Sorry GJ, kurang greget, banyak typo dan lainnya mohon di maafkan
~~~~~
2 pasang mata yan melihat tersebut senang namun sekarang panik mengejar Nina yang sudah bablas entah kemana, mereka ialah...Yanuri dan Faishal.
"Rencana kita berhasil, tapi ada kesalahannya."
"Apa vroh?"
"Nina pake sepeda motor."
"Terus?"
"Kita yang berabe."
"Berabe gimana?"
"Ah Yanuri cepetan cabut Nina kalo lagi marah bawa kendaraan sendiri, nyawa jadi taruhannya!!!"
"Udah cabut dulu!!!"
At the Yanuri' s car
Mereka langsung mengejar Nina dengan mobil sport milik Yanuri.
"Gara-gara gebetan lo Nina cemburu."
"Ya baguslah, berarti Nina beneran cinta sama Bagas."
"Ya tapi masalahnya kalo Nina lagi marah terus bawa kendaraan sendiri. Dia kan ratunya racing, pasti pake kecepatan tinggi dan akhirnya lo ngerti."
"Kecelakaan?"
Seketika terdengar bunyi sesuatu yang jatuh
"Bagas", ucap Nina lirih dan seketika pandangannya gelap.
Yanuri dan Faishal segera membawa Nina ke rumah sakit dan menelepon Bagas, Puput, Rahma, kedua orang tua Nina dan Bagas.
At the Rumah Sakit Medika
Keadaan Nina kritis, namun kepalanya tidak apa-apa hanya pelipisnya sedikit sobek, tidak ada pendarah atau gagar otak.
Bagas yang baru datang seketika tubuhnya menegang, rasanya tulang yang ia gunakan untuk menopang tubuh hilang. Tetes demi tetes air matanya turun. Ia menangis dalam diam. Ia merasa telah membohongi Nina.
Bagas duduk sambil memegangi tangan kanan Nina yang terdapat selang infus, air matanya masih turun, sesekali ia mencium tangan kanan Nina.
Sementara itu diluar ruangan ada Ulil, para sahabat Nina dan Bagas, dan kedua orang tua Bagas dan Nina
"Saya cukup sedih dengan peristiwa ini, karena terjadi hal yang tidak kita inginkan. Tapi biarlah semoga ini menjadi pelajaran untuk kita." Kata ayah Bagas
"Bagaimana pun saya bersyukur keadaan Nina tidak terlalu parah, dan maaf untuk nak Ulil. Semua ini bukan salah kamu." Ujar Papa Nina, namun berbeda dengan Ulil dia masih menangis.
"Om, Tante maaf ya. Gara-gara Ulil, Nina jadi gini."
"Sudah ini semua juga bukan keinginan kita tidak apa-apa."
"Benar apa kata Om Demian, Tante juga merasa seperti itu." ujar Mia, Mama Nina
"Jangan merasa bersalah, ini Om yang minta. Om akan cerita ke Nina setelah keadaanya membaik."
"Sekarang Ulil dan lainnya pulang saja, biar kami yang menunggu. Makasih ya nak Yanuri dan Faishal mungkin kalau kalian tidak ikuti, keadaan Nina bisa lebih buruk."
"Iya, Om, Tante", kata Yanuri
"Kita pulang dulu ya, Om, Tante. Mari." sambung Rahma di barengi mereka ber-4
1 minggu kemudian...
Keadaan Nina membaik dia sudah bisa mengkuti UTS susulan. Kedua orang tuanya juga sudah menceritakan semuanya, awalnya Nina marah namun ia akhirnya bersyukur dan berterima kasih pada Ulil.
Berbeda dengan Bagas dirinya masih hancur memikirkan Nina dia merasa bersalah. Pagi ini ia pergi ke luar dengan tujuan menjenguk Nina tapi hatinya ragu untuk pergi kesana, karena terakhir ia bertemu keadaan Nina sudah seperti biasa namun raut wajah dinginnya yang membuat Bagas semakin bersalah.
At the Rumah Sakit Medika
Bagas memasuki ruangan bercat putih, ia melihat cairan infus yang terpasang pada tubuh seorang perempuan yang telah ia sayangi tertidur dengan pulas.
Bagas langsung duduk dan memegang tangan kanan perempuan itu, di pandanginya dengan rasa bersalah. Tiba-tiba datanglah Mama dan Papa Nina yang kelihatannya seperti habis dari luar.
"Lho ada nak Bagas, datengnya udah dari tadi?"
"Nggak, Ma. Barusan aja, Princess udah selesai ulangannya?"
"Udah, sebenarnya dia udah boleh pulang tapi kata dokter masih harus ada yang di periksa secara rutin."
Bagas mengangguk, tak lama papa Nina meminta Bagas untuk menjaga Nina sampai sore.Bagas dengan senang hati mengiyakan, di samping ia mengiyakan ia juga ingin bercengkrama lebih lama dengan Nina.
