Niall Horan Is My Guitar Teac...

By HaniIndahP

135K 7.6K 388

Semua yang aku inginkan hanyalah belajar untuk bermain gitar. Aku tidak pernah meminta untuk guru yang merupa... More

Niall Horan Is My Guitar Teacher
Prologue
Chapter 1: Bertemu Guru Gitar
Chapter 2: The Lesson and Welcome To My Life
Chapter 3: Haruskah Aku Memberitahunya?
Chapter 4: Rahasia Terungkap
Chapter 5: Bowling and Surprises
Chapter 6: Eric
Chapter 7: Aku bebas
Chapter 8: Maafkan aku
Chapter 9: Kita rayakan
Chapter 10: Dapatkan oreo milikmu sendiri!
Chapter 11: Makanan, Kami Datang
Chapter 12: Kencan Pertamaku Berjalan Buruk
Chapter 13: Empat Kata Sederhana Mengubah Hidupku
Chapter 14: Penampilan Pertama
Chapter 15: Aku Baru Saja Ingin Memberikan Hadiah
Chapter 16: Hanya Butuh Waktu untuk Sendirian
Chapter 17: No More Awkwardness!
Chapter 18: Hadiah Ulang Tahun Terbaik
Chapter 19: Hal-hal Lain Berjalan Lebih Baik
Chapter 20: Bertemu Anak-Anak
Chapter 21: Kau Beruntung Niall Menahanku
Chapter 22: Hari Keras dalam Pekerjaan
Chapter 23: Wawancara Tanpa The Boys
Chapter 24: Ibu?
Chapter 25: Aku Janji
Chapter 26: Forever and Always
Chapter 27: Apapun untuk Kakak ku
Chapter 27: Perpisahan Tidak Pernah Mudah
Chapter 29: Stay Strong
Chapter 30: Kita akan Menemukannya
Chapter 31: Selamat
Chapter 32: The Oreo Kings & The Rainbow Team
Chapter 33: Make-Over
Chapter 34: Buatkan Aku Sandwich!
Chapter 35: Freaking Sprinklers
Chapter 36: Membuat Lagu Baru
Please be patient
Chapter 37: PANEKUK DI ATAS TUMPUKAN JAMUR!
Chapter 38: AKU SEORANG IDIOT GENDUT
Chapter 39: Julia
Chapter 40: Teks Pesan
Chapter 41: Mencari Tahu
Chapter 42: Kami akan Lakukan Apapun untuk Melindungimu
Chapter 43: Semoga Ia Menyukai Kadonya
Chapter 44: "KEJUTAN!"
Chapter 45: Ed
Chapter 46: "Aku tidak bisa lagi"
Chapter 47: Heart Broken
Chapter 49: Rencananya
Chapter 50: Kecemburuan
Chapter 51: Awkward Silence
Chapter 52: Jangan Pernah Ubah Dirimu
Chapter 53: "Aku ingin membantu!"
Chapter 54: Who You Are
Chapter 55: "Kau... memakan... oreoku..."
Chapter 56: Ia Berbohong
Chapter 57: Sial Menjadi Diri Kalian
Chapter 58: Balas Dendam Itu Manis
Chapter 59: Pecundang Kecil.
Chapter 60: Tak Bisa Melakukannya Sendiri
Chapter 61: Bohong! Bohong! Bohong!
Chapter 62: Loved You First
Chapter 63: Siapa Bilang Aku Berhenti
Chapter 64: Typical Niall
Chapter 65: Hanya Kencan Kecil
Chapter 66: Mean Girls
Chapter 67: PANCURAN COKELAT!
Chapter 68: Kedua Kalinya Aku Menyelamatkanmu
Chapter 69: Permainan Dimulai, Horan

Chapter 48: Nancy

528 72 7
By HaniIndahP


**

Satu bulan kemudian

**


LIZZIE'S POV

Sebulan penuh telah kulewati semenjak Niall dan aku menghakhiri hubungan kami.

Dan ini sangat menyakitkan tapi juga canggung. Kapanpun kami di ruangan yang sama pasti semuanya menjadi sunyi dan canggung. Kami biasanya hanya bertatap-tatapan atau menghadap ke tembok.

Kami seperti orang asing sekarang. Kami tidak pernah bernyanyi 'Truly Madly Deeply' lagi setelah putus.

Aku rasa ini tidak benar. Tapi aku masih mencintainya. Sangat.

Tur ini selesai dan kami kembali kerumah kami. Aku mengeluarkan semua barang-barang dari koper dan tas-ku sambil memakan oreo-ku.

