi.

"Kau tak ingat kata-katamu sendiri eoh? Jangan percaya orang lain dengan mudah. Semuanya memiliki alasan untuk melakukannya. Namun tidak seperti katamu, bahwa itu pasti alasan buruk. Tak selamanya sesuatu yang disembunyikan adalah hal yang buruk. Bisa jadi itu memang buruk bagi orang itu, namun berguna bagi orang lain." Ucapku membalas pelukannya.

"Aku ingin kau menjadi eommaku, kata-katamu sungguh indah." Ucapnya seraya terkekeh.

"Sayang sekali, aku tidak ingin punya anak saat ini." Ucapku membuatnya melepaskan pelukan lalu menatapku kesal.

"Siapa juga yang mau menjadi anakmu, aku yakin anakmu juga tidak akan ada bila kau terus melajang." Aku tersadar mendengarnya. Aku sadar. Iya, aku menyadari suatu hal.

"Tae?"

"Memangnya ada yang ingin punya eomma sepertimu? Cerewet, tidak bisa masak, lalu kau ju-. Yaak! Hajima!" Ucapku terkejut karena kini jari-jari usil tengah menggelitiku secara tiba-tiba.

Lantas kami pun tertawa bersama. Biarlah saat ini aku tertawa, aku juga ingin tertawa seperti orang lainnya. Aku bosan terus bersedih. Meski aku harus menemukan kepahitan lagi esok, setidaknya hari ini aku bisa tertawa.

Biarlah tawa ini sedikit demi sedikit mengikis luka yang telah mengeras. Biarlah aku tertawa meski masih ada banyak masalah yang belum terselesaikan. Tak apakan aku tertawa meski sebenarnya ini bukanlah saatnya aku harus tertawa bahagia?

   Di sela tawaku, aku kembali teringat akan dirinya. Munafik bila aku berkata bahwa aku tak mengharapkannya. Pembohong bila aku berkata bahwa saat ini aku tak merindukannya.

'Ada apa denganmu? Apakah kau tak lagi mencintaiku? Aku sungguh merindukanmu, Baek.' Batinku.

#TBC

-------------------------------------------------------------

   Annyeong!! Yun disini^^

Gimana? Gimana?!
Tambah gak jelas ya? Tambah absurd ya? Hmm.. Atau ngebosenin?

Yun tau ini FF ini pasti ngebosenin karena udah sampe Chapter 28 dan gak kelar-kelar 😂 Yun mah pengennya sebenarnya Chapter 20 udah kelar. Tapi, entah kenapa malah tambah belibet jadinya 😂 Yun keasikan buatnya, sampe bingung kapan ini FF bakalan end 😂😂

Gimana? Seenggaknya di chapter ini Taeyeon Eonni gak sedihkan? Gak tersiksakan? Naah masalah sama Jessica udah kelar :v Meski masalah lainnya belum kelar dan Yun ada buat masalah baru, hwahaha *tawa jahat* Eeh tapi, dong ini bakalan tambah panjang ceritanya 😂🔫

   Yun mau berterima kasih buat chingudeul yang dengan baik hati nyempatin waktu buat baca FF abal-abalan ini 🙇😢 Apalah Yun tanpa kalian *Peluk satu-satu para reader* :v

Makasiih juga yaa buat kalian yang udah sempetin untuk Vote+Comment 😢 Karena kalianlah Yun semangat buat terus lanjutin FF ini, dan terus ngusahain supaya fast update. Sementok-mentoknya imajinasi Yun, tapi karena kalian Yun selalu usahain buat terus ngelanjutin 😢

Sekain curhatan hati seorang Yun :v Eeh bentar dulu, Yun mau ngucapin sesuatu dulu :v

Selamat Puasa ya bagi yang menjalani^^ Dan semangat juga ya yang masih sekolah meski lagi puasa^^
Yun doong, udah kayak pengangguran selama dua minggu 😂 Punya kelas gak, apalagi sekolah 😂 Udah gak dianggap Yun mah :v 😢

Okelah sekian. Maaf atas keenggak jelasan Yun dan FF Yun ini :v

#maaf typo berserakan

Yun 🐰

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 497K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
6.4M 717K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
13.9M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...