Setelah Papa dan Mama Nina pulang Bagas kembali duduk ke kursi yang langsung berhadapan dengan ranjang Nina, di benarkannya selimut Nina dan menyelipkan anak rambut ke telinga Nina.
Tak lama Nina menggeliat dan membuka matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya di lihat nya seseorang yang di sampingnya dengan cemas.
"Ngapain kesini?" Suara parau khas orang tidur dengan tatapan dingin tertuju ke arah Bagas.
Dengan senyum yang cerah Bagas menjawab ingin menjenguk Nina, Nina diam merespon kalimat tersebut sambil mengalihkan wajahnya ke jendela ruangan tersebut.
Nina ingat harus memainkan perannya namun ia tidak tega karena kecelakaan yang antara salah ia atau orang yang di hadapannya saat ini, Bagas.
Flasback on
2 jam setelah kepulangan Rahma, Puput, Yanuri, Faishal dan Ulil. Nina terbangun, dilihatnya 4 wajah paruh baya yang cemas berada di samping tempat tidurnya, mereka kedua orang tua Bagas dan orang tuanya.
Ia meringis pelan saat memegang kepala bagian kirinya yang terdapan tempelan kasa serta hansaplas. Tak lama Mamanya menyuruh Nina agar bersender ditempat tidur dan memakan bubur ayam yang di bawakan perawat siang tadi.
Nina patuh dan segera memakan bubur tersebut terlihat Papanya dan Papa Bagas tengah berbincang bincang begitu juga Mamanya, tak lama kedua orang tua Bagas izin pulang.
"Sayang kepala kamu masih pusing?"
"Nggak terlalu Ma."
"Kita mau cerita tentang kejadian tadi Mama harap kamu jangan memotong pembicaraan dulu."
"Jadi gini sayang maafin Papa, Mama, orang tua Bagas."
"Kenapa Mama, Papa, orang tua Bagas yang minta maaf? Kok gak cewek itu?"
"Ulil udah minta maaf sama kamu, tapi kamu masih tidur."
"Oh iya cewek itu namanya Ulil." kata Nina cuek.
"Dia temannya Bagas yang udah lama ngejar Bagas." sambung Mama Nina.
"Terus?"
"Kita minta maaf, kita yang nyuruh Ulil sama sahabat kamu dan Bagas buat ngetest seberapa besar kalian jatuh cinta."
"Tapi kita semua lupa kalo kamu lagi marah bakal kebut-kebutan yang akhirnya jadi kaya gini."
"Dan semua yang dibilang sama Mama udah terjadi."
"Mama mohon kamu maafin kita semua." Nina pun diam dan mengangguk pelan.
"Papa juga tau perasaan kamu merasa di bohongi tapi selama 2 jam tadi Bagas gelisah sekali melihat kondisi kamu kaya gini papa minta supaya kamu maafin Bagas"
"Sebagai gantinya coba kamu abaiin Bagas aja beberapa hari."
"Nggak Pa, kasihan Prince."
"Ya terserahsih, Papa cuma nyaranin biar kamu tau seberapa tulus is cinta sama kamu."
Setiap hari Bagas menjenguknya membawa bunga ato buah-buahan Nina selalu menabaikannya, alih-alih menjawab sapaan atau pertanyaan, melihat Bagas Nina enggan. Dalam hati Nina berkecamuk antara senang atau kasihan.
Flasback off
Deheman Bagas mengurangi suasana canggung yang sudah tercipta selam 10 yang lalu.
"Keadaan kamu gimana?"
"Mendingan"
Akhirnya Princess gue udah mau bicara sama gue selama 1 minggu, batin Bagas
Mungkin sekarang waktunya aku udah in peran nyuekin Prince Bagas, batin Nina
"Maafin aku nces, yang udah mbohongi kamu"
"Seharusnya aku yang minta maaf ke kamu. Semua udah nyeritaan kejadiannya kata Papa semua, mereka ngelakuin mau ketulusan cinta kita."
Bagas segera memeluk Nina, memeluknya dengan erat dan menyudahinya.
"Dan sekarang udah taukan kalo kita mencintai setulus hati kita masing masing, pokoknya nanti pulang dari rumah sakit anterin aku pulang. Terus besok pagi juga kamu harus anterin aku ke sekolah."
"Yes, with my pleasure."
"Bawel deh, kamu nggak ngucapin sampai jumpa gitu sama Ulil?"
"Nggak nanti kamu jealous."
"Gpp nanti kalo aku jealous terus kecelakaan nanti aku di perhatiin sama kamu", kata Nina diselingi dengan tawa khasnya, kemudian mereka tertawa lepas bersama hingga sore.
11 Juni 2020 (ngawur aja)
Setelah kejadian 2 minggu yang lalu, hari ini Nina dan Bagas sedang melakukan pertunangan dan dihadiri oleh para sahabat dan kerabat dekat mereka.
To Be Continue...
FRAnina23, 11 Juni 2016
Revisi FRAnina, 17 April 2018