Setelah aku selesai membereskan semuanya aku turun ke tangga. Semuanya ada disana menonton televisi kecuali Niall yang tidak ada disana.

"Kemana Niall?" tanyaku.

Mereka semua menatapku.

"Simon ingin berbicara dengannya" jawab Liam.

Aku mengangguk dan duduk di lantai dengan bersandar ke sofa. Harry memainkan rambutku. Ia 'mengepang' rambutku. Ia melakukannya dengan sangat buruk.

"Sudah!" ucapku dengan memukul tangan Harry.

Ia hanya menyeringai. Aku memperbaikin rambutku dan kami mendengar pintu terbuka lalu tertutup kembali.

Maraku membelalak terhadap apa yang aku lihat. Kami semua membelalak melihat mereka.

"Guys. Ini Nancy, kekasihku" ucap Niall.

Well. Itu membunuhku.

Nancy hanya sedikit lebih pendek daripada Niall. Ia memiliki rambut pirang dan lumayan cantik.

Tidak ada yang berkata apapun. Tempat ini tiba-tiba sunyi.

"Um aku Liam, ini Zayn, Harry, Louis dan Elizabeth" ucap Liam memecahkan keheningan.

Nancy melambaikan tangannya kepada kami.

"Hey" ucapku dengan pelan.

Hening.

"Baiklah. Aku hanya ingin mengenalkannya dengan kalian semua. Kami akan pergi untuk makan malam. Sampai jumpa" ucap Niall.

Tatapan kami terkunci. Aku mengedipkan mataku menghilangkan air mata dan melihat ke arah lain.

Mereka pergi dan the lads menatap ke arahku.

"Liz." ucap Harry dengan merangkul pundakku dengan tangannya.

"Aku baik-baik saja" ucapku dan berdiri.

Suaraku pecah pada akhirnya.

Aku tidak bisa membiarkan mereka melihatku seperti ini jadi aku lari ke kamarku. Aku menutup pintu dan menguncinya.

Aku menyandarkan keningku ke pintu dan memukul pintu tersebut dengan tanganku dan aku mulai menangis.

Aku duduk dan memeluk kakiku dan terus menangis.

"Liz. Buka." ucap Harry.

Aku tetap diam tapi membiarkan ia masuk. Mereka menutup pintunya dan duduk bersamaku di lantai.

"Semuanya akan baik-baik saja" ucap Liam

"TIDAK! Tidak akan ada yang membaik" ucapku dengan isak tangis.

"Ini tidak terlihat benar" ucap Zayn dan berdiri.

"Apa?" ucapku.

"Niall tidak bisa move on secepat itu. Ketika ia jatuh kepada seseorang, ia jatuh sangat dalam. Dan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan baginya untuk melupakannya." Jelas Zayn.

"Apa yang kau ucapkan" kataku.

"Sesuatu terjadi kepadanya." ucap Zayn.

"Tidak. Dia sudah move on. Ia tidak mencintai aku oke?" ucapku.

"Liz. Tentu saja ia masih mencintaimu." ucap Harry.

'TIDAK! Ia tidak. Ia sudah move on." kataku dengan tangis semakin kencang.

Aku menyandarkan punggungku ke tembok. Aku menatap langit-langit kamarku.

"Kalian semua... tidak mengerti... bagaimana rasanya... melihat seseorang yang kau... cintai... bahagia... tapi bersama orang lain... Artinya kamu bukanlah alasan mereka bahagia lagi" ucapku dengan suara yang bergetar.

Mereka semua terlihat ingin menangis.

"Guys. Bisakah kalian memperikan privasi kepadanya" ucap Harry.

Mereka mengangguk kemudian berdiri dan pergi. Harry duduk di sampingku dan merangkulku. Aku menangis di dadanya.

"Semuanya akan baik-baik saja" bisiknya.

"Tidak akan" ucapku.

"Well, mungkin saja bisa. Aku punya rencana agar kau dan Niall bisa kembali lagi" ucapnya.

Aku menatapnya.

"Ide apa yang kau punya dibalik rambut ikalmu itu" ucapku menepuk keningnya.

Ia menyeringai.

"Jadi ini rencanaku ...-" ucapnya.

O. MY. GOD.

Apakah ini akan berhasil? Semoga saja berhasil.


.

.

.

.

(vote nya penting loh wkwk)

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9K 33
Aelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung...
300K 26.9K 74
FIKSI
462K 52.6K 94
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
63.4K 7.2K 18
Keseharian Elio bersama keluarga posesifnya. . . . Si bungsu yang gagal menjadi bungsu namun tetap mendapatkan perlakuan selayaknya bungsu. "MINGGIR...